Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengembangan sistem penyebaran informasi akademik menggunakan SMS Gateway berbasis algoritma brute force.
2. Hasil pengujian sistem menunjukkan tingkat penyebaran informasi sebesar 86,375% dan tingkat akurasi sebesar 89,5%.
3. Sistem mampu menyebarkan informasi ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti kepada mahasiswa, BAAK, dan Kaprodi secara
Jurnal-Tingkat Akurasi Penyebaran Informasi Akademik Menggunakan Algoritma Brute Force Dalam
1. Page | 1
Tingkat Akurasi Penyebaran Informasi Akademik
Menggunakan Algoritma Brute Force Dalam
Short Message Service Gateway
Raden Bagus Yosep Raharjo Sumanto1
Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Universitas Multimedia Nusantara
Gading Serpong, Tangerang, INDONESIA
1
yosep-ti@unimedia.ac.id
Abstract— Sistem penyebaran informasi akademik dibangun
menggunakan Short Message Service (SMS) Gateway. Informasi
akademik dikirim oleh dosen kepada mahasiswa yang
mengambil matakuliah yang diampu menggunakan SMS dengan
format tertentu. Algoritma brute force diimplementasikan
dengan menggunakan bahasa pemrograman Java, yang
bertindak sebagai pemeriksa nomor telepon pengirim (dosen)
dan kode penyebaran. Hasil uji coba sistem menunjukkan bahwa
tingkat penyebaran informasi akademik adalah 86.375% dan
tingkat akurasi adalah 89.5%.
Keywords—SMS Gateway, Brute Force, Akurasi Informasi
I. PENDAHULUAN
Informasi akademik harus sepenuhnya dapat tersedia dan
dapat digunakan mahasiswa sehingga memberikan manfaat
kepada mahasiswa (Cahyana, 2010). Secara keseluruhan
layanan informasi akademik dapat dipahami sebagai alat
bantu guna melayani atau menyiapkan informasi akademik
yang dibutuhkan oleh pengguna internal ataupun eksternal
kampus. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah tanggung jawab
struktur organisasi sekolah atau universitas (Cahyana, 2010).
Tantangan terbesar pada bagian internal perguruan tinggi
khususnya Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
(BAAK) adalah pengolahan data yang membutuhkan waktu
yang singkat (Nrspot.com, 2009). Sebagai contoh pengolahan
data mahasiswa yang mengambil mata kuliah dan kelas,
absensi, matakuliah, transkrip nilai, jadwal ujian, dan lain-lain
(Nrspot.com, 2009).
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang berlokasi di
Gading Serpong, Tangerang memiliki permasalahan
penyebaran informasi akademik berupa kelas pengganti dan
ketidakhadiran dosen. Dimana informasi tersebut selama ini
hanya disebarkan melalui cara tradisional atau yang kerap kali
disebut dengan istilah gethok tular (word of mouth). Hal
tersebut terbukti dari penelitian tentang tingkat kepuasan
informasi ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti dilakukan
kepada mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
angkatan 2007, 2008 dan 2009. Berdasarkan teori Taro
Yamane dengan tingkat kepercayaan 90% maka terpilih
responden sebanyak 93 mahasiswa dari total 1300 mahasiswa
yang mewakili angkatan tersebut.
Tingkat kepuasan informasi ketidakhadiran dosen dan kelas
pengganti dikelompokkan menjadi empat aspek utama, yaitu
waktu menginformasikan, penerima pesan, isi pesan dan cara
menyampaikan. Dari aspek waktu menginformasikan, 67%
responden setuju dengan pernyataan perlunya penyebaran
informasi ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti yang
lebih cepat dari sebelumnya. Dari aspek kedua yaitu penerima
pesan, sebanyak 59% responden setuju bila penerima pesan
adalah seluruh mahasiswa tanpa terkecuali. Aspek ketiga
adalah dimensi isi pesan. Sebanyak 42% responden setuju jika
informasi yang disebarkan selama ini kurang jelas dan kurang
konsisten. Aspek keempat adalah cara menyampaikan. 52%
responden mengharapkan cara penyampaian pesan yang baik,
mudah dan menyeluruh. Dilain sisi, 51% responden
menginginkan penggunaan teknologi SMS dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami. Informasi yang
dibutuhkan oleh user/mahasiswa dapat diterima melalui SMS
yang dikirimkan oleh server SMS (di sisi universitas).
Guna merealisasikan teknologi SMS, maka dipilih SMS
Gateway yang digunakan untuk menyebarkan informasi
akademik berupa ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti
secara broadcast dan autorespond. Agar SMS dapat diterima
oleh mahasiswa, maka diperlukan algoritma string matching
yaitu brute force yang dioperasikan di dalam SMS Gateway.
Untuk itu, ditawarkan solusi berupa sistem penyebaran
informasi akademik ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti
dengan SMS Gateway berbasis algoritma brute force.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode
yaitu metode penelitian rekayasa dan non rekayasa (Stefanus,
2008). Metode penelitian rekayasa menjelaskan mengenai
perancangan hingga implementasi algoritma brute force ke
dalam SMS Gateway guna penyebaran informasi akademik
berupa ketidakhadiran dosen dan kelas pengganti. Sedangkan
metode penelitian non rekayasa mendukung latar belakang
penelitian serta mengukur tingkat akurasi dan penyebaran
informasi tersebut.
2. Page | 2
A. Metode Penelitian Rekayasa
Metode penelitian rekayasa dibagi ke dalam dua tahap
yaitu tahap perancangan sistem dan implementasi algoritma
brute force menggunakan bahasa pemrograman java.
B. Metode Penelitian Non Rekayasa
Kuesioner merupakan bagian dari sebuah metode
penelitian non rekayasa. Kuesioner dibagi ke dalamdua tahap,
yaitu kuesioner pertama yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan dari mahasiswa terhadap sistem yang telah
berjalan dan digunakan di latar belakang. Sedangkan
kuesioner kedua bertujuan untuk mengetahui tingkat
penyebaran dan akurasi dari sistem penyebaran informasi
akademik melalui SMS.
III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
Guna meningkatkan akurasi penyebaran informasi
akademik diberikan solusi berupa implementasi algoritma
brute force dalam Short Message Service (SMS) Gateway.
Proses dikerjakan secara bertahap mulai dari perancangan
proses diagram, use case diagram, class diagram, state
machine diagram, sequence diagram, activity diagram dan
deployment diagram.
A. Proses Diagram
Proses diagram merupakan gambaran cara kerja sistem
penyebaran informasi ketidakhadiran dosen dan kelas
pengganti secara keseluruhan. Merujuk gambar 1, sistem ini
akan selalu menunggu SMS dengan format yang telah
ditentukan dari dosen yang bersangkutan untuk menyebarkan
ketidakhadiran maupun kelas pengganti. Setelah sistem
mendapatkan SMS, sistem akan melakukan beberapa checking
dengan menggunakan algoritma brute force. Setelah proses
checking selesai, sistem akan mendapatkan nomor-nomor
handphone mahasiswa, BAAK, serta KaProdi yang
bersangkutan. Sehingga, informasi yang dikirimkan oleh
dosen tersebut dapat tersampaikan ke mahasiswa yang
menggambil mata kuliah dosen tersebut, BAAK, dan KaProdi.
Gambar 1. Proses Diagram Umum
B. Use Case Diagram
Perancangan sistem penyebaran informasi akademik dapat
digambarkan melalui use case diagram. Use case diagram
dalam hal ini terdiri dari 4 buah actor yaitu dosen, BAAK,
Mahasiswa dan Kaprodi. Use case diagram memiliki dua
buah use case yaitu Kirim Informasi dan Sebar Informasi.
Gambar 2 meggambarkan Actor dosen berperan aktif dalam
penyebaran informasi baik kelas pengganti maupun
ketidakhadiran dosen tersebut. Informasi yang dikirim oleh
dosen diterima oleh sistem dan diproses oleh use case “sebar
informasi”. Use case tersebut membutuhkan use case lain
yaitu use case “kirim informasi” guna menyebarkan informasi
tersebut ke actor mahasiswa yang bersangkutan, actor BAAK,
actor KaProDi beserta actor dosen tersebut.
Gambar 2. Use Case Diagram
C. Class Diagram
Class Diagram menjelaskan dua hal yaitu pertama,
bagaimana tingkat ketergantungan (dependent) antara class
infoSMS terhadap class-class pendukung seperti class
setDatabase, setKarakter, threadAmbilDataKirim,
threadAmbilDataTerima, dan threadMenu. Dimana jika salah
satu dari class pendukung rusak atau hilang, maka sistem
tidak dapat berjalan sesuai dengan baik atau bahkan akan
terjadi kesalahan yang cukup fatal. Kedua, inheritance class
(generalisasi) dari class thread dapat diwariskan ke dalamtiga
class yang berperan sebagai anaknya. Tiga class yang
dimaksud adalah threadAmbilDataKirim,
threadAmbilDataTerima dan threadMenu.
D. State Machine Diagram
State Machine Diagram memiliki dua jenis kondisi server
yaitu active dan idle. Server akan berada di kondisi active jika
dalam jangka waktu tertentu terdapat interrupt berupa
ThreadAmbilDataTerima atau ThreadAmbilDataKirim. Jika
tidak terdapat interrupt, maka server akan berubah kondisi
menjadi idle. Sistem dapat diberhentikan pada saat server
berada dalam kondisi active maupun idle.
3. Page | 3
E. Sequence Diagram
Sequence Diagram penyebaran informasi dibagi menjadi
empat hal penting, yaitu Sequence Diagram Terima SMS,
Sequence Diagram Kirim SMS ke DataBase, Sequence
Diagram Kirim SMS, dan Sequence Diagram Menu Pilihan.
Scenario ditinjau dari perspektif sistem.
1. Sequence Diagram Terima SMS
Gambar 3. Sequence Diagram Terima SMS
Sequence diagram terima SMS terdiri dari satu actor
(dosen) dan tiga kelas (infoSMS, setKarakter dan
setDatabase). Jika dosen mengirimkan pesan, maka pesan
tersebut akan dibaca oleh at command yang terdapat dalam
class infoSMS. Selanjutnya pesan dalam bentuk hexa format
dirubah menjadi nomor pengirim dan isi pesan melalui class
setKarakter. Setelah data di konversikan, maka data akan
disimpan ke dalam database melalui class setDatabase dengan
status belumdiproses.
2. Sequence Diagram Kirim SMS ke DataBase
Gambar 4. Sequence Diagram Kirim SMS ke Database
Sequence diagram kirim SMS ke database terdiri dari tiga
kelas (ThreadAmbilDataTerima, setDatabase dan infoSMS).
Setiap jangka waktu tertentu, thread dalam class
ThreadAmbilDataTerima akan mengambil data melalui class
infoSMS. Dimana class tersebut akan mengambil data dari
class setDatabase. Setelah thread tersebut selesai memanggil
class tersebut, maka thread tersebut akan berhenti dalam
jangka waktu tertentu.
3. Sequence Diagram Kirim SMS
Gambar 5. Sequence Diagram Kirim SMS
Sequence diagram kirim SMS terdiri dari empat kelas
(ThreadAmbilDataKirim, infoSMS, setDatabase dan
setKarakter) dan empat actor (Mahasiswa, BAAK, KaProDi
dan Dosen). Setiap jangka waktu tertentu, thread dalam class
ThreadAmbilDataKirim akan mengambil data melalui class
infoSMS. Dimana class tersebut akan mengambil data dari
class setDatabase. Setelah data tersebut di dapatkan, maka
data tersebut akan dikonversikan lagi ke dalam hexa format
dengan bantuan class setKarakter. Data yang telah menjadi
hexa format dikirimkan ke empat actor melalui AT command
yang terdapat dalam class infoSMS. Setelah thread tersebut
selesai memanggil class tersebut, maka thread tersebut akan
berhenti dalam jangka waktu tertentu.
4. Page | 4
4. Sequence Diagram Menu Pilihan
Gambar 6. Sequence Diagram Menu Pilihan
Sequence diagram menu pilihan terdiri dari dua kelas
(ThreadMenu dan infoSMS). Setiap jangka waktu tertentu,
thread dalam class ThreadMenu akan memanggil fungsi
pilihmenu() yang terdapat di class infoSMS. Setelah thread
tersebut selesai memanggil class tersebut, maka thread
tersebut akan berhenti dalam jangka waktu tertentu.
F. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan aktivitas sistem secara
keseluruhan. Aktivitas tersebut dibagi dalam dua jenis yaitu
ambilTerima dan ambilKirim. ambilTerima akan dilakukan
jika ada pesan masuk dari dosen melalui SMS Gateway dan
akan ditulis ke dalam tabel terimasms. ambilKirim akan
dilakukan jika ada data di tabel terimasms yang belum
diproses dan dilakukan proses pemeriksaan format. Setelah
proses tersebut, dilakukan proses broadcast atau autoreply.
Broadcast dilakukan jika format dan nomor handphone sesuai
saat prosesKirimSMS. Jika tidak sesuai, akan dilakukan
autoreply berupa pesan kesalahan.
G. Deployment Diagram
Deployment diagram pada gambar 7 menggambarkan
hardware yang digunakan dalam proses pembuatan sistem
secara keseluruhan. Deployment tersebut dibagi dalam empat
node utama yaitu Dosen HandPhone, Server, Modem Sierra
881u dan User HandPhpone. Node Dosen HandPhone
merupakan device hardware dimana digunakan untuk
mengirimkan pesan dengan format tertentu untuk disebarkan.
Pesan yang disampaikan akan diterima oleh Gateway dan
akan diteruskan ke dalam Node Server yang akan
berhubungan dengan informasi akademik dan MySQL.
Setelah mendapatkan hasil, sistem akan meneruskan pesan ke
node modem sierra 881u untuk dikirimkan ke user yang
berhak mendapatkan. Pesan akan diterima oleh node User
HandPhone.
Gambar 7. Deployment Diagram
IV. IMPLEMENTASI RANCANGAN SISTEM
Proses ini adalah tahap inti dari pembuatan sistem
informasi akademik dimana diimplementasikan rancangan
menjadi sebuah sisteminformasi akademik.
Selanjutnya dilakukan proses coding menggunakan bahasa
pemrograman Java dengan bantuan HyperTerminal dan AT
command. Hasil akhir pengembangan sistem penyebaran
informasi akademik berupa ketidakhadiran dosen berbasis
SMS masing-masing ditunjukkan pada gambar 8 dan 9.
Sedangkan kelas pengganti ditunjukkan pada gambar 10 dan
11.
Gambar 8. Format Ketidakhadiran Dosen
Gambar 9. Hasil Broadcast Ketidakhadiran Dosen
5. Page | 5
Gambar 10. Format Kelas Pengganti
Gambar 11. Hasil Broadcast Kelas Pengganti
V. HASIL UJI COBA
Dari hasil kuesioner pertama, terdapat 59% responden
menyatakan bahwa informasi akademik sebaiknya dikirim ke
seluruh mahasiswa tanpa terkecuali. Maka dalam uji coba
akhir, informasi di sebarkan kepada sembilan puluh tiga
responden.
A. Ketidakhadiran Dosen
Diagram 1, menunjukkan 90% responden mendapatkan
informasi ketidakhadiran dosen. Akan tetapi, terdapat 10%
responden yang tidak mendapatkan informasi akademik
tersebut dikarenakan adanya perubahan nomor handphone
yang didaftarkan.
B. Kelas Pengganti
Diagram 2, menunjukkan 89% responden mendapatkan
informasi kelas pengganti. Akan tetapi, terdapat 11%
responden yang tidak mendapatkan informasi akademik
tersebut dikarenakan adanya pergantian nomor handphone
yang telah didaftarkan.
VI. SIMPULAN
Dari hasil uji coba dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Algoritma brute force berhasil diimplementasikan ke
dalam SMS Gateway untuk memeriksa nomor telepon
pengirim(dosen) dan kode penyebaran.
2. Rata-rata tingkat akurasi penyebaran informasi sebesar
89.5%.
3. Tingkat penyebaran informasi rata-rata sebesar 86.375%.
VII.SARAN
Untuk penggembangan sistem penyebaran informasi
akademik diperoleh beberapa saran yang berguna, yaitu.
1. Penggabungan sistem penyebaran informasi akademik
menggunakan SMS dengan sistem informasi akademik
berbasis web (EUIS).
2. Dibutuhkan peran aktif dosen dalam menyebarkan
informasi akademik paling tidak satu hari sebelumnya.
REFERENSI
[1] 4Skripsi.com.2011. “Teknik PengambilanSample Penelitian". Dalam
http://www.4skripsi.com/ metodologi-penelitian/teknik-pengambilan-
sampel-penelitian.html. Tgl akses 25 Maret 2011.
[2] AndaiYaniUBB. 2010. “Kriteria Kualitas Informasi”. Dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
tudies/2069541-kriteria-kualitas-informasi/#ixzz1KeNfsQMx. Tgl
akses 27 April 2011.
[3] Cahyana, R. 2010. “Layanan Informasi Akademik”. Dalam
http://rindacahyana.blogspot.com/2010/07/memahami-layanan-
informasi-akademik.html. Tanggal akses 25 Mei 2011.
[4] COnVerGenCe. 2010. “Mengukur Kualitas Informasi”. Dalam
http://biginaict. wordpress.com/2010/03/25/mengukur-kualitas-
informasi/. Tgl akses 27 April 2011.
[5] j3ck3y. 2008.“KONSEP PEMBUATAN SMS GATEWAY”. Dalam
http://j3ck3y.wordpress. com/ 2008/05/09/konsep-pembuatan-sms-
gateway/. Tgl akses 28 April 2011.
[6] Kurnianto, W.A., Fahrudin, T. & A.Hardono. “Pemakaian Algoritma
Brute Force pada Permasalahan TSP”. Tgl akses 27 April 2011.
[7] Levitin,A. 2003.The Design & Analysis of Algorithms. United States
of America: Pearson Education.
[8] Martin, Indrajani . 2007. Pemrograman Berbasis Object dengan
Bahasa Java. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[9] Munawar. 2005. Pemodelan Visual. Jakarta: Graha Ilmu. 81
[10] Nrspot.com. 2009. “Sistem Informasi Akademik 2009”. Dalam
http://nrspot.com/wp-content/uploads/2009/08/sistem-informasi-
akademik.pdf. Tgl akses 20 Mei 2011.
[11] Prof. Rozaini Nasution, S. 2003. “Teknik Sampling”, hal 3.
[12] Putra, D. P. 2010. “PERANCANGAN ALGORITMA
PENCOCOKAN STRING MENGGUNAKAN”. Makalah Pengganti
UAS IF3038, hal 1.
[13] Rachmad, M. Hakim S. & Ir.Sutarto. 2009. Mastering Java. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
[14] Rahmat.2009.“Kualitas Informasi”. Dalamhttp://blog.re.or.id/kualitas-
informasi.htm. Tgl akses 27 April 2011.
[15] Samian. 2008. Dalam
http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/ukuran-sampel.pdf/.
Tgl akses 27 April 2011.
[16] Satrio, R. 2007. “Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah(1)”. Dalam
http://romisatriawahono.net/2007/12/16/penelitian-tugas-akhir-itu-
mudah-1/. Tgl akses 23 Februari 2011.
[17] Satrio, R. 2008.“Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah(2) : Identifikasi
Masalah”. Dalam http://romisatriawahono.net/2008/01/07/penelitian-
tugas-akhir-itu-mudah-2-identifikasi-masalah/. Tgl akses 23 Februari
2011.
[18] Satrio, R. 2009.“PenelitianTugas Akhir Itu Mudah(3) : Menetapkan
Tema dan Judul”. Dalam
6. Page | 6
http://romisatriawahono.net/2009/04/10/penelitian-tugas-akhir-itu-
mudah-3-menetapkan-tema-dan-judul/. Tgl akses 23 Februari 2011.
[19] Seno 2009. “FreeDownload SMS Gateway Source Code With Java”.
Dalam http://seno008.blogspot.com/2009/04/free-download-sms-
gateway-source-code.html. Tgl akses 20 April 2011. 82
[20] Stefanus. 2008. “Paradigma Metode Penelitian”. Dalam http://
http://scele.pps.dinus.ac.id/mod/resource/view.php?id=167. Tgl akses
31 Mei 2011.
[21] Suyanto, M. 2010. Algoritma Optimasi Deterministik atauProbabilitik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[22] Untoro, F. Y. 2009. Algoritma& Pemrograman dengan Bahasa Java.
Jombang: Graha Ilmu.
[23] Utomo,D., Harjo, E. W., & Handoko. 2008. “Perbandingan Algoritma
StringSearchingBrute Force,Knuth Morris Pratt, Boyer Moore, Dan
Karp Rabin Pada Teks Alkitab Bahasa Indonesia”, hal 2-4.
[24] Wicaksono, M. T.2006. PemrogramanSMS Interaktif Berbasis Java.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
[25] Windu. 2011.“ContohSederhanaJava-JDBC menjadi sebuah object”.
Dalam http:// windu1976. multiply.com/journal/item/94. Tgl akses 26
April 2011.