1. Stanisasi UKM di kampus UNY pada hari Rabu terlihat sepi karena intervensi dari Panitia Kedisiplinan Fakultas Ekonomi yang memberikan tekanan kepada mahasiswa baru untuk segera menyelesaikan pengecapan di stanisasi.
2. Mahasiswa merasa dirugikan karena hanya memiliki waktu sedikit untuk mengenal UKM, sehingga hanya sempat mengambil cap saja.
3. Perwakilan panitia ospek men
1. EXPEDISI EDISI KHUSUS IV OSPEK UNY 2014
M E M B A N G U N B U D A Y A K R I T I S
Area stanisasi difoto dari atas. Lokasi stanisasi yang berada di depan gedung Student Center nampak sepi dari kegiatan mahasiswa baru
karena tekanan yang dilakukan oleh PK FE terhadap Maba FE (27/8).
Stanisasi Sepi Akibat Intervensi PK
Penegak Kedisiplinan FE memberikan tekanan kepada maba yang sedang melakukan
kunjungan di Kampoeng UKM sehingga waktu yang tersedia tidak dapat dioptimalkan.
Berdasarkan
jadwal
yang disusun
oleh
Panitia
Stanisasi
UKM,
Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas
Ilmu sosial (FIS) yang mendapat
jatah
pertama
kali
untuk
mendatangi
Stanisasi
UKM di hari
pertama
penyelenggaraan
(26/8). Stanisasi
yang dibuka
dari
pukul
15.00 hingga
21.00 WIB itu terlihat
dipadati oleh mahasiswa
baru
(maba)yang
memasuki
area stanisasi
tanpa
henti.
Menurut
Koordinator Stanisasi UKM,
Muhammad Ully Dhuha Asiddiqy, “Tujuan
dari
stanisasi
ini adalah
untuk
pengenalan
UKM, bukan
cuma
untuk
meminta
stempel.”
Namun,
pada Rabu (27/8)
pukul
17.00 WIB terdapat
pemandangan
yang berbedadibanding
hari
sebelumnya
di area
stanisasi
UKM. Jika
pada
hari
sebelumnya
area stanisasi
terlihatselalu
ramai
dan dipadati
maba,
tidak
untuk
hari
Rabu
sore, area stanisasi
terlihat
sepi.
Menurut Ully, hal ini terjadi
karena
perbedaan
interpretasi
antara
Panitia
Stanisasi dengan Panitia Ospek FE UNY
2014 terkait
stanisasi
UKM untuk
maba
FE. “Soalnya tadi
yang disampaikan
oleh
PK FE itu hanya
menjaga
saja,
bukan
menyuruh.
Akan tetapi,
yang terjadi
malah
mengkondisikan
maba
untuk
cepat-
cepat
menyelesaikan
penugasan
cap UKM,”
terang Ully. Padahal
menurut
Ully, kalau
stanisasi
dibatasi
hanya
sampai
pukul
19.00 WIB, mindset maba
hanya
pada
penugasan
dan sekadar
meminta
cap.
Salah
satu
maba
jurusan
Akuntansi
yang tidak
mau disebutkan
namanya
mengaku
bahwa
setelah
penutupan
acara
di
fakultas,
seluruh
maba
FE diberi
tenggat
waktu
hingga
pukul
19.00 WIB untuk
mencari
cap di Stanisasi
UKM. “Sore
tadi
(27/08) dikasih
penugasan
cap ke
UKM-UKM, setelah
penutupan
sekitar
pukul
15.30 WIB berhubung
hanya
diberi
batas
waktu
sampai
pukul
19.00 WIB
oleh Panitia Ospek FE. Mereka
(Panitia
Ospek FE) bilang
bahwa
setelah
pukul
19.00 WIB gerbang
ke SC itu ditutup.”
Tentu
hal ini sangat
mengganggu
kenyamanan
maba,
padahal
jelas
tertera
di peraturan
bahwa
stanisasi
berakhir
pada
pukul
21.00 WIB.
Imam | EXPEDISI
2. Ubaid | EXPEDISI
2 edisi KHUSUS IV
OSPEK UNY 2014
SENTRA
Maba
dirugikan
Atas kejadian
tersebut,
maba
merasa
dirugikan
karena
mereka
tidak
mempunyai
kesempatan
yang cukup
untuk
tahu
lebih
jauh tentang
UKM yang mereka
minati
karena
waktu
yang dimiliki
sangat
sempit
dan hanya
cukup
untuk
mencari
cap stempel.
“Di stan-stan depan
SC tadi
kami
sampai
berdesak-
desakan.
Sehingga
kami
hanya
ngawur
saja,
cap sana
cap sini
pokoknya
dapat
11 cap UKM.
Tidak
sempat
menanyakan
bagaimana
prosedur
daftar
ke UKM ke kakak-
kakak
UKM yang ada di stan tersebut,”
ujarnya.
Perilaku
maba
yang tak biasa
ini
nampaknya
ditangkap
oleh para
penjaga
stan UKM yang kemudian
dilaporkankepada
Ully selaku
Koordinator Stanisasi
UKM. “Ada beberapa
teman
UKM yang
laporan
jika
maba
ke sana
(stanisasi) ya
wis kaya
gur grusa-grusu (ya seperti
hanya
terburu-
buru, -red.), padahal
esensi
stanisasi
tidak
hanya
itu (pengecapan),”
ungkap Ully dalam
bahasa
campuran
antara Indonesia dan Jawa.
Intervensi PK
Imu, salah
satu
anggota
dari
Mapala
Madawirna menceritakan
pengalamannya
ketika
Rabu sore menjaga
stan. “Tadi
ada beberapa
maba
tanya-
tanya tentang
Madawirna, tapi
di sini entah pemandu
atau PK menghampiri
ke sini
menyuruh
mereka
untuk
pergi.
Terus,
saat maba
aku tanyain
katanya
waktunya
terbatas
soalnya habis
di sini langsung
kembali
ke FE lagi,
belum
dibubarkan
katanya.
Seharusnya
stanisasi
kan setelah
maba
sudah
free, seperti
kemarin
itu kan
sampai
malam
dan maghrib seperti
ini
masih
ramai.”
Hal ini diperkuat
oleh perkataan
maba
FE bahwa
setelah
stanisasi
masih
ada
tugas
yang harus
dikerjakan
di fakultas.
“Setelah
ke SC kami
langsung
balik
ke
FE, untuk
mengambil
tas berat
kami.
Setelah
itu kami diperbolehkan
pulang,
namun
kami
langsung
mengerjakan
tugas
ospek
yang minta
tanda
tangan
ke
kakak angkatan.
Saat pukul 17.00 kami
disuruh
pulang
oleh panitia
ospek
yang
di tempat.”
Terkait
intervensi
yang dilakukan
PK
ini, salah
satu
perwakilan
PK FE yang
tidak
mau disebutkan
namanya
memberikan
argumen
bahwa
mereka
hanya
bermaksud
mengawasi
dari
hal-hal yang
tidak
diinginkan.
“Tadi
hanyabermaksud
mengawasi
saja
bukan
membatasi,
misalnya
ada yang jatuh
ke got lagi
seperti
tahun
kemarin,
juga
mencegah
hal-hal
yang tidak
diinginkan, karena
tahun
lalu
ada kecelakaan
disana
terus
ada
masalah
motor
di parkiran
hotel UNY
dan orang tua banyak
yang menunggu
di
depan
sehingga
nantinya
pihak
panitia
FE yang disalahkan.”
Ully mengatakan
bahwa
telah terjadi
intervensi
PK, tidak
sebagaimana
yang
dikoordinasikan
sebelumnya,
“Sebelumnyasudah
ada obrolan
dengan
pihak
panitia
bahwa
panitia
hanya
mengawasisampai
pukul
19.00 WIB tanpa
ada
intervensi,
katanya
hanya
membantu
menyeberang
saja
namun
kenyataan
di
lapangan
berbeda.”
Ketika
dikonfirmasi
terkait
masalah
ini, Muhammad An’am, Ketua Ospek
FE menyatakan
bahwa
PK hanya
bertugas
untuk
menjaga
hingga
pukul
19.00 WIB, namun
karena
permintaan
orang tua
maba
mereka
dipulangkan
lebih
awal. “Dari
pihak
panitia
sudah
menetepkan
jika
PK hanya
bertugas
menjagahanya
sampai
pada
pukul
19.00 WIB.
Namun
terdapat
permintaan
dari
orang tua/wali
yang tidak
menginginkan
jika
putra-putrinya pulang
terlalu
malam
sehingga
panitia
ospek
mengkondisikan
supaya
maba
pulang
paling
lambat
setelah
maghrib” ujarnya.
Mendengar
tanggapan
ini, Ully memberikan
perbandingan
dengan
pelaksanaan
stanisasi
ketika
jatah
FT dan FIS yang selesainya
tidak
begitu
larut.
“Padahal
jika
pukul
16.00
WIB maba
sudah
keluar,
pengecapan
stempel
UKM
tidak
sampai
pukul
18.00
WIB sudah
selesai,
FT dan
FIS kemarin
juga
sebelum
pukul18.00
sudah
selesai
dan kami
juga
telah
memasang
rafia-rafia pembatas
disekitar
got sehingga
menghindarkan
maba
dari
kecelakaan
di area stanisasi,”
terang Ully.
Kesepakatan
Pada
malam
itu juga (27/8) Ully beserta
beberapa
perwakilan
UKM datang
ke FE untuk
bertemu
dengan
Ketua
Ospek FE dan salah
satu
perwakilan
PK FE dengan
tujuan
melakukan
dialog
perihal
perkara
yang terjadi
di sore
hari
itu. Setelah
kedua
pihak
melakukan
klarifikasi
terhadap
segala
perkara
dalam
kejadian
tersebut,
muncul
kesepakatan
dari
pihak
UKM, yaitu diadakan
penugasan
ulang tanpa
adanya
intervensi
dari
pihak
manapun
termasuk
PK. “Kami
meminta
untuk
diadakannya kembali
penugasan
ulang Stanisasi
UKM untuk
Fakultas Ekonomi,” usul Ully yang
diiyakan oleh semua
peserta
forum
dengan
catatan
bahwa
dalam
penyampaian
kepada
maba
FE, panitia
ospek
harus
mengemukakan
alasan
yang telah
dibicarakan
sebelumnya
dan segala
hal
yang terjadi
di area stanisasi
menjadi
tanggung
jawab panitia
stanisasi.
Ubaidillah Fatawi
Ana, Arci, Imam, Kibti, Milda
Ketua panitia Ospek Fakultas Ekonomi, Muhammad An’am beserta
perwakilan Satuan Penegak Kedisiplinan (SPK) mengikuti musyawarah
kesepakatan dengan Koordinator Stanisasi, Muhammad Ully
Dhuha A. dan beberapa perwakilan UKM. Pada hari Rabu (27/08)
malam di depan DPM FE UNY.
"Sehingga
kami
hanya
ngawur
saja,
cap sana
cap sini
pokoknya
dapat
11
cap UKM,"
3. Kerjakan Tugas Ospek
Tengah Malam
SEKITAR pukul 24.00 WIB (27/8)
sekumpulan maba Pendidikan Teknik
Sipil ditemui masih mengerjakan
penugasan ospek
jurusannya
di depan
gedung LPTK. “Kami sudah tiga kali
lembur untuk mengerjakan tugas ini” tutur
salah seorang maba bernama Andoyo
Putu Jaya. Dia juga menuturkan
bahwa
tugas yang diberikan
oleh
panitia
Ospek
Jurusan
bermacam-
macam, mulai dari kamera,
co card, hingga topi ospek. Andoyo
mengaku sudah menghabiskan dana
sekitar
Rp30.000,00 untuk
penugasan
Ospek Jurusannya.
Andoyo dan teman-temannya
mengeluhkan
manfaat
dari
atribut-
atribut ospek yang mereka buat.
Selain hanya akan dipakai satu kali,
mereka akan memperoleh hukuman dari
PK bila tidak mengerjakan penugasan
tersebut. Selama
ospek
ini
sudah
banyak
maba yang mendapatkan
hukuman
karena
melanggar
aturan
atau
tidak
mengerjakan
Ada Petualangan Ospek
Jurusan BK
PANITIA Ospek
Jurusan Bimbingan
dan Konseling (BK) FIP melakukan
persiapan
untuk Ospek Jurusan pada
Rabu (27/8). Ospek Jurusan BK nantinya
akan dimulai dengan cara yang unik,
editorial
penugasan.
Mayta Cahyani
Batasan Oh Batasan
PENGEKANGAN sebagai bentuk
pembatasan kebebasan merupakan
hal yang tidak layak terjadi pada
golongan mahasiswa. Seperti saat
maba FE mengunjungi stan-stan UKM,
sedang PKnya turut serta menjaga,
walhasil para maba tidak leluasa
untuk mengenal UKM lebih jauh.
Para perwakilan dari masing-masing
stan UKM pun merasa keberatan
dengan tingkah laku PK. Sehingga
ini mengecewakan, tidak hanya pada
maba, tetapi juga pada stan-stan UKM.
Pada dasarnya kebebasan tidak
perlu dikekang dengan cara penjagaan
semacam itu. Maba yang semestinya
mendapat banyak kesempatan untuk
berbincang di stan-stan itu, menjadi
terburu-buru dan otomatis tidak fokus
pada yang dikunjungi. Sedangkan
UKM merupakan sesuatu yang
penting untuk diperhatikan maba,
yang nantinya akan jadi wadah mereka
belajar sesuai minat dan bakat.
Dalam pembatasan, untuk ukuran
mahasiswa yang seperti sekarang dirasa
tidak perlu lagi tindakan semacam
itu. Terlebih pihak UKM sudah
mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik, sehingga pantas rasa
kecewa muncul ketika maba dengan
tergesa-gesa pergi meninggalkan stan
UKM. Berbagai kata, hiburan dan
sticker sudah disediakan, tetapi lewat
begitu saja seperti kehilangan fungsi
yang menyenangkan.
Wadah baik ternyata tidak cukup
dipahami oleh kalangan eksekutor
muda. Dikiranya pengekangan
merupakan cara yang tepat untuk
mempercepat jalannya maba ketika
berkenalan dengan UKM yang ada.
Padahal butuh waktu yang cukup,
karena barangkali mereka ingin
bercerita soal kesulitan yang dialami
selama ospek berlangusng. Atau
mungkin mereka butuh hiburan
untuk membuang stres pikiran oleh
kekejaman PKnya. Itu semua butuh
sharing dengan waktu yang pantas.
Semestinya kesadaran mengenai
ini sudah terpasang. Betapa perlu
untuk senantiasa memberi runag gerak
pada maba. Tidak hanya dikekang,
diawasi, dan lalu dimarahi ketika
melakukan hal yang tidak disukai
PK. Hanya sekarang begini, apa
perlu yang seperti itu? Mengenal
UKM secara dekat menjadi hal yang
dibatasi. Kebebasan pribadi seakan
pasrah dengan aturan yang tidak
wajar itu, maka PK harus dituntut
soal pembatasan waktu.
Redaksi
Pimpinan Proyek Winna Wijayanti | Sekretaris Rohmana Sulik | Bendahara Milda Ulya R. | Redaktur Pelaksana Mariyatul Kibtiyah |
Redaktur Mayta Cahyani, Milda Ulya R., Ubaidillah Fatawi, Winna Wijayanti | Reporter Ana, Anggun, Arci, Imam, Kibti, Milda, Winna |
Redaktur Foto Ubaidillah Fatawi | Artistik Imam Ghazali, Muhammad Aziz D., Muhammad Fahrur S. | Produksi Eny Yuly | Iklan Anggun
Mita T.K., Mohammad N.P, Triana Yuniasari | Tim Polling Arfrian Rahmanta, Mayta Cahyani | Sirkulasi Prima Abadi S. | Alamat Gedung
Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Website www.ekspresionline.
com | Redaksi
menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
info ospek
yaitu acara
cap tangan
sebagai pengganti
kebiasaan tanda tangan. “Persiapan
acara
sudah mulai
sejak awal
ramadhan.
Pembanding
tahun
lalu,
ada
variasi
jalan-jalan di kampus.
Walaupun
didampingi pemandu, para maba harus
mencari
sendiri tanda
untuk
menemukan
pos,” tutur Annisa Dara Puspitasari
selaku
sie Acara Ospek Jurusan BK.
Tema yang diusung oleh Ospek Jurusan
BK yaitu
“Membentuk
Konselor
Berkarakter
Untuk
Generasi
Indonesia”.
Annis menambahkan
bahwa nantinya
akan ada
reward untuk gugus terbaik.
Penilaiannya diambil dari penugasan-penugasan
yang dikerjakan oleh para
anggota gugus.
Winna Wijayanti
MABA BICARA
MENURUT saya, ospek itu bentuk
pembodohan, kita bukan robot. Kita
ke sini mau kuliah bukan bahan
perploncoan atau eksperimen kakak
angkatan.
M. Riski Pratowo
Pendidikan Bahasa Inggris
TAKUT waktu kedisiplinan, enggak
dihukum, tapi takut kan pertama kali
ikut ospek.
Ana S.
Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum
OSPEK capek, karena hari pertama dan
kedua ke GOR jalan terus lari-lari. Aku
dihukum PK karena lupa belum cap
UKM.
Nurini Sriastuti
Teknik Busana
PK enggak galak tapi enggak bisa
senyum.
Laila Pujiyandini
Pendidikn Teknik Boga
ATRIBUT saya sulit soalnya saya baru di
Teknik Mesin. Kalau SMK mudah, saya
belum pernah buat kayak roda gigi gitu.
Yora Julifa
Pendidikan Teknik Mesin
AIR UNYQUA itu paling memberatkan.
Karena itu limit, sedang kuota mabanya
banyak banget. Saya dapetnya dari
orang-orang yang pas konsumsi dapat
itu. Sampai saya ngemis-ngemis.
Sri Maryani
Tata Rias dan Kecantikan
edisi KHUSUS IV 3
OSPEK UNY 2014
4. 4 edisi KHUSUS IV
OSPEK UNY 2014
PERSEPSI
Balada Perpeloncoan
Dalam Ospek
Orientasi
Studi dan Pengenalan
Kampus (Ospek) merupakan
agenda
rutin
tahunan
bagi tiap
mahasiswa
baru
sebelum
ditempa
kesibukan
di bangku
perkuliahan.
Agenda
rutin
tersebut
dikoordinasi
langsung
oleh
perguruan
tinggi
dengan
maksud
sebagai
wadah
awal
proses
adaptasi
bagi
mahasiswa
baru
terhadap
lingkungan
perguruan
tinggi yang akan
dihadapinya
agar
terbentuk
menjadi
pribadi
intelektual
yang membanggakan
nama
almamater.
Sebagaimana
maksud
diadakannya,
pada
dasarnya
banyak
hal positif
bisa
didapatkan
pada
saat
jalannya
ospek,
namun
nilai
tersebut
seakan
lebih
dahulu
terkena
bias imej negatif dari stereotip
yang berkembang
di kalangan
masyarakat
yang sebenarnya
sangat
merugikan
bagi
pihak
manapun.
Hal itu adalah
perpeloncoan
yang dilakukan
oleh
mahasiswa
lama
terhadap
mahasiswa
baru
di
mana
telah
menjadi
sorotan
media
sejak
tahun
1995-an akibat
banyaknya
korban
yang berjatuhan.
Adanya
perpeloncoan
ini,
sebenarnya
pemerintah
tidak
tinggal
diam.
Hal itu dibuktikan
dengan
keluarnya
SK Dirjen Dikti No.38/
DIKTI/Kep 2000 dan itu
pun telah
menyebabkan
lembaga
mahasiswa
di perguruan
tinggi
berikrar
untuk
menghapuskan
unsur perpeloncoan
dalam
kegiatan
ospek. Meskipun,
implementasi
di lapangan
masih
banyak
ditemukan
adanya
unsur
perpeloncoan
yang dilakukan
oleh panitia
ospek. Bahkan
tidak
hanya
itu, kontak
fisik
yang menjurus
ke hilangnya
nyawa
seseorang
pun masih
terjadi
tiap tahunnya
dalam
kegiatan
ospek.
Seperti
contoh
kasus
meninggalnya
Fikri Dolasmantya Surya dalam
kegiatan
ospek
di Institut Teknologi Nasional
(ITN) Malang, yang mencuat
di media
pada Oktober 2013 lalu.
Jadi,
hakikat
penghapusan
perpeloncoan
ospek
seharusnya
dimulai
dengan
penanaman
konsep
pada
mahasiswa
lama
mengenai
mahasiswa
baru. Konsep
yang menyejajarkan
antara
mahasiswa
lama
dan mahasiswa
baru
pada
strata
yang sama yaitu, sebagai
calon-calon
intelektual
Indonesia masa depan. Penanaman
konsep
tersebut
akan membuat
perlakuan
mahasiswa
lama terhadap
mahasiswa
baru jauh lebih sopan. Akan
tetapi,
jika mahasiswa
lama ditanamkan
konsep bahwasanya
mahasiswa
baru
merupakan
anak
kecil yang tidak tahu
menahu
soal apa-apa, maka
perlakuan
para
mahasiswa
lama
cenderung
menindas,
sewenang-
wenang, dan melakukan
perpeloncoan.
Milda Ulya R. Aziz | EXPEDISI