Dokumen tersebut merupakan Kode Etik Jurnalistik yang menjelaskan prinsip-prinsip dasar kemerdekaan pers, hak dan tanggung jawab wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistik secara profesional dan independen, serta pedoman dalam melaporkan berita agar akurat, berimbang, dan tidak merugikan pihak lain.
Kode etik jurnalistik menjelaskan aturan-aturan yang harus dipatuhi wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Aturan-aturan tersebut mencakup prinsip independensi, akurasi, keseimbangan, kerahasiaan sumber, larangan pemberitaan bohong dan fitnah, serta hak jawab koreksi. Pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi oleh organisasi wartawan atau perusahaan media.
1. Pemberitaan kasus Antasari oleh TV swasta dinilai melanggar kode etik jurnalistik karena hanya menggunakan satu sudut pandang dan sumber sekunder.
2. Pasal 3 tentang kewajiban menguji informasi, memberitakan secara berimbang, dan menerapkan asas praduga tak bersalah dilanggar.
3. Kasus lain terjadi di Surabaya dimana seorang wartawan mencantumkan wawancara palsu untuk meyakinkan publik
1. Wartawan dapat melakukan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dengan membuat berita tanpa sumber yang jelas atau fiktif, serta mengungkap identitas dan foto korban kejahatan susila anak-anak yang seharusnya dilindungi privasinya.
2. Tidak memahami makna "off the record" dari narasumber dan menyiarkan informasi yang seharusnya bersifat rahasia, serta gagal memperhatikan kredibilitas sum
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang pers dan kode etik jurnalistik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, kode etik jurnalistik, dan contoh soal ujian terbuka mengenai regulasi pers di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang norma etika dan kasus pers. Secara garis besar membahas tentang kemerdekaan pers, peran pers dalam HAM, tanggung jawab media dan wartawan, serta batasan kebebasan pers seperti hak privasi orang lain dan larangan fitnah. Dokumen ini juga membahas tentang Kode Etik Jurnalistik yang mengatur cara kerja wartawan secara profesional dan independen.
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)DPK GmnI FISIP Undip
Dokumen tersebut membahas tentang kebebasan pers, yang didefinisikan sebagai hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi. Fungsi kebebasan pers adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan sebagai pengawas. Pers yang bebas harus berpedoman pada kode etik jurnalistik seperti independen, akurat, berimbang, serta tidak membuat berita bohong.
Dokumen tersebut menetapkan Kode Etik Jurnalistik baru yang berlaku secara nasional untuk menjamin kemerdekaan pers dan hak publik untuk memperoleh informasi yang benar serta menegakkan integritas dan profesionalisme wartawan. Kode etik tersebut ditandatangani oleh 21 organisasi wartawan dan perusahaan pers Indonesia.
Kode etik jurnalistik menjelaskan aturan-aturan yang harus dipatuhi wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Aturan-aturan tersebut mencakup prinsip independensi, akurasi, keseimbangan, kerahasiaan sumber, larangan pemberitaan bohong dan fitnah, serta hak jawab koreksi. Pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi oleh organisasi wartawan atau perusahaan media.
1. Pemberitaan kasus Antasari oleh TV swasta dinilai melanggar kode etik jurnalistik karena hanya menggunakan satu sudut pandang dan sumber sekunder.
2. Pasal 3 tentang kewajiban menguji informasi, memberitakan secara berimbang, dan menerapkan asas praduga tak bersalah dilanggar.
3. Kasus lain terjadi di Surabaya dimana seorang wartawan mencantumkan wawancara palsu untuk meyakinkan publik
1. Wartawan dapat melakukan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dengan membuat berita tanpa sumber yang jelas atau fiktif, serta mengungkap identitas dan foto korban kejahatan susila anak-anak yang seharusnya dilindungi privasinya.
2. Tidak memahami makna "off the record" dari narasumber dan menyiarkan informasi yang seharusnya bersifat rahasia, serta gagal memperhatikan kredibilitas sum
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang pers dan kode etik jurnalistik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, kode etik jurnalistik, dan contoh soal ujian terbuka mengenai regulasi pers di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang norma etika dan kasus pers. Secara garis besar membahas tentang kemerdekaan pers, peran pers dalam HAM, tanggung jawab media dan wartawan, serta batasan kebebasan pers seperti hak privasi orang lain dan larangan fitnah. Dokumen ini juga membahas tentang Kode Etik Jurnalistik yang mengatur cara kerja wartawan secara profesional dan independen.
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)DPK GmnI FISIP Undip
Dokumen tersebut membahas tentang kebebasan pers, yang didefinisikan sebagai hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi. Fungsi kebebasan pers adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan sebagai pengawas. Pers yang bebas harus berpedoman pada kode etik jurnalistik seperti independen, akurat, berimbang, serta tidak membuat berita bohong.
Dokumen tersebut menetapkan Kode Etik Jurnalistik baru yang berlaku secara nasional untuk menjamin kemerdekaan pers dan hak publik untuk memperoleh informasi yang benar serta menegakkan integritas dan profesionalisme wartawan. Kode etik tersebut ditandatangani oleh 21 organisasi wartawan dan perusahaan pers Indonesia.
Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan aturan moral yang mengatur perilaku wartawan dalam menjalankan profesinya secara independen, berimbang, dan bertanggung jawab. Kode ini telah berkembang sejak dibentuknya organisasi wartawan pertama di Indonesia hingga diberlakukannya undang-undang pers yang memperbolehkan wartawan memilih organisasinya sendiri.
Undang-undang ini mengatur tentang pers di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah menjamin kemerdekaan pers sebagai hak asasi, mengatur fungsi, hak, dan kewajiban pers nasional, pembentukan Dewan Pers untuk mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik, serta ketentuan pidana bagi pelanggaran undang-undang ini.
Ini ringkasan buku "The Elements of Journalism" karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001), lebih banyak gambar dari file terdahulu.
Pada 2007, Kovach dan Rosenstiel bikin update dan revisi dimana mereka tambah satu elemen pada sembilan elemen jurnalisme. Ia menerangkan peranan warga dalam jurnalisme, terutama lewat media sosial. Jumlahnya jadi 10 elemen.
Pada 2014, versi ketiga terbit dengan data-data aktual.
Pada 2021, versi keempat terbit dengan kata pengantar baru. Versi keempat ada data soal Presiden Donald Trump, semacam binatang politik yang dua dekade lalu Kovach dan Rosenstiel, kuatir akan muncul di Amerika Serikat, bila jurnalismenya tak diperbaiki. Versi keempat juga bicara soal tanggungjawab netizen dalam memakai Twitter, Facebook, YouTube, Instagram dst.
Rabu materi bab 1 ppkn sma kelas xii smt 1 pelanggaran hak dan pengingkaran k...RiyanAdita
Dokumen tersebut membahas tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, serta upaya pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan pelanggaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang jurnalistik penyiaran. Secara singkat, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan berita untuk diproduksi melalui media massa cetak dan elektronik. Tugas jurnalistik meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian informasi kepada masyarakat. Seorang jurnalis harus memiliki kemampuan tertentu dan mentaati kode etik serta undang-undang terkait untuk melaksanakan tugasnya
Dokumen tersebut membahas tentang rambu-rambu jurnalistik di Indonesia yang mencakup undang-undang, kode etik, dan delik pers. Terdapat 3 undang-undang utama yakni UU Pers, UU Penyiaran, dan Kode Etik Jurnalistik yang mengatur batasan pemberitaan serta hak jawab dan koreksi. Dokumen juga menjelaskan tentang delik aduan, delik biasa, serta pentingnya menyebutkan sumber berita.
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaBahana Mahasiswa
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar jurnalistik yang meliputi pentingnya menulis untuk keabadian, unsur-unsur berita yang baik seperti lengkap, berimbang, faktual, akurat, ringkas, hangat dan bijaksana, serta lima elemen utama berita (5W1H). Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar jurnalisme seperti kewajiban untuk mencari kebenaran dan loyalitas kepada masyarakat
UU ini mengatur tentang pers di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah:
1. Menetapkan kebebasan pers sebagai hak asasi warga negara
2. Mengatur fungsi, hak, dan kewajiban pers serta larangan penyensoran dan pembredelan
3. Membentuk Dewan Pers untuk mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik
Dokumen tersebut membahas kode etik jurnalistik, termasuk pentingnya akurasi informasi, independensi dari sumber berita, dan ketentuan penggunaan sumber anonim seperti keselamatan sumber dan integritas informasi yang disediakan.
Makalah ini membahas tentang kewajiban dan perlindungan wartawan dalam hukum pers di Indonesia. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan bahwa wartawan memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum pers dan kode etik jurnalistik serta mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya. Makalah ini juga membahas tentang pembentukan Dewan Pers untuk melindungi kemerdekaan pers.
Dokumen tersebut membahas tentang peranan pers dalam masyarakat demokratis, meliputi pengertian dan fungsi pers, perkembangan pers di Indonesia, pers yang bebas dan bertanggung jawab, serta dampak penyalahgunaan kebebasan pers. Pers diharapkan dapat menyebarkan informasi secara jujur dan seimbang guna mendukung terciptanya masyarakat demokratis.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Materi yang dibahas meliputi hak dan kewajiban warga negara Indonesia, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, serta penanganannya. Tujuan pembelajaran mencakup penguatan karakter, video tentang pelanggaran hak, serta prosedur pengaduan pelanggaran hak.
Dokumen tersebut membahas tentang substansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam Pancasila, kasus pelanggaran HAM, dan upaya penegakan HAM di Indonesia. Pancasila menjamin HAM melalui nilai-nilai dasar, instrumental, dan praktisnya. Pelanggaran HAM disebabkan faktor internal dan eksternal, seperti penyalahgunaan kekuasaan. Upaya pemerintah dalam penegakan HAM meliputi pembentukan Komnas HAM dan pengad
Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan aturan moral yang mengatur perilaku wartawan dalam menjalankan profesinya secara independen, berimbang, dan bertanggung jawab. Kode ini telah berkembang sejak dibentuknya organisasi wartawan pertama di Indonesia hingga diberlakukannya undang-undang pers yang memperbolehkan wartawan memilih organisasinya sendiri.
Undang-undang ini mengatur tentang pers di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah menjamin kemerdekaan pers sebagai hak asasi, mengatur fungsi, hak, dan kewajiban pers nasional, pembentukan Dewan Pers untuk mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik, serta ketentuan pidana bagi pelanggaran undang-undang ini.
Ini ringkasan buku "The Elements of Journalism" karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001), lebih banyak gambar dari file terdahulu.
Pada 2007, Kovach dan Rosenstiel bikin update dan revisi dimana mereka tambah satu elemen pada sembilan elemen jurnalisme. Ia menerangkan peranan warga dalam jurnalisme, terutama lewat media sosial. Jumlahnya jadi 10 elemen.
Pada 2014, versi ketiga terbit dengan data-data aktual.
Pada 2021, versi keempat terbit dengan kata pengantar baru. Versi keempat ada data soal Presiden Donald Trump, semacam binatang politik yang dua dekade lalu Kovach dan Rosenstiel, kuatir akan muncul di Amerika Serikat, bila jurnalismenya tak diperbaiki. Versi keempat juga bicara soal tanggungjawab netizen dalam memakai Twitter, Facebook, YouTube, Instagram dst.
Rabu materi bab 1 ppkn sma kelas xii smt 1 pelanggaran hak dan pengingkaran k...RiyanAdita
Dokumen tersebut membahas tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, serta upaya pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan pelanggaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang jurnalistik penyiaran. Secara singkat, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan berita untuk diproduksi melalui media massa cetak dan elektronik. Tugas jurnalistik meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian informasi kepada masyarakat. Seorang jurnalis harus memiliki kemampuan tertentu dan mentaati kode etik serta undang-undang terkait untuk melaksanakan tugasnya
Dokumen tersebut membahas tentang rambu-rambu jurnalistik di Indonesia yang mencakup undang-undang, kode etik, dan delik pers. Terdapat 3 undang-undang utama yakni UU Pers, UU Penyiaran, dan Kode Etik Jurnalistik yang mengatur batasan pemberitaan serta hak jawab dan koreksi. Dokumen juga menjelaskan tentang delik aduan, delik biasa, serta pentingnya menyebutkan sumber berita.
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaBahana Mahasiswa
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar jurnalistik yang meliputi pentingnya menulis untuk keabadian, unsur-unsur berita yang baik seperti lengkap, berimbang, faktual, akurat, ringkas, hangat dan bijaksana, serta lima elemen utama berita (5W1H). Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar jurnalisme seperti kewajiban untuk mencari kebenaran dan loyalitas kepada masyarakat
UU ini mengatur tentang pers di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah:
1. Menetapkan kebebasan pers sebagai hak asasi warga negara
2. Mengatur fungsi, hak, dan kewajiban pers serta larangan penyensoran dan pembredelan
3. Membentuk Dewan Pers untuk mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik
Dokumen tersebut membahas kode etik jurnalistik, termasuk pentingnya akurasi informasi, independensi dari sumber berita, dan ketentuan penggunaan sumber anonim seperti keselamatan sumber dan integritas informasi yang disediakan.
Makalah ini membahas tentang kewajiban dan perlindungan wartawan dalam hukum pers di Indonesia. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan bahwa wartawan memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum pers dan kode etik jurnalistik serta mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya. Makalah ini juga membahas tentang pembentukan Dewan Pers untuk melindungi kemerdekaan pers.
Dokumen tersebut membahas tentang peranan pers dalam masyarakat demokratis, meliputi pengertian dan fungsi pers, perkembangan pers di Indonesia, pers yang bebas dan bertanggung jawab, serta dampak penyalahgunaan kebebasan pers. Pers diharapkan dapat menyebarkan informasi secara jujur dan seimbang guna mendukung terciptanya masyarakat demokratis.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Materi yang dibahas meliputi hak dan kewajiban warga negara Indonesia, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, serta penanganannya. Tujuan pembelajaran mencakup penguatan karakter, video tentang pelanggaran hak, serta prosedur pengaduan pelanggaran hak.
Dokumen tersebut membahas tentang substansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam Pancasila, kasus pelanggaran HAM, dan upaya penegakan HAM di Indonesia. Pancasila menjamin HAM melalui nilai-nilai dasar, instrumental, dan praktisnya. Pelanggaran HAM disebabkan faktor internal dan eksternal, seperti penyalahgunaan kekuasaan. Upaya pemerintah dalam penegakan HAM meliputi pembentukan Komnas HAM dan pengad
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
2. •Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers
adalah hak asasi manusia yang dilindungi
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB.
3. •Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk
memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna
memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.
4. • Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga
menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial,
keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.
5. •Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan
peranannya, pers menghormati hak asasi setiap
orang, karena itu pers dituntut professional dan
terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
6. •Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak
publik untuk memperoleh informasi yang benar,
wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan
etika profesi sebagai pedoman operasional dalam
menjaga kepercayaan publik
7. •dan menegakkan integritas serta profesionalisme.
Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan
menaati Kode Etik Jurnalistik:
8. • Pasal 1
• Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk.
9. • Penafsiran
• a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati tanpa campur tangan,
paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
10. • b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
• c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
• d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian
pihak lain.
11. • Pasal 1
• Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk.
12. • Pasal 2
• Wartawan Indonesia menempuh cara-cara profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
13. • Penafsiran
• Cara-cara yang profesional adalah: a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber. b. Menghormati hak
privasi. c. Tidak menyuap.
• d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya.
14. • e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan
tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.
• f. Menghormati pengalaman traumatic narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara.
15. • g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri.
• h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi
kepentingan publik.
16. • Pasal 3
• Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan
opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
17. • Penafsiran
• a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
• b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara
proporsional.
18. • c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretative,
yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
• d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
19. • Pasal 4 Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
20. • Penafsiran
• a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai
dengan fakta yang terjadi.
• b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
• c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
21. • c. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan
yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
• d. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
22. • Pasal 5
• Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan
identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
23. • Penafsiran
• a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain
untuk melacak.
• b. Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
24. • Pasal 6
• Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
25. • Penafsiran
• a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang
diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
• b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi
independensi.
26. • Pasal 7
• Wartawan Indonesia memiliki haktolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas
maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan "off the record" sesuai
dengan kesepakatan.
27. • Penafsiran
• a. Hak tolak adalah hak untuk tidak mengung- kapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan
narasumber dan keluarganya. b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan
permintaan narasumber.
28. • c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau
diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya. d. "Off the record" adalah segala informasi atau data dari
narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
29. • Pasal 8
• Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang
atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan
martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
30. • Penafsiran
• a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
• b. Diskriminasi adalah perbedaan perlakuan.
31. • Pasal 9
• Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
32. • Penafsiran
• a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
• b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan
kepentingan publik.
33. • Pasal 10
• Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
34. • Penafsiran
• a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari
pihak luar.
• b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
35. • Pasal 11
• Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
36. • Penafsiran
• a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
37. • b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers,
baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
• c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
38. • Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh Dewan Pers.
• Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers.
• Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006