SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Habel(Abel)
“Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada
Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya,
bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan
persembahannya itu dan karena iman ia masih
berbicara, sesudah ia mati.” (Ibr. 11:4).
Habel adalah pahlawan iman yang pertama disebut
dalam Alkitab; kisah hidup dan kisah iman Habel
dapat ditemukan dalam Kejadian 4:1-16.
Iman apa iman Habel itu?
Mengapa imannya dianggap sedemikian bernilai?
Apakah kita juga bisa mempunyai iman seperti
Habel?
Background Habel
Sebelum kita dapat mengerti iman Habel, kita perlu mengerti latar
belakangnya dan dasarnya. Habel adalah anak kedua dari Adam dan Hawa.
Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan.Habel
mempunyai seorang saudara laki-laki bernama Kain dan Habel adalah anak
ke dua dari Adam dan Hawa, jadi bisa dibilang Habel adalah orang ke
empat yang pertama diciptakan dan hadir di dunia. Habel pasti
mendengar dari orang tuanya bahwa ada Allah dan bahwa Allah itu adalah
Sang Pencipta. Habel melihat semesta alam, langit dan bumi, semua
mahkluk yang hidup; dan pasti dia percaya bahwa ada Allah dan Allah
itu “memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr.
11:6). Inilah yang dimaksud dengan Habel memiliki iman yang berkenan
kepada Allah.
Selain itu, Habel juga percaya bahwa dia sendiri adalah seorang berdosa
yang perlu diampuni dan ditebus. Habel mengerti dan tahu bahwa Adam dan
Hawa berdosa! Dia sudah tahu bahwa Tuhan sudah menyediakan bagi mereka
pakaian yang terdiri dari kulit dari binatang. Dia tahu bahwa binatang
itu harus disembelih dan darahnya harus dicurahkan. Dengan korban itulah
Adam dan Hawa menerima penutupan ketelanjangannya. Hal itu menjadi
pelajaran dari Tuhan bagi manusia; menunjukkan bahwa hanya Tuhan
sendirilah yang dapat menyelamatkan manusia, bahwa dosa tidak bisa
ditutupi oleh daun pohon ara yang rapuh dan sementara, yaitu usaha dan
pekerjaan manusia. Dosa hanya bisa ditutupi oleh korban, yaitu, oleh
darah yang dicurahkan. Itulah dasar iman Habel! Karena dasar Iman itulah
maka Habel mempersembahkan Korban
Iman Habel mempersembahkan korban
“Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN
mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.” (Kej. 4:4)
Korban pertama yang diadakan oleh manusia yang berkenan kepada
Allah adalah korban Habel. Korban Habel disusul oleh
persembahan iman banyak orang dalam Perjanjian Lama, seperti
korban Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub, Musa, Daud, Salomo, dan
tokoh-tokoh yang lain. Semua korban itu memiliki dasar yang
sama!
Iman Habel adalah iman akan korban domba yang menyelamatkan. Karena
pengalaman Adam dan Hawa, Habel pasti sudah mengerti dua prinsip, yaitu
bahwa penebusan adalah berdasarkan perbuatan dan karya Allah, bukan
manusia, dan bahwa penebusan juga berdasarkan korban binatang dengan
darah yang tercurah. Karena itu, korban yang dibawa Habel kepada Tuhan
bukanlah hasil usaha dirinya, tetapi seekor binatang dari kawanan
dombanya.
Korban Habel memiliki dasar. Dasar itulah Firman Tuhan. Walaupun pada
saat itu Kejadian 1 sampai 3 belum ditulis, kebenaran itu tentu ditulis
dalam hati kedua orang tuanya, yaitu Adam dan Hawa. Sesungguhnya inilah
iman akan Mesias yang akan datang. Itulah sebabnya iman Habel begitu
penting nilainya. Tanpa memiliki iman seperti Habel, tidak ada seorang
pun yang dapat diselamatkan.
Korban Habel adalah gambaran pengorbanan Anak Domba Allah yang
akan menghapus dosa dunia. Korban Habel adalah gambaran korban
Yesus di Golgota kelak; dan di situlah hampir 2000 tahun yang
lalu dipersembahkan korban yang sempurna, yaitu Anak Allah, Anak
Domba yang dipilih dan disembelih sebelum dunia dijadikan (1
Ptr. 1:19). Demikianlah korban Habel berkenan kepada Tuhan,
karena itu merupakan sebagian dari rencana Allah yang abadi,
dengan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang dipilih bahkan sejak
sebelum dunia direncanakan, untuk menjadi korban satu sekali
untuk selama-lamanya.
Iman Habel rendah hati
Mempelajari iman Habel tidak terlepas dari mempelajari sosok
kakaknya, yaitu Kain. Kain adalah manusia pertama yang lahir
melalui proses reproduksi biologis manusiawi di bumi. Ketika
melahirkan Kain, ibunya, Hawa, berkata, “Aku telah mendapat
seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN,” (Kej. 4:1).
Makna kata nama “Kain” adalah “terdapat” atau “milik”; sedangkan
makna kata nama “Habel” adalah “napas” atau “kesia-siaan”.
Jelaslah, kedua anak itu berbeda sejak lahir. Yang satu Kain
adalah “terdapat” atau “milik”, suatu kebanggaan dan ekspektasi
besar milik orang tuanya, tetapi adiknya Habel adalah hanya
“kesia-siaan”.
Bisa jadi, sang kakak sejak kecil menyadari perbedaan “takdir”
ini dan bangga serta sombong akan dirinya, sedangkan adiknya
rendah hati dan biasa terhina. Apa hubungannya semua ini dengan
iman? Iman berasal dari diri yg juga menghasilkan kerendahan
hati. “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman!” (Roma 3:27). Kita perlu memperhatikan bahwa
iman Habel lahir dari kerendahan hati, yaitu wujud pengakuan
sebagai orang berdosa yang membutuhkan pengampunan dan
penebusan. Sebaliknya, Kain bangga atas persembahannya dan
menjadi marah ketika korban adiknya dianggap lebih baik dari
korbannya.
Kita juga dapat membandingkannya dengan suatu perumpamaan
yang diceritakan Yesus. Ada dua orang; salah satunya adalah
seorang jahat yang mohon pengampunan karena sadar dosanya,
yang lain adalah seorang Farisi yang bangga dan sombong
karena perbuatannya (Luk. 18:10-14). Kita perlu mengingat
sikap Allah pada situasi ini, “Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati,” (1 Ptr.
5:8). Allah mengindahkan persembahan orang yang rendah hati!
Iman Habel tidak didasarkan pada perbuatan
Korban Habel jelas dinyatakan lebih baik dari korban Kain. “Karena
iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik
dari pada korban Kain,” (Ibr. 11:4). Mengapa disebut lebih baik?
Berkaitan dengan pembahasan sebelumnya, persembahan Kain adalah
hasil dari keyakinannya bahwa pekerjaan dan usaha manusia dapat
menjadi berkenan kepada Allah. Inilah dasar hampir semua “agama”.
“Iman” seperti itu hampa dan kosong. Itulah kesombongan. Semua
manusia adalah orang berdosa. Segala perbuatannya hanya seperti kain
yang kotor, seberapa keras pun manusia berusaha (Yes. 64:6). Manusia
tidak dapat berkenan kepada Tuhan dengan perbuatan baik atau dengan
usaha atau hasil dari pekerjaannya!
Segala perbuatan Kain disebut “jahat”. “Bukan seperti Kain, yang
berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya
ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan
adiknya benar,” (1 Yoh. 3:12). Korban Kain tergolong perbuatan
“jahat” karena dipersembahkan tanpa iman dan tanpa kerendahan hati.
Segala perbuatan manusia, segala ibadah, segala pelayanan, segala
usaha untuk membenarkan diri; adalah jahat, tidak baik, dan tidak
berkenan kepada Tuhan. Biarpun perbuatan itu tampaknya di hadapan
manusia lain sebagai perbuatan taat, perbuatan baik, perbuatan
ibadah, ataupun perbuatan berkorban, Tuhan tidak berkenan! Semua
perbuatan itu akan disebut “jahat” oleh Allah. Kain membunuh Habel
karena segala perbuatannya jahat!
Iman Habel adalah berdasarkan kasih
“Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa
kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si
jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya?
Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.” (1 Yoh.
3:11-12)
Kain mempersembahkan korban, tetapi dia tidak memiliki kasih. Tanpa
kasih, semua persembahan kita tidak berarti, tidak berguna, dan tidak
akan diterima oleh Tuhan. “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya
bagiku,” (1 Kor. 13:3). Korban tanpa iman, kerendahan hati, dan kasih,
sama sekali tidak ada manfaatnya
Iman Habel membawa kebenaran
Ada kesaksian bahwa Habel adalah orang benar. Apa isi
kesaksian itu? “Karena iman, Habel… memperoleh kesaksian
kepadanya, bahwa ia benar…” (Ibr. 11:4). Habel dibenarkan
oleh imannya! Habel dibenarkan bukan karena materi korbannya,
bukan karena perbuatannya, bukan karena hasil karyanya,
usahanya, atau kerajinannya dalam beribadah! Dia dibenarkan
karena imannya!
Siapa yang bersaksi bahwa Habel itu benar? Tak lain
adalah Yesus sendiri! Yesus bersaksi bahwa Habel adalah
orang yang benar, “…supaya kamu menanggung akibat
penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari
Habel, orang benar itu,” (Mat. 23:35). Selain itu,
Yohanes juga bersaksi bahwa Habel adalah orang benar,
“(Habel) …bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat
dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia
membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan
perbuatan adiknya benar,” (1 Yoh. 3:12).
Iman Habel dianiaya
Habel mati karena imannya. Dia dianiaya dan dibenci
karena persembahannya itu menyenangkan hati Allah. Yesus
berkata, “Kalian akan dibenci oleh semua orang karena
kalian pengikut-Ku,” (Luk. 21:17). Seperti Habel
dibenci, kita juga akan dibenci kalau kita hidup dengan
iman yang benar kepada Yesus. Habel adalah orang pertama
yang menemukan dan mengalami kebenaran ini, “Memang
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya,” (2 Tim. 3:12).
Darah Habel masih berbicara
Darah Habel masih berbicara. Walaupun perkataannya sebagai korban
pembunuhan pertama tidak pernah dicatat, darahnya “berbicara” dengan
lantang di sepanjang zaman. Perkataan Kain dicatat; namun, dampak
perkataan darah Habel jauh lebih besar daripada perkataan mulut Kain.
Darah Habel berteriak dari tanah. Tuhan berkata kepada Kain, “Apakah
yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari
tanah,” (Kej. 4:10). Apa isi teriakannya? Darah Habel berteriak menuntut
pembalasan! Darah itu menuntut Allah bertindak sebagai Hakim yang benar.
Yesus menyebut darah Habel sebagai darah yang “tidak bersalah” (Mat.
23:35). Darah Habel masih berteriak dan akan terus berteriak bersama
dengan darah semua orang yang “tidak bersalah” seperti Habel, sampai
pada saat yang ditentukan Allah.
● Habel memiliki roh kesetiaan kepada Tuhan; Ia melihat keadilan dan rahmat di
dalam hubungan Khalik terhadap umat yang berdosa, dan dengan penuh rasa
syukur menerima pengharapan penebusan itu.
● Habel mengajak saudaranya untuk menghampiri Allah dengan cara seperti yang
telah dijelaskan Tuhan...
● Kain membiarkan pikirannya sejalan dengan arah yang telah memimpin kepada
kejatuhan Setan—memanjakan keinginan untuk meninggikan diri dan
meragukan keadilan serta kekuasaan llahi.
● ...Kain lebih nekad untuk mengikuti kemauannya. Sebagai anak sulung ia merasa
terlalu tinggi untuk menerima nasihat saudaranya, dan ia pun menolaknya.
SEJARAH PARA NABI JILID 1, BERKATA... 73:1;74:1
Pada waktu Anak Domba membuka meterai yang kelima, Yohanes melihat di bawah
mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh “oleh karena firman Allah dan oleh
karena kesaksian yang mereka miliki” dan lalu terdengarlah seruan itu, “Berapa
lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan
tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?“ (Why. 6:9).
Suara pertama yang berteriak adalah suara darah Habel; teriakan itu sudah
bergema di sepanjang sejarah sampai akhir zaman. “Mereka dijawab bahwa mereka
harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan
dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka,” (Why.
6:11). Darah para martir masih berteriak! Darah para martir menuntut
pembalasan! Dan, Allah-lah yang akan menjatuhkan pembalasan yang adil itu!
Yang lebih penting lagi untuk kita sadari, ada darah yang berbicara lebih kuat
melebihi darah Habel: darah Yesus. Dalam kitab Ibrani kita membaca bahwa kita
sudah datang kepada “darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada
darah Habel,” (Ibr. 12:24). Darah Yesus itu berteriak menuntut penebusan atas
dosa! Darah Yesus dicurahkan untuk membawa keselamatan dan penebusan bagi
semua orang yang percaya, yang menaruh iman kepada-Nya.
Bagaimana dengan kita?
Mari kita menilik diri kita sendiri. Apakah kita membawa korban
yang seperti Kain atau seperti Habel? Apakah kita penuh iman dan
kasih seperti Habel, atau apakah kita masih dikuasai kesombongan
dan usaha diri sendiri dan kebencian dalam hati kita seperti
Kain? Jangan sampai nanti diingatkan kepada kita: “Celakalah
mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain!” (Yud.
1:11). Semua manusia pada dasarnya dapat digolongkan sebagai
pengikut teladan Habel atau pengikut teladan Kain. Kiranya kita
semua akan didapati memiliki iman seperti iman Habel!

More Related Content

More from izzone

Ritme Perhentian.pptx
Ritme Perhentian.pptxRitme Perhentian.pptx
Ritme Perhentian.pptxizzone
 
Self Control.pptx
Self Control.pptxSelf Control.pptx
Self Control.pptxizzone
 
BA_LEY_07.pptx
BA_LEY_07.pptxBA_LEY_07.pptx
BA_LEY_07.pptxizzone
 
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdf
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdfseminarhukum-140325081741-phpapp02.pdf
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdfizzone
 
Keheningan dan Kesendirian.pptx
Keheningan dan Kesendirian.pptxKeheningan dan Kesendirian.pptx
Keheningan dan Kesendirian.pptxizzone
 
Kekuatan Iman.pdf
Kekuatan Iman.pdfKekuatan Iman.pdf
Kekuatan Iman.pdfizzone
 
Kekuatan Pengampunan.pptx
Kekuatan Pengampunan.pptxKekuatan Pengampunan.pptx
Kekuatan Pengampunan.pptxizzone
 
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptx
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptxSiapa Saya dan Kenapa Saya.pptx
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptxizzone
 
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptx
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptxKhotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptx
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptxizzone
 
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdf
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdfmanusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdf
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdfizzone
 
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptxizzone
 
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptx
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptxPenanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptx
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptxizzone
 
Kindness and Courtesy_MCS.pdf
Kindness and Courtesy_MCS.pdfKindness and Courtesy_MCS.pdf
Kindness and Courtesy_MCS.pdfizzone
 
Kindness and Courtesy.pdf
Kindness and Courtesy.pdfKindness and Courtesy.pdf
Kindness and Courtesy.pdfizzone
 
Kindness and Courtesy.pptx
Kindness and Courtesy.pptxKindness and Courtesy.pptx
Kindness and Courtesy.pptxizzone
 
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxBOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxizzone
 
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxBOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxizzone
 
CONDACTING.pptx
CONDACTING.pptxCONDACTING.pptx
CONDACTING.pptxizzone
 
Mengalami Tuhan.pptx
Mengalami Tuhan.pptxMengalami Tuhan.pptx
Mengalami Tuhan.pptxizzone
 
doayangberkuasadanefektif.pptx
doayangberkuasadanefektif.pptxdoayangberkuasadanefektif.pptx
doayangberkuasadanefektif.pptxizzone
 

More from izzone (20)

Ritme Perhentian.pptx
Ritme Perhentian.pptxRitme Perhentian.pptx
Ritme Perhentian.pptx
 
Self Control.pptx
Self Control.pptxSelf Control.pptx
Self Control.pptx
 
BA_LEY_07.pptx
BA_LEY_07.pptxBA_LEY_07.pptx
BA_LEY_07.pptx
 
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdf
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdfseminarhukum-140325081741-phpapp02.pdf
seminarhukum-140325081741-phpapp02.pdf
 
Keheningan dan Kesendirian.pptx
Keheningan dan Kesendirian.pptxKeheningan dan Kesendirian.pptx
Keheningan dan Kesendirian.pptx
 
Kekuatan Iman.pdf
Kekuatan Iman.pdfKekuatan Iman.pdf
Kekuatan Iman.pdf
 
Kekuatan Pengampunan.pptx
Kekuatan Pengampunan.pptxKekuatan Pengampunan.pptx
Kekuatan Pengampunan.pptx
 
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptx
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptxSiapa Saya dan Kenapa Saya.pptx
Siapa Saya dan Kenapa Saya.pptx
 
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptx
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptxKhotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptx
Khotbah Rohani Kelebihan Anak-anak.pptx
 
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdf
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdfmanusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdf
manusiayangterusbertumbuh-160528152028.pdf
 
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx
366024577-4-Kota-Besar-Di-Angkasa-Luar.pptx
 
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptx
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptxPenanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptx
Penanggap Manajemen PAK KEL. 5.pptx
 
Kindness and Courtesy_MCS.pdf
Kindness and Courtesy_MCS.pdfKindness and Courtesy_MCS.pdf
Kindness and Courtesy_MCS.pdf
 
Kindness and Courtesy.pdf
Kindness and Courtesy.pdfKindness and Courtesy.pdf
Kindness and Courtesy.pdf
 
Kindness and Courtesy.pptx
Kindness and Courtesy.pptxKindness and Courtesy.pptx
Kindness and Courtesy.pptx
 
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxBOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
 
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptxBOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
BOOK OF BOOKS, Edu Ch 16.pptx
 
CONDACTING.pptx
CONDACTING.pptxCONDACTING.pptx
CONDACTING.pptx
 
Mengalami Tuhan.pptx
Mengalami Tuhan.pptxMengalami Tuhan.pptx
Mengalami Tuhan.pptx
 
doayangberkuasadanefektif.pptx
doayangberkuasadanefektif.pptxdoayangberkuasadanefektif.pptx
doayangberkuasadanefektif.pptx
 

Habel(Abel).pptx

  • 2. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.” (Ibr. 11:4).
  • 3. Habel adalah pahlawan iman yang pertama disebut dalam Alkitab; kisah hidup dan kisah iman Habel dapat ditemukan dalam Kejadian 4:1-16.
  • 4. Iman apa iman Habel itu?
  • 5. Mengapa imannya dianggap sedemikian bernilai? Apakah kita juga bisa mempunyai iman seperti Habel?
  • 6. Background Habel Sebelum kita dapat mengerti iman Habel, kita perlu mengerti latar belakangnya dan dasarnya. Habel adalah anak kedua dari Adam dan Hawa. Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan.Habel mempunyai seorang saudara laki-laki bernama Kain dan Habel adalah anak ke dua dari Adam dan Hawa, jadi bisa dibilang Habel adalah orang ke empat yang pertama diciptakan dan hadir di dunia. Habel pasti mendengar dari orang tuanya bahwa ada Allah dan bahwa Allah itu adalah Sang Pencipta. Habel melihat semesta alam, langit dan bumi, semua mahkluk yang hidup; dan pasti dia percaya bahwa ada Allah dan Allah itu “memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6). Inilah yang dimaksud dengan Habel memiliki iman yang berkenan kepada Allah.
  • 7. Selain itu, Habel juga percaya bahwa dia sendiri adalah seorang berdosa yang perlu diampuni dan ditebus. Habel mengerti dan tahu bahwa Adam dan Hawa berdosa! Dia sudah tahu bahwa Tuhan sudah menyediakan bagi mereka pakaian yang terdiri dari kulit dari binatang. Dia tahu bahwa binatang itu harus disembelih dan darahnya harus dicurahkan. Dengan korban itulah Adam dan Hawa menerima penutupan ketelanjangannya. Hal itu menjadi pelajaran dari Tuhan bagi manusia; menunjukkan bahwa hanya Tuhan sendirilah yang dapat menyelamatkan manusia, bahwa dosa tidak bisa ditutupi oleh daun pohon ara yang rapuh dan sementara, yaitu usaha dan pekerjaan manusia. Dosa hanya bisa ditutupi oleh korban, yaitu, oleh darah yang dicurahkan. Itulah dasar iman Habel! Karena dasar Iman itulah maka Habel mempersembahkan Korban
  • 8. Iman Habel mempersembahkan korban “Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.” (Kej. 4:4) Korban pertama yang diadakan oleh manusia yang berkenan kepada Allah adalah korban Habel. Korban Habel disusul oleh persembahan iman banyak orang dalam Perjanjian Lama, seperti korban Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub, Musa, Daud, Salomo, dan tokoh-tokoh yang lain. Semua korban itu memiliki dasar yang sama!
  • 9. Iman Habel adalah iman akan korban domba yang menyelamatkan. Karena pengalaman Adam dan Hawa, Habel pasti sudah mengerti dua prinsip, yaitu bahwa penebusan adalah berdasarkan perbuatan dan karya Allah, bukan manusia, dan bahwa penebusan juga berdasarkan korban binatang dengan darah yang tercurah. Karena itu, korban yang dibawa Habel kepada Tuhan bukanlah hasil usaha dirinya, tetapi seekor binatang dari kawanan dombanya. Korban Habel memiliki dasar. Dasar itulah Firman Tuhan. Walaupun pada saat itu Kejadian 1 sampai 3 belum ditulis, kebenaran itu tentu ditulis dalam hati kedua orang tuanya, yaitu Adam dan Hawa. Sesungguhnya inilah iman akan Mesias yang akan datang. Itulah sebabnya iman Habel begitu penting nilainya. Tanpa memiliki iman seperti Habel, tidak ada seorang pun yang dapat diselamatkan.
  • 10. Korban Habel adalah gambaran pengorbanan Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia. Korban Habel adalah gambaran korban Yesus di Golgota kelak; dan di situlah hampir 2000 tahun yang lalu dipersembahkan korban yang sempurna, yaitu Anak Allah, Anak Domba yang dipilih dan disembelih sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:19). Demikianlah korban Habel berkenan kepada Tuhan, karena itu merupakan sebagian dari rencana Allah yang abadi, dengan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang dipilih bahkan sejak sebelum dunia direncanakan, untuk menjadi korban satu sekali untuk selama-lamanya.
  • 11. Iman Habel rendah hati Mempelajari iman Habel tidak terlepas dari mempelajari sosok kakaknya, yaitu Kain. Kain adalah manusia pertama yang lahir melalui proses reproduksi biologis manusiawi di bumi. Ketika melahirkan Kain, ibunya, Hawa, berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN,” (Kej. 4:1). Makna kata nama “Kain” adalah “terdapat” atau “milik”; sedangkan makna kata nama “Habel” adalah “napas” atau “kesia-siaan”. Jelaslah, kedua anak itu berbeda sejak lahir. Yang satu Kain adalah “terdapat” atau “milik”, suatu kebanggaan dan ekspektasi besar milik orang tuanya, tetapi adiknya Habel adalah hanya “kesia-siaan”.
  • 12. Bisa jadi, sang kakak sejak kecil menyadari perbedaan “takdir” ini dan bangga serta sombong akan dirinya, sedangkan adiknya rendah hati dan biasa terhina. Apa hubungannya semua ini dengan iman? Iman berasal dari diri yg juga menghasilkan kerendahan hati. “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!” (Roma 3:27). Kita perlu memperhatikan bahwa iman Habel lahir dari kerendahan hati, yaitu wujud pengakuan sebagai orang berdosa yang membutuhkan pengampunan dan penebusan. Sebaliknya, Kain bangga atas persembahannya dan menjadi marah ketika korban adiknya dianggap lebih baik dari korbannya.
  • 13. Kita juga dapat membandingkannya dengan suatu perumpamaan yang diceritakan Yesus. Ada dua orang; salah satunya adalah seorang jahat yang mohon pengampunan karena sadar dosanya, yang lain adalah seorang Farisi yang bangga dan sombong karena perbuatannya (Luk. 18:10-14). Kita perlu mengingat sikap Allah pada situasi ini, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati,” (1 Ptr. 5:8). Allah mengindahkan persembahan orang yang rendah hati!
  • 14. Iman Habel tidak didasarkan pada perbuatan Korban Habel jelas dinyatakan lebih baik dari korban Kain. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain,” (Ibr. 11:4). Mengapa disebut lebih baik? Berkaitan dengan pembahasan sebelumnya, persembahan Kain adalah hasil dari keyakinannya bahwa pekerjaan dan usaha manusia dapat menjadi berkenan kepada Allah. Inilah dasar hampir semua “agama”. “Iman” seperti itu hampa dan kosong. Itulah kesombongan. Semua manusia adalah orang berdosa. Segala perbuatannya hanya seperti kain yang kotor, seberapa keras pun manusia berusaha (Yes. 64:6). Manusia tidak dapat berkenan kepada Tuhan dengan perbuatan baik atau dengan usaha atau hasil dari pekerjaannya!
  • 15. Segala perbuatan Kain disebut “jahat”. “Bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar,” (1 Yoh. 3:12). Korban Kain tergolong perbuatan “jahat” karena dipersembahkan tanpa iman dan tanpa kerendahan hati. Segala perbuatan manusia, segala ibadah, segala pelayanan, segala usaha untuk membenarkan diri; adalah jahat, tidak baik, dan tidak berkenan kepada Tuhan. Biarpun perbuatan itu tampaknya di hadapan manusia lain sebagai perbuatan taat, perbuatan baik, perbuatan ibadah, ataupun perbuatan berkorban, Tuhan tidak berkenan! Semua perbuatan itu akan disebut “jahat” oleh Allah. Kain membunuh Habel karena segala perbuatannya jahat!
  • 16. Iman Habel adalah berdasarkan kasih “Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.” (1 Yoh. 3:11-12) Kain mempersembahkan korban, tetapi dia tidak memiliki kasih. Tanpa kasih, semua persembahan kita tidak berarti, tidak berguna, dan tidak akan diterima oleh Tuhan. “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,” (1 Kor. 13:3). Korban tanpa iman, kerendahan hati, dan kasih, sama sekali tidak ada manfaatnya
  • 17. Iman Habel membawa kebenaran Ada kesaksian bahwa Habel adalah orang benar. Apa isi kesaksian itu? “Karena iman, Habel… memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar…” (Ibr. 11:4). Habel dibenarkan oleh imannya! Habel dibenarkan bukan karena materi korbannya, bukan karena perbuatannya, bukan karena hasil karyanya, usahanya, atau kerajinannya dalam beribadah! Dia dibenarkan karena imannya!
  • 18. Siapa yang bersaksi bahwa Habel itu benar? Tak lain adalah Yesus sendiri! Yesus bersaksi bahwa Habel adalah orang yang benar, “…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu,” (Mat. 23:35). Selain itu, Yohanes juga bersaksi bahwa Habel adalah orang benar, “(Habel) …bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar,” (1 Yoh. 3:12).
  • 19. Iman Habel dianiaya Habel mati karena imannya. Dia dianiaya dan dibenci karena persembahannya itu menyenangkan hati Allah. Yesus berkata, “Kalian akan dibenci oleh semua orang karena kalian pengikut-Ku,” (Luk. 21:17). Seperti Habel dibenci, kita juga akan dibenci kalau kita hidup dengan iman yang benar kepada Yesus. Habel adalah orang pertama yang menemukan dan mengalami kebenaran ini, “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,” (2 Tim. 3:12).
  • 20. Darah Habel masih berbicara Darah Habel masih berbicara. Walaupun perkataannya sebagai korban pembunuhan pertama tidak pernah dicatat, darahnya “berbicara” dengan lantang di sepanjang zaman. Perkataan Kain dicatat; namun, dampak perkataan darah Habel jauh lebih besar daripada perkataan mulut Kain. Darah Habel berteriak dari tanah. Tuhan berkata kepada Kain, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah,” (Kej. 4:10). Apa isi teriakannya? Darah Habel berteriak menuntut pembalasan! Darah itu menuntut Allah bertindak sebagai Hakim yang benar. Yesus menyebut darah Habel sebagai darah yang “tidak bersalah” (Mat. 23:35). Darah Habel masih berteriak dan akan terus berteriak bersama dengan darah semua orang yang “tidak bersalah” seperti Habel, sampai pada saat yang ditentukan Allah.
  • 21. ● Habel memiliki roh kesetiaan kepada Tuhan; Ia melihat keadilan dan rahmat di dalam hubungan Khalik terhadap umat yang berdosa, dan dengan penuh rasa syukur menerima pengharapan penebusan itu. ● Habel mengajak saudaranya untuk menghampiri Allah dengan cara seperti yang telah dijelaskan Tuhan... ● Kain membiarkan pikirannya sejalan dengan arah yang telah memimpin kepada kejatuhan Setan—memanjakan keinginan untuk meninggikan diri dan meragukan keadilan serta kekuasaan llahi. ● ...Kain lebih nekad untuk mengikuti kemauannya. Sebagai anak sulung ia merasa terlalu tinggi untuk menerima nasihat saudaranya, dan ia pun menolaknya. SEJARAH PARA NABI JILID 1, BERKATA... 73:1;74:1
  • 22. Pada waktu Anak Domba membuka meterai yang kelima, Yohanes melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh “oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki” dan lalu terdengarlah seruan itu, “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?“ (Why. 6:9). Suara pertama yang berteriak adalah suara darah Habel; teriakan itu sudah bergema di sepanjang sejarah sampai akhir zaman. “Mereka dijawab bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka,” (Why. 6:11). Darah para martir masih berteriak! Darah para martir menuntut pembalasan! Dan, Allah-lah yang akan menjatuhkan pembalasan yang adil itu! Yang lebih penting lagi untuk kita sadari, ada darah yang berbicara lebih kuat melebihi darah Habel: darah Yesus. Dalam kitab Ibrani kita membaca bahwa kita sudah datang kepada “darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel,” (Ibr. 12:24). Darah Yesus itu berteriak menuntut penebusan atas dosa! Darah Yesus dicurahkan untuk membawa keselamatan dan penebusan bagi semua orang yang percaya, yang menaruh iman kepada-Nya.
  • 23. Bagaimana dengan kita? Mari kita menilik diri kita sendiri. Apakah kita membawa korban yang seperti Kain atau seperti Habel? Apakah kita penuh iman dan kasih seperti Habel, atau apakah kita masih dikuasai kesombongan dan usaha diri sendiri dan kebencian dalam hati kita seperti Kain? Jangan sampai nanti diingatkan kepada kita: “Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain!” (Yud. 1:11). Semua manusia pada dasarnya dapat digolongkan sebagai pengikut teladan Habel atau pengikut teladan Kain. Kiranya kita semua akan didapati memiliki iman seperti iman Habel!