Buku Titik Nol karya Agustinus Wibowo memberikan ringkasan perjalanan panjang penulis selama 10 tahun di berbagai negara Asia seperti Tibet, Nepal, India, Pakistan, dan Afghanistan. Perjalanan ini dimulai dari sebuah mimpi besar namun harus terhenti ketika sang ibu terkena kanker, membuat penulis sadar bahwa arti sebuah perjalanan sebenarnya adalah menemukan makna di titik awal, yaitu di samping keluarga.
1. Book Review
Titik Nol
Makna Sebuah Perjalanan
Oleh
Bambang Purnomo
Bambangpurnomohp.blogspot.com
Mobile: +628111884059
Mailto: bambangpurnomohp@gmail.com
2. Profile Penulis.
Nama Lengkap : Agustinus WIbowo
Tempat/Tanggal Lahir : Lumajang, 08 Agustus 1981
Pendidikan :
Bachelor Degree, Teknik Komputer, di Tsinghua
University, Beijing.
Pekerjaan : Travel Writer & Fotografer.
Karya-karyanya :
1. Selimut Debu: Impian dan Kebanggan dari Negeri
Perang Afghanistan (2010).
2. Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
(2011).
3. Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013).
Info Penulis/Contact : www. Agustinuswibowo.com,
@avgustin88, http://www.facebook.com/avgustin88
3. Book Information.
Judul Buku : Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013).
Penulis : Agustinus Wibowo.
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9271 – 8.
Ukuran : 13,5 x 20 cm.
Halaman : xii, 556 halaman.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cetakan Pertama : 2013
Score Goodreads : 4.25
6. Lam Li, seorang sahabat baik Agustinus Wibowo yang berkewarganegaraan Malaysia, memberikan
Review mengenai makna sebuah perjalanan bagi Agustinus.
• Pada buku ini, Agustusinus memberi arti pada apa yang sesungguhnya ia peroleh dari
petualangannya di negeri-negeri jauh. Nilai suatu perjalanan tidak terletak pada jarak
yang ditempuh seseorang, tetapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa
terkoneksi dengan orang-orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan.
• Di dalam tulisannya, Agustinus tidak hanya mengingatkan dirinya pada kenyataan dalam
perjalanannya sendiri, tapi ia juga membantu para pembaca untuk merasa ikut terhubung
dengan orang-orang di negeri-negeri nun jauh disana yang dalam kenyataannya tak
pernah mereka temui.
Lam Li, seorang sahabat baik Agustinus Wibowo yang berkewarganegaraan Malaysia, memberikan
Review mengenai makna sebuah perjalanan bagi Agustinus.
• Pada buku ini, Agustusinus memberi arti pada apa yang sesungguhnya ia peroleh dari
petualangannya di negeri-negeri jauh. Nilai suatu perjalanan tidak terletak pada jarak
yang ditempuh seseorang, tetapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa
terkoneksi dengan orang-orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan.
• Di dalam tulisannya, Agustinus tidak hanya mengingatkan dirinya pada kenyataan dalam
perjalanannya sendiri, tapi ia juga membantu para pembaca untuk merasa ikut terhubung
dengan orang-orang di negeri-negeri nun jauh disana yang dalam kenyataannya tak
pernah mereka temui.
Makna Sebuah Perjalanan.
"Selama ini, aku memang melintasi negeri-negeri yang relatif lebih miskin dan menderita daripada
kehidupanku di Indonesia. Tentu, di satu sisi ini membawa perubahan pada caraku memandang
keindonesiaanku. Indonesia memang bukanlah negeri yang sempurna, namun perjalanan membuat
aku semakin menghargai tanah airku sendiri, bangsa dan identitasku, masa lalu dan hari depanku.
Juga hal-hal yang tak pernah kusyukuri sebelumnya, seperti sinar mentari tropis atau langit biru, air
yang melimpah dan pantai yang membuai, kebebasan berpikir dan demokrasi. Namun, inti perjalanan
bukanlah melihat penderitaan negera lain, untuk mensyukuri keberuntungan diri". Agustinus Wibowo.
7. Makna Sebuah Perjalanan
Qaris Tajudin, Editor Tempo dan Penulis Novel.
Jauh. Mengapa setiap orang terobsesi oleh kata itu? Marco Polo melintasi perjalanan
panjang dari Venesia hingga negeri Mongol. Para pengelana lautan mengarungi samudra
luas. Para pendaki menyabung nyawa menaklukkan puncak.Juga terpukau pesona kata
"jauh", si musafir menceburkan diri dalam sebuah perjalanan akbar keliling dunia.
Menyelundup ke tanah terlarang di Himalaya, mendiami Kashmir yang misterius, hingga
menjadi saksi kemelut perang dan pembantaian. Dimulai dari sebuah mimpi, ini adalah
perjuangan untuk mencari sebuah makna.Hingga akhirnya setelah mengelana begitu jauh,
si musafir pulang, bersujud di samping ranjang ibunya.
Dan justru dari ibunya yang tidak pernah ke mana-mana itulah, dia menemukan satu demi
satu makna perjalanan yang selama ini terabaikan."Agustinus telah menarik cakrawala
yang jauh pada penulisan perjalanan (travel writing) di Indonesia. Penulisan yang dalam,
pengalaman yang luar biasa, membuat tulisan ini seperti buku kehidupan. Titik Nol
merupakan cara bertutur yang benar-benar baru dalam travel writing di negeri ini."
9. Video - Point Zero: The Essence
of A Journey
Video mengenai Buku Titik Nol – Makna sebuah Perjalanan bisa di liat
di Link Youtube: http://bit.ly/1Ktg2qU
10. Daftar Isi Buku
“Perjalanan keliling adalah lingkaran sempurna: awal adalah akhir,
tiada awal tiada akhir. Aku kembali ke titik nol”.
Dalam Buku Titik Nol ini, Agustinus membagi Ceritanya
Menjadi 6 sub-bagian, yaitu:
1. Senandung Pengembara tentang Tibet.
2. Surga Himalaya tentang Nepal.
3. Kitab Tanpa Aksara tentang India.
4. Mengejar Batas Cakrawala tentang Pakistan.
5. Dalam Nama Tuhan masih tentang Pakistan.
6. Di Balik Selimut Debu tentu tentang Afghanistan.
Dalam Buku Titik Nol ini, Agustinus membagi Ceritanya
Menjadi 6 sub-bagian, yaitu:
1. Senandung Pengembara tentang Tibet.
2. Surga Himalaya tentang Nepal.
3. Kitab Tanpa Aksara tentang India.
4. Mengejar Batas Cakrawala tentang Pakistan.
5. Dalam Nama Tuhan masih tentang Pakistan.
6. Di Balik Selimut Debu tentu tentang Afghanistan.
13. Quote Perjalanan – Titik Nol
• “Perjalanan sebenarnya adalah proses menumbukkan fantasi dengan realita,
sering kali diiringi kecewa ketika fantasi demi fantasi rontok berguguran”. (103)
• “Perjalanan bisa jadi pelarian dari rasa takut, bisa pula pencarian untuk
menemukan cara membunuh takut”. (139)
• “Perjalanan bukan hanya berpindah, tapi juga untuk berhenti”. (316)
• “Perjalanan mengajarkan musafir bersyukur untuk setiap tetes embun dan embusan
napas, untuk setiap berkas sinar dan desau angin, ledakan tawa dan persahabatan”.
(324)
• “Perjalanan sebenarnya adalah proses menumbukkan fantasi dengan realita,
sering kali diiringi kecewa ketika fantasi demi fantasi rontok berguguran”. (103)
• “Perjalanan bisa jadi pelarian dari rasa takut, bisa pula pencarian untuk
menemukan cara membunuh takut”. (139)
• “Perjalanan bukan hanya berpindah, tapi juga untuk berhenti”. (316)
• “Perjalanan mengajarkan musafir bersyukur untuk setiap tetes embun dan embusan
napas, untuk setiap berkas sinar dan desau angin, ledakan tawa dan persahabatan”.
(324)
• “Perjalanan membuatku menikmati kebahagiaan, yang hanya sendiri aku rasakan, dan mungkin
justru menyisakan kesedihan dan kerinduan pada setiap orang yang kutinggalkan”. (338)
• “Perjalanan adalah sebuah point of no return. Tak ada istilah kembali ke sedia kala. Setelah
melewati perjalanan panjang ini, segala sesuatunya tak akan pernah sama lagi”. (480)
• “Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah
menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berarti
berhenti di situ”. (547)
• “Perjalanan membuatku menikmati kebahagiaan, yang hanya sendiri aku rasakan, dan mungkin
justru menyisakan kesedihan dan kerinduan pada setiap orang yang kutinggalkan”. (338)
• “Perjalanan adalah sebuah point of no return. Tak ada istilah kembali ke sedia kala. Setelah
melewati perjalanan panjang ini, segala sesuatunya tak akan pernah sama lagi”. (480)
• “Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah
menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berarti
berhenti di situ”. (547)
15. Preview – Titik Nol
• Buku Titik NOL- Makna Sebuah Perjalanan adalah sebuah catatan tentang perjalanan
panjang seorang lelaki muda bernama Agustinus Wibowo. Selama 10 tahun Agus
meninggalkan Lumajang, Jawa Timur. Dimulai dari menuntut ilmu di Beijing hingga
kemudian menceburkan diri ke negara-negara eksotis di Asia Tengah.
• Buku Titik NOL- Makna Sebuah Perjalanan adalah sebuah catatan tentang perjalanan
panjang seorang lelaki muda bernama Agustinus Wibowo. Selama 10 tahun Agus
meninggalkan Lumajang, Jawa Timur. Dimulai dari menuntut ilmu di Beijing hingga
kemudian menceburkan diri ke negara-negara eksotis di Asia Tengah.
• Awalnya adalah mimpi untuk berjalan dari Beijing ke Afrika Selatan. Langkah awal adalah
menyeberang ke Tibet, kemudian Nepal, India dan Pakistan. Tapi mimpi panjangnya harus
beristirahat di Afghanistan, di Kabul yang selalu ramai oleh ledakan bom, desingan peluru
dan tentu saja selimut debunya..
• Awalnya adalah mimpi untuk berjalan dari Beijing ke Afrika Selatan. Langkah awal adalah
menyeberang ke Tibet, kemudian Nepal, India dan Pakistan. Tapi mimpi panjangnya harus
beristirahat di Afghanistan, di Kabul yang selalu ramai oleh ledakan bom, desingan peluru
dan tentu saja selimut debunya..
• Namun mimpi perjalanan panjang melintas benua itu harus terhenti oleh sebuah kabar,
Ibunda terkena kanker! Dan musafir itu akhirnya harus meletakkan mimpinya sejenak,
menyeberangi lautan, kembali ke tanah kelahirannya; pulang! Di samping ibunda dia
bersujud, luruh semua cerita perjalanan panjang dan kebanggaannya menaklukkan banya
negara yang keras dan kejam. Di samping ibunda dia hanya jadi seorang anak yang selalu
merasa belum berbakti, hanya bisa merasa kerdil melihat kekuatan hati seorang wanita
yang sudah membesarkannya dengan keringat dan air mata.
• Namun mimpi perjalanan panjang melintas benua itu harus terhenti oleh sebuah kabar,
Ibunda terkena kanker! Dan musafir itu akhirnya harus meletakkan mimpinya sejenak,
menyeberangi lautan, kembali ke tanah kelahirannya; pulang! Di samping ibunda dia
bersujud, luruh semua cerita perjalanan panjang dan kebanggaannya menaklukkan banya
negara yang keras dan kejam. Di samping ibunda dia hanya jadi seorang anak yang selalu
merasa belum berbakti, hanya bisa merasa kerdil melihat kekuatan hati seorang wanita
yang sudah membesarkannya dengan keringat dan air mata.
Tapi justru di samping ibundanyalah dia mengerti
tentang makna perjalanan yang selama ini dicarinya.
17. Preview – Titik Nol
• Di bagian awal buku ini ada kisah perjumpaan Agustinus dengan orang-orang peziarah Tibet
yang begitu tabah merangkak berpuluh-puluh kilometer, dengan orang-orang Nepal yang
begitu tangguh mendaki gunung, dengan kota-kota yang sudah mulai memoles diri mengikuti
arus modernitas dan tentang Lasha yg mengecewakan karena sudah benar-benar komersil.
• Di bagian awal buku ini ada kisah perjumpaan Agustinus dengan orang-orang peziarah Tibet
yang begitu tabah merangkak berpuluh-puluh kilometer, dengan orang-orang Nepal yang
begitu tangguh mendaki gunung, dengan kota-kota yang sudah mulai memoles diri mengikuti
arus modernitas dan tentang Lasha yg mengecewakan karena sudah benar-benar komersil.
• Setelahnya ada cerita tentang India yang berbeda dengan film Kuch Kuch Hota Hai, tentang
negeri yang begitu ramai, padat dan tidak teratur serta penuh dengan tipu daya dari supir
rickshaw dan para calo. Dari India, Agustinus yang kemudian berkawan dengan hepatitis
bergerak ke Pakistan, tepatnya ke daerah Kashmir yang baru saja diguncang gempa dahsyat.
Di sini keharuan menyeruak, bagaimana sebuah kota yang baru saja dihantam gempa
ternyata masih berisi orang-orang yang penuh semangat dan tidak pernah berlama-lama
tenggelam dalam kesedihan setelah bencana.
Setelahnya ada cerita tentang India yang berbeda dengan film Kuch Kuch Hota Hai, tentang
negeri yang begitu ramai, padat dan tidak teratur serta penuh dengan tipu daya dari supir
rickshaw dan para calo. Dari India, Agustinus yang kemudian berkawan dengan hepatitis
bergerak ke Pakistan, tepatnya ke daerah Kashmir yang baru saja diguncang gempa dahsyat.
Di sini keharuan menyeruak, bagaimana sebuah kota yang baru saja dihantam gempa
ternyata masih berisi orang-orang yang penuh semangat dan tidak pernah berlama-lama
tenggelam dalam kesedihan setelah bencana.
• Di bagian akhir buku ada cerita tentang Afghanistan, negeri cantik yang diselimuti debu dan
wajahnya selalu dicoreng perang, bom, desingan peluru, kemiskinan dan ketidakpastian
nasib. Di negara ini, Ia harus menjadi seorang Fotografer untuk mendapatkan modal untuk
melanjutkan petualangannya ke negara-negara berikutnya.
• Di bagian akhir buku ada cerita tentang Afghanistan, negeri cantik yang diselimuti debu dan
wajahnya selalu dicoreng perang, bom, desingan peluru, kemiskinan dan ketidakpastian
nasib. Di negara ini, Ia harus menjadi seorang Fotografer untuk mendapatkan modal untuk
melanjutkan petualangannya ke negara-negara berikutnya.
18. Key Lessons – Titik Nol
• Membaca Titik Nol ibarat membaca sebuah skenario perjalanan seorang anak manusia yang
sebenarnya lugu dan selalu berpikir semua orang baik hingga akrab dengan tipu daya,
pencopet dan bahkan pelecehan seksual. Skenario ini seperti grafik, ada ketegangan,
ada keharuan, ada kelucuan dan tentu saja ada perenungan yang dalam. Skenario
tentang perjalanan yang benar-benar penuh makna.
• Membaca Titik Nol ibarat membaca sebuah skenario perjalanan seorang anak manusia yang
sebenarnya lugu dan selalu berpikir semua orang baik hingga akrab dengan tipu daya,
pencopet dan bahkan pelecehan seksual. Skenario ini seperti grafik, ada ketegangan,
ada keharuan, ada kelucuan dan tentu saja ada perenungan yang dalam. Skenario
tentang perjalanan yang benar-benar penuh makna.
• Buku Titik Nol memang sebuah buku tentang perjalanan, tapi anda tidak akan menemukan
tips-tips perjalanan atau harga penginapan dan transport di dalamnya. Titik Nol menceritakan
sebuah perjalanan yang jauh lebih dalam. Tentang perjalanan ke dalam diri sendiri yang
direfleksikan dengan perjalanan panjang ke beberapa negara yang tak lazim.
• Buku Titik Nol memang sebuah buku tentang perjalanan, tapi anda tidak akan menemukan
tips-tips perjalanan atau harga penginapan dan transport di dalamnya. Titik Nol menceritakan
sebuah perjalanan yang jauh lebih dalam. Tentang perjalanan ke dalam diri sendiri yang
direfleksikan dengan perjalanan panjang ke beberapa negara yang tak lazim.
• Dengan membaca buku ini, akan menambah khazanah dalam berpikir kita, bahwa Negara
yang kita cintai, Indonesia, dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh Negeri ini,
ternyata kita memiliki kekayaan alam dan segala hal yang harus kita syukuri. Dibandingkan
negara-negara yang di kunjungi oleh si penulis. Sehingga kita akan lebih bijak dalam
berpikir dan bertindak.
• Dengan membaca buku ini, akan menambah khazanah dalam berpikir kita, bahwa Negara
yang kita cintai, Indonesia, dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh Negeri ini,
ternyata kita memiliki kekayaan alam dan segala hal yang harus kita syukuri. Dibandingkan
negara-negara yang di kunjungi oleh si penulis. Sehingga kita akan lebih bijak dalam
berpikir dan bertindak.
Titik Nol dimulai dengan kepergian dan diakhiri dengan kepulangan. Di antaranya ada
banyak kisah yang pantas untuk direnungkan, tentang makna sebuah perjalanan.
Titik Nol dimulai dengan kepergian dan diakhiri dengan kepulangan. Di antaranya ada
banyak kisah yang pantas untuk direnungkan, tentang makna sebuah perjalanan.
19. What Went Right
• Summarize in quick bullet points specific things that worked
well
– Use specific examples: “daily 15-minute morning status meetings
worked well” instead of “team communicated well”.
– Distribute or list network location of forms, procedures, reports, etc.
that were found to be particularly useful.
Agustinus Wibowo
20. What Went Right
• Summarize in quick bullet points specific things that worked
well
– Use specific examples: “daily 15-minute morning status meetings
worked well” instead of “team communicated well”.
– Distribute or list network location of forms, procedures, reports, etc.
that were found to be particularly useful.