SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Biografi Penulis



Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr. (lahir di Ambarawa, Kabupaten Semarang, 6

Mei 1929 – meninggal di Jakarta, 10 Februari 1999 pada umur 69 tahun), dikenal

sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik

(bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Ia juga dikenal dengan panggilan populernya,

Rama Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa). Romo Mangun

adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan

Serafin Kamdaniyah.

Karir :

~ Sastra

Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar.

Mendapatkan penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada

tahun 1996.[1] Ia banyak melahirkan kumpulan novel seperti di antaranya: Ikan-

Ikan Hiu, Ido, Homa, Roro Mendut, Durga/Umayi, Burung-Burung Manyar dan

esai-esainya tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Buku Sastra dan

Religiositas yang ditulisnya mendapat penghargaan buku non-fiksi terbaik tahun

1982.

~ Arsitektur

Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur

modern Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah

Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur[2], yang merupakan penghargaan

tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan pemukiman di
tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine

Fellowship di tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik.[3]

Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali

Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.[4] Menurut

Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku tentang Romo Mangun yang akan

diluncurkan pada akhir tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10

arsitek Indonesia terbaik.[4]

~ Politik

Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan

gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi

Dasar.[5] Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang eksploratif pada

penduduk korban proyek pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah,

serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta.

Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh

politik dan kepentingan para pejabat dengan "jeritan suara hati nurani"

menjadikan dirinya beroposisi selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.[6]

Pendidikan

HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang (1936-1943)

STM Jetis, Yogyakarta (1943-1947)

SMU-B Santo Albertus, Malang (1948-1951)

Seminari Menengah Kotabaru, Yogyakarta (1951)

Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang (1952)

Filsafat Teologi Sancti Pauli, Kotabaru, Yogyakarta (1953-1959)
Teknik Arsitektur, ITB, Bandung (1959)

Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule, Aachen, Jerman (1960-1966)

Fellow Aspen Institute for Humanistic Studies, Colorado, AS (1978)

Biografi

1936

Masuk HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang.

1943

Tamat HIS, meneruskan ke STM Jetis, Yogyakarta.

Ikut kingrohosi yang diadakan tentara Jepang di lapangan Balapan, Yogyakarta.

Mulai tertarik mempelajari Sejarah Dunia dan Filsafat.

1944

STM Jetis dibubarkan, dan dijadikan markas perjuangan tentara RI.

Ikut aksi pencurian mobil-mobil tentara Jepang.

1945

Menjadi prajurit TKR Batalyon X divisi III. Bertugas di asrama militer di

Vrederburg, lalu di asrama militer di Kotabaru, Yogyakarta. Ikut dalam

pertempuran di Ambarawa, Magelang, dan Mranggen.

1946

Melanjutkan sekolah di STM Jetis.

Menjadi prajurit Tentara Pelajar, pernah bertugas menjadi sopir pendamping

Panglima Perang Sri Sultan Hamengkubuwono IX memeriksa pasukan.

1947

Lulus STM Jetis.
Saat Agresi Militer Belanda I, tergabung dalam TP Brigade XVII sebagai

komandan TP Kompi Kedu.

1948

Masuk SMU-B Santo Albertus, Malang

1950

Sebagai perwakilan dari Pemuda Katolik menghadiri perayaan kemenangan RI di

alun-alun kota Malang. Di sini Mangun mendengar pidato Mayor Isman yang

kemudian sangat berpengaruh bagi masa depannya.

1951

Lulus SMU-B Santo Albertus, melanjutkan ke Seminari Menengah Kotabaru,

Yogyakarta.

1952

Pindah ke Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang.

1953

Melanjutkan ke Seminari Tinggi. Sekolah di Institut Filsafat dan Teologi Santo

Paulus di Kotabaru. Salah satu pengajarnya adalah Mgr. Albertus Soegijapranata,

SJ.

1959

8 September ditahbiskan menjadi Imam oleh Uskup Agung Semarang, Mgr.

Albertus Soegijapranata, SJ.

Melanjutkan pendidikan di Teknik Arsitektur ITB.

1960
Melanjutkan pendidikan arsitektur di Rheinisch Westfaelische Technische

Hochschule, Aachen, Jerman.

1963

Menemani saat Uskup Agung Semarang, Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ

meninggal dunia di Biara Suster Pusat Penyelenggaraan Ilahi di Harleen, Belanda

1966

Lulus pendidikan arsitektur dan kembali ke Indonesia.

1967-1980

Menjadi Pastor Paroki di Gereja Santa Theresia, Desa Salam, Magelang.

Mulai berhubungan dengan pemuka agama lain, seperti Gus Dur dan Ibu Gedong

Bagoes Oka.

Menjadi Dosen Luar Biasa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UGM.

Mulai menulis artikel untuk koran Indonesia Raya dan Kompas, tulisan-tulisannya

kebanyakan bertema: agama, kebudayaan, dan teknologi. Juga menulis cerpen dan

novel.

1975

Memenangkan Piala Kincir Emas, dalam cerpen yang diselenggarakan Radio

Nederland.

1978

Atas dorongan Dr. Soedjatmoko, Romo Mangun mengikuti kuliah singkat tentang

masalah kemanusiaan sebagai Fellow of Aspen Institute for Humanistic Studies,

Aspen, Colorado, AS.

1980-1986
Mendampingi warga tepi Kali Code yang terancam penggusuran. Melakukan

mogok makan menolak rencana penggusuran.

1986-1994

Mendampingi warga Kedung Ombo yang menjadi korban proyek pembangunan

waduk.

1992

Mendapat The Aga Khan Award untuk arsitektur Kali Code.

1994

Mendirikan laboratorium Dinamika Edukasi Dasar. Model pendidikan DED ini

diterapkan di SD Kanisius Mangunan, di Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

1998 26 Mei

Romo Mangun menjadi salah satu pembicara utama dalam aksi demonstrasi

peringatan terbunuhnya Moses Gatutkaca di Yogyakarta.

10 Februari 1999

Wafat karena serangan jantung, setelah memberikan ceramah dalam seminar

Meningkatkan Peran Buku dalam Upaya Membentuk Masyarakat Indonesia Baru

di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Karya Arsitektur

Pemukiman warga tepi Kali Code, Yogyakarta

Kompleks Religi Sendangsono, Yogyakarta

Gedung Keuskupan Agung Semarang

Gedung Bentara Budaya, Jakarta

Gereja Katolik Jetis, Yogyakarta
Gereja Katolik Cilincing, Jakarta

Markas Kowihan II

Biara Trappist Gedono, Salatiga, Semarang

Gereja Maria Assumpta, Klaten

Gereja Maria Sapta Duka, Mendut

Gereja Katolik St. Pius X, Blora

Penghargaan

Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari Radio Nederland

Aga Khan Award for Architecture untuk permukiman warga pinggiran Kali Code,

Yogyakarta [www.akdn.org/agency/akaa/fifthcycle/indonesia.html]

Penghargaan arsitektur dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk tempat

peziarahan Sendangsono.

Pernghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996

Buku dan tulisan

Balada Becak, novel, 1985

Balada dara-dara Mendut, novel, 1993

Burung-Burung Rantau, novel, 1992

Burung-Burung Manyar, novel, 1981

Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa, 1987

Durga Umayi, novel, 1985

Esei-esei orang Republik, 1987

Fisika Bangunan, buku Arsitektur, 1980

Gereja Diaspora, 1999
Gerundelan Orang Republik, 1995

Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, novel, 1983

Impian Dari Yogyakarta, 2003

Kita Lebih Bodoh dari Generasi Soekarno-Hatta, 2000

Manusia Pascamodern, Semesta, dan Tuhan: renungan filsafat hidup, manusia

modern, 1999

Memuliakan Allah, Mengangkat Manusia, 1999

Menjadi generasi pasca-Indonesia: kegelisahan Y.B. Mangunwijaya, 1999

Menuju Indonesia Serba Baru, 1998

Menuju Republik Indonesia Serikat, 1998

Merintis RI Yang Manusiawi: Republik yang adil dan beradab, 1999

Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein, 1999

Pemasyarakatan susastra dipandang dari sudut budaya, 1986

Pohon-Pohon Sesawi, novel, 1999

Politik Hati Nurani

Puntung-Puntung Roro Mendut, 1978

Putri duyung yang mendamba: renungan filsafat hidup manusia modern

Ragawidya, 1986

Romo Rahadi, novel, 1981 (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya)

Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogi, dimuat 1982-1987 di

harian Kompas, dibukukan 2008

Rumah Bambu, kumpulan cerpen, 2000

Sastra dan Religiositas, kumpulan esai, 1982
Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat, 1999

Soeharto dalam Cerpen Indonesia, 2001

Spiritualitas Baru

Tentara dan Kaum Bersenjata, 1999

Tumbal:    kumpulan    tulisan   tentang   kebudayaan,   perikemanusiaan      dan

kemasyarakatan, 1994

Wastu Citra, buku Arsitektur, 1988

Buku tentang Romo Mangun

Sumartana, dkk. Mendidik Manusia Merdeka Romo Y.B. Mangunwijaya 65

Tahun. Institut Dian/Interfedei dan Pustaka Pelajar, 1995. ISBN 9798726014.

Wahid, Abdurrahman. Romo Mangun Di Mata Para Sahabat. Kanisius, 1999.

ISBN 9796724316.

Priyanahadi, dkk. Y.B. Mangunwijaya, Pejuang Kemanusiaan. Kanisius, 1999.

ISBN 9796724359.

Prawoto, Eko A. Tektonika Arsitektur Y.B. Mangunwijaya. Cemeti Art House

Yogyakarta, 1999.

Mengenang Y.B. Mangunwijaya, Pergulatan Intelektual dalam Era Kegelisahan.

Kanisius, 1999. ISBN 9796724332.

Sindhunata. Menjadi Generasi Pasca-Indonesia, Kegelisahan Y.B. Mangunwijaya.

Kanisius, 1999. ISBN 9796724324.

Purwatma. Romo Mangun Imam bagi Kaum Kecil. Kanisius, 2001. ISBN

9796729598.
Rahmanto, B. Y.B. Mangunwijaya: Karya dan Dunianya. Grasindo, 2001. ISBN

9789799652614.

Yahya, Iip D. dan Shakuntala, I.B. Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa.

Kanisius, 2005. ISBN 9789792105636.

Kematian

Rama Mangun meninggal pada hari Rabu, 10 Februari 1999 pukul 14:10 WIB di

Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, setelah terkena serangan jantung saat berbicara

di Hotel Le Meridien, Jakarta. Beliau dimakamkan di makam biara komunitasnya

di Kentungan, Yogyakarta.[7]

Sumber

file://localhost/D:/Bahan%20Skripsi/Roro%20Mendut/Roro/Y.%20B.%20Mangu

nwijaya%20-

%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.mht

More Related Content

Similar to Biografi penulis

Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo Tejo
Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo TejoBiografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo Tejo
Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo TejoKurnia Yusuf
 
Biografi buya hamka sastrawan indonesia
Biografi buya hamka sastrawan indonesiaBiografi buya hamka sastrawan indonesia
Biografi buya hamka sastrawan indonesiaYasirecin Yasir
 
Meluruskan Sejarah Sastra Indonesia
Meluruskan Sejarah Sastra IndonesiaMeluruskan Sejarah Sastra Indonesia
Meluruskan Sejarah Sastra IndonesiaAnjrah Lelono Broto
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxMukhamadShokheh
 
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptxKOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptxmediaipnu5455
 
Bab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilBab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilEdi Ison
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfMukhamadShokheh
 
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)ARISKA COMPNET
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaEdi Ison
 
Tugas b.i.k 1
Tugas b.i.k 1Tugas b.i.k 1
Tugas b.i.k 1lusy28
 
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia Mendunia
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia MenduniaPramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia Mendunia
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia MenduniaGioliano Putra
 
Tokoh sasterawan
Tokoh sasterawanTokoh sasterawan
Tokoh sasterawannazacdo
 
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)Muhammad Nuroni
 
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putrarizalnugrahaputra
 
KI HADJAR DEWANTARA.pptx
KI HADJAR DEWANTARA.pptxKI HADJAR DEWANTARA.pptx
KI HADJAR DEWANTARA.pptxhengkiIrawan15
 
Bab3 jejak jejakmasalampau
Bab3 jejak jejakmasalampauBab3 jejak jejakmasalampau
Bab3 jejak jejakmasalampauSapari Qu
 
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)mudanp.com
 

Similar to Biografi penulis (20)

Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo Tejo
Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo TejoBiografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo Tejo
Biografi tokoh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan Sujiwo Tejo
 
Biografi buya hamka sastrawan indonesia
Biografi buya hamka sastrawan indonesiaBiografi buya hamka sastrawan indonesia
Biografi buya hamka sastrawan indonesia
 
Meluruskan Sejarah Sastra Indonesia
Meluruskan Sejarah Sastra IndonesiaMeluruskan Sejarah Sastra Indonesia
Meluruskan Sejarah Sastra Indonesia
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptxKOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
 
Bab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilBab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasil
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
 
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)
TUGAS PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (ARISKA COMPNET)
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Biografi moh
Biografi moh Biografi moh
Biografi moh
 
Tugas b.i.k 1
Tugas b.i.k 1Tugas b.i.k 1
Tugas b.i.k 1
 
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia Mendunia
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia MenduniaPramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia Mendunia
Pramoedya ananta toer_Sastrawan Indonesia Mendunia
 
Tokoh sasterawan
Tokoh sasterawanTokoh sasterawan
Tokoh sasterawan
 
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
 
Contoh pts-tm.7
Contoh pts-tm.7Contoh pts-tm.7
Contoh pts-tm.7
 
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
 
KI HADJAR DEWANTARA.pptx
KI HADJAR DEWANTARA.pptxKI HADJAR DEWANTARA.pptx
KI HADJAR DEWANTARA.pptx
 
Bab3 jejak jejakmasalampau
Bab3 jejak jejakmasalampauBab3 jejak jejakmasalampau
Bab3 jejak jejakmasalampau
 
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)
Contoh konvensi naskah (pertemuan 12)
 

Biografi penulis

  • 1. Biografi Penulis Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr. (lahir di Ambarawa, Kabupaten Semarang, 6 Mei 1929 – meninggal di Jakarta, 10 Februari 1999 pada umur 69 tahun), dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Ia juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa). Romo Mangun adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah. Karir : ~ Sastra Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar. Mendapatkan penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996.[1] Ia banyak melahirkan kumpulan novel seperti di antaranya: Ikan- Ikan Hiu, Ido, Homa, Roro Mendut, Durga/Umayi, Burung-Burung Manyar dan esai-esainya tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Buku Sastra dan Religiositas yang ditulisnya mendapat penghargaan buku non-fiksi terbaik tahun 1982. ~ Arsitektur Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur modern Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur[2], yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan pemukiman di
  • 2. tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship di tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik.[3] Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.[4] Menurut Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku tentang Romo Mangun yang akan diluncurkan pada akhir tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10 arsitek Indonesia terbaik.[4] ~ Politik Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar.[5] Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang eksploratif pada penduduk korban proyek pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta. Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh politik dan kepentingan para pejabat dengan "jeritan suara hati nurani" menjadikan dirinya beroposisi selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.[6] Pendidikan HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang (1936-1943) STM Jetis, Yogyakarta (1943-1947) SMU-B Santo Albertus, Malang (1948-1951) Seminari Menengah Kotabaru, Yogyakarta (1951) Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang (1952) Filsafat Teologi Sancti Pauli, Kotabaru, Yogyakarta (1953-1959)
  • 3. Teknik Arsitektur, ITB, Bandung (1959) Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule, Aachen, Jerman (1960-1966) Fellow Aspen Institute for Humanistic Studies, Colorado, AS (1978) Biografi 1936 Masuk HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang. 1943 Tamat HIS, meneruskan ke STM Jetis, Yogyakarta. Ikut kingrohosi yang diadakan tentara Jepang di lapangan Balapan, Yogyakarta. Mulai tertarik mempelajari Sejarah Dunia dan Filsafat. 1944 STM Jetis dibubarkan, dan dijadikan markas perjuangan tentara RI. Ikut aksi pencurian mobil-mobil tentara Jepang. 1945 Menjadi prajurit TKR Batalyon X divisi III. Bertugas di asrama militer di Vrederburg, lalu di asrama militer di Kotabaru, Yogyakarta. Ikut dalam pertempuran di Ambarawa, Magelang, dan Mranggen. 1946 Melanjutkan sekolah di STM Jetis. Menjadi prajurit Tentara Pelajar, pernah bertugas menjadi sopir pendamping Panglima Perang Sri Sultan Hamengkubuwono IX memeriksa pasukan. 1947 Lulus STM Jetis.
  • 4. Saat Agresi Militer Belanda I, tergabung dalam TP Brigade XVII sebagai komandan TP Kompi Kedu. 1948 Masuk SMU-B Santo Albertus, Malang 1950 Sebagai perwakilan dari Pemuda Katolik menghadiri perayaan kemenangan RI di alun-alun kota Malang. Di sini Mangun mendengar pidato Mayor Isman yang kemudian sangat berpengaruh bagi masa depannya. 1951 Lulus SMU-B Santo Albertus, melanjutkan ke Seminari Menengah Kotabaru, Yogyakarta. 1952 Pindah ke Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang. 1953 Melanjutkan ke Seminari Tinggi. Sekolah di Institut Filsafat dan Teologi Santo Paulus di Kotabaru. Salah satu pengajarnya adalah Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. 1959 8 September ditahbiskan menjadi Imam oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Melanjutkan pendidikan di Teknik Arsitektur ITB. 1960
  • 5. Melanjutkan pendidikan arsitektur di Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule, Aachen, Jerman. 1963 Menemani saat Uskup Agung Semarang, Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ meninggal dunia di Biara Suster Pusat Penyelenggaraan Ilahi di Harleen, Belanda 1966 Lulus pendidikan arsitektur dan kembali ke Indonesia. 1967-1980 Menjadi Pastor Paroki di Gereja Santa Theresia, Desa Salam, Magelang. Mulai berhubungan dengan pemuka agama lain, seperti Gus Dur dan Ibu Gedong Bagoes Oka. Menjadi Dosen Luar Biasa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UGM. Mulai menulis artikel untuk koran Indonesia Raya dan Kompas, tulisan-tulisannya kebanyakan bertema: agama, kebudayaan, dan teknologi. Juga menulis cerpen dan novel. 1975 Memenangkan Piala Kincir Emas, dalam cerpen yang diselenggarakan Radio Nederland. 1978 Atas dorongan Dr. Soedjatmoko, Romo Mangun mengikuti kuliah singkat tentang masalah kemanusiaan sebagai Fellow of Aspen Institute for Humanistic Studies, Aspen, Colorado, AS. 1980-1986
  • 6. Mendampingi warga tepi Kali Code yang terancam penggusuran. Melakukan mogok makan menolak rencana penggusuran. 1986-1994 Mendampingi warga Kedung Ombo yang menjadi korban proyek pembangunan waduk. 1992 Mendapat The Aga Khan Award untuk arsitektur Kali Code. 1994 Mendirikan laboratorium Dinamika Edukasi Dasar. Model pendidikan DED ini diterapkan di SD Kanisius Mangunan, di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. 1998 26 Mei Romo Mangun menjadi salah satu pembicara utama dalam aksi demonstrasi peringatan terbunuhnya Moses Gatutkaca di Yogyakarta. 10 Februari 1999 Wafat karena serangan jantung, setelah memberikan ceramah dalam seminar Meningkatkan Peran Buku dalam Upaya Membentuk Masyarakat Indonesia Baru di Hotel Le Meridien, Jakarta. Karya Arsitektur Pemukiman warga tepi Kali Code, Yogyakarta Kompleks Religi Sendangsono, Yogyakarta Gedung Keuskupan Agung Semarang Gedung Bentara Budaya, Jakarta Gereja Katolik Jetis, Yogyakarta
  • 7. Gereja Katolik Cilincing, Jakarta Markas Kowihan II Biara Trappist Gedono, Salatiga, Semarang Gereja Maria Assumpta, Klaten Gereja Maria Sapta Duka, Mendut Gereja Katolik St. Pius X, Blora Penghargaan Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari Radio Nederland Aga Khan Award for Architecture untuk permukiman warga pinggiran Kali Code, Yogyakarta [www.akdn.org/agency/akaa/fifthcycle/indonesia.html] Penghargaan arsitektur dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk tempat peziarahan Sendangsono. Pernghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996 Buku dan tulisan Balada Becak, novel, 1985 Balada dara-dara Mendut, novel, 1993 Burung-Burung Rantau, novel, 1992 Burung-Burung Manyar, novel, 1981 Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa, 1987 Durga Umayi, novel, 1985 Esei-esei orang Republik, 1987 Fisika Bangunan, buku Arsitektur, 1980 Gereja Diaspora, 1999
  • 8. Gerundelan Orang Republik, 1995 Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, novel, 1983 Impian Dari Yogyakarta, 2003 Kita Lebih Bodoh dari Generasi Soekarno-Hatta, 2000 Manusia Pascamodern, Semesta, dan Tuhan: renungan filsafat hidup, manusia modern, 1999 Memuliakan Allah, Mengangkat Manusia, 1999 Menjadi generasi pasca-Indonesia: kegelisahan Y.B. Mangunwijaya, 1999 Menuju Indonesia Serba Baru, 1998 Menuju Republik Indonesia Serikat, 1998 Merintis RI Yang Manusiawi: Republik yang adil dan beradab, 1999 Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein, 1999 Pemasyarakatan susastra dipandang dari sudut budaya, 1986 Pohon-Pohon Sesawi, novel, 1999 Politik Hati Nurani Puntung-Puntung Roro Mendut, 1978 Putri duyung yang mendamba: renungan filsafat hidup manusia modern Ragawidya, 1986 Romo Rahadi, novel, 1981 (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya) Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogi, dimuat 1982-1987 di harian Kompas, dibukukan 2008 Rumah Bambu, kumpulan cerpen, 2000 Sastra dan Religiositas, kumpulan esai, 1982
  • 9. Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat, 1999 Soeharto dalam Cerpen Indonesia, 2001 Spiritualitas Baru Tentara dan Kaum Bersenjata, 1999 Tumbal: kumpulan tulisan tentang kebudayaan, perikemanusiaan dan kemasyarakatan, 1994 Wastu Citra, buku Arsitektur, 1988 Buku tentang Romo Mangun Sumartana, dkk. Mendidik Manusia Merdeka Romo Y.B. Mangunwijaya 65 Tahun. Institut Dian/Interfedei dan Pustaka Pelajar, 1995. ISBN 9798726014. Wahid, Abdurrahman. Romo Mangun Di Mata Para Sahabat. Kanisius, 1999. ISBN 9796724316. Priyanahadi, dkk. Y.B. Mangunwijaya, Pejuang Kemanusiaan. Kanisius, 1999. ISBN 9796724359. Prawoto, Eko A. Tektonika Arsitektur Y.B. Mangunwijaya. Cemeti Art House Yogyakarta, 1999. Mengenang Y.B. Mangunwijaya, Pergulatan Intelektual dalam Era Kegelisahan. Kanisius, 1999. ISBN 9796724332. Sindhunata. Menjadi Generasi Pasca-Indonesia, Kegelisahan Y.B. Mangunwijaya. Kanisius, 1999. ISBN 9796724324. Purwatma. Romo Mangun Imam bagi Kaum Kecil. Kanisius, 2001. ISBN 9796729598.
  • 10. Rahmanto, B. Y.B. Mangunwijaya: Karya dan Dunianya. Grasindo, 2001. ISBN 9789799652614. Yahya, Iip D. dan Shakuntala, I.B. Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa. Kanisius, 2005. ISBN 9789792105636. Kematian Rama Mangun meninggal pada hari Rabu, 10 Februari 1999 pukul 14:10 WIB di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, setelah terkena serangan jantung saat berbicara di Hotel Le Meridien, Jakarta. Beliau dimakamkan di makam biara komunitasnya di Kentungan, Yogyakarta.[7] Sumber file://localhost/D:/Bahan%20Skripsi/Roro%20Mendut/Roro/Y.%20B.%20Mangu nwijaya%20- %20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.mht