Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka menggunakan basis projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek ini dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
merupakan materi mengenai pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific berisi pengertian, tujuan fungsi, ciri-ciri, kekuatan tema dalam proses pembelajaran, beserta tahapan pembelajaran tematik terpadu. lebih detailnya kunjungi http://penaladysky.blogspot.com/2014/09/implementasi-pembelajaran-tematik.html
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka menggunakan basis projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek ini dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
merupakan materi mengenai pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific berisi pengertian, tujuan fungsi, ciri-ciri, kekuatan tema dalam proses pembelajaran, beserta tahapan pembelajaran tematik terpadu. lebih detailnya kunjungi http://penaladysky.blogspot.com/2014/09/implementasi-pembelajaran-tematik.html
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
5. Apa Pengertian CP?
Bagaimana Kaitan antara Capaian Pembelajaran (CP)
dengan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Tujuan
Pembelajaran(TP).
Apa Definisi dan komponen dari ATP dan TP
.
Bagai mana Proses mendesainA
TP
.
6.
7. Sekilas tentang Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didikdiakhirfase untuk suatu mata pelajaran.
Capaian Pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) yang meliputi seluruh jenjang
pendidikandasar dan menengah
(A=1-2 B=3-4 C=5-6 SD, D=7-9 SMP, E=10 F=11-12 SMA/SMK).
Satu fase berjarak 2-3 tahun untuk memberikan kesempatan belajar
yang lebih fleksibel danmendalam.
8. Bagaimana menggunakan CP dalam merancang
kegiatan pembelajaran di kelas ?
Berkolaborasi dengan guru1fase.
Menurunkan CP menjadi tujuan-tujuan pembelajaran dengan tingkat kesulitan
materi yang berjenjangsehingga membetuk satu alur
.
Mengembangkan TP yang sudah mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, beserta materi/konteninti.
Merangkai tujuan-tujuan pembelajaran dalam satu alur dengan
mempertimbangkan jenjang kedalaman materi, jenjang cakupan, dan jenjang
kesulitannya.
10. KEP BSKAP MENDIKBUDRISTEK
NOMOR 008/H/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA
11.
12.
13.
14.
15. MengurutkanTujuan Pembelajaran
Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan dalam mengurutkan
tujuan pembelajaran:
Pengurutan Konkret
→Abstrak
Dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang lebih abstrak dan simbolis.
Contoh : Memulai pengajaran dengan menjelaskan
tentang benda geometris (konkret) sebelum
mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan
Deduktif
Dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.
Contoh : Mengajarkan tentang peta secara umum
terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang peta-
peta tematik.
Pengurutan
dari Mudah →Sulit
Dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Contoh : Mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek
sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
16. MengurutkanTujuan Pembelajaran
Pengurutan
Hierarki
Mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah
sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh: Murid perlu belajar tentang penjumlahan sebelum
mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan
Prosedural
Mengajarkan tahap pertamadari sebuah prosedur kemudian
membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya.
Contoh : Dalam mengajarkanprosedur titrasi asam-basa, ada
beberapatahap prosedur yang harus dilalui, seperti menyiapkan
larutan,indikator
asam-basa, memasang alat titran, melakukan titrasi, dan mengolah
data.
Scaffolding Meningkatkan kemampuan murid sekaligus mengurangi bantuan
secara bertahap.
Contoh : Dalam mengajarkanberenang, guru perlu menunjukkan cara
mengapung, dan ketika murid mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan berkurang secara
bertahap sampai murid dapat berenangsendiri.
17.
18.
19.
20. Model Blok
pembelajaran dikelola
dalam bentuk blok-blok
waktu dengan berbagai
macam pengelompokkan.
PENGATURAN WAKTU BELAJAR
2
Model Kolaborasi
Konsep-konsep dan
keterampilan tertentu dari mata
pelajaran diajarkan secara
kolaboratif (team teaching) .
Model Reguler
Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah
antara satu mapel
dengan mapel lainnya.
contoh:
• Satuan pendidikan dapat menentukan model struktur
kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan tujuan masing-
masing satuan pendidikan.
• Pengaturan cara penghantaran (per mata pelajaran, tematik
integratif, unit inkuiri, dll.) akan mempengaruhi sekolah
dalam mengelola waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya.
Model ini tidak harus dipilih salah satu, akan tetapi bisa juga dikombinasikan.
Misalnya dengan menggunakan sistem terintegrasi dan blocking secara
bersamaan atau mengkombinasikan ketiga model
21. Model Blok Model Kolaborasi Model Reguler
Kelebihan ●memberikan waktu yang
cukup bagi peserta didik
untuk mempelajari materi
secara mendalam
●waktu pembelajaran menjadi
lebih banyak dan hal
tersebut memungkinkan
peserta didik belajar hingga
tuntas
●dengan blok waktu yang
lebih panjang, guru
memiliki lebih banyak
waktu untuk
menyelesaikan rencana
pelajaran dan untuk
memeriksa dan
mengevaluasi pembelajaran
●dengan blok waktu yang
lebih lama memungkinkan
untuk studi yang mendalam,
seperti mengerjakan proyek
/ penelitian individu /
kelompok, kolaborasi antar
peserta didik dan guru.
●Peserta didik belajar
suatu konsep secara
komprehensif dan
kontekstual karena
keterampilan,
pengetahuan dan
sikap diintegrasikan
untuk mencapai suatu
penguasaan
kompetensi tertentu
●Guru-guru terkondisikan
untuk berkolaborasi
secara intensif karena
perlu memilih
kompetensi/konten yang
selaras dengan
pemahaman yang dituju
●Lebih efisien karena guru
bisa memilah konsep
yang perlu dieksplorasi
secara lebih mendalam
dan konten yang
memerlukan waktu lebih
sedikit
memudahkan
dalam
pembuatan
jadwal
pembelajaran
di satuan
pendidikan
22. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan model
●Pengaturan jam mengajar
guru -- harus
diperhitungkan sedemikian
rupa, sehingga guru tetap
memiliki beban kerja
proporsional.
●Ketersediaan sarana
prasarana - mengingat
sistem blok membutuhkan
pengaturan sarana dan
prasarana yang ketat
●Perlu dirancang strategi
tertentu agar materi yang
diajarkan pada satu blok
tertentu bisa tetap diingat.
●Memberikan waktu yang
cukup untuk
merencanakan dan
menyelaraskan antar guru
mata pelajaran yang
mengajarkan tujuan
pembelajaran yang
berkaitan atau sama
dengan unit atau konsep
yang dipelajari
●Satuan pendidikan harus
memberikan fleksibilitas
bagi guru untuk
mengelola penjadwalan
mengikuti kebutuhan /
fokus pemahaman yang
bisa berbeda setiap
term/semester/ tahun
●Beban yang harus dihadapi
peserta didik setiap minggu
harus diperhitungkan
sedemikian rupa, sehingga
peserta didik tidak terbebani
dengan banyaknya beban mata
pelajaran
●Daya serap peserta didik
terhadap mata pelajaran akan
sangat berpengaruh jika macam
mata pelajaran yang diberikan
dalam satu waktu tertentu
terlampau banyak. Ada
kecenderungan konten suatu
mapel belum terserap, sudah
harus ganti mata pelajaran yang
lainnya.
●Perlunya koordinasi antar guru
mata pelajaran -- pengaturan
harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga tidak memberikan
tugas dalam waktu berrsamaan
Model Blok Model Kolaborasi Model Reguler
23. Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses yang bertujuan
untuk membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Agar bermakna proses
ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh
prosesnya.
Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam merancang pengalaman belajar
yang bermakna :
●Pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi peserta didik (konsep yang
dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dapat dihubungkan dengan kondisi nyata,
termasuk menunjukkan permasalahan yang nyata yang harus
dipecahkan/diselesaikan)
●Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih terlibat dalam
proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan
pelajaran. Guru mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek
kelompok, serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan sintesa
●Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku, majalah,
jurnal penelitian, Program TV
, Internet, narasumber/profesional)
[CONTOH]
proses merancang kegiatan belajar yang bermakna
24. 3. Asesmen untuk
mengetahui posisi
peserta didik di awal
siklus pembelajaran.
4. Menentukan
strategi dan metode
untuk mencapai
tujuan tsb.
5. Memilih dan
menetapkan perangkat
ajar, serta aktivitas
pembelajaran.
6. Sosialisasi target
belajar dan
menyepakati
pembelajaran bersama
peserta didik
7. Pelaksanaan
pembelajaran dan
asesmen untuk
memonitor kemajuan
belajar selama proses
pembelajaran.
1.Memilih
tujuan belajar
dari alur
pembelajaran
yang sudah
dirancang
[CONTOH]
proses
merancang
kegiatan belajar
yang bermakna
2. Menganalisis
situasi kelas dan
kebutuhan pelajar
8. Refleksi untuk menetapkan
tujuan belajar berikutnya
berdasarkan data mutu dan
hasil belajar, mutu dan
relevansi pembelajaran, baik
internal maupun eksternal