SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
Terdapat beberapa bukaan di bagian atas‟tabung‟ Gedung De Majestic yang berfungsi
memberikan penerangan ke lobby. Selain itu diterapkan pula beberapa jendela di fasad
kiri, kanan, baik di atas maupun bawah yang semuanya menggunakan kusen yang diberi
profil sebagai variasi atau penghias jendela
EXISTING
TAMPAK DEPAN PERSPEKTIF KANAN
PERSPEKTIF KIRI
Gambar 2.1
Sumber :KITLV 181214
Bangunan ini dirancang oleh biro arsitek milik Schoemaker bersaudara dan dibangun pada tahun 1922.
Sejak awal dibangun De Majestic sudah difungsikan sebagai gedung bioskop dan bertahan sampai akhir abad ke-20.
Pada awal berdirinya, bioskop ini mengambil nama sama seperti bangunan yang ada di sebelah selatannya, yaitu Condordia Bioscoop, adapun
nama Majestic Theatre mulai diperkenalkan sebagai nama pengganti gedung bioskop tersebut pada tahun 1937.
Pada masa Hindia Belanda, bioskop ini terkenal sebagai salah satu bioskop untuk kalangan atas di Bandung.
Pada tahun 2002, Bioskop Majestic direvitalisasi menjadi Asia Africa Cultural Centre (AACC) karena kehancuran dunia perfilman nasional.
Setelah berganti nama, bioskop ini bertransformasi menjadi gedung pertunjukan yang sering menampilkan seni. Selain itu, AACC juga
digunakan untuk acara nonkesenian seperti simposium, seminar, diskusi, dan kegiatan ilmiah. Pada 9 Februari 2008, terjadi insiden yang
menewaskan 11 orang dalam pertunjukan peluncuran album perdana band di Kota Bandung yang disebut Sabtu Kelabu. Setelah insiden
tersebut, gedung ini kosong lagi selama beberapa waktu hingga pada tahun 2017 PT. Jaswita mengelola gedung ini atas perintah Pemerintah
Jawa Barat. PT. Jaswita mengelola De Majestic, gedung yang diubah menjadi pusat seni dan budaya. Mohon dibantu dalam mempersingkat teks
ini. Saya butuh yang lebih singkat untuk presentasi saya. Terima kasih.
BIBLIOGRAPHY
Riany, Meta; Rio Nuryadi; Ilham Apriyandi; & Aidil Akbar. (2021). Karakteristik Fasad Gedung De Majestic Braga Karya C.P. Wolff Schoemaker. Terracotta 3(2),
136-147.
Sumadi. (2011). Ragam Hias Kala Sebagai Karya Seni Rupa. Ornamen 8(1), 64-96.
Rahman, Abdur; M.T. Hadyan S.; Abhista Abrar I; & Putu Ayu P.A. (2020). The Influence of Art Deco on Later Colonial Architecture in Bandung. Sakapari 6 + SIA,
319-327.
Putri, T. Adelia & Jugiarie Soegiarto. (2018). Akulturasi Arsitektur Art Deco pada Gedung De Majestic di Bandung. Depok: FIB Universitas Indonesia.
https://www.facebook.com/demajesticbandung/?locale=id_ID
ASPEK
ARSITEKTURAL
De Majestic adalah sebuah gedung bersejarah yang terletak di Jalan Braga No. 1, Bandung, Jawa Barat,
Indonesia.expand_more Dibangun pada tahun 1920, gedung ini awalnya berfungsi sebagai bioskop dengan
nama Concordia.expand_more Pada masa kejayaannya, De Majestic merupakan salah satu bioskop
termegah di Bandung dan menjadi tempat pemutaran perdana film-film ternama dari Hollywood dan
Eropa.
De Majestic Bandung
Pada tahun 1970-an, De Majestic mengalami kemunduran dan sempat ditutup selama beberapa tahun.
Namun, pada tahun 1990-an, gedung ini direnovasi dan difungsikan kembali sebagai tempat pertunjukan
seni dan budaya. Saat ini, De Majestic menjadi salah satu ikon wisata Kota Bandung dan sering menjadi
tempat penyelenggaraan berbagai acara, seperti konser musik, pameran seni, dan pertunjukan
teater.expand_more
Berikut beberapa fakta menarik tentang De Majestic:
De Majestic merupakan salah satu bioskop tertua di Indonesia yang masih berdiri kokoh hingga saat
ini.expand_more
Gedung ini dirancang oleh arsitek terkenal, Charles Prosper Wolff Schoemaker, dengan gaya Art Deco
yang khas.expand_more
De Majestic pernah menjadi tempat pemutaran perdana film-film ternama, seperti "Loetoeng
Kasaroeng" (1926) dan "Gone with the Wind" (1939).
Pada tahun 2005, De Majestic ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh Pemerintah Kota
Bandung.
De Majestic merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin mengetahui
sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik yang ditawarkan oleh gedung ini. Selain itu, De
Majestic juga menjadi tempat yang ideal untuk menonton pertunjukan seni dan budaya berkualitas.
FUNGSI AWAL
Gedung Bioskop
PANJANG BANGUNAN
34.75 m
BATAS - BATAS
- Utara : Pertokoan
- Selatan : Perpustakaan Museum Asia Afrika
- Barat : Jl. Dr. Ir. Soekarno/ PLN
- Timur : Jl. Braga
LUAS BANGUNAN
± 515 m
TINGGI DINDING DEPAN
Lantai 1=3.5 m, lantai 2=3.5 m dan 4.5 m (bagian depan)
JUMLAH LANTAI
2 lantai
TEBAL BANGUNAN
dinding 2 bata 40 cm (bangunan lama)
dinding ½ bata 15 cm (bangunan baru)
TINGGI ATAP
1 m
PENGELOLA
UPTD Provinsi
NAMA OBJEK
Gedung Bioskop De Majestic
PEMILIK
UPTD Provinsi
ALAMAT
Jl. Braga No.1, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung,
Jawa Barat 40111, Indonesia
UMUR BANGUNAN
99 TAHUN
KOORDINAT
Latitude : -6.920731
Longitude : 107.610346
FUNGSI SAAT INI
Gedung Serbaguna
ARSITEK
Prof. C. P. Wolff Schoemaker
TOTAL TINGGI BANGUNAN
8 m
LEBAR BANGUNAN
14.80 m
ENTRANCE BANGUNAN
Entrance utama bangunan terletak pada ruang tengah bangunan, sedangkan untuk
entrance tambahan berada pada bagian samping kiri dan kanan bangunan
LUAS TANAH
± 700 m2
GAYA ARSITEKTUR
Arsitektur Neo-Klasik (Art Deco Ornamental/ Deco El Decorative)
DESKRIPSI
Langgam arsitektural bangunan De Majestic Bandung adalah perpaduan antara
gaya Art Deco dan gaya kolonial. Gaya Art Deco merupakan gaya arsitektur yang
populer pada awal abad ke-20. Gaya ini dicirikan oleh penggunaan garis-garis
tegas, lengkungan-lengkungan, dan bentuk-bentuk geometris. Gaya kolonial,
yang juga dikenal sebagai gaya Eropa, merupakan gaya arsitektur yang
digunakan oleh bangsa Eropa di wilayah jajahannya. Gaya ini dicirikan oleh
penggunaan material-material berkualitas tinggi, seperti batu bata, kayu, dan
marmer.
DE MAJESTIC (CONDORDIA BIOSCOOP)
IDENTITAS
KONDISI SAAT INI
ASPEK SEJARAH
3
2 Adanya awning (kanopi kain) yang
ditempatkan diatas beberapa jendela
gedung De Majestic. Namun pada awal
perancangannya, Schoemaker tidak
merancang adanya awning pada gedung
tersebut. Awning tersebut ditambahkan
oleh pihak pengelola gedung De
Majestic sekitar tahun 2010, sehingga,
penggunaan awning pada gedung
tersebut tidak dapat diklasifikasikan
sebagai elemen arsitektur khas C. P.
Wolff Schoemaker
Pada gedung De Majestic Schoemaker
menerapkan elemen tradisional lokal
Indonesia yang biasa terdapat pada pintu
masuk menuju candi-candi di Jawa, yatu Kala
[11]. Kala berukuran cukup besar di pasang
pada bagian atas dari „tabung‟ dan berada
tepat ditengah-tengah tabung
Ornamen Kala teresebut menampilkan mata
melotot, mulut menyeringai, taring tajam serta
juluran lidah
2
1
1.5
Pintu tersebut
menggunakan material
kayu jati dengan
kualitas prima yang
tahan lama. Daun pintu
tidak dibiarkan polos
tetapi diberi bingkai
dan bagian dalamnya
diberi motif berupa
grid atau pola kotak-
kotak.
2.20
Gambar 8.2
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 1.2
Sumber :
http://www.bandungtourism.com/
Gambar 1.1
Sumber:
Kajian_Pendataan_CB_2023_Buku_1_Lap._Kajian
LANGGAM
Kolom-kolom tersebut merupakan bagian penting dari
struktur bangunan De Majestic. Kolom-kolom tersebut
menopang struktur bangunan dan memberikan keindahan
pada De Majestic.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang kolom De
Majestic:
Kolom utama De Majestic memiliki diameter 1 meter.
Kolom interior De Majestic terbuat dari beton bertulang.
Kolom ornamen De Majestic dihiasi dengan motif bunga
dan daun.
Gambar 8.4
sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Tritisan yang terbuat dari beton. Tritisan tersebut tepat berada di atas pintu masuk
bangunan serta bagian atas fasad bangunan, lebih tepatnya diatas bukaan jendela pada
lantai dua
Schoemaker menerapkan elemen tradisional lokal Indonesia yang biasa terdapat pada pintu masuk
menuju candi-candi di Jawa, yatu Kala [11]. Kala berukuran cukup besar di pasang pada bagian atas
dari „tabung‟ dan berada tepat ditengah-tengah tabung
Bagian depan bangunan berbentuk melengkung dengan bagian samping kanan terdapat ruang pos jaga dan terdapat lorong sebagai pintu masuk umum dan di samping kiri dipergunakan sebagai tempat berjualan.
Di bagian tengah terdapat pintu masuk yang langsung menghubungkan dengan ruang auditorium.
Terdapat area audience bagian bawah yang terdapat Bar untuk pengunjung dan di bagian atas terdapat ruang rapat yang menyambung dengan mushola.
Bagian belakang panggung terdapat gudang di bagian sebelah kanan dan untuk di bagian kiri terdapat wc dan lorong menuju keluar bangunan.
di bagian backstage terdapat ruang khusus untuk bintang tamu yang berada di atas.
Karakteristik art deco sudah tampak dari fasad bangunan De Majestic dengan komposisi geometris, yang
pada sisi bangunannya terdapat bentuk lengkung, dan deretan jendela kayu yang tersusun rapi sebagai
repetisi.
Langgam arsitektur yang ia adopsi dari kebudayaan Eropa kemudian dikontekstualkan dengan iklim, bentang
alam, dan khasanah kebudayaan Nusantara.
Dari proses adaptasi tersebut, Schoemaker semakin menampakan karya-karya yang bernuansa East meets
West, yaitu wujud bangunan bergaya Eropa berpadu dengan penerapan elemen dekoratif flora dan fauna,
serta simbol Kala (muka raksasa yang umumnya dijumpai di atas pintu sebagai penjaga) untuk aksentuasi
bangunan, yang ia temukan pada bangunan-bangunan Candi di Jawa.
Akulturasi antara arsitektur Eropa dengan kebudayaan dan kondisi iklim di Nusantara, sebagai „pertemuan‟
antara barat dengan timur kemudian kita kenal sebagai arsitektur kolonial (Handinoto, 2012).
Akulturasi tersebut diterapkan oleh Schoemaker di dalam karya karyanya tidak hanya pengadopsian simbol
Kala pada fasad bangunan De Majestic semata.
Ia menerapkan segala apa yang telah ia riset terkait kebudayaan Jawa dengan keadaan bentang alamnya,
Schoemaker menerjemahkan hal tersebut diantaranya pada kolom-kolom kokoh di 85 muka bangunan
dengan ornamen floral, yang biasa ditemukan pada bangunan candi sebagai makara.
Oleh karena itu, masyarakat Bandung pada era 1930-an menyebut bangunan De Majestic dengan nama
blikken trommel, yang berarti kaleng kue (Putri & Soegiarto, 2018).
Bentuk yang menyerupai kaleng biskuit pada bagian depan De Majestic memperlihatkan karakter langgam
arsitektur art deco yang sangat kuat, dengan dindingnya yang melengkung secara plastis memberikan kesan
fleksibel, ringan, transparan, bersih, sederhana namun elegan, sebuah pesan yang digaungkan dalam gerakan
arsitektur modern pada awal abad ke-20
ADAM AZAHRA ATTALLADIVA (20211210058)
ALFIN ADITIAR (20211210001)
SHANDY YUDHA PURNAMA (20211210057)
OBI AULADY MS (20211210056)
IYAN SEPTIYANTO (20181210053)
UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
MATA KULIAH DOKUMENTASI ARSITEKTUR DOKUMENTASI ARSITEKTUR
DOSEN KOORDINATOR : Moch Riou B Tubanie, S.T,M.T
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Marwoto, S.T., M.T.
Heru Wibowo, S.T., M.T.
PEMBAHAS : Budimansyah, S.T., MHum.
KEL 2
BENTANG ANTAR KOLOM
5.5 m
Saat ini, kondisi Gedung De Majestic Bandung baik dan terawat. Berikut beberapa informasi mengenai kondisi terkini De Majestic:
Eksterior:
Bagian eksterior gedung tetap dijaga dengan hati-hati, memastikan bahwa ciri khas arsitektur dan ornamennya tetap utuh.
Fasad bangunan masih memiliki warna krem khas De Majestic dengan ornamen dan detail artistik yang menawan.
Atap limasan yang menjadi ciri khas De Majestic masih terawat dengan baik.
Interior:
Bagian interior telah direnovasi untuk memenuhi kebutuhan dan standar masa kini.
Renovasi dilakukan dengan tetap memperhatikan nilai sejarah dan arsitektur De Majestic.
Saat ini, De Majestic memiliki beberapa ruangan yang difungsikan sebagai:Ruang bioskop
Ruang pameran
Ruang serbaguna
Kafe dan restoran
Penggunaan:
De Majestic saat ini tidak lagi berfungsi sebagai bioskop utama.
Gedung ini difungsikan sebagai pusat kebudayaan dan hiburan.
Berbagai acara seni, konser musik, pertunjukan teater, dan pameran budaya diadakan di De Majestic.
De Majestic menjadi tempat yang ideal untuk mempelajari sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik.
Kesimpulan:
Gedung De Majestic Bandung masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Renovasi yang dilakukan tidak menghilangkan nilai
sejarah dan arsitektur gedung ini. De Majestic saat ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin
mempelajari sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik.
Gambar 2.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar
budaya. UKRI 2023-2024
Gambar 4.1
sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 3.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 5.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 5.2
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 5.3
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 5.4
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 6.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 6.2
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 6.3
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 7.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 7.2
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 7.3
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 8.1
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 8.3
Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Jendela pada bangunan De Majestic adalah bagian penting dari sejarah dan arsitektur
bangunan. Mereka adalah contoh yang indah dari arsitektur Art Deco, dan mereka
menambahkan sentuhan keindahan, keanggunan, dan kemegahan pada bangunan.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang jendela pada bangunan De Majestic:
Jendela-jendelanya terbuat dari kaca patri asli.
Desain pada jendela-jendelanya terinspirasi dari seni dan arsitektur tradisional Indonesia.
Jendela-jendelanya membantu menjaga suhu di dalam bangunan tetap sejuk.
Jendela-jendelanya memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan, sehingga
menciptakan suasana yang cerah dan lapang.
0.5
Gambar 8.5
sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 4.3
sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
Gambar 4.2
sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya.
UKRI 2023-2024
FACADE
DETAIL

More Related Content

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

KEL 5 DESAIN PEPEPE 1010 DIDIDIDIDIDIDI

  • 1. Terdapat beberapa bukaan di bagian atas‟tabung‟ Gedung De Majestic yang berfungsi memberikan penerangan ke lobby. Selain itu diterapkan pula beberapa jendela di fasad kiri, kanan, baik di atas maupun bawah yang semuanya menggunakan kusen yang diberi profil sebagai variasi atau penghias jendela EXISTING TAMPAK DEPAN PERSPEKTIF KANAN PERSPEKTIF KIRI Gambar 2.1 Sumber :KITLV 181214 Bangunan ini dirancang oleh biro arsitek milik Schoemaker bersaudara dan dibangun pada tahun 1922. Sejak awal dibangun De Majestic sudah difungsikan sebagai gedung bioskop dan bertahan sampai akhir abad ke-20. Pada awal berdirinya, bioskop ini mengambil nama sama seperti bangunan yang ada di sebelah selatannya, yaitu Condordia Bioscoop, adapun nama Majestic Theatre mulai diperkenalkan sebagai nama pengganti gedung bioskop tersebut pada tahun 1937. Pada masa Hindia Belanda, bioskop ini terkenal sebagai salah satu bioskop untuk kalangan atas di Bandung. Pada tahun 2002, Bioskop Majestic direvitalisasi menjadi Asia Africa Cultural Centre (AACC) karena kehancuran dunia perfilman nasional. Setelah berganti nama, bioskop ini bertransformasi menjadi gedung pertunjukan yang sering menampilkan seni. Selain itu, AACC juga digunakan untuk acara nonkesenian seperti simposium, seminar, diskusi, dan kegiatan ilmiah. Pada 9 Februari 2008, terjadi insiden yang menewaskan 11 orang dalam pertunjukan peluncuran album perdana band di Kota Bandung yang disebut Sabtu Kelabu. Setelah insiden tersebut, gedung ini kosong lagi selama beberapa waktu hingga pada tahun 2017 PT. Jaswita mengelola gedung ini atas perintah Pemerintah Jawa Barat. PT. Jaswita mengelola De Majestic, gedung yang diubah menjadi pusat seni dan budaya. Mohon dibantu dalam mempersingkat teks ini. Saya butuh yang lebih singkat untuk presentasi saya. Terima kasih. BIBLIOGRAPHY Riany, Meta; Rio Nuryadi; Ilham Apriyandi; & Aidil Akbar. (2021). Karakteristik Fasad Gedung De Majestic Braga Karya C.P. Wolff Schoemaker. Terracotta 3(2), 136-147. Sumadi. (2011). Ragam Hias Kala Sebagai Karya Seni Rupa. Ornamen 8(1), 64-96. Rahman, Abdur; M.T. Hadyan S.; Abhista Abrar I; & Putu Ayu P.A. (2020). The Influence of Art Deco on Later Colonial Architecture in Bandung. Sakapari 6 + SIA, 319-327. Putri, T. Adelia & Jugiarie Soegiarto. (2018). Akulturasi Arsitektur Art Deco pada Gedung De Majestic di Bandung. Depok: FIB Universitas Indonesia. https://www.facebook.com/demajesticbandung/?locale=id_ID ASPEK ARSITEKTURAL De Majestic adalah sebuah gedung bersejarah yang terletak di Jalan Braga No. 1, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.expand_more Dibangun pada tahun 1920, gedung ini awalnya berfungsi sebagai bioskop dengan nama Concordia.expand_more Pada masa kejayaannya, De Majestic merupakan salah satu bioskop termegah di Bandung dan menjadi tempat pemutaran perdana film-film ternama dari Hollywood dan Eropa. De Majestic Bandung Pada tahun 1970-an, De Majestic mengalami kemunduran dan sempat ditutup selama beberapa tahun. Namun, pada tahun 1990-an, gedung ini direnovasi dan difungsikan kembali sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya. Saat ini, De Majestic menjadi salah satu ikon wisata Kota Bandung dan sering menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara, seperti konser musik, pameran seni, dan pertunjukan teater.expand_more Berikut beberapa fakta menarik tentang De Majestic: De Majestic merupakan salah satu bioskop tertua di Indonesia yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.expand_more Gedung ini dirancang oleh arsitek terkenal, Charles Prosper Wolff Schoemaker, dengan gaya Art Deco yang khas.expand_more De Majestic pernah menjadi tempat pemutaran perdana film-film ternama, seperti "Loetoeng Kasaroeng" (1926) dan "Gone with the Wind" (1939). Pada tahun 2005, De Majestic ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh Pemerintah Kota Bandung. De Majestic merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik yang ditawarkan oleh gedung ini. Selain itu, De Majestic juga menjadi tempat yang ideal untuk menonton pertunjukan seni dan budaya berkualitas. FUNGSI AWAL Gedung Bioskop PANJANG BANGUNAN 34.75 m BATAS - BATAS - Utara : Pertokoan - Selatan : Perpustakaan Museum Asia Afrika - Barat : Jl. Dr. Ir. Soekarno/ PLN - Timur : Jl. Braga LUAS BANGUNAN ± 515 m TINGGI DINDING DEPAN Lantai 1=3.5 m, lantai 2=3.5 m dan 4.5 m (bagian depan) JUMLAH LANTAI 2 lantai TEBAL BANGUNAN dinding 2 bata 40 cm (bangunan lama) dinding ½ bata 15 cm (bangunan baru) TINGGI ATAP 1 m PENGELOLA UPTD Provinsi NAMA OBJEK Gedung Bioskop De Majestic PEMILIK UPTD Provinsi ALAMAT Jl. Braga No.1, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111, Indonesia UMUR BANGUNAN 99 TAHUN KOORDINAT Latitude : -6.920731 Longitude : 107.610346 FUNGSI SAAT INI Gedung Serbaguna ARSITEK Prof. C. P. Wolff Schoemaker TOTAL TINGGI BANGUNAN 8 m LEBAR BANGUNAN 14.80 m ENTRANCE BANGUNAN Entrance utama bangunan terletak pada ruang tengah bangunan, sedangkan untuk entrance tambahan berada pada bagian samping kiri dan kanan bangunan LUAS TANAH ± 700 m2 GAYA ARSITEKTUR Arsitektur Neo-Klasik (Art Deco Ornamental/ Deco El Decorative) DESKRIPSI Langgam arsitektural bangunan De Majestic Bandung adalah perpaduan antara gaya Art Deco dan gaya kolonial. Gaya Art Deco merupakan gaya arsitektur yang populer pada awal abad ke-20. Gaya ini dicirikan oleh penggunaan garis-garis tegas, lengkungan-lengkungan, dan bentuk-bentuk geometris. Gaya kolonial, yang juga dikenal sebagai gaya Eropa, merupakan gaya arsitektur yang digunakan oleh bangsa Eropa di wilayah jajahannya. Gaya ini dicirikan oleh penggunaan material-material berkualitas tinggi, seperti batu bata, kayu, dan marmer. DE MAJESTIC (CONDORDIA BIOSCOOP) IDENTITAS KONDISI SAAT INI ASPEK SEJARAH 3 2 Adanya awning (kanopi kain) yang ditempatkan diatas beberapa jendela gedung De Majestic. Namun pada awal perancangannya, Schoemaker tidak merancang adanya awning pada gedung tersebut. Awning tersebut ditambahkan oleh pihak pengelola gedung De Majestic sekitar tahun 2010, sehingga, penggunaan awning pada gedung tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai elemen arsitektur khas C. P. Wolff Schoemaker Pada gedung De Majestic Schoemaker menerapkan elemen tradisional lokal Indonesia yang biasa terdapat pada pintu masuk menuju candi-candi di Jawa, yatu Kala [11]. Kala berukuran cukup besar di pasang pada bagian atas dari „tabung‟ dan berada tepat ditengah-tengah tabung Ornamen Kala teresebut menampilkan mata melotot, mulut menyeringai, taring tajam serta juluran lidah 2 1 1.5 Pintu tersebut menggunakan material kayu jati dengan kualitas prima yang tahan lama. Daun pintu tidak dibiarkan polos tetapi diberi bingkai dan bagian dalamnya diberi motif berupa grid atau pola kotak- kotak. 2.20 Gambar 8.2 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 1.2 Sumber : http://www.bandungtourism.com/ Gambar 1.1 Sumber: Kajian_Pendataan_CB_2023_Buku_1_Lap._Kajian LANGGAM Kolom-kolom tersebut merupakan bagian penting dari struktur bangunan De Majestic. Kolom-kolom tersebut menopang struktur bangunan dan memberikan keindahan pada De Majestic. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang kolom De Majestic: Kolom utama De Majestic memiliki diameter 1 meter. Kolom interior De Majestic terbuat dari beton bertulang. Kolom ornamen De Majestic dihiasi dengan motif bunga dan daun. Gambar 8.4 sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Tritisan yang terbuat dari beton. Tritisan tersebut tepat berada di atas pintu masuk bangunan serta bagian atas fasad bangunan, lebih tepatnya diatas bukaan jendela pada lantai dua Schoemaker menerapkan elemen tradisional lokal Indonesia yang biasa terdapat pada pintu masuk menuju candi-candi di Jawa, yatu Kala [11]. Kala berukuran cukup besar di pasang pada bagian atas dari „tabung‟ dan berada tepat ditengah-tengah tabung Bagian depan bangunan berbentuk melengkung dengan bagian samping kanan terdapat ruang pos jaga dan terdapat lorong sebagai pintu masuk umum dan di samping kiri dipergunakan sebagai tempat berjualan. Di bagian tengah terdapat pintu masuk yang langsung menghubungkan dengan ruang auditorium. Terdapat area audience bagian bawah yang terdapat Bar untuk pengunjung dan di bagian atas terdapat ruang rapat yang menyambung dengan mushola. Bagian belakang panggung terdapat gudang di bagian sebelah kanan dan untuk di bagian kiri terdapat wc dan lorong menuju keluar bangunan. di bagian backstage terdapat ruang khusus untuk bintang tamu yang berada di atas. Karakteristik art deco sudah tampak dari fasad bangunan De Majestic dengan komposisi geometris, yang pada sisi bangunannya terdapat bentuk lengkung, dan deretan jendela kayu yang tersusun rapi sebagai repetisi. Langgam arsitektur yang ia adopsi dari kebudayaan Eropa kemudian dikontekstualkan dengan iklim, bentang alam, dan khasanah kebudayaan Nusantara. Dari proses adaptasi tersebut, Schoemaker semakin menampakan karya-karya yang bernuansa East meets West, yaitu wujud bangunan bergaya Eropa berpadu dengan penerapan elemen dekoratif flora dan fauna, serta simbol Kala (muka raksasa yang umumnya dijumpai di atas pintu sebagai penjaga) untuk aksentuasi bangunan, yang ia temukan pada bangunan-bangunan Candi di Jawa. Akulturasi antara arsitektur Eropa dengan kebudayaan dan kondisi iklim di Nusantara, sebagai „pertemuan‟ antara barat dengan timur kemudian kita kenal sebagai arsitektur kolonial (Handinoto, 2012). Akulturasi tersebut diterapkan oleh Schoemaker di dalam karya karyanya tidak hanya pengadopsian simbol Kala pada fasad bangunan De Majestic semata. Ia menerapkan segala apa yang telah ia riset terkait kebudayaan Jawa dengan keadaan bentang alamnya, Schoemaker menerjemahkan hal tersebut diantaranya pada kolom-kolom kokoh di 85 muka bangunan dengan ornamen floral, yang biasa ditemukan pada bangunan candi sebagai makara. Oleh karena itu, masyarakat Bandung pada era 1930-an menyebut bangunan De Majestic dengan nama blikken trommel, yang berarti kaleng kue (Putri & Soegiarto, 2018). Bentuk yang menyerupai kaleng biskuit pada bagian depan De Majestic memperlihatkan karakter langgam arsitektur art deco yang sangat kuat, dengan dindingnya yang melengkung secara plastis memberikan kesan fleksibel, ringan, transparan, bersih, sederhana namun elegan, sebuah pesan yang digaungkan dalam gerakan arsitektur modern pada awal abad ke-20 ADAM AZAHRA ATTALLADIVA (20211210058) ALFIN ADITIAR (20211210001) SHANDY YUDHA PURNAMA (20211210057) OBI AULADY MS (20211210056) IYAN SEPTIYANTO (20181210053) UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR MATA KULIAH DOKUMENTASI ARSITEKTUR DOKUMENTASI ARSITEKTUR DOSEN KOORDINATOR : Moch Riou B Tubanie, S.T,M.T DOSEN PEMBIMBING : Dr. Marwoto, S.T., M.T. Heru Wibowo, S.T., M.T. PEMBAHAS : Budimansyah, S.T., MHum. KEL 2 BENTANG ANTAR KOLOM 5.5 m Saat ini, kondisi Gedung De Majestic Bandung baik dan terawat. Berikut beberapa informasi mengenai kondisi terkini De Majestic: Eksterior: Bagian eksterior gedung tetap dijaga dengan hati-hati, memastikan bahwa ciri khas arsitektur dan ornamennya tetap utuh. Fasad bangunan masih memiliki warna krem khas De Majestic dengan ornamen dan detail artistik yang menawan. Atap limasan yang menjadi ciri khas De Majestic masih terawat dengan baik. Interior: Bagian interior telah direnovasi untuk memenuhi kebutuhan dan standar masa kini. Renovasi dilakukan dengan tetap memperhatikan nilai sejarah dan arsitektur De Majestic. Saat ini, De Majestic memiliki beberapa ruangan yang difungsikan sebagai:Ruang bioskop Ruang pameran Ruang serbaguna Kafe dan restoran Penggunaan: De Majestic saat ini tidak lagi berfungsi sebagai bioskop utama. Gedung ini difungsikan sebagai pusat kebudayaan dan hiburan. Berbagai acara seni, konser musik, pertunjukan teater, dan pameran budaya diadakan di De Majestic. De Majestic menjadi tempat yang ideal untuk mempelajari sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik. Kesimpulan: Gedung De Majestic Bandung masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Renovasi yang dilakukan tidak menghilangkan nilai sejarah dan arsitektur gedung ini. De Majestic saat ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin mempelajari sejarah Kota Bandung dan menikmati suasana klasik. Gambar 2.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 4.1 sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 3.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 5.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 5.2 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 5.3 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 5.4 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 6.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 6.2 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 6.3 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 7.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 7.2 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 7.3 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 8.1 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 8.3 Sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Jendela pada bangunan De Majestic adalah bagian penting dari sejarah dan arsitektur bangunan. Mereka adalah contoh yang indah dari arsitektur Art Deco, dan mereka menambahkan sentuhan keindahan, keanggunan, dan kemegahan pada bangunan. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang jendela pada bangunan De Majestic: Jendela-jendelanya terbuat dari kaca patri asli. Desain pada jendela-jendelanya terinspirasi dari seni dan arsitektur tradisional Indonesia. Jendela-jendelanya membantu menjaga suhu di dalam bangunan tetap sejuk. Jendela-jendelanya memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan, sehingga menciptakan suasana yang cerah dan lapang. 0.5 Gambar 8.5 sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 4.3 sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 Gambar 4.2 sumber : Tim pendataan bangunan cagar budaya. UKRI 2023-2024 FACADE DETAIL