Seorang petani memiliki 4 istri yang melambangkan bagian-bagian tubuh dan kehidupan manusia. Istri pertama adalah jiwa yang paling setia namun terlantar. Ketika petani sakit parah, hanya istri pertama yang bersedia menemaninya sampai akhir. Cerita ini mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan rohani dan jiwa daripada hal-hal sementara.
2. Istri pertama adalah
orang yang paling setia,
menjaga kesehatan sang
petani dengan penuh
perhatian. Tetapi sang
petani tidak mencintainya,
dan hampir tak pernah
memperhatikannya –
sehingga dia terlantar….
3. Istri kedua disayanginya
karena penuh
pengertian. Istri kedua
inilah yang menjadi
kepercayaan sang
petani, setiap masalah
selalu dibicarakan dan
sang istri mencarikan
solusinya/jalan keluar
masalah.
4. Istri ketiga - nya juga
disayanginya dan
bangga dengan
kecantikannya, serta
memamerkannya di
setiap kesempatan –
seperti kalau ada
Arisan.
5. istri keempat – nya
dia paling
menyayangi dan
memperlakukannya
dengan penuh kasih
sayang dan
mencukupi segala
kebutuhannya.
6. Ketika petani ini sakit
dan merasa tak lama
lagi akan mati, ia
teringat akan semua
kemewahan, istri-istri
yang akan segera
ditinggalkannya, dan
rasa kesepianpun
menyergapnya.
7. Dia mendekati istri
keempatnya, “Saya
sangat mencintaimu,
selalu menghadiahimu
kemewahan dan kasih
sayang, maukah kau
mati bersamaku?”.
“Tidak!”, jawabnya
dengan garang sambil
berlalu
8. Kepada istri ketiga,
diapun bertanya, “Saya
sangat mencintaimu
sepanjang hidupku.
Sekarang saya akan mati,
apakah kau mau mati
bersamaku?”. “Tidak”,
jawabnya dengan ejekan.
“Hidup sangat
menyenangkan, saya
akan menikah lagi jika
engkau mati”. Ucapannya
membuat Petani itu
sangat sedih.
.
9. Dengan sebersit harapan
dihampirinya istri
keduanya, “Sayang, saya
selalu minta pertolonganmu
dan engkau selalu
membantuku. Saya ingin
bantuanmu sekali lagi. Jika
aku mati, maukah engkau
menemaniku?”. “Maaf, saya
tak dapat membantumu kali
ini”, itulah jawaban yang
didengarnya. Istri kedua
berlalu tanpa menoleh si
petani.
10. Tiba-tiba ada suara
terdengar, “Saya akan
bersamamu, saya akan ikut
kemana saja engkau pergi”.
Sang petani menoleh ke arah
suara lirih itu. Dia mendapati
bahwa itu adalah suara istri
pertamanya – dia sangat
kurus kering, layu dan kurang
gizi. Dengan sangat sedih
petani itu berkata,
“Seharusnya aku lebih
memperhatikanmu selama
ini”.
12. Istri keempat adalah tubuh kita.
Kita menghabiskan banyak waktu untuk
membuatnya kelihatan menarik, tetapi ketika maut
menjemput ia tidak akan pernah ikut bersama kita.
13. Istri ketiga adalah harta dan
pangkat. Kita selalu
membanggakannya, namun ketika kita
mati, semuanya menjadi milik orang lain
14. Istri kedua adalah keluarga dan teman.
Sedekat apapun mereka pada kita, paling jauh
mereka akan mengantar kita ke pemakaman
16. Dia adalah jiwa kita.
Sering kita lalai untuk
memberi makanan dan
kesenangan kepadanya,
tetapi dialah satu
-satunya yang mengikuti
kita kemanapun kita
pergi. Maka jaga dan
peliharalah dia
sebelum terlambat.