2. SIAPA Kenniko Okta Putra ?
Halo, saya Kenniko Okta Putra. Biasa dipanggil Ken.
Saya lahir di Purwokerto, pernah tinggal sementara
di Bandung, Jakarta, lalu hijrah ke Jogjakarta, dan
sekarang pindah ke Mesir
Udah lima tahun ini saya berkecimpung di dunia per-
coding-an. Di samping itu saya juga terjun di dunia
desain. Baru-baru ini juga ditambah desain interaktif.
Sehari-hari, jemari saya menari di atas keyboard
laptop bersama HTML 5, SCSS, Meteor.js, Laravel,
GIT, Gulp.js, Electron.js, Sketch dan After Effects.
3. awalnya di dunia per-coding-an ini?
• Sejak TK, Papa saya sudah mengenalkan saya dengan komputer. Saya sudah
menggunakan CorelDraw5, yang logonya balon udara itu lho :D Saat SMP, saya
bermain The Sims dan belajar memformat komputer XP sendiri. Setelah itu,
beranjak ke bangku SMA, saya mendapatkan ilmu C++ di pelajaran komputer.
Saat itu, saya juga senang melihat sebuah majalah online yang bernama New
Web Pick. Banyak portfolio dan referensi website dan desain yang bagus di
sana.
Akhirnya saya jadi ingin bikin website. Lalu saya belajar bikin website pake
Dreamweaver (yang masih Macromedia) dan belajar pake Photoshop. Dulu
sempat kursus bikin website sama orang sih. Namun, cuma masuk dua kali saja
karena kebanyakan main (sekarang malah kebanyakan kerja :D).
Tahun berganti, saya memutuskan kuliah D1 di Politeknik Telkom Bandung pada
2007. Di sana saya belajar database, dari MySQL sampai Oracle yang full-
license. Sebenarnya setelah lulus D1, saya mau langsung S1. Ternyata ada
kerjasama dari D3 Institut Teknologi Telkom Bandung. Daripada kuliah S1 lagi
dari awal, akhirnya saya ambil D3 tersebut pada 2008. Tiga tahun kemudian,
saya mengambil kuliah S1 Sistem Informasi di Universitas Bina Nusantara
Jakarta.
4. Slide Title
• Membuat konsep, menyelesaikan masalah, dan menciptakan hal-hal baru adalah bagian
yang paling saya sukai dari sebuah pekerjaan. Saya adalah seorang yang berkepribadian
introvert dan perfeksionis. Saya suka bersepeda, keliling kota, lari, nonton film,
memasak, membicarakan hal-hal inspiratif, dan membaca buku. Buku-buku yang
berpengaruh besar terhadap hidup saya di antaranya: Problem Solving 101: A Simple
Book for Smart People karangan Ken Watanabe, Blink: The Power of Thinking Without
Thinking oleh Malcolm Gladwell, dan Growth Hacker Marketing oleh Ryan Holiday.
• Selepas lulus kuliah, saya pernah kerja di sebuah perusahaan pembuat theme
wordpress. Di Bandung, saya kenal dengan co-founder startup dari Jogja, Lendabook
(lendabook.co) dan tertarik ikut mengembangkannya sehingga saya memutuskan untuk
pindah ke Jogja. Saat pindah ke Jogja, saya dan teman juga membuat studio sendiri yang
kami beri nama Raba Rama (raba-rama.com). Oh ya, karena saat itu ekosistem startup
di Jogja belum terkoneksi, saya juga sempat membuat jogjastartup.com. Saat di Jogja,
Lendabook sempat menang di acara Jogja Startup Day. Akhirnya, kami sempat sekitar 3
bulan diberi kesempatan untuk memakai private room di Jogja Digital Valley (JDV). Di
situlah saya kenal dengan mas Budi, founder TripCribs.com. Singkat cerita, saya ikut
membantu beliau bikin co-working space bernama The Crib. Saya bekerja di sana
selama satu tahun menjadi Lead Developer perusahaan dari Singapura, lalu menikah
dan menemani istri saya yang lanjut kuliah di Mesir. Sampai sekarang, saya masih
bekerja remote di negeri Piramida ini, mengerjakan proyek yang silih berganti. Sembari
mengerjakan proyek, saya juga menulis buku bersama istri, dan membuat platform pre-
order buku tersebut (twinpathbook.com).
5. • Saya berpikir sebenarnya tidak ada perkara bisa apa ngga, adanya mau apa
ngga. Segala sesuatu bergantung dari pikiran kita. Contohnya, saat saya bekerja
dengan orang-orang Singapura, itu adalah pengalaman pertama saya
berkolaborasi dengan orang luar negeri. Namun, ternyata saya bisa
melakukannya. Ketika saya mendapatkan proyek animasi oleh Menteri
Pekerjaan Umum Indonesia, sejujurnya saya tidak tahu tentang animasi.
• “Fake it till you become it.” — Amy CuddySatu lagi, kalau saya tidak
mengerjakan suatu produk dengan seratus persen, saya tidak akan puas.
Sebelum saya melangkah atau membuat sesuatu, terlebih dahulu saya buat
konsepnya dari A sampai Z, sehingga saya tahu pasti apa yang harus saya
lakukan dan bisa mengatur strategi dengan baik. Sebelum mengerjakan, saya
selalu mencari best practice-nya terlebih dahulu. Kebanyakan proyek yang saya
tangani selalu membutuhkan skill yang berbeda. Memang awalnya lama,
namun ke depannya, jika saya mengerjakan proyek yang tipenya sama,
kecepatan kerja bakal dua kali lebih cepat.
• “Every big step starts with an Inch”, ini salah satu quote yang menginspirasi
saya untuk melakukan hal-hal besar dimulai dari langkah kecil.
6. KOK DI kerja remote?
Karena Allah menghendaki.
Ya kerena pekerjaannya memang tidak
membutuhkan interkasi langsung
(walaupun memang itu lebih bagus).
Sekarang udah ada skype, trello, slack yg
mempermudah briefing dan komunikasi.
Dan alhamdulillah client dan partner kerja
juga sekufu hehe :)
7. MESIR DAN REMOT
• Kurang lebih sama kaya di Indonesia. Kerja remot masih belum populer di Mesir, susah ngejelasin ke
orang-orang. Dan kalo tinggal di luar negri memang yang paling kerasa susah adalah kalo kita kurang
menguasai bahasa negara tersebut. Kalo tips dari saya paling ngga harus bisa percakapan buat belanja di
pasar atau supermaket hehe..
• Sukanya di mesir ini orang-orangnya walo terlihat garang-garang dan di mana-mana ngomongnya
cenderung lebih keras suaranya dari pada di Indonesia, tapi sebenarnya baik-baik dan ramah. Sapa
menyapa dan mengucapkan Assalamu’alaikum (di Mesir ini adalah sapaan default, kalo di Indonesia
mungkin “gimana kabar” gitu) dengan orang yang tidak dikenal yang lewat di jalan sering dijumpai di
mana-mana.
• Makanan juga relatif sama harganya, tapi bedanya di sini jenis barang-barangnya beda dan lebih ke barat-
baratan kaya misal yogurt dan keju lebih murah di sini. Kecuali air minum, di sini 3–4 kali lebih mahal dari
pada di Indonesia. Air galon bisa sampe 50rb yang di Indonesia cuma belasan ribu (mungkin karena di
Mesir ngga ada jenis refill ya). Untuk internet provider di Mesir relatif sama dengan di Indonesia. Bedanya
di sini lebih stabil dan vimeo gak di block hahaha...
• Sama penyesuaian jam kerja juga di sini beda 5 jam lebih lambat dari Indonesia. Jadi kalo di Indonesia
udah pada makan siang, saya baru sarapan.
• Bisa ceritakan lebih dalam tentang bidang animator web yang mas geluti??
• Untuk pekerjaan sebagai animator atau yang lebih sekarang lebih populer dengan motion graphic, saya
mengerjakannya under Raba-Rama Studio bersama partner sekaligus co-founder saya, @gustopo.
• Pertama, partner saya atau client membuat story board dulu. Story board ini sebagai acuan untuk
membuat assets illustrasi dan patokan waktu untuk menganimasi. Isinya sequence, scene, dan shot.Shot
adalah satu file AI (Adobe Illustrator) yang akan dianimasikan (kalau di dunia perfilman, shot adalah
aktivitas perekaman dimulai dari menekan tombol rekam pada kamera hingga diakhiri dengan stop).
Scene adalah setting satu cerita atau adegan, bisa terdiri dari beberapa shot atau satu shot tapi panjang.
Sequence boleh dibilang seperti satu bab dalam buku berisi rangkaian beberapa scene. Saya secara tidak
sadar jadi belajar sedikit sinematografi juga, hehe.