SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
dealing business with
javanesepeople
we
are:
citra indradewi
fajarnugraha syahruramdhan
firdha yuninda
intan tiara kireina
ledina elta
reno vancasavio
rheza oktaviana
samantha annisa nurfadilla
sarahdewi fathinna
venny faradika anggi
shinta puspitarani
kebudayaanjawasecaraumum
• pra-hindu
• hindu-jawa
• islam-jawa
• barat-jawa
kebudayaan
jawa
• manusia jawa
berkeyakinan kepada
sang maha pencipta
• manusia dengan alam
saling mempengaruhi
pemikiran lama
masyarakat jawa
•Kaum Priyayi
• Wong cilik
kelompok sosial
ekonomi jawa
•kaum santri
•kaum abangan
kelompok sosial
keagaman jawa
•kaum priyayi
•kaum santri
•kaum abangan
kelompok
antropologi jawa
• Aji adalah rasa hormat kepada orang yang lebih tinggi
derajatnya
• Pakewuh (basa krama-nya: pakewet) adalah perasaan malu
ketika dia harus berhubungan kepada orang yang derajat
dan pangkatnya lebih tinggi.
• Ajrih adalah perasaan malu (bercampur takut) disebabkan
karena dirinya merasa telah bersalah, atau telah melakukan
sesuatu yang kurang baik, kepada seseorang.
• Rasa senang (krama: remen) adalah perasanaan senang,
enak, nyaman, khususnya dalam berkomunikasi dengan
orang lain yang sederajat.
• Tresna adalah rasa senang, cinta, simpati, saat bertemu,
bergaul, dengan orang lain, yang biasanya telah akrab.
• Gething adalah rasa benci. Biasanya benci disebabkan oleh
sifat-sifat buruk seseorang, sehingga dia menjauhi orang
tersebut.
karakteristik
kebudayaan jawa
budayayangmenonjoldisukujawa
budaya-budaya
yang menonjol
sebagai suatu kebudayaan,
suku jawa tentu memiliki
peralatan dan
perlengkapan hidup yang
khas diantaranya yang
paling menonjol adalah
dalam segi bangunan
budaya perlengkapan
dan peralatan hidup
rumah limasan, adalah
rumah yang paling umum
ditemui di daerah jawa,
karena rumah ini
merupakan rumah yang
dihuni oleh golongan
rakyat jelata.
rumah limasan
rumah joglo, umumnya
dimiliki sebagai tempat
tinggal para kaum
bangsawan, misalnya saja
para kerabat keraton.
rumah joglo
umumnya rumah di daerah jawa
menggunakan bahan batang
bambu, glugu (batang pohon
nyiur), dan kayu jati sebagai
kerangka atau pondasi rumah.
sedangkan untuk dindingnya,
umum digunakan gedek atau
anyaman dari bilik bambu.
rumah serotong
budaya
kemasyarakatan jawa
Dalam sistem kemasyarakatan,
akan dibahas mengenai
pelapisan sosial. Dalam sistem
kemasyarakatan Jawa, dikenal
ada 4 tingkatan:
Ningrat atau Bendara adalah
kelas tertinggi dalam
masyarakat Jawa. pada
tingkatan ini biasanya diisi oleh
para anggota keraton, atau
kerabat-kerabatnya, baik yang
memiliki hubungan darah
langsung, maupun yang
berkerabat akibat pernikahan.
ningrat atau bendara
• Priyayi ini sendiri konon
berasal dari dua kata bahas
Jawa, yaitu “para” dan “yayi”
atau yang berarti para adik.
• Biasanya kaum priyayi ini
terdiri dari para pegawai
negeri sipil dan para kaum
terpelajar yang memiliki
tingkatan pendidikan yang
lebih tinggi dibandingkan
dengan orang-orang
disekitarnya.
priyayi
priyayi modern
Golongan ini tidak merujuk
kepada seluruh masyarakat
suku Jawa yang beragama
muslim, tetapi, lebih mengacu
kepada para muslim yang dekat
dengan agama, yaitu para santri
yang belajar di pondok-pondok
yang memang banyak tersebar
di seluruh daerah Jawa.
santri
Wong cilik atau golongan
masyarakat biasa yang memiliki
kasta terendah dalam pelapisan
sosial. Biasanya golongan
masyarakat ini hidup di desa-
desa dan bekerja sebagai
petani atau buruh. Golongan
wong cilik pun dibagi lagi
menjadi beberapa golongan
kecil lain yaitu:
wongcilik
Bahasa Jawa, sebagai bahasa
ibu dan bahasa pergaulan
sehari-hari masyarakat suku
Jawa, ternyata di dalamnya pun
dikenal berbagai macam
tingkatan dan undhak-undhuk
basa. Terdapat tiga bentuk
utama yakni:
budaya
bahasa jawa
perbedaan
huruf/aksara
jawa
budaya
tari
tari-tarian
Dalam sistem kalender Jawa,
terdapat dua versi nama-nama
bulan, yaitu nama bulan dalam
kalender Jawa matahari, dan
kalender Jawa bulan. Nama-
nama bulan dalam sistem
kalender Jawa komariah (bulan)
diantaranya adalah suro, sapar,
mulud, bakdamulud,
jumadilawal, jumadil akhir,
rejeb, ruwah, poso, sawal, sela,
dan dulkijah.
budaya
kalender jawa
Kepercayaan lain yang
cukup banyak pemeluknya,
adalah kepercayaan yang
bernama kejawen. Kejawen
ini, terkadang bercampur
dengan agama islam,
sebagai agama mayoritas,
sehingga menghasilkan
suatu kepercayaan baru
yang bernama islam
kejawen.
budaya
kejawen
Perbedaan paling mencolok antara
islam santri dengan islam kejawen
adalah, pada islam kejawen, mereka
tidak terlalu mewajibkan shalat,
puasa, dan naik haji, namun tetap
percaya pada Allah, dan Nabi
Muhammad SAW. Kejawen dianggap
memiliki makna sebagai segala
sesuatu yang berhubungan dengan
adat dan kepercayaan Jawa. pada
pandangan umum, kejawen hanya
berisi tentang seni, budaya, tradisi,
ritual, sikap, serta filosofi orang Jawa.
budaya
kejawen
perilakuumumdarimasyarakatjawa
Masyarakat Jawa pada
umumnya berperilaku
sesuai dengan tata krama
Jawa. Selain itu, tata krama
tersebut tidak terlepas dari
budaya Jawa dan sistem-
sistem yang dianut
sebagian masyarakat di
Jawa.
perilaku umum
suku jawa
Perilaku Penjelasan
Tutur Kata Saat menggunakan bahasa Jawa harus menyesuaikan
keadaan, siapa yang diajak bicara ataupun yang dibicarakan,
berdasarkan usia dan status sosialnya. Ada dua bahasa Jawa,
yaitu bahasa jawa Ngoko dan bahasa Jawa Krama
Rendah Diri Masyarakat Jawa cenderung suka merendahkan dirinya dan
tidak menonjolkan diri karena akan memiliki kesan sombong
Mengambil Keputusan Lamban Masyarakat Jawa cenderung tidak terburu-buru dalam
mengambil keputusan karena dipikir terlebih dahulu dan
dimusyawarahkan.
Menghormati Orang yang Lebih Tinggi
Derajatnya
Masyarakat Jawa cenderung menghormati bahkan
mengagumi orang yang memiliki status sosial yang lebih
tinggi.
Mudah Beradaptasi dan Bergaul Masyarakat Jawa tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, masyarakat Jawa juga pandai mengubah suasana.
Perilaku Penjelasan
Rasa Kekeluargaannya Tinggi Masyarakat Jawa suka mengobrol cenderung suka berkumpul.
Mereka cenderung suka menjalin hubungan baik dengan orang
lain untuk menghindari konflik.
Suka Menolong Orang Lain Karena rasa kekeluargaannya yang tinggi, masyarakat Jawa
mudah iba melihat orang lain kesusahan.
Tidak Memiliki Inisiatif Masyarakat Jawa cenderung tidak memiliki inisiatif dalam
melakukan suatu hal. Orang tersebut menunggu perintah atau
instruksi dari atasan, baru mau melakukan pekerjaan itu.
Suka Menunda Pekerjaan Ketika diberi suatu pekerjaan, selalu saja ada alasan untuk
menunda pekerjaannya. Mereka tidak sadar akan tanggung jawab
mereka pada pekerjaan atau tugas-tugasnya.
Tidak Suka Ikut Campur Ketika mengetahui permasalahan yang dimiliki oleh seseorang,
masyarakat Jawa cenderung tidak suka ikut campur dan tidak
mau terlibat dalam masalah tersebut.
Dari penjelasan tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam praktek
kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa menjalankan tata krama Jawa yang
terdiri dari empat keutamaan, yaitu :
1) Bersikap sesuai dengan derajat masing-masing pihak, dan saling
menghormati kedudukan masing-masing.
2) Menyatakan sesuatu secara tidak langsung melalui “sanepo” atau kiasan.
3) Bersikap menghormati hal-hal yang bersifat pribadi dengan seakan-akan
tidak tahu masalah pribadi orang lain.
4) Menghindari ucapan atau sikap yang menunjukkan ketidakmampuan
mengontrol diri dengan sikap kasar atau melawan secara langsung.
Perilaku suku Jawa saat ini telah berubah karena
adanya globalisasi. Kebudayaan lain juga memberikan
pengaruh terhadap perilaku masyarakat Jawa saat ini.
Namun, perubahan yang terjadi tidak berbeda jauh dari
budaya aslinya.
doanddon’t masyarakatjawa
pantangan adat
jawa
berteriak-teriak mengucapkan kata-kata kotor dalam
hutan
kebiasaan menggigit kuku
berfoto bersama dalam jumlah ganjil
menyapu di malam hari
Mengadakan syukuran sebelum mengisi rumah baru
membuka payung dalam rumah
kebiasaan adat
jawa
syukuran saat seorang wanita mulai hamil
syukuran pada bulan ke dua, ke empat dan ke tujuh
kehamilan
syukuran tingkeban
syukuran saat bayi lahir
khitanan
pernikahan
the end,
thank you

More Related Content

Similar to Dealing Business with Javanese People

pengahyatan norma sopan santun
pengahyatan norma sopan santunpengahyatan norma sopan santun
pengahyatan norma sopan santunSalma Van Licht
 
Pres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialPres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialMY WORLD
 
Manusia sbg individu dan mahluk sosial
Manusia sbg individu dan mahluk sosialManusia sbg individu dan mahluk sosial
Manusia sbg individu dan mahluk sosialkartika Darmansyah
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gendersuher lambang
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdfsulaeman56
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdfsulaeman56
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdfRizkyDiansyah13
 
Penelitian lansia-di-perkotaan
Penelitian lansia-di-perkotaanPenelitian lansia-di-perkotaan
Penelitian lansia-di-perkotaanRian Fitriani
 
Suku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smSuku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smbrutaldeath
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancipbrutaldeath
 

Similar to Dealing Business with Javanese People (20)

pengahyatan norma sopan santun
pengahyatan norma sopan santunpengahyatan norma sopan santun
pengahyatan norma sopan santun
 
Pres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialPres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosial
 
Manusia sbg individu dan mahluk sosial
Manusia sbg individu dan mahluk sosialManusia sbg individu dan mahluk sosial
Manusia sbg individu dan mahluk sosial
 
Gsb presentation
Gsb presentationGsb presentation
Gsb presentation
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gender
 
Kedewasaan.pdf
Kedewasaan.pdfKedewasaan.pdf
Kedewasaan.pdf
 
UTS INKLUSIF VIAN.docx
UTS INKLUSIF VIAN.docxUTS INKLUSIF VIAN.docx
UTS INKLUSIF VIAN.docx
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
 
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
13_MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESETARAAN_dinda.pdf
 
Penelitian lansia-di-perkotaan
Penelitian lansia-di-perkotaanPenelitian lansia-di-perkotaan
Penelitian lansia-di-perkotaan
 
PPKN KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
PPKN KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxPPKN KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
PPKN KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
 
Sosialisasi Class x
Sosialisasi Class x Sosialisasi Class x
Sosialisasi Class x
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Suku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smSuku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_sm
 
Suku bugis
Suku bugisSuku bugis
Suku bugis
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 

Dealing Business with Javanese People

  • 2. we are: citra indradewi fajarnugraha syahruramdhan firdha yuninda intan tiara kireina ledina elta reno vancasavio rheza oktaviana samantha annisa nurfadilla sarahdewi fathinna venny faradika anggi shinta puspitarani
  • 4. • pra-hindu • hindu-jawa • islam-jawa • barat-jawa kebudayaan jawa
  • 5. • manusia jawa berkeyakinan kepada sang maha pencipta • manusia dengan alam saling mempengaruhi pemikiran lama masyarakat jawa
  • 6. •Kaum Priyayi • Wong cilik kelompok sosial ekonomi jawa
  • 8. •kaum priyayi •kaum santri •kaum abangan kelompok antropologi jawa
  • 9. • Aji adalah rasa hormat kepada orang yang lebih tinggi derajatnya • Pakewuh (basa krama-nya: pakewet) adalah perasaan malu ketika dia harus berhubungan kepada orang yang derajat dan pangkatnya lebih tinggi. • Ajrih adalah perasaan malu (bercampur takut) disebabkan karena dirinya merasa telah bersalah, atau telah melakukan sesuatu yang kurang baik, kepada seseorang. • Rasa senang (krama: remen) adalah perasanaan senang, enak, nyaman, khususnya dalam berkomunikasi dengan orang lain yang sederajat. • Tresna adalah rasa senang, cinta, simpati, saat bertemu, bergaul, dengan orang lain, yang biasanya telah akrab. • Gething adalah rasa benci. Biasanya benci disebabkan oleh sifat-sifat buruk seseorang, sehingga dia menjauhi orang tersebut. karakteristik kebudayaan jawa
  • 12. sebagai suatu kebudayaan, suku jawa tentu memiliki peralatan dan perlengkapan hidup yang khas diantaranya yang paling menonjol adalah dalam segi bangunan budaya perlengkapan dan peralatan hidup
  • 13. rumah limasan, adalah rumah yang paling umum ditemui di daerah jawa, karena rumah ini merupakan rumah yang dihuni oleh golongan rakyat jelata. rumah limasan
  • 14. rumah joglo, umumnya dimiliki sebagai tempat tinggal para kaum bangsawan, misalnya saja para kerabat keraton. rumah joglo
  • 15. umumnya rumah di daerah jawa menggunakan bahan batang bambu, glugu (batang pohon nyiur), dan kayu jati sebagai kerangka atau pondasi rumah. sedangkan untuk dindingnya, umum digunakan gedek atau anyaman dari bilik bambu. rumah serotong
  • 16. budaya kemasyarakatan jawa Dalam sistem kemasyarakatan, akan dibahas mengenai pelapisan sosial. Dalam sistem kemasyarakatan Jawa, dikenal ada 4 tingkatan:
  • 17. Ningrat atau Bendara adalah kelas tertinggi dalam masyarakat Jawa. pada tingkatan ini biasanya diisi oleh para anggota keraton, atau kerabat-kerabatnya, baik yang memiliki hubungan darah langsung, maupun yang berkerabat akibat pernikahan. ningrat atau bendara
  • 18. • Priyayi ini sendiri konon berasal dari dua kata bahas Jawa, yaitu “para” dan “yayi” atau yang berarti para adik. • Biasanya kaum priyayi ini terdiri dari para pegawai negeri sipil dan para kaum terpelajar yang memiliki tingkatan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang disekitarnya. priyayi
  • 20. Golongan ini tidak merujuk kepada seluruh masyarakat suku Jawa yang beragama muslim, tetapi, lebih mengacu kepada para muslim yang dekat dengan agama, yaitu para santri yang belajar di pondok-pondok yang memang banyak tersebar di seluruh daerah Jawa. santri
  • 21. Wong cilik atau golongan masyarakat biasa yang memiliki kasta terendah dalam pelapisan sosial. Biasanya golongan masyarakat ini hidup di desa- desa dan bekerja sebagai petani atau buruh. Golongan wong cilik pun dibagi lagi menjadi beberapa golongan kecil lain yaitu: wongcilik
  • 22. Bahasa Jawa, sebagai bahasa ibu dan bahasa pergaulan sehari-hari masyarakat suku Jawa, ternyata di dalamnya pun dikenal berbagai macam tingkatan dan undhak-undhuk basa. Terdapat tiga bentuk utama yakni: budaya bahasa jawa
  • 27. Dalam sistem kalender Jawa, terdapat dua versi nama-nama bulan, yaitu nama bulan dalam kalender Jawa matahari, dan kalender Jawa bulan. Nama- nama bulan dalam sistem kalender Jawa komariah (bulan) diantaranya adalah suro, sapar, mulud, bakdamulud, jumadilawal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, poso, sawal, sela, dan dulkijah. budaya kalender jawa
  • 28. Kepercayaan lain yang cukup banyak pemeluknya, adalah kepercayaan yang bernama kejawen. Kejawen ini, terkadang bercampur dengan agama islam, sebagai agama mayoritas, sehingga menghasilkan suatu kepercayaan baru yang bernama islam kejawen. budaya kejawen
  • 29. Perbedaan paling mencolok antara islam santri dengan islam kejawen adalah, pada islam kejawen, mereka tidak terlalu mewajibkan shalat, puasa, dan naik haji, namun tetap percaya pada Allah, dan Nabi Muhammad SAW. Kejawen dianggap memiliki makna sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa. pada pandangan umum, kejawen hanya berisi tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap, serta filosofi orang Jawa. budaya kejawen
  • 31. Masyarakat Jawa pada umumnya berperilaku sesuai dengan tata krama Jawa. Selain itu, tata krama tersebut tidak terlepas dari budaya Jawa dan sistem- sistem yang dianut sebagian masyarakat di Jawa. perilaku umum suku jawa
  • 32. Perilaku Penjelasan Tutur Kata Saat menggunakan bahasa Jawa harus menyesuaikan keadaan, siapa yang diajak bicara ataupun yang dibicarakan, berdasarkan usia dan status sosialnya. Ada dua bahasa Jawa, yaitu bahasa jawa Ngoko dan bahasa Jawa Krama Rendah Diri Masyarakat Jawa cenderung suka merendahkan dirinya dan tidak menonjolkan diri karena akan memiliki kesan sombong Mengambil Keputusan Lamban Masyarakat Jawa cenderung tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan karena dipikir terlebih dahulu dan dimusyawarahkan. Menghormati Orang yang Lebih Tinggi Derajatnya Masyarakat Jawa cenderung menghormati bahkan mengagumi orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Mudah Beradaptasi dan Bergaul Masyarakat Jawa tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, masyarakat Jawa juga pandai mengubah suasana.
  • 33. Perilaku Penjelasan Rasa Kekeluargaannya Tinggi Masyarakat Jawa suka mengobrol cenderung suka berkumpul. Mereka cenderung suka menjalin hubungan baik dengan orang lain untuk menghindari konflik. Suka Menolong Orang Lain Karena rasa kekeluargaannya yang tinggi, masyarakat Jawa mudah iba melihat orang lain kesusahan. Tidak Memiliki Inisiatif Masyarakat Jawa cenderung tidak memiliki inisiatif dalam melakukan suatu hal. Orang tersebut menunggu perintah atau instruksi dari atasan, baru mau melakukan pekerjaan itu. Suka Menunda Pekerjaan Ketika diberi suatu pekerjaan, selalu saja ada alasan untuk menunda pekerjaannya. Mereka tidak sadar akan tanggung jawab mereka pada pekerjaan atau tugas-tugasnya. Tidak Suka Ikut Campur Ketika mengetahui permasalahan yang dimiliki oleh seseorang, masyarakat Jawa cenderung tidak suka ikut campur dan tidak mau terlibat dalam masalah tersebut.
  • 34. Dari penjelasan tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam praktek kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa menjalankan tata krama Jawa yang terdiri dari empat keutamaan, yaitu : 1) Bersikap sesuai dengan derajat masing-masing pihak, dan saling menghormati kedudukan masing-masing. 2) Menyatakan sesuatu secara tidak langsung melalui “sanepo” atau kiasan. 3) Bersikap menghormati hal-hal yang bersifat pribadi dengan seakan-akan tidak tahu masalah pribadi orang lain. 4) Menghindari ucapan atau sikap yang menunjukkan ketidakmampuan mengontrol diri dengan sikap kasar atau melawan secara langsung.
  • 35. Perilaku suku Jawa saat ini telah berubah karena adanya globalisasi. Kebudayaan lain juga memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat Jawa saat ini. Namun, perubahan yang terjadi tidak berbeda jauh dari budaya aslinya.
  • 37. pantangan adat jawa berteriak-teriak mengucapkan kata-kata kotor dalam hutan kebiasaan menggigit kuku berfoto bersama dalam jumlah ganjil menyapu di malam hari Mengadakan syukuran sebelum mengisi rumah baru membuka payung dalam rumah
  • 38. kebiasaan adat jawa syukuran saat seorang wanita mulai hamil syukuran pada bulan ke dua, ke empat dan ke tujuh kehamilan syukuran tingkeban syukuran saat bayi lahir khitanan pernikahan