SlideShare a Scribd company logo
DINAS
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
DEFINISI
01
Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah
di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan
dan pengembangan urusan kesehatan.
Dinkes membaginya ke dalam beberapa seksi. Salah satu seksi
tersebut adalah Seksi Kesehatan Dasar. Seksi Kesehatan Dasar adalah
seksi yang ada di Dinkes yang mempunyai tugas yaitu mengelola
pelayanan kesehatan dasar skala kota.
02
TUJUAN
Untuk mencapai tujuan kesehatan dasar, Dinkes menggunakan
Standar Pelayanan Minimal yang telah dibuat oleh Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Penggunaan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) di dalam Pelayanan Kesehatan Dasar digunakan
sebagai tolak ukur dalam mencapai kebutuhan kesehatan
masyarakat Indonesia.
Salah satu upaya pemerintah dalam usaha peningkatan derajat
kesehatan meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif serta
rehabilitatif. Dan memperoleh gambaran tentang kegiatan terkait
kefarmasian dan tugas pokok serta fungsi Apoteker di Dinas
Kesehatan.
VISI MISI
03
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 267/Menkes/SK/III/2008
penjabaran visi dan misi harus mempunyai 4 strategi utama
(Grand Design)
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
3. Meningkatkan survailans, monitoring dan informasi
kesehatan.
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang
warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban,
keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
1. Menjadikan kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas
melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan
memanusiakan.
2. Menjadikan kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui
terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan
pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan
infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan
pengelolaan tata ruang.
3. Menjadikan tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi,
melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga,
secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
04
Tugas & Fungsi
Tugas
Dinas kesehatan Provinsi mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.
Dinas kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas
membantu Bupati/Wali Kota melaksanakan Urusan
Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada
Daerah Kabupaten/Kota.
Fungsi
1. Pelayanan perizinan tenaga kefarmasian
2. Pelayanan penerbitan izin sarana kesehatan.
3. Pengelolaan perbekalan kesehatan
KEGIATAN
KEFARMASIAN
05
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian dan Permenkes
No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin praktik,
dan izin kerja tenaga kefarmasian, setiap tenaga
kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian
bekerja.
Surat izin tersebut berupa :
1. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan
kefarmasian;
2. Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) bagi Apoteker yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitasi produksi atau
fasilitas distribusi/penyaluran; atau
3. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) bagi
tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pekerjaan
kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
Pedagang Eceran Obat (Toko Obat)
Untuk mendirikan pedagang eceran obat, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pemohon, diantaranya memiliki bagunan, sarana dan fasilitas yang lengkap, papan nama
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persyaratan lain yang harus dipenuhi
pedagang eceran obat untuk mendirikan toko obat antara lain :
a. Surat permohonan
b. Fotokopi KTP pemohon / pemilik toko obat
c. Akta pendirian perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang disahkan
terdaftar pada Menkem HAM.
d. Gambar denah lokasi tempat usaha dan denah ruangan (toko)
e. Fotokopi ijazah dan SIKTTK
Apotek
a. Lokasi dan Tempat
Lokasi usaha apotek pada umumnya adalah mudah diakses oleh masyarakat, keamanan
lingkungan, ada atau tidaknya apotek lain.
b. Bangunan
Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat drai bahan yang memadai dan memuat
nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek (APA),nomor SIA, dan alamat apotek.
c. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan yang harus tersedia di apotek adalah :
- Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan, seperti timbangan, mortar, dan gelas ukur.
- Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat dan lemari
pendingin.
- Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan,
untuk mendapatkan izin usaha cabang penyalur alat kesehatan harus
diajukan permohonan yang mengikuti tata cara perizinan. Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Berbentuk badan hukum yang telah memperoleh izin usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Memiliki penanggung jawab teknis yang bekerja penuh dengan
pendidikan yang sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang
berlaku
Perizinan Pangan
Industri Rumah Tangga (PIRT)
SPP-IRT diberikan setelah Industri Rumah Tangga (IRT)
memenuhi persyaratan dengan membuktikan :
1. Surat Penyuluhan Keamanan Pangan
2. Hasil Rekomendasi Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Indutri Rumah Tangga.
Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah usaha yang
membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan
effervescens.
Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UMOT adalah usaha yang
hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat
luar dan rajangan.
Persyaratan izin UMOT terdiri dari :
- Surat permohonan;
- Fotokopi akta pendirian bahan usaha perorangan yang sah sesuai ketententuan
peraturan perundang-undangan;
- Susunan Direksi/ Pengurus dan Komisaris/ Badan Pengawas dalam hal permohonan
bukan perseorangan;
Perizinan Usaha Obat Tradisional
07
Pengelolaan Perbekalan
Kesehatan
1. Perencanaan
Proses perencanaan pengadaan obat diawali dengan kompilasi data
yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi farmasi
Kabupaten/Kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan
menggunakan teknik-teknik perhitungan tertentu.
2. pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan dan disetujui, pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
3. Pemeriksaan dan Penerimaan
Pemeriksaan dan penerimaan merupakan salah satu kegiatan
pengadaan agar obat yang diterima sesuai denga jenis, jumlah dan
mutunya berdasarkan dokumen yang menyertainya dilakukan oleh
panitia penerima yang salah satu anggotanya adalah tenaga farmasi
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat.
5. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik
yang dapat merusak mutu obat.
6. Pendistribusian
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin
keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan
kesehatan.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Dinas Kesehatan merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang diterima, disimpan
dan didistribusikan maupun yang digunakan di puskesmas dan unit pelayanan kesehatan
lainnya. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang diberikan kepada pihak
yang berkepentingan. Tujuan dari pencatatan dan pelaporan untuk mengetahui
tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/
pengunaan obat.
8. Penghapusan / Pemusnahan
Pemusnahan adalah rangkaian kegiatan pemusnahan sediaan farmasi
dalam rangka pembebasab barang milik / kekayaan negara ini tanggung jawab
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
06
Struktur
Organisasi
Dinas Kesehatan
07
Sarana dan prasarana
Ruang tunggu
Meja pelayanan
Sarana dan prasarana khusus
Gudang obat dinas kesehatan
Transportasi dinas kesehatan
Toilet
Area parkir
Ruang menyusui
Mushola
Kotak saran
Kelompok 3 Dinas Kesehatan.pptx

More Related Content

Similar to Kelompok 3 Dinas Kesehatan.pptx

Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Sainal Edi Kamal
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
izzatulsyarly
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
rizrikaamalia
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
DayarniBulolo
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
pramudyawardhana2
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
JuliRita2
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
ickamooduto
 
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
Shintapermata9
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
Andi Ditha J
 
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdfAnnida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
ssuserbb0b09
 
PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015
IndiSusanti
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
Isna Ningsih
 
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docxSTUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
ameetria
 
Permenkes 74 tahun 2016
Permenkes  74 tahun 2016Permenkes  74 tahun 2016
Permenkes 74 tahun 2016
HelenWidaya
 
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOEDLaporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOEDMitha Lidya
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
EcaKenken
 
cdakb terbaru.pdf
cdakb terbaru.pdfcdakb terbaru.pdf
cdakb terbaru.pdf
IhdinaAulia1
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011ADIJM
 
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Nusdianto Triakoso
 

Similar to Kelompok 3 Dinas Kesehatan.pptx (20)

Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 (1).pdf
 
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdfPermenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.pdf
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
 
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
247939801-pelayanan-Kefarmasian-Di-Puskesmas.pptx
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
 
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdfAnnida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
 
PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docxSTUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
STUDI KELAYAKAN APOTEK MENTARI.docx
 
Permenkes 74 tahun 2016
Permenkes  74 tahun 2016Permenkes  74 tahun 2016
Permenkes 74 tahun 2016
 
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOEDLaporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
Laporan praktek belajar lapangan farmasi UNSOED
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
 
cdakb terbaru.pdf
cdakb terbaru.pdfcdakb terbaru.pdf
cdakb terbaru.pdf
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
Penjelasan pkrt
Penjelasan pkrtPenjelasan pkrt
Penjelasan pkrt
 
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
 

Recently uploaded

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (19)

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Kelompok 3 Dinas Kesehatan.pptx

  • 4. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan urusan kesehatan. Dinkes membaginya ke dalam beberapa seksi. Salah satu seksi tersebut adalah Seksi Kesehatan Dasar. Seksi Kesehatan Dasar adalah seksi yang ada di Dinkes yang mempunyai tugas yaitu mengelola pelayanan kesehatan dasar skala kota.
  • 6. Untuk mencapai tujuan kesehatan dasar, Dinkes menggunakan Standar Pelayanan Minimal yang telah dibuat oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penggunaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di dalam Pelayanan Kesehatan Dasar digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam usaha peningkatan derajat kesehatan meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif. Dan memperoleh gambaran tentang kegiatan terkait kefarmasian dan tugas pokok serta fungsi Apoteker di Dinas Kesehatan.
  • 8. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 267/Menkes/SK/III/2008 penjabaran visi dan misi harus mempunyai 4 strategi utama (Grand Design) 1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. 3. Meningkatkan survailans, monitoring dan informasi kesehatan. 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
  • 9. Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
  • 10. 1. Menjadikan kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan. 2. Menjadikan kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang. 3. Menjadikan tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
  • 12. Tugas Dinas kesehatan Provinsi mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi. Dinas kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas membantu Bupati/Wali Kota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah Kabupaten/Kota.
  • 13. Fungsi 1. Pelayanan perizinan tenaga kefarmasian 2. Pelayanan penerbitan izin sarana kesehatan. 3. Pengelolaan perbekalan kesehatan
  • 15. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian dan Permenkes No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja.
  • 16. Surat izin tersebut berupa : 1. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian; 2. Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitasi produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran; atau 3. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) bagi tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
  • 17. Pedagang Eceran Obat (Toko Obat) Untuk mendirikan pedagang eceran obat, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon, diantaranya memiliki bagunan, sarana dan fasilitas yang lengkap, papan nama yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persyaratan lain yang harus dipenuhi pedagang eceran obat untuk mendirikan toko obat antara lain : a. Surat permohonan b. Fotokopi KTP pemohon / pemilik toko obat c. Akta pendirian perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang disahkan terdaftar pada Menkem HAM. d. Gambar denah lokasi tempat usaha dan denah ruangan (toko) e. Fotokopi ijazah dan SIKTTK
  • 18. Apotek a. Lokasi dan Tempat Lokasi usaha apotek pada umumnya adalah mudah diakses oleh masyarakat, keamanan lingkungan, ada atau tidaknya apotek lain. b. Bangunan Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat drai bahan yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek (APA),nomor SIA, dan alamat apotek. c. Perlengkapan Apotek Perlengkapan yang harus tersedia di apotek adalah : - Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan, seperti timbangan, mortar, dan gelas ukur. - Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat dan lemari pendingin. - Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.
  • 19. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan, untuk mendapatkan izin usaha cabang penyalur alat kesehatan harus diajukan permohonan yang mengikuti tata cara perizinan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut : 1. Berbentuk badan hukum yang telah memperoleh izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. 2. Memiliki penanggung jawab teknis yang bekerja penuh dengan pendidikan yang sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku
  • 20. Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) SPP-IRT diberikan setelah Industri Rumah Tangga (IRT) memenuhi persyaratan dengan membuktikan : 1. Surat Penyuluhan Keamanan Pangan 2. Hasil Rekomendasi Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Indutri Rumah Tangga.
  • 21. Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan effervescens. Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UMOT adalah usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar dan rajangan. Persyaratan izin UMOT terdiri dari : - Surat permohonan; - Fotokopi akta pendirian bahan usaha perorangan yang sah sesuai ketententuan peraturan perundang-undangan; - Susunan Direksi/ Pengurus dan Komisaris/ Badan Pengawas dalam hal permohonan bukan perseorangan; Perizinan Usaha Obat Tradisional
  • 23. 1. Perencanaan Proses perencanaan pengadaan obat diawali dengan kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi farmasi Kabupaten/Kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan tertentu. 2. pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
  • 24. 3. Pemeriksaan dan Penerimaan Pemeriksaan dan penerimaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang diterima sesuai denga jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan dokumen yang menyertainya dilakukan oleh panitia penerima yang salah satu anggotanya adalah tenaga farmasi 4. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
  • 25. 5. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. 6. Pendistribusian Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan kesehatan.
  • 26. 7. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan data obat di Dinas Kesehatan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang diterima, disimpan dan didistribusikan maupun yang digunakan di puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang diberikan kepada pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pencatatan dan pelaporan untuk mengetahui tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/ pengunaan obat. 8. Penghapusan / Pemusnahan Pemusnahan adalah rangkaian kegiatan pemusnahan sediaan farmasi dalam rangka pembebasab barang milik / kekayaan negara ini tanggung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
  • 28.
  • 33. Gudang obat dinas kesehatan