SlideShare a Scribd company logo
Edwansyah Gumayenda Page 1
----, (Halaman 1) :
Parameter 31 Mei-30 Juni 2014 : (Ditujukan untuk pemerintah kota Depok, pemerintah
kabupaten Bogor, dan pihak-pihak yang anggota keluarganya diculik lalu dipasung (:pemasungan
tidak menggunakan rantai melainkan korban dikucilkan dan diintimidasi menggunakan orang tua
palsu, kaum kerabat palsu, dan trafficking yang menghalangi upaya korban mencari
pengayoman dan perlindungan) sebagai sarana pemerasan dan atau tumbal parasitisme
kejahatan identitas palsu yang akan merekrut pelaku-pelaku kejahatan beridentitas palsu dari
pemerintah kota Pagaralam, pemerintah kabupaten Lahat dan pemerintah kabupaten Empat
Lawang provinsi Sumatera Selatan).
Lagak Busuk Indra Rasiwan Palsu, Nirwana Palsu, Reza-reza Palsu Dan
Kejahatan Homoseks (waria ) Eli Kusmala-Atik Jemakir-Yanto-Bujang San-
Susiawan Mempengaruhi Biaya Perkuliahan Gumayenda Teregistrasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo 2010-2014
Tunggul berarti menghisap harta orang lain dengan bertebal muka,
transparan terhadap resume kejahatan homoseks (waria) Susiawan-Eli Kusmala
sebagai postulatif yakni : (a) Pelaku penculikan yang khawatir dapat dibuktikan
dengan tentatif kasus hilangnya Indra Rasiwan dan anak-istri yang hingga kini
masih belum dapat ditemukan, (b) Motif substitusi oknum-oknum Rasiwan
yakni Erwin Winter Arfan Masuning, Pandi Arfan Masuning, Meri Arfan
Masuning, Nela Sukardi, Andi Nova Zemla, Didi Buhari, Misnan Hartono, Erlan
Arfan Masuning, Budi Sukardi, Sukron Keuw, Adi Chottawa, Jimmy Arfan
Masuning, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian mengidentikkan
korban-korban penculikan untuk diset guna mendeviasi kasus parasitisme,
identitas palsu, dan penjarahan yang dilakukan dengan reputasi keluarga
Rasiwan, (c) Modus identitas palsu menggunakan Reza-reza palsu Pagaralam
mengekstorsi pemerintah kota Pagaralam menggunakan modus Xaverius
Pagaralam, Santo Mikael Tanjung Sakti, homoseks (waria—mantan-mantan
tahanan kota Pagaralam maupun sampah masyarakat dari lembaga
Edwansyah Gumayenda Page 2
pemasyarakatan POMAD Lahat dan Kemarau Palembang rekan dari sekte Deo),
sampah masyarakat, dan kroni-kroni perampokan guna mesanitasi daerah
Pagaralam dengan asumsi nepotisme berpopulasi mereka sendiri dan
memudahkan kejahatan mengasimilasi korban sebagai pelaku dan
mendistribusikan harta rampokan guna membesarkan anak-cucu mereka,
dengan pemasungan dan penculikan terhadap korban memastikan usaha
rencana pembunuhan massal tersebut.
Modus kelompok kejahatan waria Susiawan-Eli Kusmala-Atik Jemakir-
Reza-reza palsu-oknum-oknum Rasiwan melakukan penculikan guna memasung
korban-korban seperti Gumayenda dikarenakan : (a) Estimasi pengucilan yang
mengindikasikan teror didalam keluarga dan kaum kerabat hingga korban tidak
memperoleh kesempatan mengalami pengayoman, dan intimidasi identitas
pelaku yang mensubstitusi KODIM 0405 Pagaralam, Koramil Jarai, Polsek Jarai
dan Polres Pagaralam, (b) Modus pemerasan yang dilakukan oleh Eli Kusmala-
Reza palsu-Susiawan terhadap korban-korban yang dipaksa beridentitas palsu
dan bertransfigurasi dengan intimidasi imigran gelap dan atau ‘trafficking’ yakni
menjual korban seperti kontribusi germo terhadap wanita tuna susila/waria
tuna susila dan atau menjual korban seperti anak-anak hilang yang dieksploitasi
sebagai pemuas syahwat kaum pria, menjual diri, media pemerasan, dan sarana
kejahatan pencurian, (c) Kondisi Polres Pagaralam terbukti melakukan
kejahatan penculikan dan pembunuhan ketika kelompok kejahatan Susiawan-
Edo Harunata mensubstitusi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto
Marsul dengan intimidasi kelompok kejahatan Nasrani Parno, Hermanto Keuw,
Sukron, Nugroho Siswanto, Harun Zawawi, Johar, Jemakir, Indra Jaya, Taher
Sukardi, Betty, Marsup, Mayangsari, Cici Yulita, Sastra Mico, Walama Sukardi,
Arfan Masuning, Nirwana palsu, dan Suharindi melakukan inaktivasi hukum dan
mendukung resume kejahatan Bupati Lahat Harunata Supeno menguasai korban
penculikan dengan pemasungan yang melakukan penganiayaan hingga
Edwansyah Gumayenda Page 3
mengalami kemunduran mental yakni Program Eve. Penganiayaan yang
diintimidasi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran perilaku,
dikucilkan masyarakat tersebut memprovokasi/memutuskan silaturahmi kaum
kerabat, membunuh keluarga, dan melakukan pemurtadan dengan intimidasi
pemerintah kota Pagaralam dan Xaverius Pagaralam demi menyukai
pembantaian/pemusnahan pribumi dan agama Islam, (d) Rasa malu oknum-
oknum Rasiwan yakni Walama Sukardi, Arfan Masuning, Chottawa, Indra
Rasiwan, Nova Zemla, Herno Della, Nusa Bela, Yahun, Eli Kusmala, Susanti
Angraini alias Ute, Elta Eli Kusmala, Rita Malinda-Kahar, Sabit Baranangsiang
Bogor, Herjan Kanasim, Indra Rasiwan palsu, Reza palsu, dan Nirwana palsu yang
mengekspos aib almarhum Rasiwan-Arijah dan kaum kerabat yang dekat
terhadap mereka dengan harapan dapat merampas identitas palsu maupun
harta benda korban, dan modus pemerasan dari pelaku-pelaku kejahatan
namun termanipulasi oleh kelompok kejahatan homoseks-homoseks Inra Floris
Palembang yang mengumulasi resume kejahatan oknum-oknum Rasiwan yang
direkrut oleh kejahatan waria Harun Sohar hingga melakukan kejahatan
penculikan, perampokan, parasitisme, transfigurasi dan pembunuhan, dan (e)
Rasa frustrasi keluarga Burlian Sohar mendukung aib pejabat Bupati Lahat
Harunata Supeno yang malu diekspos dan dikonsumsi oleh kolega, musuh
politik, keluarga, kaum kerabat, dan rakyat Pagaralam, Ogan Komering, Musi
Banyu Asin, Muaraenim, Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Semarang,
Djogjakarta, Ponorogo, dan Malaysia. Umumnya mereka menyebutkan status
vakum Djazuli Kuris, Firasgo Djajasantika, Budiarto Marsul, Herdiansyah Bana
Yuni, Zayadi Amin, dan Suharindi merupakan ikon-ikon Jawa-Cina, Nasrani, dan
Yahudi Pagaralam yang sempurna karena mendukung kejahatan pembantaian
pribumi Besemah Pagaralam dan kompatibel sebagai budak-budak kejahatan
mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno. Aib Bupati Lahat Harunata
Supeno hingga kini masih menjadi komoditas absolut bagi pelaku-pelaku
kejahatan pemerintahan kota Pagaralam yakni frustrasi mempunyai ibu kandung
Edwansyah Gumayenda Page 4
wanita tuna susila, tinggal didalam gubuk berlokasi di Bukit Besar Palembang
yang dialami dengan kejahatan seksual dari saudara laki-lakinya yakni Rudi
Harunata, dipungut dengan perlakuan kelaparan, iri-dengki melihat teman dan
kaum kerabat mempunyai keadaan yang lebih baik dari dirinya, terbiasa dengan
kondisi tidak sehat dalam keadaan anatomi dan fisiologi seperti frustrasi
mempunyai saudara perempuan yang dipekerjakan sebagai pembantu rumah
tangga bahkan didukung untuk menjajakan diri sebagai pemuas syahwat (:Atun
Sunaryo, Saplin, dan Budi Penjol), melakukan penodongan, mengenakan piranti
kewanitaan dan menzinahi orang tua, dan dibesarkan dengan lingkungan
tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kemarau Palembang maupun pelaku-pelaku
penyimpangan seksual yang kini dikenal sebagai kelompok-kelompok kejahatan
Meki Burlian Sohar, Astin Alimudin, Inra Floris, Klicuk, dan Kliwon, dan terbukti
sebagai sarana pengucilan sempurna bagi keluarga Demang Kenasim (:ikon
komunal Jawa yang tiran dan tersohor sebagai penganiaya pribumi Indonesia)
yang hingga kini menjadi cemoohan kelompok-kelompok kejahatan Susiawan-
Kuris-Marsul-Zawawi-Parno-Sukron-Suharindi yang merekrut komunal Jawa-Cina
Nasrani menyebutkan kanibalisme atau memakan manusia kini dapat diinduksi
dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran mental.
Elevasi kasus per kasus yang terjadi adalah kelompok kejahatan Susiawan
membiarkan Roy Lanzen, Taufan Putra, dan Lutfie Syadun (:ikon Jamaah
Muslimin Bogor yang kini menjadi pemuas syahwat kaum waria dari kelompok
kejahatan Susiawan dan Nyi Kenoh) mengekspos resume kejahatan kelompok
Harun Sohar dengan perampasan dan parasitisme dari korban-korban yang
sebelumnya dirampas oleh kejahatan Status Vakum Pagaralam 2008. Kumulasi
yang diharapkan oleh Susiawan adalah dapat memperkaya dirinya, mendeviasi
status pelaku kejahatan dan membunuh sempurna musuh-musuh keluarga
Burlian Sohar dan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno tersebut. Kumulatif
tersebut mendiskredit Susiawan dan Reza-reza palsu karena ancaman
Edwansyah Gumayenda Page 5
percobaan pembunuhan mengulminasi kondisi Gumayenda yang dipaksa untuk
mengalami pemasungan karena Susiawan, Astin Alimudin, Meki Burlian Sohar,
Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Eli Kusmala, Atik Jemakir, oknum-oknum
Rasiwan-Arijah, oknum-oknum Achmad Sjamsuri-Uliam, Reza-reza palsu, dan
Rudi Harunata menghendaki kondisi penyimpangan seksual, memperbudak
korban sebagai pemulung, gembel-pengemis (gepeng), pelaku parasitisme yang
melakukan aksi 385 di rumah-rumah, lahan pertanian dan lahan perkebunan
milik pribumi, waria tuna susila, kemunduran perilaku yang mencabut hak-hak
kewarganegaraan, dan kemunduran mental (:institusi Ernaldi bahar Palembang
dan atau rumah-rumah yang mirip kamp pengungsi yang diisolasi dari perhatian
hukum maupun masyarakat) guna membunuh korban secara sempurna ketika
telah terkuras habis. Kumulasi tujuan kejahatan kelompok Susiawan (Deo
Harunata), kejahatan Pagaralam, dan Roy Lanzen dikonsolidasi untuk
menyebutkan nepotisme kejahatan dengan hasil-hasil kere munggah bale
mendesak untuk bagaimana menyingkirkan resume kejahatan dan identitas
palsu daripada pola hidup orang-orang palsu yang hidup baru dan dekat
terhadap mereka sebagai media kejahatan, hingga kini asumsi menstatuskan
pelaku-pelaku kejahatan sebagai musuh Tentara Nasional Indonesia masih klise
untuk mengintimidasi kejahatan.
Terorisme kejahatan kelompok berstatus sampah masyarakat yang
kadang-kadang mengklaim strata Polisi dan TNI dari Kepolisian Resort Pagaralam
dan Batalion 206 Lahat, mengondisikan intimidasi klise seperti membuat
persatuan dan koalisi yang umum ditemui ketika korban memiliki kaum kerabat
yang cukup banyak dan disukai oleh pelaku seperti Reza-reza palsu dan
kelompok kejahatan Susiawan demi mengganti identitas dan melangsungkan
hidup mereka yakni memarasit atau menghisap harta benda korban selama
melakukan ekstorsi-ekstorsi yakni : (a) Menyengketakan harta benda dengan
menjerat terlebih dulu anggota keluarga korban guna menyerahkan harta benda
Edwansyah Gumayenda Page 6
kepada pelaku dan menggelapkan korban kepada modus pemerasan yang
mengakibatkan korban tunduk melakukan perintah-perintah kejahatan pelaku
yakni Atik Jemakir, Nirwana palsu, dan kelompok kejahatan Susiawan, (b) Atik
Jemakir menyebutkan ekstorsi kejahatannya dari pejabat kabupaten Lahat yakni
Bupati Lahat Harunata Supeno yang tidak mau kalah melakukan penjarahan
dengan alasan diperas oleh ajudan dan mengayomi reputasi buruk Bahay alias
Bahagia yakni sampah masyarakat yang direkrut melakukan aksi perampasan di
kabupaten Lahat, sedangkan Atik Jemakir mengklaim status dirinya sebagai anak
perempuan dari Bahay yang mengintimidasi kejahatan seksual dan pemerasan
kepada korban, (c) Susiawan menstatuskan kejahatan dari Suzuki APV hitam
BG74EZ yakni modus kejahatan seksual waria yang menzinahi korban seusai
dilakukan pertukaran antara korban dengan pelaku bertransfigurasi mirip
keluarga korban, yang mengakibatkan parasitisme pelaku hingga mengklaim
intimidasi berstatus tuntutan hak waris, pencurian, pengakuan status keluarga
hingga memanipulasi perkawinan yang akhirnya mengondisikan perzinahan
karena pelaku melakukan pertukaran dengan waria atau sampah masyarakat
yang kemudian memeras dengan berbagai aksi pemfitnahan yang bertujuan
menghancurkan kehidupan keluarga korban, (d) Eli Kusmala menyebutkan
ekstorsi dari pengeksposan aib pembunuhan istri mantan Gubernur Sumatera
Selatan Syahrial Oesman yakni Maphilinda Boer. Modus yang dibungkam dari
perhatian hukum karena menyeret mantan Bupati Lahat Harunata Supeno dan
Astin Alimudin sebagai pelaku kejahatan, akhirnya dibongkar guna memeras
antar pelaku yakni Atay, Toyib, Bahay, Eddy Santana Putra, dan Herlansyah
Burlian Sohar alias Aan, (e) Elevasi ekstorsi Susanti Angraini alias Ute mengalami
konvergensi dikarenakan mengintimidasi Taufan Putra melalui hubungan seks
dan menjerat Roy Lanzen dari aksi Hermanto Keuw, Sukron, Reza-reza palsu dari
oknum-oknum Rasiwan dan komunal anti Islam yakni Xaverius Pagaralam
berimperatif Susiawan, Suharindi, Johar, Jemakir, Pajeroni Zawawi, Ahmad
Feriansyah alias Fai, dan Nela Sukardi memanipulasi modus pronosiasi hati
Edwansyah Gumayenda Page 7
mengekspos aib hingga Bupati Lahat Harunata Supeno teridentifikasi sebagai
‘plotter’ demi menguasai aset dan identitas Roy Lanzen, kasus yang dibangun
dari kondisi Heny Roy Lanzen dan diset prediktif yakni mengumulasi substitusi
pelaku-pelaku kejahatan identitas palsu dari kota Pagaralam yang diusahakan
mengalami rute komutasi guna melakukan substitusi dengan kulminatif deviasi
harta rampokan dari daerah sebelumnya memperoleh anvil di pihak-pihak yang
mengalami pola antidote dan konvergensi identitas hukum demi tuntutan
hukum yang mematahkan pembuktian retro-aktif, dan (f) Ekstorsi identitas
palsu Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi dari kejahatan dobel Sylvana
Dolora Agustien, Rheza Ivan Darian, dan Indra Rasiwan diupayakan melakukan
intimidasi terhadap kaum kerabat dari modus pemfitnahan pronosiasi hati dan
kejahatan Nasrani yang memeras korban dengan mempermalukan hingga
mengucilkan korban.
Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan menstatuskan pembuktian yang
mengiritasi aib Bupati Lahat Harunata Supeno sebagai saran yang
mengonvergen kondisi Indra Rasiwan yakni meninggalkan harta benda dan
menelantarkan keluarga karena dianggap mengalami kemunduran mental
seusai dianiaya atau dipasung dengan modus mengumulasi kemunduran mental
menggunakan program Eve yakni mengisolasi korban dengan instrumen yang
mendiktasi pronosiasi hati hingga perilaku imperatif yang memicu kerja otak
mati mirip program Manshuri. Kondisi korban yang kulminatif mirip robot
karena mudah didikte untuk melakukan diskredit reputasi dan menerima
perintah-perintah kejahatan, mengakibatkan pelaku-pelaku kejahatan
memperoleh deviasi status pelaku. Korban-korban yang dipasung untuk
mengalami kemunduran mental (Eve) memang mengalami kritisme yakni : (a)
Diculik untuk terpisah dari keluarga dan kaum kerabat, (b) Dipaksa mengalami
pemerkosaan, pelecehan seksual, dan melakukan kejahatan seks, (c) Dipaksa
menyaksikan perzinahan yang harus dilakukan terhadap anak, istri maupun
Edwansyah Gumayenda Page 8
saudara kandung sendiri, (d) Dijejali obat-obatan institusi, narkoba, dan kotoran
(faeces, urine, dan bahan kimia beracun) melalui udara, alat-alat mandi,
pakaian, makanan, dan minuman yang terpaksa dikonsumsi karena mengalami
kondisi pengucilan, (e) Diacuhkan dari komunikasi keluarga ketika tidak
menyadari orang tua dan saudara kandung telah ditukar oleh pelaku (kelompok
kejahatan Eli Kusmala, Deo Harunata, Susiawan, Reza-reza palsu, dan Atik
Jemakir) dengan yang palsu dan ditugaskan mengawasi pemasungan secara
tidak langsung yakni meracuni mental korban untuk memperoleh kumulasi
kemunduran perilaku, (f) Kelompok pelaku mengintimidasi lingkungan sekitar
bila korban dapat keluar dan melakukan perjalanan diluar rumah untuk tidak
membuka dan atau memberikan keterangan kepada korban bahwa tengah
mengalami pemasungan dan percobaan pembunuhan dari pelaku yang kini
beridentitas palsu didalam rumah korban, (g) Kelompok pelaku secara bergiliran
mengintimidasi korban dengan menghasut perekrutan terhadap lingkungan
sekitar untuk ikut melakukan permusuhan dan penganiayaan terhadap korban,
(h) Provokasi Reza-reza palsu diupayakan dapat memicu kemunduran perilaku
korban guna memperoleh status institusi yang mengakibatkan pengawasan dan
penganiayaan dapat dilakukan secara langsung terhadap korban, (i) Kelompok
kejahatan Susiawan melakukan intimidasi secara instrumen yakni melakukan
instalasi alat-alat pendiktasi guna memperoleh kemunduran mental dan
kesehatan korban karena mengumulasi provokasi terhadap ‘media otitia’ dan
emosi korban, (j) Provokasi kesehatan korban dikumulasi oleh Nirwana palsu
berdalih menyediakan dokter dan obat-obatan meskipun hal tersebut tidaklah
nyata bagi Gumayenda bahkan menunggu kondisi terlemah dari korban dengan
asumsi pemerasan dan ganti rugi yang akan dicuri oleh kelompok kejahatan Atik
Jemakir dan Susanti Angraini, (k) Resume penipuan dengan memanfaatkan
divergensinya kondisi korban terpasung yakni menyebutkan kondisi
kemunduran kesehatan yang likuid dapat dipotong kompas dengan
menyebutkan kerabat dari kelompok kejahatan Susiawan sebagai substitusi
Edwansyah Gumayenda Page 9
kondisi korban yang dibungkam dari perhatian tim kesehatan, (l) Resume
penipuan dengan provokasi kemunduran perilaku terhadap korban yakni
membunyikan pronosiasi hati yang menghasut SARA dan menggunakan
kelompok pelaku sebagai ekstorsi kejahatan karena mengenakan seragam Polisi
dari Kepolisian Resort Pagaralam dan TNI dari KODIM 0405 Pagaralam,
memanipulasi pengaduan korban guna pemasungan, dan penganiayaan secara
langsung yang mengakibatkan korban cacat dapat dibungkam, (m) Hasutan
komunal dan masyarakat diintimidasi untuk menstatuskan kemunduran perilaku
menyebutkan kompetensi masing-masing pribadi guna memudahkan modus
pengotakan yang melumpuhkan komunikasi lingkungan, agama, dan politik.
Aksi yang menyebutkan korban dapat dikucilkan ketika perekrutan mengklaim
skisme antar komunal dan mengorientasikan kejahatan sepihak karena
kebodohan dan infiltrasi kultur yang tidak dipahami untuk menganiaya hak-hak
kewarganegaraan, mengumulasi resume kejahatan untuk nepotisme kejahatan
dengan harapan pengucilan dapat menundukkan identitas reputasi dan
intelektual yang dikembangkan oleh korban, (n) Hasil provokasi yang
menyebutkan komunal berkompetensi terhadap usia dewasa, harta benda yang
merekrut reputasi baru, dan pemvonisan terhadap kompetensi untuk
menyebutkan korban mengalami kemunduran mental yang mengakibatkan ia
tidak mampu berkomunikasi secara politik, agama, dan ekonomi, (o) Pengucilan
terhadap komunal mengakibatkan penggelapan identitas reputasi yang
memudahkan penggelapan pledoi dan provokasi yang mengomunikasikan
agenda baru bagi kejahatan yakni plot dengan divergensi aksi kejahatan
terhadap korban terhadap pelaku, dan ketetapan media kejahatan memvonis
plot kejahatan sebagai klisenya penangkapan dan kulminasi status yang
menyebutkan kemungkinan mengeksekusi subjektif diantara korban hanya
dapat dibuktikan dengan mengulminasi krisis dan kepercayaan yang umumnya
adalah korupnya operator mengawasi pemasungan dan pencekalan yang
dilakukan terhadap korban. Konvergensinya menyebutkan asumsi korban untuk
Edwansyah Gumayenda Page 10
mengalami pencekalan dan mengupayakan amputasi dan perlawanan terhadap
set konspirasi yang mengindikasikan kemunduran perilaku untuk
mengomunikasikan reputasi terhadap pengaruh reputasi dan kondisi krisis dari
identitas yang sebelumnya dianiaya dengan penggandaan dan kemunduran
mental, (p) Korban diintimidasi untuk mengakui penggandaan yang
diberlakukan terhadap dirinya dalam keadaan tertangkar yakni mengalami
penggadaian status yang sebenarnya akan ditolak bila dikonfirmasi terhadap
korban bahkan mengetahui hal dan kesepakatannya berorientasi kepada
merampas hubungan komunikasi penganiayaan korban demi memperoleh
hasutan yang memanipulasi kumpulan massa untuk ikut terprovokasi dan tidak
berani melakukan tuntutan balik. Hal yang umum diketahui korban ketika
asumsi menyelamatkan anggota keluarga yang diculik sehingga menunda
kekerasan terhadap aksi kejahatan yang tengah berlangsung dan atau kondisi
cacat hukum yang dilakukan yakni intimidasi kejahatan Polisi/TNI (: telah
beridentitas palsu dan mengokupasi identitas korban maupun harta rampokan
dari daerah sebelumnya, bahkan melejit dengan strata perwira tinggi yang
ditempuh dengan hanya melakukan modus substitusi yakni menukar perwira
tinggi dan atau memanipulasi identitas disertir yang melarikan diri dari
kesatuan—Batalion 206 Lahat, Batalion Garuda Hitam Lampung, dan Batalion
328 Cilodong) terhadap korban yang mendefinisikan pengaduan korban akan
selalu mengalami cacat hukum dan intimidasi yang menyebutkan kondisi
kemunduran mental korban ketika melakukan konfrontasi barang bukti akibat
terpasung, teraniaya, terperkosa, terculik, dan atau telah mengalami percobaan
pembunuhan karena modus penggandaan transfigurasi yang klise yakni
operator dan atau petugas yang berwenang menyebutkan pengaduan korban
akan “terlelang” dengan status mereka yang terlibat langsung kejahatan
dikarenakan penjatahan yang menggoda diatas rata-rata uang gaji dan impian
memiliki barang-barang mewah serta akses dari upaya melarikan diri dari
resume kejahatan, dibias dari retro-aktif atau operator investigasi yang tidak
Edwansyah Gumayenda Page 11
profesional mempengaruhi hasil pekerjaannya terhadap korban, (q) Derivasi
resume kejahatan dari pemerintah kota Pagaralam yang di rekrut oleh Bupati
Lahat Harunata Supeno dan mensubstitusi strata stelsel-aktif yang legal bagi
kelas Pagaralam. Perlakuan kejahatan akhirnya teridentifikasi dengan modus
yang menyebutkan suaka dan perekrutan melebar kepada upaya pelaku-pelaku
kejahatan dari pemerintah kota Pagaralam menggandakan identitas demi bias
menderivasi terorisme yang diharapkan mengonsolidasi transfigurasi baru bagi
perekrutan pemerintah daerah dan pemekaran wilayah daerah, dan (r)
Kumulatif nepotisme kejahatan yang menguasai salah pemahamannya
mengenai pemekaran wilayah, rehabilitasi, elevasi institusi, pemetaaan likuiditas
kejahatan yakni berperilaku seolah-olah menguasai wilayah seusai menjadi
‘lullaby’ dan atau menguasai modus substitusi kepala daerah dan orang-orang
dekat dari wilayah pemerintah daerah yang mengupayakan prospektif
‘redundancy’ dari mantan kepala daerah mendaftar dan mengetalase kaum
kerabatnya yang siap santap untuk modus kejahatan baru.
Berikut normatif-normatif ketidaksesuaian identitas palsu terhadap
Gumayenda yakni : (1) Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
mengakomodasi Reza-reza palsu yang teridentifikasi sebagai penculik dan
operator-operator parasitisme yang dimaksudkan untuk mengamputasi
Gumayenda dari melakukan pengaduan mengenai hilangnya dan resume
kekerasan yang pernah dialami oleh orang tua Gumayenda selama berdomisili di
desa Talang Jeruk Pagaralam. Reza-reza palsu tersebut terbukti melakukan
pencemaran nama baik yang sangat meneror hingga postulatif mereka
mengancam eksistansi korban. Akomodatif ancaman, pemukulan, dan
intimidasi akses Polres Pagaralam yang diperoleh Reza-reza palsu karena
menadahkan rumah-rumah dan harta benda korban kepada pemerintah kota
Pagaralam berdalih kepala daerah Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul
melakukan sanitasi daerah dan merencanakan nepotime dengan populasi dan
Edwansyah Gumayenda Page 12
kroni yang disaring dari kumulatif kompatibelnya hirarkikal pemerintah kota
Pagaralam yakni asumsi menguasai eksesibilitas pemerintah daerah dengan
operator-operator yang melikuidasi kejahatan kekuasaan dan likuiditas
perebutan kekuasaan. Ironinya, mayoritas Reza-reza palsu direspon
bertransfigurasi dan menunggu jatah berupa mutasi ke daerah lain dengan
pemboncengan kasus-kasus perampokan, penculikan, pemerkosaan,
parasitisme, pronosiasi hati, dan percobaan pembunuhan, meskipun akses
mutasi mereka teridentifikasi mengorupsi Kepolisian Resort didaerah lain yakni
status stelsel-aktif yang merepatriasi dan melikuidasi sebagian harta rampokan
dari pemerintah daerah sebelumnya dengan mensubstitusi kejahatan sebagai
asumsi ‘quid pro quo’ dari kepala daerah atau oportunis yang kalah bertaruh
dalam likuiditas perebutan kekuasaan dan dominasi plot terhadap kelompok-
kelompok kejahatan yang mengendalikan kota dan atau infrastruktur
pemerintahan daerah, (2) Identitas ganda Elvera direkrut oleh homoseks-
homoseks Inra Floris Palembang yang akhirnya memprovokasi Gumayenda yakni
mengondisikan korban sebagai kelinci instrumen pronosiasi hati yang
mendiktasi kekerasan berupa parasitisme orang tua palsu, Reza-reza palsu,
kondisi properti pribadi yang diinfiltrasi oleh orang-orang tak dikenal meskipun
telah melakukan pengamanan berupa penguncian barang-barang pribadi,
narkoba melalui makanan dan minuman, penggelapan harta waris Indra
Rasiwan, dan penculikan orang tua yang dibungkam terhadap Gumayenda
mengenai kondisi kasusnya dan diupayakan untuk memasung dengan tujuan
terusir dari identitas dan harta benda yang merupakan kompatibel dari hak-hak
kewarganegaraan telah dirampas oleh kelompok kejahatan waria Susiawan dan
Eli Kusmala, dan eksisnya kejahatan homoseks (waria) mensubstitusi Walikota
Pagaralam Ida Fitriati Basjuni dan provokasi kejahatan dari oknum-oknum
Rasiwan yang mengakomodasi identitas palsu bagi populasi Pagaralam yang
sebelumnya telah diusir dari rumah dan harta benda mereka. Kasus Elvera
melejit ketika Nirwana palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Susiawan
Edwansyah Gumayenda Page 13
mensubstitusi jabatan Pembantu Ketua Satu atau Puket I berdalih kasus Indra
Rasiwan merekrut keluarga Elvera karena pernah mensubstitusi jabatan pejabat
Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul. Status Elvera membuktikan sia-sianya
berkoalisi meskipun telah ngotot beragama Nasrani/Yahudi dari kondisi yang
diintimidasi oleh Susiawan yakni parasitisme Andi Nova Zemla, Ahmad
Feriansyah, Kardinal, Novriansyah, Baheramsyah, Marko Ilpiyanto, Herma Diana,
Zulaiha, Yadi Maryadi, Medi Triawan, Robinson, Liza Islamia, dan khusus Andri
seorang dosen yang terpaksa mengalami kekerasan karena berhubungan seks
terhadap salah satu pelaku kejahatan homoseks dari kelompok kejahatan
Susiawan. Liza Islamia menyebutkan kasusnya tidak kalah seru dari resume
institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralam tersebut yakni kondisi identitas
ganda yang merekrut keluarga Burlian Sohar dan melakukan transaksi seksual
dengan modus parasitisme, skisme agama Syiah, dan reputasi buruk Bursah
Zarnubi palsu selaku pencicip tubuhnya ketika masih lajang, (3) Identitas palsu
Nirwana Indra Rasiwan yang diklaim oleh dobel-dobel korban dan identitas
palsu dari kejahatan Nirwana-nirwana palsu terbukti melakukan diskredit
signifikan ketika pelaku-pelaku menelanjangi reputasi almarhum Rasiwan-Arijah
dengan menyebutkan mereka sebagai pengkhianat dan atau antek Belanda,
resume seksual yang dielevasi oleh Susiawan, keluarga Betty, keluarga Sukron
Keuw, keluarga Arfan Masuning, dan Suharindi demi mengotakkan kaum
kerabat Rasiwan-Arijah. Resume aib keluarga Walama Sukardi dipaksakan untuk
dimanipulasi dengan memfitnah almarhum dan anak-anak almarhum, dalih yang
disebutkan oleh Susiawan yakni lebih baik kehilangan keluarga Indra Rasiwan
atau kaum kerabat lainnya daripada kehilangan kesempatan untuk merampas
harta benda kaum kerabat. Kasus keluarga Sukardi memastikan lumpuhnya
reputasi Rasiwan–Arijah karena resume penyimpangan seksual yang dialami
oleh Budi Sukardi, keluarga Chottawa, Nela Sukardi, dan keluarga Arfan
Masuning yakni menyetubuhi orang tua kandung sendiri dan berani
menyebutkan resume almarhum Rasiwan-Arijah pernah bersenggama terhadap
Edwansyah Gumayenda Page 14
anak-anak mereka dan perampasan yang dilakukan olehnya dengan
mempermalukan target dan atau kaum kerabat yang diincar identitas dan harta
bendanya, (4) kelompok kejahatan Susiawan mendaftar modus pemasungan
ketika Gumayenda direkrut oleh Hartal Burlian Sohar ke ibukota Jakarta di tahun
2007, hal-hal yang teridentifikasi adalah : (a) intimidasi Reza-reza palsu
memukuli Faisal Sjamsuri dan Nirwana Indra Rasiwan (: saat itu belum
teridentifikasi palsunya identitas pelaku) untuk tidak membuka identitas
kejahatan yang akan dilakukan terhadap Gumayenda (: diset di rumah pribadi
mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno di komplek Bintara (3) Cibening
Bekasi Barat), (b) Merencanakan substitusi terhadap orang tua palsu
Gumayenda, (c) Elevasi Hartal Burlian Sohar menanyakan Roy Lanzen khawatir
mengganggu identitas kejahatan yang akan diberlakukan kelompok kejahatan
Susiawan yakni Reza-reza palsu, Atik jemakir, Susanti Angraini, Indra Rasiwan
palsu, Nirwana palsu, Jemakir, Yanto, Melia Yanto, Bambang Yanto, Parno,
Bujang San, Nugroho Siswanto, Sukron Keuw, Asykari, Taher, Pajeroni Zawawi,
dan Eli Kusmala terhadap Gumayenda di kecamatan Jarai. Herannya,
perekrutan diklaim secara pendaftaran akses yang akan diperoleh bila status
vakum Pagaralam 2008 sukses dan selama rekrutan mengakomodasi Nasrani,
hubungan seks dan atau menyebutkan pelampiasan syahwat serta kejahatan
waria merupakan persyaratan perekrutan. Bagi Susanti Angraini dan Nirwana
palsu (:Tim Floris—pelaku telah menransformasi alat kelaminnya seperti wanita
dan menyediakan syahwat dengan modus pemerasan) hal tersebut merupakan
kulminatif bagi mereka karena menyetubuhi Hartal Burlian Sohar dan mencicipi
tubuh Nirmala Hartal Burlian Sohar merupakan akses lanjutan menempuh harta
benda dan identitas kaum kerabat yang ditinggalkan oleh mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno seusai repatriasi, (d) Klicuk warga desa Talang Pisang
kecamatan Jarai merekrut Gumayenda ke Inra Floris Palembang demi
memasung korban di institusi Ernaldi Bahar Palembang di bulan September
2009, (e) Derivasi identitas kejahatan diset di tahun 2005, ketika Gumayenda
Edwansyah Gumayenda Page 15
direkrut oleh CV, Nirmala ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu kabupaten
Lahat dengan resume pronosiasi hati dan sejumlah pemerkosaan yang dilakukan
kelompok kejahatan waria Susiawan dan Deo Harunata di rumah Tolhaimi di
desa Penindayan kabupaten Lahat yang hingga kini dibungkam dari upaya
pengaduan kasusnya, (f) Kumulatif pelecehan sebelumnya direspon ketika
Susiawan mengunjungi kediaman Hartal Burlian Sohar dan Sutan Muda pada
dini hari—saat itu perekrutan ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu.
Susiawan melecehkan Gumayenda dengan menegaskan jerat seksual dari
operator-operator seksnya (: waria tuna susila dan wanita tuna susila) tidak
berhasil menjerat Gumayenda, namun Hartal Burlian Sohar mengambil alternatif
dengan memanggil Robi Bahay untuk melakukan pengebirian terhadap
Gumayenda bila telah kembali ke kecamatan Jarai, (g) Surat permohonan kerja
milik Gumayenda terhadap PT. Muara Alam Sejahtera dan PT. Batu Alam
Sejahtera pada tanggal 28 November 2008 yang diserahkan kepada Hartal
Burlian Sohar dikediamannya di Pasar Lematang Lahat, menegaskan set
kejahatan terhadap Gumayenda telah kumulatif dengan penolakan dan
pelecehan yang distatuskan oleh keluarga Burlian Sohar dan anak-anak mantan
Bupati Lahat Harunata Supeno—saat itu membunyikan radio frekuensi sinyal
rendah dan pronosiasi hati yang mengklaim pronosiasi hati Susiawan, (h)
Kejahatan waria dipastikan oleh Gumayenda telah memasuki keluarga Burlian
Sohar yang mengindikasikan sanitasi bagi komunalitasnya dan derivasi kejahatan
menarget pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang pula berarti aib keluarga
Sohar signifikan ditakuti bila terekspos, terbukti dari upaya Reza-reza palsu dan
dobel Harunata Supeno yang diklaim oleh Susiawan mengintimidasi Gumayenda
dari perintah kejahatan yang telah diset menggunakan pembantu-pembantu
(panakawan) dari keluarga Lam, Syam, Syahani, Sutan Muda, Sudir dan
seterusnya, penyesuaian perekrutan dengan kapasitas homoseksual sebagai
perekrutan, meskipun dipaksakan mengenakan nama atau reputasi Sohar masih
terelevasi buruk karena mosi tidak percaya mirip kasus nama Harunata S
Edwansyah Gumayenda Page 16
(:aksioma antidote bagi pejabat wakil Bupati Lahat Marwan Mansyur yang
sebelumnya direncanakan mengenakan nama Mansyur S), yang sebelumnya
canggung untuk menyebutkan konotasi Jawa dibelakang nama—Supeno—
mantan pejabat Bupati Lahat tersebut dan akhirnya ditembuskan kepada
Supeno saja ketika aib keluarga Sohar terekspos secara publik politik, (5)
Institusi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam menjadi
rumit ketika klaim modus pronosiasi hati mengekspos pencelaan dari Xaverius
Pagaralam meskipun diketahui klaim Nasrani terhadap upaya-upaya pejabat
Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul mengetalase kasus-kasus
berupa kekerasan dan percobaan pembunuhan bahkan sekte yang diklaim sesat.
Salah satu kumulatif diskriminasi yang dikondisikan adalah paternalisme dari
pemerintah kota Pagaralam untuk disiapkan sebagai sistim okupasi kroni oleh
Kuris Palo dan Marsul. Perekrutan dilakukan dengan menyaring identitas palsu
dan mengidentifikasi warga pendatang tanpa perlindungan mengenai hak milik
dan properti kota Pagaralam, hal yang yang menjadi perhatian publik mengenai
substitusi Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul yang memanipulasi harta benda dan
properti dengan resume penyerahan dan tertangkapnya kasus korupsi yang
dilengkapi dengan penyitaan barang-barang mewah milik pejabat-pejabat kota
Pagaralam tersebut. Alias bagi identitas kejahatan pemerintah kota Pagaralam
terkulminasi dari kondisi modus pronosiasi hati yang mengklaim kasus Nirwana
Indra Rasiwan dan Nisma Aprini, dan akhirnya memperoleh kasus baru yakni
menghilangnya keluarga Zayadi Amin dan kondisi cacat fisik maupun psikisnya
Hariyadi, Indra Rasiwan, dan Nirwana Indra Rasiwan sebagai ikon pemerintah
kota Pagaralam alias ‘Bad Coin’nya Pagaralam. Keluarga Zayadi Amin
menghilang karena terbukti malu dan frustrasi mengklaim harta benda mereka
dan divonis dengan dipermalukan oleh kroni kejahatan kota Pagaralam yakni
tidak mampu mengelola aset keluarga seperti PO. Sinar Dempo milik keluarga
Yohan. Hal yang sama dialami oleh PO. Ratu Agung dan PO. Garuda Dempo
yakni tidak mampu berkonsolidasi perintah kejahatan yang berkumulasi
Edwansyah Gumayenda Page 17
mengiritasi identitas dan alias bagi korupsinya aksi penadahan dan provokasinya
pertukaran properti diantara orang-orang palsu dan germo-germo yang
menawarkan identitas palsu beraset ratusan juta hingga miliaran rupiah dari
kelompok kejahatan kota Pagaralam. Alias bagi pertukaran dan penyitaan yang
dilakukan oleh kelompok kejahatan kota Pagaralam adalah menyebutkan daftar
identitas palsu dengan harta benda yang diestimasi bukan milik pribadinya dan
terkumulasi sebagai tumbal pembuktian bila dilakukan investigasi. Kondisi cacat
psikis disebutkan dari kondisi ganti rugi mengenai aksi kekerasan yang dialami
pada saat penyerahan identitas dan harta benda, pasca penyitaan dilakukan
dengan membungkam sejumlah saksi dengan ekses pemerintah kota Pagaralam.
Provokasi yang tersohor saat itu adalah dualisme Djazuli Kuris memanipulasi
rakyat kota Pagaralam demi mendaftar kekuatan pribumi melindungi harta
benda mereka, dan penculikan sejumlah keluarga dengan kemampuan
paguyuban dilakukan, kemudian teridentifikasi sebagai motif penculikan yang
dilakukan dengan kulminatifnya dobel Djazuli Kuris dari status Susiawan di tahun
2004. Sebelumnya Gumayenda pernah menjelaskan mengenai ‘property of
fallability’ yakni konsolidasi persamaan hak dan bagaimana menelaah
pembagian kontribusi sesama koalisi dengan perintah dan dokumentasi yang
diset untuk memberikan kompromi terhadap semua pihak. Distribusi yang
terilustrasi dari kondisi tersebut adalah menyelesaikan fungsi apropriasi yakni
dominasi akan normatif yang diberlakukan dan membagaimanakan peraturan
daerah mengakomodasi transfigurasi profil wilayah memosisikan kepala daerah
untuk mendominasi dan vertikalnya didominasi seperti properti yang
tersubstitusi dan memberikan penjelasan sebagai akibat masalah pemerintahan
kota maupun daerah bukan lagi properti konsumtif yang melulu menghabiskan
namun ia harus konsumerisme melindungi kepala daerah dan peraturan daerah
itu sendiri. Namun hal klise lebih mengebiri peraturan daerah Djazuli Kuris Palo
dan Budiarto Marsul yang diserahkan kepada pekerja asing dan selalu menyewa
keterampilan dengan pengaruh akses suaka, dan akhirnya menempuh
Edwansyah Gumayenda Page 18
akomodasi isu dan asumsi yang mengikat politik substitusi dan komutasi diiritasi
untuk memenuhi perubahan komoditas yang mengakseptasi orang baru dengan
kemiskinan ekstrim, barang curian yang mempengaruhi distribusi output,
distribusi asumsi yang mengikat komunal untuk mengilustrasikan friksi dan
keseimbangan yang diupayakan melalui perolehan nepotisme di pemerintahan
yang baru disusupi (termasuk pengucilan intelektualitas dan perolehan strata
mendisertasi mengenai kasus-kasus kejahatan dan reaksioner intelektual.
Kondisi tersebut mengakibatkan cacat psikis bagi korban yang mengalami
pengusiran dan tidak memahami kontribusi administratif sebagai etalase
percontohan pemerintahan daerah atau klise menyebutkannya dalam bahasa
Inggris yakni ‘all you need is penny but the penis of you are not red enough for
us’. Kasus seorang dosen ekonomi berstrata Doktor dan doktoralnya
menyebutkan spesifikasi mengenai metodologi mengapa hati bisa dikonsumsi
seperti liver dan penganan lainnya, pertanyaan yang mengundang nama institusi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam yang merunut kondisi
cacat psiksis dan pencelaan bagi Nasrani yakni Nisma Aprini sendiri dan kenyang
akan resume penuntutan yang dilakukan dengan alibi-alibi penggelapan dana
pemerintah kota Pagaralam, menegaskan sosok Nisma Aprini tidak bisa
dilewatkan begitu saja, terlebih isu kontekstual dari ‘property of fallability’
menyebutkan masalah infrastruktur, perwujudan dependensi, akseptasi
interdepedensi, inter-relasi ancaman, dan stabilisasi kondisi akibat faktor
korporasi, konsep keterangan diri, dan transisi yang memosisikan normalnya
marjinal anda menentukan kontekstual yang mengalir bagai derasnya ide
tehnikal kebijakan pengetatan likuiditas baik birokrasi, keuangan maupun status
penghapusan keterangan diri anda. Kontras kemerosotan wibawa dan
komitmen disepakati sebagai akibat keterbukaan atau perestroika mengenai
‘glasnost’ (: anda boleh membacanya sebagai reformis dengan demokratik yang
implisit terhadap pemerintah beserta sistemnya). Pertanyaan berikutnya
mempertanyakan inter-relasi kapabilitas pronosiasi hati dan modus-modus yang
Edwansyah Gumayenda Page 19
menyertai Nisma Aprini, apakah menyebutkan divergensi yang dibutuhkan
seperti komitmen pemerintah kota Pagaralam membangun daerah dengan
populasi dan pemahaman nepotisme terhadap ‘mammon’ yang selama ini
menjadi permasalahan mendasar ketika individu dijejali dengan kemampuan
masa depannya, hal yang pernah dicela oleh Nasrani ketika Yesus Kristus harus
tewas ditangan seorang Yahudi karena memperdengarkan hal-hal yang
ditentangnya secara prinsipal. Diagnosa cacat psikis Indra Rasiwan dan Nirwana
Indra Rasiwan menyebutkan kondisi pemasungan dan penculikan yang dilakukan
oleh kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno.
Diketahui keluarga Burlian Sohar menempatkan Gumayenda sebagai
target kekerasan Deo Harunata yang terbukti dari aksi kejahatan Reza-Reza
palsu Inra Floris, Yanto, Parno, Bujang San, Susiawan, Susanti Angraini, Atik
Jemakir, Jemakir, Eli Kusmala, dan Nirwana palsu meneror di kediaman
Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 kecamatan Jarai sejak kepulangan
dari desa Penindayan Lahat yakni perekrutan untuk proyek air bersih di
kecamatan Mulak Ulu kabupaten Lahat sejak tahun 2005. ‘Off-set’ keluarga
Supeno menggunakan dobel bertransfigurasi Nirwana, Eli Kusmala, dan
Susiawan membuktikan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno kepada motif-
motif berikut : (a) Memutuskan silaturahmi terhadap kaum kerabat yang
mengetahui aksi kejahatan dan resume masa kecilnya yang dipenuhi dengan
rasa malu, (b) Rasa malu Hartal Burlian Sohar karena menyetubuhi waria-waria
dari Inra Floris Palembang yang mengklaim kekerabatan terhadap mantan
Bupati Lahat Harunata Supeno, (c) Frustrasinya Hartal Burlian Sohar
mengetahui Susiawan dan Deo Harunata bergiliran memperkosa Nirwana Indra
Rasiwan yang diculik dari desa Talang Jeruk Pagaralam karena mendiskredit
modus penculikan dan pronosiasi hati yang dilakukan demi merampas identitas
keluarga Indra Rasiwan dan harta waris di kecamatan Jarai, (d) Set yang
Edwansyah Gumayenda Page 20
dilakukan oleh pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno terhadap keluarga Nela
Sukardi menggunakan Mitsubishi BG7060E dan kelompok kejahatan dari desa
Tanah Tinggi kecamatan Jarai yakni Yunita Valina, bahwa memanipulasi
Gumayenda menggunakan orang tua palsu diakumulasi guna memepas dalam
belanga dan mengokomodasi modus pemerasan terhadap kaum kerabat
Rasiwan-Sjamsuri yang bertransfigurasi identitas palsu dan terkondisi sebagai
sapi perahan kelompok kejahatan Susiawan, (e) Kejahatan Deo Harunata dan
keluarga Supeno terkulminasi dari kondisi Indra Rasiwan dan anak istri yang
dipisahkan dari Gumayenda yakni dikondisikan sebagai pelampiasan pelecehan
dan mengalami kekerasan fisik, disebutkan oleh Susiawan unutk mengondisikan
penghapusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap anak istri dan harta
benda, (f) Intimidasi Susiawan mengelevasi kejahatan keluarga Lam Sohar yakni
resume perselingkuhan Herlansyah Burlian Sohar dan Hartal Burlian Sohar
terhadap Lam Sohar dan pemerasan yang imperatif modus pronosiasi hati dari
kasus penculikan di kabupaten Lubuk Linggau dan Muaraenim, (g) Modus
kontroversi direkrut oleh Susiawan imperatif keluarga Supeno dengan menculik
Indra Rasiwan yang sebelumnya direncanakan untuk mengerjainya mengenai
kondisi penggandaan yang dilakukan terhadap istri korban yakni Nirwana, (h)
Elevasi penggandaan Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi untuk
memprovokasi pemerintah kota Pagaralam melakukan modus perampasan yang
dikumulasi oleh Susiawan sebagai jatah yang diakumulasi dari kebodohan
mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, Astin Alimudin, Herlansyah Burlian
Sohar, Hartal Burlian Sohar, dan Ramadhan Harunata Supeno memiliki aib
kejahatan homoseks (waria) dan mengumulasi kejahatan TNI dengan klaim
disertir Yon 206 Lahat dan oknum-oknum KOPASSUS TNI-AD yang mayoritas
adalah waria. Hal yang mengherankan publik politik mengenai kejahatan waria
kini dapat mengenakan seragam TNI dan melecehkan maknawi Sapta Marga
dikarenakan status tunggul mereka di harta benda sipil dan mengintimidasi
korban dengan menyebutkan Mayor Jendral TNI AD Harun Sohar memiliki
Edwansyah Gumayenda Page 21
provinsi Sumatera Selatan untuk dapat dirampas kembali oleh anak cucunya
demi kepentingan kantong mereka sendiri, (i) Kontroversi yang dilakukan oleh
Susiawan di tahun 2002 yakni menggandakan Indra Rasiwan dan mengetalase
kejahatan waria terhadap keluarga korban guna merekrut Taufan Putra demi
memiliki ‘lullaby’ dan melakukan penggandaan terhadap Roy Lanzen dan Ismani
Harto, menerangkan kasus Muzakir Sai Sohar menstatuskan resume penculikan
terhadap keluarga Achmad Sjamsuri dan percobaan pembunuhan terhadap
Gumayenda yang dilakukan oleh keluarga Supeno melalui operator keluarga
Yahun dari rute komutasi identitas-identitas palsu keluarga Burlian Sohar,
keluarga Harun Sohar, dan keluarga Supeno karena membawa lari aset-aset
pemerintah daerah kabupaten Lahat (:kasus Herlansyah Burlian Sohar alias Aan
palsu), Lubuk Linggau (:kasus Meki Burlian Sohar, suami Selvi Pipin Burlian
Sohar, Nirmala Hartal Burlian Sohar, dan Bahay alias Bahagia), dan Muaraenim
(:kasus Muzakir Sai Sohar mengelevasi Nirwana palsu, Susiawan, dan kasus
substitusi Roy Lanzen dan Taufan Putra), dan mengupayakan bias dari resume
penculikan, perampokan, dan pembunuhan yang mereka lakukan bersama
keluarga Arfan Masuning, keluarga Sukardi, keluarga Chottawa, keluarga Betty,
keluarga Jemakir, keluarga Yanto, keluarga Parno, keluarga Klicuk, keluarga
Harun Zawawi, keluarga Taher, keluarga Johar, keluarga Hermanto Keuw,
keluarga Sukron Keuw, keluarga Hasbulah, keluarga Marsup, keluarga Suharindi,
Rheza Ivan Darian, Sylvana Dolora Agustien, keluarga Arsad Sjamsuri, keluarga
Loni Sjamsuri, keluarga Faisal Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, dan keluarga
Darwin Sugandi Sjamsuri, (j) Resume penyodomian terhadap Gumayenda yang
dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan yang saat itu (2002)
mengolaborasi Azhari Muarapayang, Marsup, Parno, Klicuk, Harun Zawawi,
Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Jemakir, Atik Jemakir, Mayangsari, Cici Yulita,
Yusni Hasni Marzuki, Elvera, dan Reza-reza palsu Xaverius Pagaralam demi
mendiskredit Taufan Putra dan memasung Gumayenda, merupakan motif
mengapa Gumayenda keluar dari SPBU 34-16405 Sukmajaya Depok di bulan
Edwansyah Gumayenda Page 22
Oktober 2004. Perlu diketahui, oknum-oknum Rasiwan memanipulasi identitas
mereka mengintimidasi kebohongan bahwa telah menguasai Djzuli Kuris dan
Budiarto Marsul, mengimperatif KOPASSUS TNI-AD (:mayoritas rekrutan adalah
waria) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan koordinasi Megawati
Soekarno Putri palsu yang ditransfigurasi oleh kejahatan homoseks Inra Floris
milik keluarga mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno, dan melikuidasi
aset pemerintahan daerah maupun pemerintah kota Pagaralam yang digunakan
mereka untuk berfoya-foya dan menipu penampilan kejahatan terhadap korban
yang menjadi target penculikan dan perampokan. Bukti-bukti tersebut
menyebutkan kondisi cacat psikis orang tua Gumayenda masih dalam keadaan
ambigu dikarenakan kondisi pemasungan dan pengucilan yang dilakukan oleh
operator-operator kejahatan keluarga Harunata Supeno mengolaborasi Roy
Lanzen dan Taufan Putra yang terestimasi mendesak penundaan eksekusi yakni
perekrutan dan pelebaran kasus kejahatan ke ibukota Jakarta-Depok-Bogor-
Bandung-Semarang-Djogjakarta-Malang Jawa Timur dengan target-target yang
sebelumnya disanitasi menggunakan modus kejahatan pronosiasi hati, modus
kejahatan transfigurasi, kejahatan homoseks, penyadapan, penculikan dengan
memasung target guna mengumulasi identitas beserta harta benda kaum
kerabat korban untuk dapat disubstitusi, instalasi sampah masyarakat di
instansi-instansi daerah yang dituju, penggandaan akses demi eksesibilitas guna
mengorupsi likuiditas perebutan kekuasaan, dan estimasi tumbal operasi.
Mendaftar nama-nama berikut untuk kasus ketidaksesuaian identitas
palsu mereka namun terintegrasi terhadap kasus Indra Rasiwan yakni (a) Sastra
Mico, (b) Ahmad Feriansyah alias Fai, (c) Herma Diana, (d) Yulia Misrania, (e)
Zulaiha, (f) Robinson, (g) Kardinal, (h) Rohani Djazuli Kuris, dan (i) suami dari
Yusni Hasni Marzuki. Kondisi mereka menyebutkan frustrasinya identitas palsu
berorientasi perampasan harta benda dan hirarki pemerintah kota Pagaralam
yang diharapkan dapat mengondisikan efek jera terhadap korban-korban yang
Edwansyah Gumayenda Page 23
diusir dari identitas maupun harta benda. Hal tersebut menegaskan asumsi
perkuliahan yang dilakukan oleh Gumayenda sejak 28 Juni 2010 sampai dengan
9 Juni 2014 (:masih berlangsung hingga mengumulasi 145 sks sebagai
persyaratan mengikuti ujian skripsi) akan mengumulasi konflik-konflik : (a)
Mutasi identitas pelaku kasus-kasus perampasan dan pengucilan demi kasus
Djazuli Kuris yang tersubstitusi dan memanipulasi alibi penyitaan barang-barang
mewah yang diklaim merupakan usaha mereka mengembangkan daerah kota
Pagaralam, dapat membunuh transfigurasi dan mengumulasi estimasi ‘Ghetto’,
dan transfigurasi yang membunuh kasus Muzakir Sai Sohar dari kabupaten
Muaraenim, (b) Substitusi yang dilakukan dengan memperlakukan korban-
korban perampasan identitas sebagai sampah masyarakat dan ‘trafficking’ yang
memusnahkan inter-relasi korban.
Berikut diagnosa perkuliahan Gumayenda mulai dari 14 November 2010
sampai dengan 30 Januari 2014 : (a) Kartu Hasil Studi semester I (satu), tanggal
efektif 14 November 2010, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (22 sks), (b) Kartu
Hasil Studi semester II (dua), tanggal efektif 8 Agustus 2011, Indeks Prestasi
Kumulatif : 3,73 (24 sks), (c) Kartu Hasil Studi semester III (tiga), tanggal efektif 6
Februari 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,77 (24 sks), (d) Kartu Hasil Studi
semester IV (empat), tanggal efektif 15 Agustus 2012, Indeks Prestasi Kumulatif :
3,76 ( 20 sks), (e) Kartu Hasil Studi semester V (lima), tanggal efektif 7 Februari
2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,62 (21 sks), (f) Kartu Hasil Studi semester VI
(enam), tanggal efektif 18 Juli 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,60 ( 15 sks), (g)
Kartu Hasil Studi semester VII (tujuh), tanggal efektif 30 Januari 2013, Indeks
Prestasi Kumulatif : 3,59 (12 sks) (:Perlu diketahui untuk periode 2010-2014
tidak pernah menerima bea siswa ataupun keringanan apapun bahkan
memperoleh diskredit dari orang tua palsu dan Reza-reza palsu yang berkoalisi
terhadap kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala untuk mengucilkan
Gumayenda di lingkungan kampus guna memudahkan modus perampasan dan
Edwansyah Gumayenda Page 24
pertukaran identitas palsu yang merupakan profesi germo (mucikari identitas
palsu) Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Nirwana palsu, Reza-reza palsu,
dan Eli Kusmala memperlakukan korban-korban yang dipisahkan dari keluarga
dan kaum kerabat seperti Gumayenda).
Hasil-hasil studi tersebut dilengkapi dengan aksi Nirwana palsu, Indra
Rasiwan palsu, dan Reza-reza palsu yakni pemukulan, alasan mengunjungi kaum
kerabat dengan mengokupasi kediaman Gumayenda tanpa ijin berkoalisi
imperatif Susiawan, Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Pandi Arfan
Masuning, Reza-reza palsu, dan Indra Rasiwan palsu, melakukan ‘off-set’ modus
penipuan menggunakan harta waris Indra Rasiwan, meracuni
makanan/minuman, mengutil/mencuri makanan, menggeledah barang-barang
pribadi milik Gumayenda hingga mengalami perusakan dan penghilangan
sampai dengan tidak menyediakan hak-hak Gumayenda mulai dari hak anak
hingga keresahan yang distatuskan oleh Reza-reza palsu, Indra Rasiwan palsu,
Susiawan, Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan
Nirwana palsu yakni : (a) Mencemarkan nama baik Gumayenda hingga ke
lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam dengan
menyebarkan kebohongan mengenai kondisi Gumayenda tengah sakit mental
atau stress. Tujuan dari Nirwana palsu dan kelompok kejahatan Susiawan
(Kijang abu-abu BG1423WA) adalah menggelapkan kondisi Gumayenda demi
mengoleksi penjatahan dan penggelapan hak dari status-status Gumayenda
yang dimanipulasi, motif yang membatalkan kondisi pengampuan/perwalian
dari orang tua palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan usia
Gumayenda telah mencapai 37 tahun per 2 Mei 2014, menggunakan hak
kewarganegaraan di pemilu 2009 dan 2014, mampu membuat Surat Keterangan
Catatan Kepolisian di tahun 2008 dan 2014, dan mampu memiliki perekaman
identitas dengan nomor : 1604060205770003, hal yang merugikan bagi Reza-
reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan mereka beridentitas
Edwansyah Gumayenda Page 25
palsu dan panik melakukan bias dari tidak ikut sertanya mereka mengenai
penggunaan hak kewarganegaraan seperti pemilu dan perekaman identitas di
kantor kecamatan Jarai, (b) Infiltrasi Susiawan mengenakan transfigurasi Elvera
bertujuan mengajak hubungan seksual dosen-dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam demi menciderai agama Nasrani/Yahudi
Xaverius Pagaralam dikarenakan pemahaman kondisi homoseks atau waria
merupakan heretik yang kemudian menjadi sarana menginfiltrasi modus
pemerasan dan penculikan guna menukar identitas dan merampas harta benda
korban. Kumulatif disebutkan dengan berhasilnya Nirwana palsu
menyenggamai Effendi Sangkim hingga tidak berdaya untuk diperas dan
menyerahkan jabatan Pembantu Ketua I (satu), bahkan mendukung anvil kaum
gepeng (tunggul) dari kelompok kejahatan Susiawan untuk berada didalam
lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
yakni Mess bagi dosen dan gedung baru dibelakang kampus lama. Modus
senggama antar sesama jenis akhirnya mulai disukai oleh aparatur kampus
hingga kumulatif mengetalase dosen-dosen palsu dan mahasiswa/i palsu yang
mudah diidentifikasi sebagai pelaku-pelaku pekerja seks komersil dari kaum
homoseks (waria). Takluknya Elvera tersebut kembali iritasi ketika suami Yusni
Hasni Marzuki mengakomodasi Sastra Mico palsu untuk menikmati rumah-
rumah penduduk kota Pagaralam dimana penghuninya lebih dulu diusir oleh
kelompok kejahatan kota Pagaralam, menyebutkan Cici Yulita, Sinta Mardalena,
Hota Putra, dan Mayangsari sebagai aktor-aktor yang sering digaet untuk misi
menjerat korban. Kulminatif alibi-alibi kejahatan tersebut menyebutkan
Herman Basuning alias Baron sebagai koalisi kejahatan kota Pagaralam yakni
Jenni Shandiyah dan Chen-chen. Diagnosa kemunduran perilaku Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mulai dirasakan oleh Gumayenda
ketika kelompok kejahatan Susiawan menginfiltrasi Susanti Angraini, Reza-reza
palsu sebagai Ahmad Feriansyah alias Fai, Busri, Andri, Yadi Maryadi, Ruaman
Yudianto, dan Atik Jemakir sebagai dosen-dosen palsu yang mendiktasi modus
Edwansyah Gumayenda Page 26
substitusi Elvera karena teridentifikasi mudah ditundukkan mulai dari alibi-alibi
kejahatan narkoba, perjudian, alkoholik, substitusi administrasi, dan aksi
penggelapan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Walikota Pagaralam Djazuli
Kuris maupun Budiarto Marsul. Alibi Elvera untuk butir penggelapan Yadi
Maryadi, Reza-reza palsu sebagi Fai, dan kelompok kejahatan Mayangsari
sangatlah berbahaya dikarenakan mereka teridentifikasi sebagai pelaku-pelaku
penculikan yang dimanipulasi untuk menghindari tuntutan hukum dari keluarga
korban—elevasi yang dilayangkan oleh kelompok kejahatan Susiawan ketika
menyuap salah satu dari mereka dan memberikan akses untuk meretas
kediaman Elvera dan menawarkan ekses dari reputasi buruk mantan Bupati
Lahat Harunata Supeno yang akhirnya membongkar elevasi reputasi buruk bagi
pejabat-pejabat Walikota Pagaralam yakni Ida Fitriati Basjuni dan Novirza Djazuli
Kuris yang dimiringkan dengan menyebutkan identitas-identitas asli mereka
adalah status orang yang telah meninggal dunia dan pelacur waria yang
digermoi oleh Eli Kusmala alias Deo Harunata—kumulatif disebutkan dari aksi
ngotot kelompok kejahatan kota Pagaralam mendiskredit pemutusan
silaturahmi keluarga Burlian Sohar dan Achmad Sjamsuri dikarenakan koalisi dan
target perampasan terhadap kedua keluarga tersebut terkulminasi dengan
hilangnya orang tua Gumayenda oleh kasus hilangnya Nirwana Indra Rasiwan,
modus kejahatan pronosiasi hati, kejahatan Nasrani Xaverius Pagaralam yang
memfitnah kondisi pronosiasi hati korban, tentatif kejahatan Hermanto Keuw
dan Sukron Keuw pasca pertukaran Roy Lanzen dan Taufan Putra, dan aksi
Djazuli Kuris Marsup yang meneror harta benda maupun penjatahan terhadap
Bupati Lahat Harunata Supeno menggunakan kondisi Indra Rasiwan dan anak
istri. Modus penjatahan yang dilakukan oleh Djazuli Kuris Marsup menegaskan
kejahatan kota Pagaralam memperkosa korban dengan memaksa kejahatan
seksual dan memaksakan pemfitnahan menggunakan agama Nasrani/Yahudi
Xaverius Pagaralam sebagai misi memberikan nuansa Islami menurut perspektif
diskriminasi, aksi waria, dan parasitisme dikediaman korban demi menguasai
Edwansyah Gumayenda Page 27
penggelapan yang akan dilakukan oleh harta benda korban, kasus yang menarik
perhatian publik adalah kondisi Reza-reza palsu dan pelebaran eksesibilitas yang
diberikan pemerintah kota Pagaralam melalui kroni Kuris Palo-Marsup-Zawawi
dan perekrutan yang dilakukan oleh kejahatan waria kelompok Budi Sukardi
kepada oknum-oknum Rasiwan karena memberikan akses perampasan di
kabupaten Empat Lawang yang mengakibatkan besar kepala mereka karena
merasa sukses menjadi anggota-anggota Polisi Pagaralam dan merasa sukses
menipu pendaftaran di Akademi Militer Nasional Magelang (:impian menukar
seluruh anggota batalion bila kelak menjadi Danyon) dan merasa bias dari
resume kejahatan terhadap Indra Rasiwan dan anak istri yakni mengintimidasi
kekerasan dengan membias pemfitnahan seolah-olah melakukan pertolongan
terhadap korban, dan perhatian kejahatan terestimasi signifikan dengan
mengetahui resume Reza-reza palsu tersebut sebagai pemerkosa orang tua
Gumayenda, penyodomi Gumayenda, pelaku kejahatan homoseks, dan
pemurtad yang tidak tahu diri karena mendaftar hak orang lain demi membias
alibi-alibi kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap korban dan kasus Indra
Rasiwan. Kumulatif kasus tersebut kini dibias dengan transfigurasi Ramadhan
Harunata Supeno alias Adan, Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan Susiawan
Deo Harunata, Reza palsu dari kelompok kejahatan Cina Pagaralam yakni kios
Juli-Ana, Reza palsu yang pernah menransfigurasi Roy Lanzen, Reza palsu yang
pernah bertransfigurasi Astin Alimudin, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi
Budiarto Marsul, Reza palsu yang mengonsolidasi Azhari Muarapayang dan Liza
Islamia sebagai akses melakukan modus perampokan, pemerasan dan identitas
palsu, Ahmad Feriansyah alias Fai, Jimmy Arfan Masuning, Erwin Winter Arfan
Masuning, Rheza Ivan Darian, Budi Sukardi, dan Dani Darwin Sugandi Sjamsuri.
Kemunduran perilaku tersebut kulminatif pada tanggal 17 Maret 2014 ketika
dosen Novriansyah menyelesaikannya dengan memerintahkan Gumayenda
untuk tidak ikut dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014
yang akan dilakukan pada tangggal 22 Maret 2014. Pukul 08.29 WIB pada 17
Edwansyah Gumayenda Page 28
Maret 2014, dosen Novriansyah menyarankan Gumayenda untuk tidak
membayar uang administrasi sebesar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah)
dikarenakan menyetujui untuk tidak diikut-sertakan dalam kegiatan eksternal
yang dimaksud oleh Novriansyah, dan ia berjanji akan menyelesaikan masalah
nilai dan sertifikat Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 meskipun Gumayenda
tidak mengikutinya dikarenakan telah membayar uang bimbingan Kuliah Kerja
Nyata XII-2014 sebesar Rp 900 ribu (sembilan ratus ribu rupiah ) pada tanggal 17
Februari 2014 di Bank Sumsel Babel Kas Jarai dengan nomor rekening 152-
0943878. Penyelesaian Novriansyah menyebut-nyebut nama Elvera sebagai
kompensasi untuk abstainnya Gumayenda dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja
Nyata XII-2014, ia menjamin bahwa Gumayenda untuk tidak ragu dalam
mempercayai kompensasi yang diajukannya dan tetap bisa mengikuti kegiatan
internal, namun pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 11.04 WIB Novriansyah
mendesak uang Rp 500 ribu (lima ratus ribu rupiah), ia menegaskan bahwa
Gumayenda harus membayarnya dengan alasan Elvera tidak memberikannya
kejelasan mengenai janji kompensasi sebelumnya yakni tidak perlu membayar
Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) karena tidak dibolehkan mengikuti kegiatan
eksternal dan tiada alasan untuk menggugatnya. Aksi tawar-menawar yang
dilakukan oleh Novriansyah kepada Gumayenda tersebut dilengkapi beberapa
pelanggaran hak Gumayenda yakni jaket, topi, dan kaos Kuliah Kerja Nyata
angkatan XII-2014 tidak diberikan, meskipun semua mahasiswa/i
memperolehnya di hari pertama pada tanggal 22 Maret 2014 dan Dwi Anggitika
selaku panitia pembayaran Kuliah Kerja Nyata XII-2014 tampak memisahkan
administrasi Gumayenda—faktor intimidasi dari dosen palsu menginisial Ahmad
Feriansyah alias Fai beraksi meneror modus identitas palsu dan pemerasan
terhadap Elvera—dan memberikan kesan bahwa Gumayenda sebagai orang
beridentitas asli yang harus lekas disingkirkan. Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-
2014 diprovokasi untuk menstatuskan permusuhan dan pengucilan terhadap
Gumayenda yang akhirnya diketahui bahwa Susiawan dan kelompok kejahatan
Edwansyah Gumayenda Page 29
waria sebagai pelaku-pelaku provokator dan status tersebut menegaskan bahwa
95% peserta Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 adalah waria dan orang-orang
yang bermasalah dari identitas palsu sebelumya, oleh karena itu Susiawan dan
kelompok kejahatan Inra Floris yang lebih dulu menginfiltrasi kampus
mengupayakan konsentrasi permusuhan pada pelanggaran hak yang ditujukan
untuk mengamputasi Gumayenda, dan menurut mereka tindakan tersebut
dapat memberikan efek jera dari aksi kejahatan identitas palsu waria-waria yang
kini melakukan modus penipuan yakni menjadi mahasiswa dan mahasiswi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam. Gumayenda tetap
berniat untuk mempertanyakan aksi dosen Novriansyah tersebut dan
menegaskan sikap terhadap instalasi sampah-sampah masyarakat yang menjadi
rekan Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang menyebutkan bahwa institusi
pendidikan pemerintah kota Pagaralam telah lumpuh dan jauh dari bonafide
dikarenakan mengenakan identitas palsu dan 97% memalsukan kapabiltas.
Status tersebut mempertanyakan kredibilitas pemerintah kota Pagaralam untuk
mengalami pertumbuhan demografi secara bonus dan kapabilitas kota
Pagaralam memiliki populasi dari orang-orang berpendidikan tinggi dan sistim
okupasi, hal tersebut semakin membuktikan bahwa kota Pagaralam kini dihuni
oleh sampah masyarakat yang merasa terkoordinasi dengan mengendalikan
populasi mengenakan identitas palsu dan merasa aman karena pemalsuan yang
dilakukannya ikut memalsukan hukum. Elevasi yang dikondisikan dari status
kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
tersebut adalah pelaku-pelaku beridentitas palsu semakin leluasa menjadi
pemalas dan leluasa melakukan kejahatan dengan memanipulasi rekan, kolega,
dan lingkungan yang mungkin sebelumnya merupakan koalisi dan mitra
beridentitas palsu, yang memastikan sia-sianya berkoalisi terhadap orang-orang
palsu dikarenakan modus butuh uang cepat ditentukan dengan kecepatan
memainkan senjata api dan melakukan perampokan daripada memanusiakan
mitra atau ‘partner’ untuk pola hidup baru, maka dalam kenyataan beridentitas
Edwansyah Gumayenda Page 30
palsu tidak pernah menjanjikan hidup aman atau lebih kaya karena kemampuan
menipu penampilan ditentukan dari kesempatan melumpuhkan target atau
mitra identitas palsu yang menyertakan “pemasungan” berupa pemerasan dan
pengeksposan aib dan inisial identitas palsu yang ditunggu memiliki resume
kejahatan. Modus Djazuli Kuris dan Reza-reza palsu mendesak untuk ditelusuri
karena melakukan aksi penjarahan dengan memboyong harta benda bergerak
maupun tidak bergerak milik pemerintah kota Pagaralam dan melakukan
penggelapan sebelumnya demi memudahkan substitusi harta benda bergerak
dari pemerintah daerah yang baru didatangi. Modus Djazuli Kuris tersebut
merugikan banyak pihak karena akumulasi dana daerah 80% dilarikan kepada
sistim level yakni menyimpan dan melikudasinya kepada harta benda bergerak
milik pemerintah daerah lain hingga klaim atas harta benda tersebut
memudahkan eksesibilitas yang dapat merampas harta benda disekitar usaha
likuidasi yang tengah dinegosiasikan. Sampel pejabat Walikota Depok Nur
Mahmudi Ismail memenuhi kondisi tersebut yakni merasa tertipu dengan
kondisi Megawati Soekarno Putri dan aksi mengorupsi hirarki di Kepolisian
Resort yang melakukan perampasan disekitar harta benda bergerak maupun
tidak bergerak yang diupayakan memperoleh eksesibilitas untuk memudahkan
substitusi identitas palsu di pemerintah daerah yang baru didatangi. Bahkan
korban yang mempercayai intimidasi dan modus kontroversi pelaku atas
kebohongan seperti yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan atas
status vakum pemerintah kota Pagaralam 2008, semakin menggoda untuk
menukar seluruh harta benda mirip pasar lelang, bila diamati merupakan proses
‘money laundry’ yakni memberikan nilai sendiri kepada pembeli fiktif dan
menguangkannya kembali bila memperoleh korban baru atau kesepakatan atas
kolusi demi melindungi nilai korupsi yang diraih (: anda bisa mencoba seseorang
yang telah direncanakan untuk mengenakan nama A dan seterusnya harta
bergerak B, dan harta tidak bergerak C, dan substitusi yang dilakukan
menggunakan elevasi berikut sistim level yakni penyimpanan dengan
Edwansyah Gumayenda Page 31
kesepakatan nilai yang dikorupsi, dan ‘properti of fallability’ mengeksekusi
pembeli fiktif dari keterbukaan yang dilegalkan memudahkan ekses kepada
likuiditas kekuasaan, dan rotasi identitas palsu terhadap harta benda bergerak
dan harta benda tidak bergerak diserahkan untuk menjaga siklus pemerintah
daerah dan atau populasi yang ditujukan untuk mengendalikan suasana
terkorupsi—elevasi memperundangkan sanitasi dan peraturan daerah dengan
menyingkirkan pengaruh apapun sehingga tiada tesis dan rumusan
permasalahan yang menjadi klise spesifikasi kebutuhan dalam menentukan
keputusan dan proyeksi bisnis dengan harapan dan kriteria yakni status quo
pada quo vadis yang melindungi aksi korupsi—definisi yang menyebutkan
identitas dengan harta benda usang terhadap sistim siklus pembeli dan penjual
yang sebenarnya beridentitas sama akan semakin menghilangkan kompetensi
dan kompetisi dikarenakan nilai konsumerisme yang minim dan didesak untuk
melakukan repatriasi sebesar-besarnya hingga cadangan kapital yang tersisa
akan dimanipulasi oleh likuiditas kejahatan kekuasaan), (c) Melakukan aksi
ngotot menguasai harta waris Indra Rasiwan karena khawatir kedapatan
memalsukan orang tua Gumayenda yang dibarengi dengan caci-maki dan
pemukulan yang dilakukan oleh Nirwana palsu dan Reza-reza palsu terhadap
Gumayenda. Status yang merupakan imperatif Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala,
Susanti Angraini, Jemakir, Atik Jemakir, dan oknum-oknum Rasiwan tersebut
diupayakan membias kondisi Gumayenda yang tengah diusahakan untuk
mengalami penculikan dan pemasungan dengan percobaan pembunuhan.
Penculikan mengondisikan uang cepat bagi pelaku-pelaku kelompok kejahatan
karena meminta uang tebusan, sebelumnya dijelaskan sebagai modus
pemerasan yang dilakukan oleh Susiawan, Reza-reza palsu, Susanti Angraini, Atik
Jemakir, dan Nirwana palsu mengelevasi reputasi buruk mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno memeras korban-korban yang dirampas identitas dan harta
benda untuk menyediakan uang setoran kepada mereka dan diancam untuk
tidak menemui atau memberikan kabar kepada anggota keluarga yang
Edwansyah Gumayenda Page 32
ditinggalkan meskipun korban dapat melihat kondisi terlantar dan atau kondisi
terpasung anggota keluarganya yang tengah dianiaya oleh kelompok-kelompok
kejahatan Atik Jemakir, Reza-reza palsu, Eli Kusmala, dan Susiawan. Modus
penganiayaan diilustrasikan oleh pelaku-pelaku dari kelompok kejahatan
Susiawan dengan menculik terlebih dulu orang tua Gumayenda, lalu
menggandakannya guna menipu penampilan bahwa orang tua palsu dapat
menginfiltrasi modus penodongan dan pemerasan terhadap anak-anak Indra
Rasiwan, kemudian menelantarkannya dengan tujuan pengucilan sehingga anak-
anak Indra Rasiwan tidak dapat mempertahankan identitas dan atau
memperoleh perlindungan dari kaum kerabat. Modus perkataan kotor dan
pemukulan dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dengan tujuan
menyingkirkan Gumayenda demi mengklaim harta waris Indra Rasiwan dan
mendiskredit kondisi palsu dari Indra Rasiwan, Nirwana, Sylvana Dolora
Agustien, dan Rheza Ivan Darian untuk tidak dapat mengklaim kembali hak,
harta benda, dan kaum kerabat yang lama ditinggalkan karena dipisahkan oleh
kelompok kejahatan Susiawan, Eli Kusmala, Atik Jemakir, dan Reza-reza palsu.
Modus kejahatan yang telah diberlakukan sejak tahun 2005 dikebiri dengan
menyebutkan hal tersebut merupakan pasal perbuatan tidak menyenangkan
karena perbuatannya hanya mengolok-olok Gumayenda, elevasi yang dilengkapi
penjelasan ekstorsi dan resume kejahatan Susiawan sejak tahun 2002
menegaskan reputasi lingkungan Ade Irma Suryani kecamatan Jarai terintegrasi
melakukan kejahatan terhadap Gumayenda dengan imperatif oknum-oknum
Rasiwan yang mengondisikan percobaan pembunuhan dari pemutusan
hubungan properti Indra Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar dan
perekrutan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri-Uliam. Provokasi pemutusan
hubungan kerja dari Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) 34-16405
Sukmajaya Depok terbukti sebagai pelaku yakni Susiawan dan Reza-reza palsu
yang mengintimidasi penculikan orang tua Gumayenda dan menegaskan
kelompok-kelompok kejahatan Yudi-Syamsul, Chottawa, Rusali, Sukron Keuw,
Edwansyah Gumayenda Page 33
Hermanto Keuw, Yati Walama Sukardi, Taher Sukardi, Pajeroni Zawawi, Jemakir,
Klicuk, Suharindi, dan Surlina Parno untuk memastikan keterlibatan Roy Lanzen
dan Taufan Putra melakukan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda,
oleh karena itu di bulan Oktober 2004 pengunduran diri terpaksa dilakukan oleh
Gumayenda. Status yang membuktikan modus pemfitnahan mengenai aib
ataupun kegiatan hutang-piutang yang diatasnamakan kepada Gumayenda dari
pelaku-pelaku kejahatan kelompok Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan tidak
membuahkan hasil dan kini mengalami frustrasi selama 8 tahun mengurung
Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 (:jalan Peltu Menalis) kecamatan
Jarai. Tentatif tersebut kini diupayakan oleh Reza-reza palsu, Susiawan, Atik
Jemakir, dan Kijang abu-abu BG1423W dengan mengintimidasi ke tempat-
tempat dimana Gumayenda menawarkan surat lamaran pekerjaan atau
pergaulan untuk ditolak, bila tidak, ancaman dengan seragam Polisi Polres
Pagaralam dan atau TNI dari Koramil Jarai dan KODIM 0405 akan memukuli atau
memberikan status kasus kejahatan kepada rekan dan atau orang yang
memberikan pertolongan kepada Gumayenda. Kondisi pemasungan semakin
nyata bagi Gumayenda karena perlakuan kejahatan Susiawan yang menghalangi
Gumayenda untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan mencekal upaya mencari
pertolongan, hal yang diusahakan oleh Susiawan sebagai intimidasi terhadap
orang-orang palsu untuk tidak membuka identitas terhadap korban yang
dirampas harta benda dan sistim okupasinya dikarenakan hal tersebut akan
membongkar harta benda yang pernah dicuri oleh kelompok kejahatan
Susiawan dan mengakibatkan kasus kejahatannya mudah menemukan pelaku.
Akumulasi perampokan dan penggelapan yang dilakukan oleh Susiawan sejak
tahun 2002 menyebutkan banyak pihak selaku pembeli dan penadah harta
benda maupun identitas keluarga Indra Rasiwan dan kaum kerabat dari
Rasiwan-Sjamsuri yang menegaskan upaya kejahatan dan trafficking
mengonsentrasikan pembunuhan signifikan terhadap korban perampasan,
berikut nama-nama yang pernah terdaftar sebagai pelaku-pelaku penadahan
Edwansyah Gumayenda Page 34
hingga opsi mereka mengenai perekrutan menjadi orang palsu dan
penculikannya adalah : (a) Taufan Putra, (b) Darwin Sugandi Sjamsuri, (c)
Darmansyah Sjamsuri, (d) Faisal Sjamsuri, (e) Herlan Sjamsuri, (f) Sukron Keuw,
(g) Solihin, (h) Indra Jaya, (i) Jemakir, (j) Parno, (k) Klicuk, (l) Idrus Zawawi,
(m) Misnan Hartono, (n) Arfan Masunnig, (o) Walama Sukardi, (p) Nela
Sukardi, (q) Hartal Burlian Sohar, (r) Rahmatia Burlian Sohar, (s) Bupati Lahat
Harunata, (t) Betty, (u) Walikota Djazuli Kuris, (v) Rohani Djazuli Kuris, (w)
Wakil Walikota Budiarto Marsul, (x) Elvera, (y) Herdiansyah Bana Yuni, dan (z)
Suharindi.

More Related Content

Recently uploaded

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 

Recently uploaded (6)

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
Marius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Halaman (1) parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu

  • 1. Edwansyah Gumayenda Page 1 ----, (Halaman 1) : Parameter 31 Mei-30 Juni 2014 : (Ditujukan untuk pemerintah kota Depok, pemerintah kabupaten Bogor, dan pihak-pihak yang anggota keluarganya diculik lalu dipasung (:pemasungan tidak menggunakan rantai melainkan korban dikucilkan dan diintimidasi menggunakan orang tua palsu, kaum kerabat palsu, dan trafficking yang menghalangi upaya korban mencari pengayoman dan perlindungan) sebagai sarana pemerasan dan atau tumbal parasitisme kejahatan identitas palsu yang akan merekrut pelaku-pelaku kejahatan beridentitas palsu dari pemerintah kota Pagaralam, pemerintah kabupaten Lahat dan pemerintah kabupaten Empat Lawang provinsi Sumatera Selatan). Lagak Busuk Indra Rasiwan Palsu, Nirwana Palsu, Reza-reza Palsu Dan Kejahatan Homoseks (waria ) Eli Kusmala-Atik Jemakir-Yanto-Bujang San- Susiawan Mempengaruhi Biaya Perkuliahan Gumayenda Teregistrasi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo 2010-2014 Tunggul berarti menghisap harta orang lain dengan bertebal muka, transparan terhadap resume kejahatan homoseks (waria) Susiawan-Eli Kusmala sebagai postulatif yakni : (a) Pelaku penculikan yang khawatir dapat dibuktikan dengan tentatif kasus hilangnya Indra Rasiwan dan anak-istri yang hingga kini masih belum dapat ditemukan, (b) Motif substitusi oknum-oknum Rasiwan yakni Erwin Winter Arfan Masuning, Pandi Arfan Masuning, Meri Arfan Masuning, Nela Sukardi, Andi Nova Zemla, Didi Buhari, Misnan Hartono, Erlan Arfan Masuning, Budi Sukardi, Sukron Keuw, Adi Chottawa, Jimmy Arfan Masuning, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian mengidentikkan korban-korban penculikan untuk diset guna mendeviasi kasus parasitisme, identitas palsu, dan penjarahan yang dilakukan dengan reputasi keluarga Rasiwan, (c) Modus identitas palsu menggunakan Reza-reza palsu Pagaralam mengekstorsi pemerintah kota Pagaralam menggunakan modus Xaverius Pagaralam, Santo Mikael Tanjung Sakti, homoseks (waria—mantan-mantan tahanan kota Pagaralam maupun sampah masyarakat dari lembaga
  • 2. Edwansyah Gumayenda Page 2 pemasyarakatan POMAD Lahat dan Kemarau Palembang rekan dari sekte Deo), sampah masyarakat, dan kroni-kroni perampokan guna mesanitasi daerah Pagaralam dengan asumsi nepotisme berpopulasi mereka sendiri dan memudahkan kejahatan mengasimilasi korban sebagai pelaku dan mendistribusikan harta rampokan guna membesarkan anak-cucu mereka, dengan pemasungan dan penculikan terhadap korban memastikan usaha rencana pembunuhan massal tersebut. Modus kelompok kejahatan waria Susiawan-Eli Kusmala-Atik Jemakir- Reza-reza palsu-oknum-oknum Rasiwan melakukan penculikan guna memasung korban-korban seperti Gumayenda dikarenakan : (a) Estimasi pengucilan yang mengindikasikan teror didalam keluarga dan kaum kerabat hingga korban tidak memperoleh kesempatan mengalami pengayoman, dan intimidasi identitas pelaku yang mensubstitusi KODIM 0405 Pagaralam, Koramil Jarai, Polsek Jarai dan Polres Pagaralam, (b) Modus pemerasan yang dilakukan oleh Eli Kusmala- Reza palsu-Susiawan terhadap korban-korban yang dipaksa beridentitas palsu dan bertransfigurasi dengan intimidasi imigran gelap dan atau ‘trafficking’ yakni menjual korban seperti kontribusi germo terhadap wanita tuna susila/waria tuna susila dan atau menjual korban seperti anak-anak hilang yang dieksploitasi sebagai pemuas syahwat kaum pria, menjual diri, media pemerasan, dan sarana kejahatan pencurian, (c) Kondisi Polres Pagaralam terbukti melakukan kejahatan penculikan dan pembunuhan ketika kelompok kejahatan Susiawan- Edo Harunata mensubstitusi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul dengan intimidasi kelompok kejahatan Nasrani Parno, Hermanto Keuw, Sukron, Nugroho Siswanto, Harun Zawawi, Johar, Jemakir, Indra Jaya, Taher Sukardi, Betty, Marsup, Mayangsari, Cici Yulita, Sastra Mico, Walama Sukardi, Arfan Masuning, Nirwana palsu, dan Suharindi melakukan inaktivasi hukum dan mendukung resume kejahatan Bupati Lahat Harunata Supeno menguasai korban penculikan dengan pemasungan yang melakukan penganiayaan hingga
  • 3. Edwansyah Gumayenda Page 3 mengalami kemunduran mental yakni Program Eve. Penganiayaan yang diintimidasi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran perilaku, dikucilkan masyarakat tersebut memprovokasi/memutuskan silaturahmi kaum kerabat, membunuh keluarga, dan melakukan pemurtadan dengan intimidasi pemerintah kota Pagaralam dan Xaverius Pagaralam demi menyukai pembantaian/pemusnahan pribumi dan agama Islam, (d) Rasa malu oknum- oknum Rasiwan yakni Walama Sukardi, Arfan Masuning, Chottawa, Indra Rasiwan, Nova Zemla, Herno Della, Nusa Bela, Yahun, Eli Kusmala, Susanti Angraini alias Ute, Elta Eli Kusmala, Rita Malinda-Kahar, Sabit Baranangsiang Bogor, Herjan Kanasim, Indra Rasiwan palsu, Reza palsu, dan Nirwana palsu yang mengekspos aib almarhum Rasiwan-Arijah dan kaum kerabat yang dekat terhadap mereka dengan harapan dapat merampas identitas palsu maupun harta benda korban, dan modus pemerasan dari pelaku-pelaku kejahatan namun termanipulasi oleh kelompok kejahatan homoseks-homoseks Inra Floris Palembang yang mengumulasi resume kejahatan oknum-oknum Rasiwan yang direkrut oleh kejahatan waria Harun Sohar hingga melakukan kejahatan penculikan, perampokan, parasitisme, transfigurasi dan pembunuhan, dan (e) Rasa frustrasi keluarga Burlian Sohar mendukung aib pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang malu diekspos dan dikonsumsi oleh kolega, musuh politik, keluarga, kaum kerabat, dan rakyat Pagaralam, Ogan Komering, Musi Banyu Asin, Muaraenim, Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Semarang, Djogjakarta, Ponorogo, dan Malaysia. Umumnya mereka menyebutkan status vakum Djazuli Kuris, Firasgo Djajasantika, Budiarto Marsul, Herdiansyah Bana Yuni, Zayadi Amin, dan Suharindi merupakan ikon-ikon Jawa-Cina, Nasrani, dan Yahudi Pagaralam yang sempurna karena mendukung kejahatan pembantaian pribumi Besemah Pagaralam dan kompatibel sebagai budak-budak kejahatan mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno. Aib Bupati Lahat Harunata Supeno hingga kini masih menjadi komoditas absolut bagi pelaku-pelaku kejahatan pemerintahan kota Pagaralam yakni frustrasi mempunyai ibu kandung
  • 4. Edwansyah Gumayenda Page 4 wanita tuna susila, tinggal didalam gubuk berlokasi di Bukit Besar Palembang yang dialami dengan kejahatan seksual dari saudara laki-lakinya yakni Rudi Harunata, dipungut dengan perlakuan kelaparan, iri-dengki melihat teman dan kaum kerabat mempunyai keadaan yang lebih baik dari dirinya, terbiasa dengan kondisi tidak sehat dalam keadaan anatomi dan fisiologi seperti frustrasi mempunyai saudara perempuan yang dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga bahkan didukung untuk menjajakan diri sebagai pemuas syahwat (:Atun Sunaryo, Saplin, dan Budi Penjol), melakukan penodongan, mengenakan piranti kewanitaan dan menzinahi orang tua, dan dibesarkan dengan lingkungan tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kemarau Palembang maupun pelaku-pelaku penyimpangan seksual yang kini dikenal sebagai kelompok-kelompok kejahatan Meki Burlian Sohar, Astin Alimudin, Inra Floris, Klicuk, dan Kliwon, dan terbukti sebagai sarana pengucilan sempurna bagi keluarga Demang Kenasim (:ikon komunal Jawa yang tiran dan tersohor sebagai penganiaya pribumi Indonesia) yang hingga kini menjadi cemoohan kelompok-kelompok kejahatan Susiawan- Kuris-Marsul-Zawawi-Parno-Sukron-Suharindi yang merekrut komunal Jawa-Cina Nasrani menyebutkan kanibalisme atau memakan manusia kini dapat diinduksi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran mental. Elevasi kasus per kasus yang terjadi adalah kelompok kejahatan Susiawan membiarkan Roy Lanzen, Taufan Putra, dan Lutfie Syadun (:ikon Jamaah Muslimin Bogor yang kini menjadi pemuas syahwat kaum waria dari kelompok kejahatan Susiawan dan Nyi Kenoh) mengekspos resume kejahatan kelompok Harun Sohar dengan perampasan dan parasitisme dari korban-korban yang sebelumnya dirampas oleh kejahatan Status Vakum Pagaralam 2008. Kumulasi yang diharapkan oleh Susiawan adalah dapat memperkaya dirinya, mendeviasi status pelaku kejahatan dan membunuh sempurna musuh-musuh keluarga Burlian Sohar dan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno tersebut. Kumulatif tersebut mendiskredit Susiawan dan Reza-reza palsu karena ancaman
  • 5. Edwansyah Gumayenda Page 5 percobaan pembunuhan mengulminasi kondisi Gumayenda yang dipaksa untuk mengalami pemasungan karena Susiawan, Astin Alimudin, Meki Burlian Sohar, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Eli Kusmala, Atik Jemakir, oknum-oknum Rasiwan-Arijah, oknum-oknum Achmad Sjamsuri-Uliam, Reza-reza palsu, dan Rudi Harunata menghendaki kondisi penyimpangan seksual, memperbudak korban sebagai pemulung, gembel-pengemis (gepeng), pelaku parasitisme yang melakukan aksi 385 di rumah-rumah, lahan pertanian dan lahan perkebunan milik pribumi, waria tuna susila, kemunduran perilaku yang mencabut hak-hak kewarganegaraan, dan kemunduran mental (:institusi Ernaldi bahar Palembang dan atau rumah-rumah yang mirip kamp pengungsi yang diisolasi dari perhatian hukum maupun masyarakat) guna membunuh korban secara sempurna ketika telah terkuras habis. Kumulasi tujuan kejahatan kelompok Susiawan (Deo Harunata), kejahatan Pagaralam, dan Roy Lanzen dikonsolidasi untuk menyebutkan nepotisme kejahatan dengan hasil-hasil kere munggah bale mendesak untuk bagaimana menyingkirkan resume kejahatan dan identitas palsu daripada pola hidup orang-orang palsu yang hidup baru dan dekat terhadap mereka sebagai media kejahatan, hingga kini asumsi menstatuskan pelaku-pelaku kejahatan sebagai musuh Tentara Nasional Indonesia masih klise untuk mengintimidasi kejahatan. Terorisme kejahatan kelompok berstatus sampah masyarakat yang kadang-kadang mengklaim strata Polisi dan TNI dari Kepolisian Resort Pagaralam dan Batalion 206 Lahat, mengondisikan intimidasi klise seperti membuat persatuan dan koalisi yang umum ditemui ketika korban memiliki kaum kerabat yang cukup banyak dan disukai oleh pelaku seperti Reza-reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan demi mengganti identitas dan melangsungkan hidup mereka yakni memarasit atau menghisap harta benda korban selama melakukan ekstorsi-ekstorsi yakni : (a) Menyengketakan harta benda dengan menjerat terlebih dulu anggota keluarga korban guna menyerahkan harta benda
  • 6. Edwansyah Gumayenda Page 6 kepada pelaku dan menggelapkan korban kepada modus pemerasan yang mengakibatkan korban tunduk melakukan perintah-perintah kejahatan pelaku yakni Atik Jemakir, Nirwana palsu, dan kelompok kejahatan Susiawan, (b) Atik Jemakir menyebutkan ekstorsi kejahatannya dari pejabat kabupaten Lahat yakni Bupati Lahat Harunata Supeno yang tidak mau kalah melakukan penjarahan dengan alasan diperas oleh ajudan dan mengayomi reputasi buruk Bahay alias Bahagia yakni sampah masyarakat yang direkrut melakukan aksi perampasan di kabupaten Lahat, sedangkan Atik Jemakir mengklaim status dirinya sebagai anak perempuan dari Bahay yang mengintimidasi kejahatan seksual dan pemerasan kepada korban, (c) Susiawan menstatuskan kejahatan dari Suzuki APV hitam BG74EZ yakni modus kejahatan seksual waria yang menzinahi korban seusai dilakukan pertukaran antara korban dengan pelaku bertransfigurasi mirip keluarga korban, yang mengakibatkan parasitisme pelaku hingga mengklaim intimidasi berstatus tuntutan hak waris, pencurian, pengakuan status keluarga hingga memanipulasi perkawinan yang akhirnya mengondisikan perzinahan karena pelaku melakukan pertukaran dengan waria atau sampah masyarakat yang kemudian memeras dengan berbagai aksi pemfitnahan yang bertujuan menghancurkan kehidupan keluarga korban, (d) Eli Kusmala menyebutkan ekstorsi dari pengeksposan aib pembunuhan istri mantan Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman yakni Maphilinda Boer. Modus yang dibungkam dari perhatian hukum karena menyeret mantan Bupati Lahat Harunata Supeno dan Astin Alimudin sebagai pelaku kejahatan, akhirnya dibongkar guna memeras antar pelaku yakni Atay, Toyib, Bahay, Eddy Santana Putra, dan Herlansyah Burlian Sohar alias Aan, (e) Elevasi ekstorsi Susanti Angraini alias Ute mengalami konvergensi dikarenakan mengintimidasi Taufan Putra melalui hubungan seks dan menjerat Roy Lanzen dari aksi Hermanto Keuw, Sukron, Reza-reza palsu dari oknum-oknum Rasiwan dan komunal anti Islam yakni Xaverius Pagaralam berimperatif Susiawan, Suharindi, Johar, Jemakir, Pajeroni Zawawi, Ahmad Feriansyah alias Fai, dan Nela Sukardi memanipulasi modus pronosiasi hati
  • 7. Edwansyah Gumayenda Page 7 mengekspos aib hingga Bupati Lahat Harunata Supeno teridentifikasi sebagai ‘plotter’ demi menguasai aset dan identitas Roy Lanzen, kasus yang dibangun dari kondisi Heny Roy Lanzen dan diset prediktif yakni mengumulasi substitusi pelaku-pelaku kejahatan identitas palsu dari kota Pagaralam yang diusahakan mengalami rute komutasi guna melakukan substitusi dengan kulminatif deviasi harta rampokan dari daerah sebelumnya memperoleh anvil di pihak-pihak yang mengalami pola antidote dan konvergensi identitas hukum demi tuntutan hukum yang mematahkan pembuktian retro-aktif, dan (f) Ekstorsi identitas palsu Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi dari kejahatan dobel Sylvana Dolora Agustien, Rheza Ivan Darian, dan Indra Rasiwan diupayakan melakukan intimidasi terhadap kaum kerabat dari modus pemfitnahan pronosiasi hati dan kejahatan Nasrani yang memeras korban dengan mempermalukan hingga mengucilkan korban. Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan menstatuskan pembuktian yang mengiritasi aib Bupati Lahat Harunata Supeno sebagai saran yang mengonvergen kondisi Indra Rasiwan yakni meninggalkan harta benda dan menelantarkan keluarga karena dianggap mengalami kemunduran mental seusai dianiaya atau dipasung dengan modus mengumulasi kemunduran mental menggunakan program Eve yakni mengisolasi korban dengan instrumen yang mendiktasi pronosiasi hati hingga perilaku imperatif yang memicu kerja otak mati mirip program Manshuri. Kondisi korban yang kulminatif mirip robot karena mudah didikte untuk melakukan diskredit reputasi dan menerima perintah-perintah kejahatan, mengakibatkan pelaku-pelaku kejahatan memperoleh deviasi status pelaku. Korban-korban yang dipasung untuk mengalami kemunduran mental (Eve) memang mengalami kritisme yakni : (a) Diculik untuk terpisah dari keluarga dan kaum kerabat, (b) Dipaksa mengalami pemerkosaan, pelecehan seksual, dan melakukan kejahatan seks, (c) Dipaksa menyaksikan perzinahan yang harus dilakukan terhadap anak, istri maupun
  • 8. Edwansyah Gumayenda Page 8 saudara kandung sendiri, (d) Dijejali obat-obatan institusi, narkoba, dan kotoran (faeces, urine, dan bahan kimia beracun) melalui udara, alat-alat mandi, pakaian, makanan, dan minuman yang terpaksa dikonsumsi karena mengalami kondisi pengucilan, (e) Diacuhkan dari komunikasi keluarga ketika tidak menyadari orang tua dan saudara kandung telah ditukar oleh pelaku (kelompok kejahatan Eli Kusmala, Deo Harunata, Susiawan, Reza-reza palsu, dan Atik Jemakir) dengan yang palsu dan ditugaskan mengawasi pemasungan secara tidak langsung yakni meracuni mental korban untuk memperoleh kumulasi kemunduran perilaku, (f) Kelompok pelaku mengintimidasi lingkungan sekitar bila korban dapat keluar dan melakukan perjalanan diluar rumah untuk tidak membuka dan atau memberikan keterangan kepada korban bahwa tengah mengalami pemasungan dan percobaan pembunuhan dari pelaku yang kini beridentitas palsu didalam rumah korban, (g) Kelompok pelaku secara bergiliran mengintimidasi korban dengan menghasut perekrutan terhadap lingkungan sekitar untuk ikut melakukan permusuhan dan penganiayaan terhadap korban, (h) Provokasi Reza-reza palsu diupayakan dapat memicu kemunduran perilaku korban guna memperoleh status institusi yang mengakibatkan pengawasan dan penganiayaan dapat dilakukan secara langsung terhadap korban, (i) Kelompok kejahatan Susiawan melakukan intimidasi secara instrumen yakni melakukan instalasi alat-alat pendiktasi guna memperoleh kemunduran mental dan kesehatan korban karena mengumulasi provokasi terhadap ‘media otitia’ dan emosi korban, (j) Provokasi kesehatan korban dikumulasi oleh Nirwana palsu berdalih menyediakan dokter dan obat-obatan meskipun hal tersebut tidaklah nyata bagi Gumayenda bahkan menunggu kondisi terlemah dari korban dengan asumsi pemerasan dan ganti rugi yang akan dicuri oleh kelompok kejahatan Atik Jemakir dan Susanti Angraini, (k) Resume penipuan dengan memanfaatkan divergensinya kondisi korban terpasung yakni menyebutkan kondisi kemunduran kesehatan yang likuid dapat dipotong kompas dengan menyebutkan kerabat dari kelompok kejahatan Susiawan sebagai substitusi
  • 9. Edwansyah Gumayenda Page 9 kondisi korban yang dibungkam dari perhatian tim kesehatan, (l) Resume penipuan dengan provokasi kemunduran perilaku terhadap korban yakni membunyikan pronosiasi hati yang menghasut SARA dan menggunakan kelompok pelaku sebagai ekstorsi kejahatan karena mengenakan seragam Polisi dari Kepolisian Resort Pagaralam dan TNI dari KODIM 0405 Pagaralam, memanipulasi pengaduan korban guna pemasungan, dan penganiayaan secara langsung yang mengakibatkan korban cacat dapat dibungkam, (m) Hasutan komunal dan masyarakat diintimidasi untuk menstatuskan kemunduran perilaku menyebutkan kompetensi masing-masing pribadi guna memudahkan modus pengotakan yang melumpuhkan komunikasi lingkungan, agama, dan politik. Aksi yang menyebutkan korban dapat dikucilkan ketika perekrutan mengklaim skisme antar komunal dan mengorientasikan kejahatan sepihak karena kebodohan dan infiltrasi kultur yang tidak dipahami untuk menganiaya hak-hak kewarganegaraan, mengumulasi resume kejahatan untuk nepotisme kejahatan dengan harapan pengucilan dapat menundukkan identitas reputasi dan intelektual yang dikembangkan oleh korban, (n) Hasil provokasi yang menyebutkan komunal berkompetensi terhadap usia dewasa, harta benda yang merekrut reputasi baru, dan pemvonisan terhadap kompetensi untuk menyebutkan korban mengalami kemunduran mental yang mengakibatkan ia tidak mampu berkomunikasi secara politik, agama, dan ekonomi, (o) Pengucilan terhadap komunal mengakibatkan penggelapan identitas reputasi yang memudahkan penggelapan pledoi dan provokasi yang mengomunikasikan agenda baru bagi kejahatan yakni plot dengan divergensi aksi kejahatan terhadap korban terhadap pelaku, dan ketetapan media kejahatan memvonis plot kejahatan sebagai klisenya penangkapan dan kulminasi status yang menyebutkan kemungkinan mengeksekusi subjektif diantara korban hanya dapat dibuktikan dengan mengulminasi krisis dan kepercayaan yang umumnya adalah korupnya operator mengawasi pemasungan dan pencekalan yang dilakukan terhadap korban. Konvergensinya menyebutkan asumsi korban untuk
  • 10. Edwansyah Gumayenda Page 10 mengalami pencekalan dan mengupayakan amputasi dan perlawanan terhadap set konspirasi yang mengindikasikan kemunduran perilaku untuk mengomunikasikan reputasi terhadap pengaruh reputasi dan kondisi krisis dari identitas yang sebelumnya dianiaya dengan penggandaan dan kemunduran mental, (p) Korban diintimidasi untuk mengakui penggandaan yang diberlakukan terhadap dirinya dalam keadaan tertangkar yakni mengalami penggadaian status yang sebenarnya akan ditolak bila dikonfirmasi terhadap korban bahkan mengetahui hal dan kesepakatannya berorientasi kepada merampas hubungan komunikasi penganiayaan korban demi memperoleh hasutan yang memanipulasi kumpulan massa untuk ikut terprovokasi dan tidak berani melakukan tuntutan balik. Hal yang umum diketahui korban ketika asumsi menyelamatkan anggota keluarga yang diculik sehingga menunda kekerasan terhadap aksi kejahatan yang tengah berlangsung dan atau kondisi cacat hukum yang dilakukan yakni intimidasi kejahatan Polisi/TNI (: telah beridentitas palsu dan mengokupasi identitas korban maupun harta rampokan dari daerah sebelumnya, bahkan melejit dengan strata perwira tinggi yang ditempuh dengan hanya melakukan modus substitusi yakni menukar perwira tinggi dan atau memanipulasi identitas disertir yang melarikan diri dari kesatuan—Batalion 206 Lahat, Batalion Garuda Hitam Lampung, dan Batalion 328 Cilodong) terhadap korban yang mendefinisikan pengaduan korban akan selalu mengalami cacat hukum dan intimidasi yang menyebutkan kondisi kemunduran mental korban ketika melakukan konfrontasi barang bukti akibat terpasung, teraniaya, terperkosa, terculik, dan atau telah mengalami percobaan pembunuhan karena modus penggandaan transfigurasi yang klise yakni operator dan atau petugas yang berwenang menyebutkan pengaduan korban akan “terlelang” dengan status mereka yang terlibat langsung kejahatan dikarenakan penjatahan yang menggoda diatas rata-rata uang gaji dan impian memiliki barang-barang mewah serta akses dari upaya melarikan diri dari resume kejahatan, dibias dari retro-aktif atau operator investigasi yang tidak
  • 11. Edwansyah Gumayenda Page 11 profesional mempengaruhi hasil pekerjaannya terhadap korban, (q) Derivasi resume kejahatan dari pemerintah kota Pagaralam yang di rekrut oleh Bupati Lahat Harunata Supeno dan mensubstitusi strata stelsel-aktif yang legal bagi kelas Pagaralam. Perlakuan kejahatan akhirnya teridentifikasi dengan modus yang menyebutkan suaka dan perekrutan melebar kepada upaya pelaku-pelaku kejahatan dari pemerintah kota Pagaralam menggandakan identitas demi bias menderivasi terorisme yang diharapkan mengonsolidasi transfigurasi baru bagi perekrutan pemerintah daerah dan pemekaran wilayah daerah, dan (r) Kumulatif nepotisme kejahatan yang menguasai salah pemahamannya mengenai pemekaran wilayah, rehabilitasi, elevasi institusi, pemetaaan likuiditas kejahatan yakni berperilaku seolah-olah menguasai wilayah seusai menjadi ‘lullaby’ dan atau menguasai modus substitusi kepala daerah dan orang-orang dekat dari wilayah pemerintah daerah yang mengupayakan prospektif ‘redundancy’ dari mantan kepala daerah mendaftar dan mengetalase kaum kerabatnya yang siap santap untuk modus kejahatan baru. Berikut normatif-normatif ketidaksesuaian identitas palsu terhadap Gumayenda yakni : (1) Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mengakomodasi Reza-reza palsu yang teridentifikasi sebagai penculik dan operator-operator parasitisme yang dimaksudkan untuk mengamputasi Gumayenda dari melakukan pengaduan mengenai hilangnya dan resume kekerasan yang pernah dialami oleh orang tua Gumayenda selama berdomisili di desa Talang Jeruk Pagaralam. Reza-reza palsu tersebut terbukti melakukan pencemaran nama baik yang sangat meneror hingga postulatif mereka mengancam eksistansi korban. Akomodatif ancaman, pemukulan, dan intimidasi akses Polres Pagaralam yang diperoleh Reza-reza palsu karena menadahkan rumah-rumah dan harta benda korban kepada pemerintah kota Pagaralam berdalih kepala daerah Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul melakukan sanitasi daerah dan merencanakan nepotime dengan populasi dan
  • 12. Edwansyah Gumayenda Page 12 kroni yang disaring dari kumulatif kompatibelnya hirarkikal pemerintah kota Pagaralam yakni asumsi menguasai eksesibilitas pemerintah daerah dengan operator-operator yang melikuidasi kejahatan kekuasaan dan likuiditas perebutan kekuasaan. Ironinya, mayoritas Reza-reza palsu direspon bertransfigurasi dan menunggu jatah berupa mutasi ke daerah lain dengan pemboncengan kasus-kasus perampokan, penculikan, pemerkosaan, parasitisme, pronosiasi hati, dan percobaan pembunuhan, meskipun akses mutasi mereka teridentifikasi mengorupsi Kepolisian Resort didaerah lain yakni status stelsel-aktif yang merepatriasi dan melikuidasi sebagian harta rampokan dari pemerintah daerah sebelumnya dengan mensubstitusi kejahatan sebagai asumsi ‘quid pro quo’ dari kepala daerah atau oportunis yang kalah bertaruh dalam likuiditas perebutan kekuasaan dan dominasi plot terhadap kelompok- kelompok kejahatan yang mengendalikan kota dan atau infrastruktur pemerintahan daerah, (2) Identitas ganda Elvera direkrut oleh homoseks- homoseks Inra Floris Palembang yang akhirnya memprovokasi Gumayenda yakni mengondisikan korban sebagai kelinci instrumen pronosiasi hati yang mendiktasi kekerasan berupa parasitisme orang tua palsu, Reza-reza palsu, kondisi properti pribadi yang diinfiltrasi oleh orang-orang tak dikenal meskipun telah melakukan pengamanan berupa penguncian barang-barang pribadi, narkoba melalui makanan dan minuman, penggelapan harta waris Indra Rasiwan, dan penculikan orang tua yang dibungkam terhadap Gumayenda mengenai kondisi kasusnya dan diupayakan untuk memasung dengan tujuan terusir dari identitas dan harta benda yang merupakan kompatibel dari hak-hak kewarganegaraan telah dirampas oleh kelompok kejahatan waria Susiawan dan Eli Kusmala, dan eksisnya kejahatan homoseks (waria) mensubstitusi Walikota Pagaralam Ida Fitriati Basjuni dan provokasi kejahatan dari oknum-oknum Rasiwan yang mengakomodasi identitas palsu bagi populasi Pagaralam yang sebelumnya telah diusir dari rumah dan harta benda mereka. Kasus Elvera melejit ketika Nirwana palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Susiawan
  • 13. Edwansyah Gumayenda Page 13 mensubstitusi jabatan Pembantu Ketua Satu atau Puket I berdalih kasus Indra Rasiwan merekrut keluarga Elvera karena pernah mensubstitusi jabatan pejabat Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul. Status Elvera membuktikan sia-sianya berkoalisi meskipun telah ngotot beragama Nasrani/Yahudi dari kondisi yang diintimidasi oleh Susiawan yakni parasitisme Andi Nova Zemla, Ahmad Feriansyah, Kardinal, Novriansyah, Baheramsyah, Marko Ilpiyanto, Herma Diana, Zulaiha, Yadi Maryadi, Medi Triawan, Robinson, Liza Islamia, dan khusus Andri seorang dosen yang terpaksa mengalami kekerasan karena berhubungan seks terhadap salah satu pelaku kejahatan homoseks dari kelompok kejahatan Susiawan. Liza Islamia menyebutkan kasusnya tidak kalah seru dari resume institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralam tersebut yakni kondisi identitas ganda yang merekrut keluarga Burlian Sohar dan melakukan transaksi seksual dengan modus parasitisme, skisme agama Syiah, dan reputasi buruk Bursah Zarnubi palsu selaku pencicip tubuhnya ketika masih lajang, (3) Identitas palsu Nirwana Indra Rasiwan yang diklaim oleh dobel-dobel korban dan identitas palsu dari kejahatan Nirwana-nirwana palsu terbukti melakukan diskredit signifikan ketika pelaku-pelaku menelanjangi reputasi almarhum Rasiwan-Arijah dengan menyebutkan mereka sebagai pengkhianat dan atau antek Belanda, resume seksual yang dielevasi oleh Susiawan, keluarga Betty, keluarga Sukron Keuw, keluarga Arfan Masuning, dan Suharindi demi mengotakkan kaum kerabat Rasiwan-Arijah. Resume aib keluarga Walama Sukardi dipaksakan untuk dimanipulasi dengan memfitnah almarhum dan anak-anak almarhum, dalih yang disebutkan oleh Susiawan yakni lebih baik kehilangan keluarga Indra Rasiwan atau kaum kerabat lainnya daripada kehilangan kesempatan untuk merampas harta benda kaum kerabat. Kasus keluarga Sukardi memastikan lumpuhnya reputasi Rasiwan–Arijah karena resume penyimpangan seksual yang dialami oleh Budi Sukardi, keluarga Chottawa, Nela Sukardi, dan keluarga Arfan Masuning yakni menyetubuhi orang tua kandung sendiri dan berani menyebutkan resume almarhum Rasiwan-Arijah pernah bersenggama terhadap
  • 14. Edwansyah Gumayenda Page 14 anak-anak mereka dan perampasan yang dilakukan olehnya dengan mempermalukan target dan atau kaum kerabat yang diincar identitas dan harta bendanya, (4) kelompok kejahatan Susiawan mendaftar modus pemasungan ketika Gumayenda direkrut oleh Hartal Burlian Sohar ke ibukota Jakarta di tahun 2007, hal-hal yang teridentifikasi adalah : (a) intimidasi Reza-reza palsu memukuli Faisal Sjamsuri dan Nirwana Indra Rasiwan (: saat itu belum teridentifikasi palsunya identitas pelaku) untuk tidak membuka identitas kejahatan yang akan dilakukan terhadap Gumayenda (: diset di rumah pribadi mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno di komplek Bintara (3) Cibening Bekasi Barat), (b) Merencanakan substitusi terhadap orang tua palsu Gumayenda, (c) Elevasi Hartal Burlian Sohar menanyakan Roy Lanzen khawatir mengganggu identitas kejahatan yang akan diberlakukan kelompok kejahatan Susiawan yakni Reza-reza palsu, Atik jemakir, Susanti Angraini, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Jemakir, Yanto, Melia Yanto, Bambang Yanto, Parno, Bujang San, Nugroho Siswanto, Sukron Keuw, Asykari, Taher, Pajeroni Zawawi, dan Eli Kusmala terhadap Gumayenda di kecamatan Jarai. Herannya, perekrutan diklaim secara pendaftaran akses yang akan diperoleh bila status vakum Pagaralam 2008 sukses dan selama rekrutan mengakomodasi Nasrani, hubungan seks dan atau menyebutkan pelampiasan syahwat serta kejahatan waria merupakan persyaratan perekrutan. Bagi Susanti Angraini dan Nirwana palsu (:Tim Floris—pelaku telah menransformasi alat kelaminnya seperti wanita dan menyediakan syahwat dengan modus pemerasan) hal tersebut merupakan kulminatif bagi mereka karena menyetubuhi Hartal Burlian Sohar dan mencicipi tubuh Nirmala Hartal Burlian Sohar merupakan akses lanjutan menempuh harta benda dan identitas kaum kerabat yang ditinggalkan oleh mantan Bupati Lahat Harunata Supeno seusai repatriasi, (d) Klicuk warga desa Talang Pisang kecamatan Jarai merekrut Gumayenda ke Inra Floris Palembang demi memasung korban di institusi Ernaldi Bahar Palembang di bulan September 2009, (e) Derivasi identitas kejahatan diset di tahun 2005, ketika Gumayenda
  • 15. Edwansyah Gumayenda Page 15 direkrut oleh CV, Nirmala ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu kabupaten Lahat dengan resume pronosiasi hati dan sejumlah pemerkosaan yang dilakukan kelompok kejahatan waria Susiawan dan Deo Harunata di rumah Tolhaimi di desa Penindayan kabupaten Lahat yang hingga kini dibungkam dari upaya pengaduan kasusnya, (f) Kumulatif pelecehan sebelumnya direspon ketika Susiawan mengunjungi kediaman Hartal Burlian Sohar dan Sutan Muda pada dini hari—saat itu perekrutan ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu. Susiawan melecehkan Gumayenda dengan menegaskan jerat seksual dari operator-operator seksnya (: waria tuna susila dan wanita tuna susila) tidak berhasil menjerat Gumayenda, namun Hartal Burlian Sohar mengambil alternatif dengan memanggil Robi Bahay untuk melakukan pengebirian terhadap Gumayenda bila telah kembali ke kecamatan Jarai, (g) Surat permohonan kerja milik Gumayenda terhadap PT. Muara Alam Sejahtera dan PT. Batu Alam Sejahtera pada tanggal 28 November 2008 yang diserahkan kepada Hartal Burlian Sohar dikediamannya di Pasar Lematang Lahat, menegaskan set kejahatan terhadap Gumayenda telah kumulatif dengan penolakan dan pelecehan yang distatuskan oleh keluarga Burlian Sohar dan anak-anak mantan Bupati Lahat Harunata Supeno—saat itu membunyikan radio frekuensi sinyal rendah dan pronosiasi hati yang mengklaim pronosiasi hati Susiawan, (h) Kejahatan waria dipastikan oleh Gumayenda telah memasuki keluarga Burlian Sohar yang mengindikasikan sanitasi bagi komunalitasnya dan derivasi kejahatan menarget pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang pula berarti aib keluarga Sohar signifikan ditakuti bila terekspos, terbukti dari upaya Reza-reza palsu dan dobel Harunata Supeno yang diklaim oleh Susiawan mengintimidasi Gumayenda dari perintah kejahatan yang telah diset menggunakan pembantu-pembantu (panakawan) dari keluarga Lam, Syam, Syahani, Sutan Muda, Sudir dan seterusnya, penyesuaian perekrutan dengan kapasitas homoseksual sebagai perekrutan, meskipun dipaksakan mengenakan nama atau reputasi Sohar masih terelevasi buruk karena mosi tidak percaya mirip kasus nama Harunata S
  • 16. Edwansyah Gumayenda Page 16 (:aksioma antidote bagi pejabat wakil Bupati Lahat Marwan Mansyur yang sebelumnya direncanakan mengenakan nama Mansyur S), yang sebelumnya canggung untuk menyebutkan konotasi Jawa dibelakang nama—Supeno— mantan pejabat Bupati Lahat tersebut dan akhirnya ditembuskan kepada Supeno saja ketika aib keluarga Sohar terekspos secara publik politik, (5) Institusi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam menjadi rumit ketika klaim modus pronosiasi hati mengekspos pencelaan dari Xaverius Pagaralam meskipun diketahui klaim Nasrani terhadap upaya-upaya pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul mengetalase kasus-kasus berupa kekerasan dan percobaan pembunuhan bahkan sekte yang diklaim sesat. Salah satu kumulatif diskriminasi yang dikondisikan adalah paternalisme dari pemerintah kota Pagaralam untuk disiapkan sebagai sistim okupasi kroni oleh Kuris Palo dan Marsul. Perekrutan dilakukan dengan menyaring identitas palsu dan mengidentifikasi warga pendatang tanpa perlindungan mengenai hak milik dan properti kota Pagaralam, hal yang yang menjadi perhatian publik mengenai substitusi Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul yang memanipulasi harta benda dan properti dengan resume penyerahan dan tertangkapnya kasus korupsi yang dilengkapi dengan penyitaan barang-barang mewah milik pejabat-pejabat kota Pagaralam tersebut. Alias bagi identitas kejahatan pemerintah kota Pagaralam terkulminasi dari kondisi modus pronosiasi hati yang mengklaim kasus Nirwana Indra Rasiwan dan Nisma Aprini, dan akhirnya memperoleh kasus baru yakni menghilangnya keluarga Zayadi Amin dan kondisi cacat fisik maupun psikisnya Hariyadi, Indra Rasiwan, dan Nirwana Indra Rasiwan sebagai ikon pemerintah kota Pagaralam alias ‘Bad Coin’nya Pagaralam. Keluarga Zayadi Amin menghilang karena terbukti malu dan frustrasi mengklaim harta benda mereka dan divonis dengan dipermalukan oleh kroni kejahatan kota Pagaralam yakni tidak mampu mengelola aset keluarga seperti PO. Sinar Dempo milik keluarga Yohan. Hal yang sama dialami oleh PO. Ratu Agung dan PO. Garuda Dempo yakni tidak mampu berkonsolidasi perintah kejahatan yang berkumulasi
  • 17. Edwansyah Gumayenda Page 17 mengiritasi identitas dan alias bagi korupsinya aksi penadahan dan provokasinya pertukaran properti diantara orang-orang palsu dan germo-germo yang menawarkan identitas palsu beraset ratusan juta hingga miliaran rupiah dari kelompok kejahatan kota Pagaralam. Alias bagi pertukaran dan penyitaan yang dilakukan oleh kelompok kejahatan kota Pagaralam adalah menyebutkan daftar identitas palsu dengan harta benda yang diestimasi bukan milik pribadinya dan terkumulasi sebagai tumbal pembuktian bila dilakukan investigasi. Kondisi cacat psikis disebutkan dari kondisi ganti rugi mengenai aksi kekerasan yang dialami pada saat penyerahan identitas dan harta benda, pasca penyitaan dilakukan dengan membungkam sejumlah saksi dengan ekses pemerintah kota Pagaralam. Provokasi yang tersohor saat itu adalah dualisme Djazuli Kuris memanipulasi rakyat kota Pagaralam demi mendaftar kekuatan pribumi melindungi harta benda mereka, dan penculikan sejumlah keluarga dengan kemampuan paguyuban dilakukan, kemudian teridentifikasi sebagai motif penculikan yang dilakukan dengan kulminatifnya dobel Djazuli Kuris dari status Susiawan di tahun 2004. Sebelumnya Gumayenda pernah menjelaskan mengenai ‘property of fallability’ yakni konsolidasi persamaan hak dan bagaimana menelaah pembagian kontribusi sesama koalisi dengan perintah dan dokumentasi yang diset untuk memberikan kompromi terhadap semua pihak. Distribusi yang terilustrasi dari kondisi tersebut adalah menyelesaikan fungsi apropriasi yakni dominasi akan normatif yang diberlakukan dan membagaimanakan peraturan daerah mengakomodasi transfigurasi profil wilayah memosisikan kepala daerah untuk mendominasi dan vertikalnya didominasi seperti properti yang tersubstitusi dan memberikan penjelasan sebagai akibat masalah pemerintahan kota maupun daerah bukan lagi properti konsumtif yang melulu menghabiskan namun ia harus konsumerisme melindungi kepala daerah dan peraturan daerah itu sendiri. Namun hal klise lebih mengebiri peraturan daerah Djazuli Kuris Palo dan Budiarto Marsul yang diserahkan kepada pekerja asing dan selalu menyewa keterampilan dengan pengaruh akses suaka, dan akhirnya menempuh
  • 18. Edwansyah Gumayenda Page 18 akomodasi isu dan asumsi yang mengikat politik substitusi dan komutasi diiritasi untuk memenuhi perubahan komoditas yang mengakseptasi orang baru dengan kemiskinan ekstrim, barang curian yang mempengaruhi distribusi output, distribusi asumsi yang mengikat komunal untuk mengilustrasikan friksi dan keseimbangan yang diupayakan melalui perolehan nepotisme di pemerintahan yang baru disusupi (termasuk pengucilan intelektualitas dan perolehan strata mendisertasi mengenai kasus-kasus kejahatan dan reaksioner intelektual. Kondisi tersebut mengakibatkan cacat psikis bagi korban yang mengalami pengusiran dan tidak memahami kontribusi administratif sebagai etalase percontohan pemerintahan daerah atau klise menyebutkannya dalam bahasa Inggris yakni ‘all you need is penny but the penis of you are not red enough for us’. Kasus seorang dosen ekonomi berstrata Doktor dan doktoralnya menyebutkan spesifikasi mengenai metodologi mengapa hati bisa dikonsumsi seperti liver dan penganan lainnya, pertanyaan yang mengundang nama institusi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam yang merunut kondisi cacat psiksis dan pencelaan bagi Nasrani yakni Nisma Aprini sendiri dan kenyang akan resume penuntutan yang dilakukan dengan alibi-alibi penggelapan dana pemerintah kota Pagaralam, menegaskan sosok Nisma Aprini tidak bisa dilewatkan begitu saja, terlebih isu kontekstual dari ‘property of fallability’ menyebutkan masalah infrastruktur, perwujudan dependensi, akseptasi interdepedensi, inter-relasi ancaman, dan stabilisasi kondisi akibat faktor korporasi, konsep keterangan diri, dan transisi yang memosisikan normalnya marjinal anda menentukan kontekstual yang mengalir bagai derasnya ide tehnikal kebijakan pengetatan likuiditas baik birokrasi, keuangan maupun status penghapusan keterangan diri anda. Kontras kemerosotan wibawa dan komitmen disepakati sebagai akibat keterbukaan atau perestroika mengenai ‘glasnost’ (: anda boleh membacanya sebagai reformis dengan demokratik yang implisit terhadap pemerintah beserta sistemnya). Pertanyaan berikutnya mempertanyakan inter-relasi kapabilitas pronosiasi hati dan modus-modus yang
  • 19. Edwansyah Gumayenda Page 19 menyertai Nisma Aprini, apakah menyebutkan divergensi yang dibutuhkan seperti komitmen pemerintah kota Pagaralam membangun daerah dengan populasi dan pemahaman nepotisme terhadap ‘mammon’ yang selama ini menjadi permasalahan mendasar ketika individu dijejali dengan kemampuan masa depannya, hal yang pernah dicela oleh Nasrani ketika Yesus Kristus harus tewas ditangan seorang Yahudi karena memperdengarkan hal-hal yang ditentangnya secara prinsipal. Diagnosa cacat psikis Indra Rasiwan dan Nirwana Indra Rasiwan menyebutkan kondisi pemasungan dan penculikan yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif mantan Bupati Lahat Harunata Supeno. Diketahui keluarga Burlian Sohar menempatkan Gumayenda sebagai target kekerasan Deo Harunata yang terbukti dari aksi kejahatan Reza-Reza palsu Inra Floris, Yanto, Parno, Bujang San, Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Jemakir, Eli Kusmala, dan Nirwana palsu meneror di kediaman Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 kecamatan Jarai sejak kepulangan dari desa Penindayan Lahat yakni perekrutan untuk proyek air bersih di kecamatan Mulak Ulu kabupaten Lahat sejak tahun 2005. ‘Off-set’ keluarga Supeno menggunakan dobel bertransfigurasi Nirwana, Eli Kusmala, dan Susiawan membuktikan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno kepada motif- motif berikut : (a) Memutuskan silaturahmi terhadap kaum kerabat yang mengetahui aksi kejahatan dan resume masa kecilnya yang dipenuhi dengan rasa malu, (b) Rasa malu Hartal Burlian Sohar karena menyetubuhi waria-waria dari Inra Floris Palembang yang mengklaim kekerabatan terhadap mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, (c) Frustrasinya Hartal Burlian Sohar mengetahui Susiawan dan Deo Harunata bergiliran memperkosa Nirwana Indra Rasiwan yang diculik dari desa Talang Jeruk Pagaralam karena mendiskredit modus penculikan dan pronosiasi hati yang dilakukan demi merampas identitas keluarga Indra Rasiwan dan harta waris di kecamatan Jarai, (d) Set yang
  • 20. Edwansyah Gumayenda Page 20 dilakukan oleh pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno terhadap keluarga Nela Sukardi menggunakan Mitsubishi BG7060E dan kelompok kejahatan dari desa Tanah Tinggi kecamatan Jarai yakni Yunita Valina, bahwa memanipulasi Gumayenda menggunakan orang tua palsu diakumulasi guna memepas dalam belanga dan mengokomodasi modus pemerasan terhadap kaum kerabat Rasiwan-Sjamsuri yang bertransfigurasi identitas palsu dan terkondisi sebagai sapi perahan kelompok kejahatan Susiawan, (e) Kejahatan Deo Harunata dan keluarga Supeno terkulminasi dari kondisi Indra Rasiwan dan anak istri yang dipisahkan dari Gumayenda yakni dikondisikan sebagai pelampiasan pelecehan dan mengalami kekerasan fisik, disebutkan oleh Susiawan unutk mengondisikan penghapusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap anak istri dan harta benda, (f) Intimidasi Susiawan mengelevasi kejahatan keluarga Lam Sohar yakni resume perselingkuhan Herlansyah Burlian Sohar dan Hartal Burlian Sohar terhadap Lam Sohar dan pemerasan yang imperatif modus pronosiasi hati dari kasus penculikan di kabupaten Lubuk Linggau dan Muaraenim, (g) Modus kontroversi direkrut oleh Susiawan imperatif keluarga Supeno dengan menculik Indra Rasiwan yang sebelumnya direncanakan untuk mengerjainya mengenai kondisi penggandaan yang dilakukan terhadap istri korban yakni Nirwana, (h) Elevasi penggandaan Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi untuk memprovokasi pemerintah kota Pagaralam melakukan modus perampasan yang dikumulasi oleh Susiawan sebagai jatah yang diakumulasi dari kebodohan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, Astin Alimudin, Herlansyah Burlian Sohar, Hartal Burlian Sohar, dan Ramadhan Harunata Supeno memiliki aib kejahatan homoseks (waria) dan mengumulasi kejahatan TNI dengan klaim disertir Yon 206 Lahat dan oknum-oknum KOPASSUS TNI-AD yang mayoritas adalah waria. Hal yang mengherankan publik politik mengenai kejahatan waria kini dapat mengenakan seragam TNI dan melecehkan maknawi Sapta Marga dikarenakan status tunggul mereka di harta benda sipil dan mengintimidasi korban dengan menyebutkan Mayor Jendral TNI AD Harun Sohar memiliki
  • 21. Edwansyah Gumayenda Page 21 provinsi Sumatera Selatan untuk dapat dirampas kembali oleh anak cucunya demi kepentingan kantong mereka sendiri, (i) Kontroversi yang dilakukan oleh Susiawan di tahun 2002 yakni menggandakan Indra Rasiwan dan mengetalase kejahatan waria terhadap keluarga korban guna merekrut Taufan Putra demi memiliki ‘lullaby’ dan melakukan penggandaan terhadap Roy Lanzen dan Ismani Harto, menerangkan kasus Muzakir Sai Sohar menstatuskan resume penculikan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri dan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda yang dilakukan oleh keluarga Supeno melalui operator keluarga Yahun dari rute komutasi identitas-identitas palsu keluarga Burlian Sohar, keluarga Harun Sohar, dan keluarga Supeno karena membawa lari aset-aset pemerintah daerah kabupaten Lahat (:kasus Herlansyah Burlian Sohar alias Aan palsu), Lubuk Linggau (:kasus Meki Burlian Sohar, suami Selvi Pipin Burlian Sohar, Nirmala Hartal Burlian Sohar, dan Bahay alias Bahagia), dan Muaraenim (:kasus Muzakir Sai Sohar mengelevasi Nirwana palsu, Susiawan, dan kasus substitusi Roy Lanzen dan Taufan Putra), dan mengupayakan bias dari resume penculikan, perampokan, dan pembunuhan yang mereka lakukan bersama keluarga Arfan Masuning, keluarga Sukardi, keluarga Chottawa, keluarga Betty, keluarga Jemakir, keluarga Yanto, keluarga Parno, keluarga Klicuk, keluarga Harun Zawawi, keluarga Taher, keluarga Johar, keluarga Hermanto Keuw, keluarga Sukron Keuw, keluarga Hasbulah, keluarga Marsup, keluarga Suharindi, Rheza Ivan Darian, Sylvana Dolora Agustien, keluarga Arsad Sjamsuri, keluarga Loni Sjamsuri, keluarga Faisal Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, dan keluarga Darwin Sugandi Sjamsuri, (j) Resume penyodomian terhadap Gumayenda yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan yang saat itu (2002) mengolaborasi Azhari Muarapayang, Marsup, Parno, Klicuk, Harun Zawawi, Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Jemakir, Atik Jemakir, Mayangsari, Cici Yulita, Yusni Hasni Marzuki, Elvera, dan Reza-reza palsu Xaverius Pagaralam demi mendiskredit Taufan Putra dan memasung Gumayenda, merupakan motif mengapa Gumayenda keluar dari SPBU 34-16405 Sukmajaya Depok di bulan
  • 22. Edwansyah Gumayenda Page 22 Oktober 2004. Perlu diketahui, oknum-oknum Rasiwan memanipulasi identitas mereka mengintimidasi kebohongan bahwa telah menguasai Djzuli Kuris dan Budiarto Marsul, mengimperatif KOPASSUS TNI-AD (:mayoritas rekrutan adalah waria) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan koordinasi Megawati Soekarno Putri palsu yang ditransfigurasi oleh kejahatan homoseks Inra Floris milik keluarga mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno, dan melikuidasi aset pemerintahan daerah maupun pemerintah kota Pagaralam yang digunakan mereka untuk berfoya-foya dan menipu penampilan kejahatan terhadap korban yang menjadi target penculikan dan perampokan. Bukti-bukti tersebut menyebutkan kondisi cacat psikis orang tua Gumayenda masih dalam keadaan ambigu dikarenakan kondisi pemasungan dan pengucilan yang dilakukan oleh operator-operator kejahatan keluarga Harunata Supeno mengolaborasi Roy Lanzen dan Taufan Putra yang terestimasi mendesak penundaan eksekusi yakni perekrutan dan pelebaran kasus kejahatan ke ibukota Jakarta-Depok-Bogor- Bandung-Semarang-Djogjakarta-Malang Jawa Timur dengan target-target yang sebelumnya disanitasi menggunakan modus kejahatan pronosiasi hati, modus kejahatan transfigurasi, kejahatan homoseks, penyadapan, penculikan dengan memasung target guna mengumulasi identitas beserta harta benda kaum kerabat korban untuk dapat disubstitusi, instalasi sampah masyarakat di instansi-instansi daerah yang dituju, penggandaan akses demi eksesibilitas guna mengorupsi likuiditas perebutan kekuasaan, dan estimasi tumbal operasi. Mendaftar nama-nama berikut untuk kasus ketidaksesuaian identitas palsu mereka namun terintegrasi terhadap kasus Indra Rasiwan yakni (a) Sastra Mico, (b) Ahmad Feriansyah alias Fai, (c) Herma Diana, (d) Yulia Misrania, (e) Zulaiha, (f) Robinson, (g) Kardinal, (h) Rohani Djazuli Kuris, dan (i) suami dari Yusni Hasni Marzuki. Kondisi mereka menyebutkan frustrasinya identitas palsu berorientasi perampasan harta benda dan hirarki pemerintah kota Pagaralam yang diharapkan dapat mengondisikan efek jera terhadap korban-korban yang
  • 23. Edwansyah Gumayenda Page 23 diusir dari identitas maupun harta benda. Hal tersebut menegaskan asumsi perkuliahan yang dilakukan oleh Gumayenda sejak 28 Juni 2010 sampai dengan 9 Juni 2014 (:masih berlangsung hingga mengumulasi 145 sks sebagai persyaratan mengikuti ujian skripsi) akan mengumulasi konflik-konflik : (a) Mutasi identitas pelaku kasus-kasus perampasan dan pengucilan demi kasus Djazuli Kuris yang tersubstitusi dan memanipulasi alibi penyitaan barang-barang mewah yang diklaim merupakan usaha mereka mengembangkan daerah kota Pagaralam, dapat membunuh transfigurasi dan mengumulasi estimasi ‘Ghetto’, dan transfigurasi yang membunuh kasus Muzakir Sai Sohar dari kabupaten Muaraenim, (b) Substitusi yang dilakukan dengan memperlakukan korban- korban perampasan identitas sebagai sampah masyarakat dan ‘trafficking’ yang memusnahkan inter-relasi korban. Berikut diagnosa perkuliahan Gumayenda mulai dari 14 November 2010 sampai dengan 30 Januari 2014 : (a) Kartu Hasil Studi semester I (satu), tanggal efektif 14 November 2010, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (22 sks), (b) Kartu Hasil Studi semester II (dua), tanggal efektif 8 Agustus 2011, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (24 sks), (c) Kartu Hasil Studi semester III (tiga), tanggal efektif 6 Februari 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,77 (24 sks), (d) Kartu Hasil Studi semester IV (empat), tanggal efektif 15 Agustus 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,76 ( 20 sks), (e) Kartu Hasil Studi semester V (lima), tanggal efektif 7 Februari 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,62 (21 sks), (f) Kartu Hasil Studi semester VI (enam), tanggal efektif 18 Juli 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,60 ( 15 sks), (g) Kartu Hasil Studi semester VII (tujuh), tanggal efektif 30 Januari 2013, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,59 (12 sks) (:Perlu diketahui untuk periode 2010-2014 tidak pernah menerima bea siswa ataupun keringanan apapun bahkan memperoleh diskredit dari orang tua palsu dan Reza-reza palsu yang berkoalisi terhadap kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala untuk mengucilkan Gumayenda di lingkungan kampus guna memudahkan modus perampasan dan
  • 24. Edwansyah Gumayenda Page 24 pertukaran identitas palsu yang merupakan profesi germo (mucikari identitas palsu) Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Nirwana palsu, Reza-reza palsu, dan Eli Kusmala memperlakukan korban-korban yang dipisahkan dari keluarga dan kaum kerabat seperti Gumayenda). Hasil-hasil studi tersebut dilengkapi dengan aksi Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, dan Reza-reza palsu yakni pemukulan, alasan mengunjungi kaum kerabat dengan mengokupasi kediaman Gumayenda tanpa ijin berkoalisi imperatif Susiawan, Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Pandi Arfan Masuning, Reza-reza palsu, dan Indra Rasiwan palsu, melakukan ‘off-set’ modus penipuan menggunakan harta waris Indra Rasiwan, meracuni makanan/minuman, mengutil/mencuri makanan, menggeledah barang-barang pribadi milik Gumayenda hingga mengalami perusakan dan penghilangan sampai dengan tidak menyediakan hak-hak Gumayenda mulai dari hak anak hingga keresahan yang distatuskan oleh Reza-reza palsu, Indra Rasiwan palsu, Susiawan, Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Nirwana palsu yakni : (a) Mencemarkan nama baik Gumayenda hingga ke lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam dengan menyebarkan kebohongan mengenai kondisi Gumayenda tengah sakit mental atau stress. Tujuan dari Nirwana palsu dan kelompok kejahatan Susiawan (Kijang abu-abu BG1423WA) adalah menggelapkan kondisi Gumayenda demi mengoleksi penjatahan dan penggelapan hak dari status-status Gumayenda yang dimanipulasi, motif yang membatalkan kondisi pengampuan/perwalian dari orang tua palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan usia Gumayenda telah mencapai 37 tahun per 2 Mei 2014, menggunakan hak kewarganegaraan di pemilu 2009 dan 2014, mampu membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian di tahun 2008 dan 2014, dan mampu memiliki perekaman identitas dengan nomor : 1604060205770003, hal yang merugikan bagi Reza- reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan mereka beridentitas
  • 25. Edwansyah Gumayenda Page 25 palsu dan panik melakukan bias dari tidak ikut sertanya mereka mengenai penggunaan hak kewarganegaraan seperti pemilu dan perekaman identitas di kantor kecamatan Jarai, (b) Infiltrasi Susiawan mengenakan transfigurasi Elvera bertujuan mengajak hubungan seksual dosen-dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam demi menciderai agama Nasrani/Yahudi Xaverius Pagaralam dikarenakan pemahaman kondisi homoseks atau waria merupakan heretik yang kemudian menjadi sarana menginfiltrasi modus pemerasan dan penculikan guna menukar identitas dan merampas harta benda korban. Kumulatif disebutkan dengan berhasilnya Nirwana palsu menyenggamai Effendi Sangkim hingga tidak berdaya untuk diperas dan menyerahkan jabatan Pembantu Ketua I (satu), bahkan mendukung anvil kaum gepeng (tunggul) dari kelompok kejahatan Susiawan untuk berada didalam lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam yakni Mess bagi dosen dan gedung baru dibelakang kampus lama. Modus senggama antar sesama jenis akhirnya mulai disukai oleh aparatur kampus hingga kumulatif mengetalase dosen-dosen palsu dan mahasiswa/i palsu yang mudah diidentifikasi sebagai pelaku-pelaku pekerja seks komersil dari kaum homoseks (waria). Takluknya Elvera tersebut kembali iritasi ketika suami Yusni Hasni Marzuki mengakomodasi Sastra Mico palsu untuk menikmati rumah- rumah penduduk kota Pagaralam dimana penghuninya lebih dulu diusir oleh kelompok kejahatan kota Pagaralam, menyebutkan Cici Yulita, Sinta Mardalena, Hota Putra, dan Mayangsari sebagai aktor-aktor yang sering digaet untuk misi menjerat korban. Kulminatif alibi-alibi kejahatan tersebut menyebutkan Herman Basuning alias Baron sebagai koalisi kejahatan kota Pagaralam yakni Jenni Shandiyah dan Chen-chen. Diagnosa kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mulai dirasakan oleh Gumayenda ketika kelompok kejahatan Susiawan menginfiltrasi Susanti Angraini, Reza-reza palsu sebagai Ahmad Feriansyah alias Fai, Busri, Andri, Yadi Maryadi, Ruaman Yudianto, dan Atik Jemakir sebagai dosen-dosen palsu yang mendiktasi modus
  • 26. Edwansyah Gumayenda Page 26 substitusi Elvera karena teridentifikasi mudah ditundukkan mulai dari alibi-alibi kejahatan narkoba, perjudian, alkoholik, substitusi administrasi, dan aksi penggelapan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris maupun Budiarto Marsul. Alibi Elvera untuk butir penggelapan Yadi Maryadi, Reza-reza palsu sebagi Fai, dan kelompok kejahatan Mayangsari sangatlah berbahaya dikarenakan mereka teridentifikasi sebagai pelaku-pelaku penculikan yang dimanipulasi untuk menghindari tuntutan hukum dari keluarga korban—elevasi yang dilayangkan oleh kelompok kejahatan Susiawan ketika menyuap salah satu dari mereka dan memberikan akses untuk meretas kediaman Elvera dan menawarkan ekses dari reputasi buruk mantan Bupati Lahat Harunata Supeno yang akhirnya membongkar elevasi reputasi buruk bagi pejabat-pejabat Walikota Pagaralam yakni Ida Fitriati Basjuni dan Novirza Djazuli Kuris yang dimiringkan dengan menyebutkan identitas-identitas asli mereka adalah status orang yang telah meninggal dunia dan pelacur waria yang digermoi oleh Eli Kusmala alias Deo Harunata—kumulatif disebutkan dari aksi ngotot kelompok kejahatan kota Pagaralam mendiskredit pemutusan silaturahmi keluarga Burlian Sohar dan Achmad Sjamsuri dikarenakan koalisi dan target perampasan terhadap kedua keluarga tersebut terkulminasi dengan hilangnya orang tua Gumayenda oleh kasus hilangnya Nirwana Indra Rasiwan, modus kejahatan pronosiasi hati, kejahatan Nasrani Xaverius Pagaralam yang memfitnah kondisi pronosiasi hati korban, tentatif kejahatan Hermanto Keuw dan Sukron Keuw pasca pertukaran Roy Lanzen dan Taufan Putra, dan aksi Djazuli Kuris Marsup yang meneror harta benda maupun penjatahan terhadap Bupati Lahat Harunata Supeno menggunakan kondisi Indra Rasiwan dan anak istri. Modus penjatahan yang dilakukan oleh Djazuli Kuris Marsup menegaskan kejahatan kota Pagaralam memperkosa korban dengan memaksa kejahatan seksual dan memaksakan pemfitnahan menggunakan agama Nasrani/Yahudi Xaverius Pagaralam sebagai misi memberikan nuansa Islami menurut perspektif diskriminasi, aksi waria, dan parasitisme dikediaman korban demi menguasai
  • 27. Edwansyah Gumayenda Page 27 penggelapan yang akan dilakukan oleh harta benda korban, kasus yang menarik perhatian publik adalah kondisi Reza-reza palsu dan pelebaran eksesibilitas yang diberikan pemerintah kota Pagaralam melalui kroni Kuris Palo-Marsup-Zawawi dan perekrutan yang dilakukan oleh kejahatan waria kelompok Budi Sukardi kepada oknum-oknum Rasiwan karena memberikan akses perampasan di kabupaten Empat Lawang yang mengakibatkan besar kepala mereka karena merasa sukses menjadi anggota-anggota Polisi Pagaralam dan merasa sukses menipu pendaftaran di Akademi Militer Nasional Magelang (:impian menukar seluruh anggota batalion bila kelak menjadi Danyon) dan merasa bias dari resume kejahatan terhadap Indra Rasiwan dan anak istri yakni mengintimidasi kekerasan dengan membias pemfitnahan seolah-olah melakukan pertolongan terhadap korban, dan perhatian kejahatan terestimasi signifikan dengan mengetahui resume Reza-reza palsu tersebut sebagai pemerkosa orang tua Gumayenda, penyodomi Gumayenda, pelaku kejahatan homoseks, dan pemurtad yang tidak tahu diri karena mendaftar hak orang lain demi membias alibi-alibi kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap korban dan kasus Indra Rasiwan. Kumulatif kasus tersebut kini dibias dengan transfigurasi Ramadhan Harunata Supeno alias Adan, Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan Susiawan Deo Harunata, Reza palsu dari kelompok kejahatan Cina Pagaralam yakni kios Juli-Ana, Reza palsu yang pernah menransfigurasi Roy Lanzen, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi Astin Alimudin, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi Budiarto Marsul, Reza palsu yang mengonsolidasi Azhari Muarapayang dan Liza Islamia sebagai akses melakukan modus perampokan, pemerasan dan identitas palsu, Ahmad Feriansyah alias Fai, Jimmy Arfan Masuning, Erwin Winter Arfan Masuning, Rheza Ivan Darian, Budi Sukardi, dan Dani Darwin Sugandi Sjamsuri. Kemunduran perilaku tersebut kulminatif pada tanggal 17 Maret 2014 ketika dosen Novriansyah menyelesaikannya dengan memerintahkan Gumayenda untuk tidak ikut dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang akan dilakukan pada tangggal 22 Maret 2014. Pukul 08.29 WIB pada 17
  • 28. Edwansyah Gumayenda Page 28 Maret 2014, dosen Novriansyah menyarankan Gumayenda untuk tidak membayar uang administrasi sebesar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) dikarenakan menyetujui untuk tidak diikut-sertakan dalam kegiatan eksternal yang dimaksud oleh Novriansyah, dan ia berjanji akan menyelesaikan masalah nilai dan sertifikat Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 meskipun Gumayenda tidak mengikutinya dikarenakan telah membayar uang bimbingan Kuliah Kerja Nyata XII-2014 sebesar Rp 900 ribu (sembilan ratus ribu rupiah ) pada tanggal 17 Februari 2014 di Bank Sumsel Babel Kas Jarai dengan nomor rekening 152- 0943878. Penyelesaian Novriansyah menyebut-nyebut nama Elvera sebagai kompensasi untuk abstainnya Gumayenda dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata XII-2014, ia menjamin bahwa Gumayenda untuk tidak ragu dalam mempercayai kompensasi yang diajukannya dan tetap bisa mengikuti kegiatan internal, namun pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 11.04 WIB Novriansyah mendesak uang Rp 500 ribu (lima ratus ribu rupiah), ia menegaskan bahwa Gumayenda harus membayarnya dengan alasan Elvera tidak memberikannya kejelasan mengenai janji kompensasi sebelumnya yakni tidak perlu membayar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) karena tidak dibolehkan mengikuti kegiatan eksternal dan tiada alasan untuk menggugatnya. Aksi tawar-menawar yang dilakukan oleh Novriansyah kepada Gumayenda tersebut dilengkapi beberapa pelanggaran hak Gumayenda yakni jaket, topi, dan kaos Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 tidak diberikan, meskipun semua mahasiswa/i memperolehnya di hari pertama pada tanggal 22 Maret 2014 dan Dwi Anggitika selaku panitia pembayaran Kuliah Kerja Nyata XII-2014 tampak memisahkan administrasi Gumayenda—faktor intimidasi dari dosen palsu menginisial Ahmad Feriansyah alias Fai beraksi meneror modus identitas palsu dan pemerasan terhadap Elvera—dan memberikan kesan bahwa Gumayenda sebagai orang beridentitas asli yang harus lekas disingkirkan. Kuliah Kerja Nyata angkatan XII- 2014 diprovokasi untuk menstatuskan permusuhan dan pengucilan terhadap Gumayenda yang akhirnya diketahui bahwa Susiawan dan kelompok kejahatan
  • 29. Edwansyah Gumayenda Page 29 waria sebagai pelaku-pelaku provokator dan status tersebut menegaskan bahwa 95% peserta Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 adalah waria dan orang-orang yang bermasalah dari identitas palsu sebelumya, oleh karena itu Susiawan dan kelompok kejahatan Inra Floris yang lebih dulu menginfiltrasi kampus mengupayakan konsentrasi permusuhan pada pelanggaran hak yang ditujukan untuk mengamputasi Gumayenda, dan menurut mereka tindakan tersebut dapat memberikan efek jera dari aksi kejahatan identitas palsu waria-waria yang kini melakukan modus penipuan yakni menjadi mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam. Gumayenda tetap berniat untuk mempertanyakan aksi dosen Novriansyah tersebut dan menegaskan sikap terhadap instalasi sampah-sampah masyarakat yang menjadi rekan Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang menyebutkan bahwa institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralam telah lumpuh dan jauh dari bonafide dikarenakan mengenakan identitas palsu dan 97% memalsukan kapabiltas. Status tersebut mempertanyakan kredibilitas pemerintah kota Pagaralam untuk mengalami pertumbuhan demografi secara bonus dan kapabilitas kota Pagaralam memiliki populasi dari orang-orang berpendidikan tinggi dan sistim okupasi, hal tersebut semakin membuktikan bahwa kota Pagaralam kini dihuni oleh sampah masyarakat yang merasa terkoordinasi dengan mengendalikan populasi mengenakan identitas palsu dan merasa aman karena pemalsuan yang dilakukannya ikut memalsukan hukum. Elevasi yang dikondisikan dari status kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam tersebut adalah pelaku-pelaku beridentitas palsu semakin leluasa menjadi pemalas dan leluasa melakukan kejahatan dengan memanipulasi rekan, kolega, dan lingkungan yang mungkin sebelumnya merupakan koalisi dan mitra beridentitas palsu, yang memastikan sia-sianya berkoalisi terhadap orang-orang palsu dikarenakan modus butuh uang cepat ditentukan dengan kecepatan memainkan senjata api dan melakukan perampokan daripada memanusiakan mitra atau ‘partner’ untuk pola hidup baru, maka dalam kenyataan beridentitas
  • 30. Edwansyah Gumayenda Page 30 palsu tidak pernah menjanjikan hidup aman atau lebih kaya karena kemampuan menipu penampilan ditentukan dari kesempatan melumpuhkan target atau mitra identitas palsu yang menyertakan “pemasungan” berupa pemerasan dan pengeksposan aib dan inisial identitas palsu yang ditunggu memiliki resume kejahatan. Modus Djazuli Kuris dan Reza-reza palsu mendesak untuk ditelusuri karena melakukan aksi penjarahan dengan memboyong harta benda bergerak maupun tidak bergerak milik pemerintah kota Pagaralam dan melakukan penggelapan sebelumnya demi memudahkan substitusi harta benda bergerak dari pemerintah daerah yang baru didatangi. Modus Djazuli Kuris tersebut merugikan banyak pihak karena akumulasi dana daerah 80% dilarikan kepada sistim level yakni menyimpan dan melikudasinya kepada harta benda bergerak milik pemerintah daerah lain hingga klaim atas harta benda tersebut memudahkan eksesibilitas yang dapat merampas harta benda disekitar usaha likuidasi yang tengah dinegosiasikan. Sampel pejabat Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail memenuhi kondisi tersebut yakni merasa tertipu dengan kondisi Megawati Soekarno Putri dan aksi mengorupsi hirarki di Kepolisian Resort yang melakukan perampasan disekitar harta benda bergerak maupun tidak bergerak yang diupayakan memperoleh eksesibilitas untuk memudahkan substitusi identitas palsu di pemerintah daerah yang baru didatangi. Bahkan korban yang mempercayai intimidasi dan modus kontroversi pelaku atas kebohongan seperti yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan atas status vakum pemerintah kota Pagaralam 2008, semakin menggoda untuk menukar seluruh harta benda mirip pasar lelang, bila diamati merupakan proses ‘money laundry’ yakni memberikan nilai sendiri kepada pembeli fiktif dan menguangkannya kembali bila memperoleh korban baru atau kesepakatan atas kolusi demi melindungi nilai korupsi yang diraih (: anda bisa mencoba seseorang yang telah direncanakan untuk mengenakan nama A dan seterusnya harta bergerak B, dan harta tidak bergerak C, dan substitusi yang dilakukan menggunakan elevasi berikut sistim level yakni penyimpanan dengan
  • 31. Edwansyah Gumayenda Page 31 kesepakatan nilai yang dikorupsi, dan ‘properti of fallability’ mengeksekusi pembeli fiktif dari keterbukaan yang dilegalkan memudahkan ekses kepada likuiditas kekuasaan, dan rotasi identitas palsu terhadap harta benda bergerak dan harta benda tidak bergerak diserahkan untuk menjaga siklus pemerintah daerah dan atau populasi yang ditujukan untuk mengendalikan suasana terkorupsi—elevasi memperundangkan sanitasi dan peraturan daerah dengan menyingkirkan pengaruh apapun sehingga tiada tesis dan rumusan permasalahan yang menjadi klise spesifikasi kebutuhan dalam menentukan keputusan dan proyeksi bisnis dengan harapan dan kriteria yakni status quo pada quo vadis yang melindungi aksi korupsi—definisi yang menyebutkan identitas dengan harta benda usang terhadap sistim siklus pembeli dan penjual yang sebenarnya beridentitas sama akan semakin menghilangkan kompetensi dan kompetisi dikarenakan nilai konsumerisme yang minim dan didesak untuk melakukan repatriasi sebesar-besarnya hingga cadangan kapital yang tersisa akan dimanipulasi oleh likuiditas kejahatan kekuasaan), (c) Melakukan aksi ngotot menguasai harta waris Indra Rasiwan karena khawatir kedapatan memalsukan orang tua Gumayenda yang dibarengi dengan caci-maki dan pemukulan yang dilakukan oleh Nirwana palsu dan Reza-reza palsu terhadap Gumayenda. Status yang merupakan imperatif Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Jemakir, Atik Jemakir, dan oknum-oknum Rasiwan tersebut diupayakan membias kondisi Gumayenda yang tengah diusahakan untuk mengalami penculikan dan pemasungan dengan percobaan pembunuhan. Penculikan mengondisikan uang cepat bagi pelaku-pelaku kelompok kejahatan karena meminta uang tebusan, sebelumnya dijelaskan sebagai modus pemerasan yang dilakukan oleh Susiawan, Reza-reza palsu, Susanti Angraini, Atik Jemakir, dan Nirwana palsu mengelevasi reputasi buruk mantan Bupati Lahat Harunata Supeno memeras korban-korban yang dirampas identitas dan harta benda untuk menyediakan uang setoran kepada mereka dan diancam untuk tidak menemui atau memberikan kabar kepada anggota keluarga yang
  • 32. Edwansyah Gumayenda Page 32 ditinggalkan meskipun korban dapat melihat kondisi terlantar dan atau kondisi terpasung anggota keluarganya yang tengah dianiaya oleh kelompok-kelompok kejahatan Atik Jemakir, Reza-reza palsu, Eli Kusmala, dan Susiawan. Modus penganiayaan diilustrasikan oleh pelaku-pelaku dari kelompok kejahatan Susiawan dengan menculik terlebih dulu orang tua Gumayenda, lalu menggandakannya guna menipu penampilan bahwa orang tua palsu dapat menginfiltrasi modus penodongan dan pemerasan terhadap anak-anak Indra Rasiwan, kemudian menelantarkannya dengan tujuan pengucilan sehingga anak- anak Indra Rasiwan tidak dapat mempertahankan identitas dan atau memperoleh perlindungan dari kaum kerabat. Modus perkataan kotor dan pemukulan dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dengan tujuan menyingkirkan Gumayenda demi mengklaim harta waris Indra Rasiwan dan mendiskredit kondisi palsu dari Indra Rasiwan, Nirwana, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian untuk tidak dapat mengklaim kembali hak, harta benda, dan kaum kerabat yang lama ditinggalkan karena dipisahkan oleh kelompok kejahatan Susiawan, Eli Kusmala, Atik Jemakir, dan Reza-reza palsu. Modus kejahatan yang telah diberlakukan sejak tahun 2005 dikebiri dengan menyebutkan hal tersebut merupakan pasal perbuatan tidak menyenangkan karena perbuatannya hanya mengolok-olok Gumayenda, elevasi yang dilengkapi penjelasan ekstorsi dan resume kejahatan Susiawan sejak tahun 2002 menegaskan reputasi lingkungan Ade Irma Suryani kecamatan Jarai terintegrasi melakukan kejahatan terhadap Gumayenda dengan imperatif oknum-oknum Rasiwan yang mengondisikan percobaan pembunuhan dari pemutusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar dan perekrutan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri-Uliam. Provokasi pemutusan hubungan kerja dari Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) 34-16405 Sukmajaya Depok terbukti sebagai pelaku yakni Susiawan dan Reza-reza palsu yang mengintimidasi penculikan orang tua Gumayenda dan menegaskan kelompok-kelompok kejahatan Yudi-Syamsul, Chottawa, Rusali, Sukron Keuw,
  • 33. Edwansyah Gumayenda Page 33 Hermanto Keuw, Yati Walama Sukardi, Taher Sukardi, Pajeroni Zawawi, Jemakir, Klicuk, Suharindi, dan Surlina Parno untuk memastikan keterlibatan Roy Lanzen dan Taufan Putra melakukan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda, oleh karena itu di bulan Oktober 2004 pengunduran diri terpaksa dilakukan oleh Gumayenda. Status yang membuktikan modus pemfitnahan mengenai aib ataupun kegiatan hutang-piutang yang diatasnamakan kepada Gumayenda dari pelaku-pelaku kejahatan kelompok Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan tidak membuahkan hasil dan kini mengalami frustrasi selama 8 tahun mengurung Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 (:jalan Peltu Menalis) kecamatan Jarai. Tentatif tersebut kini diupayakan oleh Reza-reza palsu, Susiawan, Atik Jemakir, dan Kijang abu-abu BG1423W dengan mengintimidasi ke tempat- tempat dimana Gumayenda menawarkan surat lamaran pekerjaan atau pergaulan untuk ditolak, bila tidak, ancaman dengan seragam Polisi Polres Pagaralam dan atau TNI dari Koramil Jarai dan KODIM 0405 akan memukuli atau memberikan status kasus kejahatan kepada rekan dan atau orang yang memberikan pertolongan kepada Gumayenda. Kondisi pemasungan semakin nyata bagi Gumayenda karena perlakuan kejahatan Susiawan yang menghalangi Gumayenda untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan mencekal upaya mencari pertolongan, hal yang diusahakan oleh Susiawan sebagai intimidasi terhadap orang-orang palsu untuk tidak membuka identitas terhadap korban yang dirampas harta benda dan sistim okupasinya dikarenakan hal tersebut akan membongkar harta benda yang pernah dicuri oleh kelompok kejahatan Susiawan dan mengakibatkan kasus kejahatannya mudah menemukan pelaku. Akumulasi perampokan dan penggelapan yang dilakukan oleh Susiawan sejak tahun 2002 menyebutkan banyak pihak selaku pembeli dan penadah harta benda maupun identitas keluarga Indra Rasiwan dan kaum kerabat dari Rasiwan-Sjamsuri yang menegaskan upaya kejahatan dan trafficking mengonsentrasikan pembunuhan signifikan terhadap korban perampasan, berikut nama-nama yang pernah terdaftar sebagai pelaku-pelaku penadahan
  • 34. Edwansyah Gumayenda Page 34 hingga opsi mereka mengenai perekrutan menjadi orang palsu dan penculikannya adalah : (a) Taufan Putra, (b) Darwin Sugandi Sjamsuri, (c) Darmansyah Sjamsuri, (d) Faisal Sjamsuri, (e) Herlan Sjamsuri, (f) Sukron Keuw, (g) Solihin, (h) Indra Jaya, (i) Jemakir, (j) Parno, (k) Klicuk, (l) Idrus Zawawi, (m) Misnan Hartono, (n) Arfan Masunnig, (o) Walama Sukardi, (p) Nela Sukardi, (q) Hartal Burlian Sohar, (r) Rahmatia Burlian Sohar, (s) Bupati Lahat Harunata, (t) Betty, (u) Walikota Djazuli Kuris, (v) Rohani Djazuli Kuris, (w) Wakil Walikota Budiarto Marsul, (x) Elvera, (y) Herdiansyah Bana Yuni, dan (z) Suharindi.