Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan virus Ebola sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan mengatur upaya pencegahan dan penanggulangannya, meliputi surveilans ketat di pintu masuk, penyiapan rumah sakit dan laboratorium rujukan, serta koordinasi antar instansi untuk mencegah masuknya virus Ebola ke Indonesia.
Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-4/MBU/04/2020JalinKrakatau
Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-4/MBU/04/2020 tentang Larangan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah Dan/Atau Kegiatan Mudik Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PPDitjen P2P
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2349 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-4/MBU/04/2020JalinKrakatau
Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-4/MBU/04/2020 tentang Larangan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah Dan/Atau Kegiatan Mudik Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PPDitjen P2P
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2349 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014
TENTANG
PENYAKIT VIRUS EBOLA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT
MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka antisipasi penyebaran
penyakit virus ebola sebagai penyakit menular
potensial wabah yang dapat mengakibatkan
kedaruratan kesehatan masyarakat di Indonesia,
perlu dilakukan upaya peningkatan
kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, serta tindakan
antisipasi pencegahan dan penanggulangannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penyakit
Virus Ebola Sebagai Penyakit yang dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang
Karantina Laut (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1962 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2373);
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang
Karantina Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2374);
3. Undang-Undang …
2. - 2 -
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara
Nomor 3273);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir diubah dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4956);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 5063);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991
tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
10. Peraturan …
3. - 3 -
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor
2348/Menkes/Per/IX/2011;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1113);
MEMUTUSKAN …
4. - 4 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENYAKIT VIRUS EBOLA SEBAGAI PENYAKIT YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA
PENANGGULANGANNYA.
KESATU : Menetapkan bahwa Penyakit Virus Ebola sebagai
Penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
KEDUA : Upaya peningkatan kewaspadaan dini, kesiapsiagaan,
serta tindakan antisipasi pencegahan dan
penanggulangan Penyakit Virus Ebola meliputi:
a. melakukan komunikasi risiko dan promosi
kesehatan kepada masyarakat secara berkala
melalui media;
b. melakukan surveilans ketat di pintu masuk negara
dan wilayah;
c. penyiapan laboratorium rujukan;
d. penyiapan dan pengkoordinasian rumah singgah
untuk obervasi kasus suspek dalam masa
inkubasi;
e. penyiapan rumah sakit rujukan;
f. penyiapan pelayanan kesehatan haji di seluruh
embarkasi /debarkasi haji pada musim haji;
g. memberikan pembekalan kepada seluruh petugas
kesehatan haji dalam menghadapi penyakit virus
Ebola;
h. meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas
sektor; dan
i. meningkatkan komunikasi internasional melalui
WHO serta jejaring regional dan global lain.
KETIGA : Upaya sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KEEMPAT …
5. - 5 -
KEEMPAT : Dalam melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud
pada Diktum Kedua, Menteri dapat menetapkan Tim
Nasional Penanggulangan Penyakit Virus Ebola dan
rumah sakit rujukan.
KELIMA : Dalam rangka mencegah masuknya penyakit virus
Ebola ke wilayah Indonesia seluruh unit utama di
lingkungan Kementerian Kesehatan melakukan
komunikasi intensif dengan para pihak yang
berkepentingan, baik di pusat maupun daerah, sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
KEENAM : Segala bentuk pembiayaan dalam rangka upaya
peningkatan kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, serta
tindakan antisipasi pencegahan dan penanggulangan
penyakit virus Ebola dibebankan pada DIPA
Kementerian Kesehatan serta sumber dana lain yang
sah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KETUJUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI