Terumbu karang adalah endapan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh karang dan organisme lain. Terumbu karang mendukung keanekaragaman hayati laut dan memberikan manfaat seperti habitat ikan, pariwisata, dan sumber obat-obatan. Namun, terumbu karang saat ini terancam oleh berbagai aktivitas manusia seperti pembangunan, polusi, dan perubahan iklim."
Presentasi ini membahas tentang keanekaragaman hayati di perairan. Secara singkat, presentasi menjelaskan tentang distribusi dan jenis-jenis ekosistem perairan seperti laut, danau, sungai, terumbu karang, bakau, dan lamun yang saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam menyediakan keanekaragaman hayati dan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem mangrove dan peranannya sebagai habitat bagi berbagai biota termasuk kepiting. Mangrove memiliki fungsi fisik, biologis, dan ekonomis yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan tingkat kesamaan komunitas kepiting brachyura di beberapa tegakan mangrove di sekitar Taman Nasional Rawa Aopa."
Dokumen tersebut membahas mengenai biota asosiasi pada ekosistem terumbu karang di Indonesia. Terumbu karang merupakan ekosistem yang kaya akan sumber daya dan menjadi habitat bagi berbagai organisme laut seperti alga, ikan karang, dan echinodermata. Ketiga organisme tersebut berasosiasi di terumbu karang untuk mencari makanan, berlindung, dan berkembang biak.
Laporan ini meninjau keanekaragaman benthos dan nekton di hutan mangrove Pulau Sembilan, Sumatera Utara. Tujuannya adalah mengetahui jenis-jenis organisme yang hidup di mangrove serta hubungan antara vegetasi dan kondisi lingkungan terhadap kelimpahan spesies. Berbagai jenis moluska dan crustacea ditemukan yang bergantung pada mangrove sebagai habitat dan sumber makanan.
Terumbu karang adalah endapan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh karang dan organisme lain. Terumbu karang mendukung keanekaragaman hayati laut dan memberikan manfaat seperti habitat ikan, pariwisata, dan sumber obat-obatan. Namun, terumbu karang saat ini terancam oleh berbagai aktivitas manusia seperti pembangunan, polusi, dan perubahan iklim."
Presentasi ini membahas tentang keanekaragaman hayati di perairan. Secara singkat, presentasi menjelaskan tentang distribusi dan jenis-jenis ekosistem perairan seperti laut, danau, sungai, terumbu karang, bakau, dan lamun yang saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam menyediakan keanekaragaman hayati dan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem mangrove dan peranannya sebagai habitat bagi berbagai biota termasuk kepiting. Mangrove memiliki fungsi fisik, biologis, dan ekonomis yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan tingkat kesamaan komunitas kepiting brachyura di beberapa tegakan mangrove di sekitar Taman Nasional Rawa Aopa."
Dokumen tersebut membahas mengenai biota asosiasi pada ekosistem terumbu karang di Indonesia. Terumbu karang merupakan ekosistem yang kaya akan sumber daya dan menjadi habitat bagi berbagai organisme laut seperti alga, ikan karang, dan echinodermata. Ketiga organisme tersebut berasosiasi di terumbu karang untuk mencari makanan, berlindung, dan berkembang biak.
Laporan ini meninjau keanekaragaman benthos dan nekton di hutan mangrove Pulau Sembilan, Sumatera Utara. Tujuannya adalah mengetahui jenis-jenis organisme yang hidup di mangrove serta hubungan antara vegetasi dan kondisi lingkungan terhadap kelimpahan spesies. Berbagai jenis moluska dan crustacea ditemukan yang bergantung pada mangrove sebagai habitat dan sumber makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hewan laut dan pemanfaatannya di bidang kesehatan. Biota laut dibagi menjadi plankton, nekton, dan benthos, serta diklasifikasikan berdasarkan habitat dan kemampuan berenang. Dokumen ini juga menjelaskan zona kedalaman laut dan hewan-hewan khas yang hidup di setiap zona. Beberapa contoh hewan laut beserta pemanfaatannya di bidang kesehatan dij
Ekologi laut mempelajari ekosistem air laut, termasuk lautan, pantai, estuari, terumbu karang, dan padang lamun. Habitat laut dibedakan berdasarkan kedalaman dan wilayahnya, sedangkan ekosistemnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Teks tersebut membahas tentang sistem pencernaan ikan lomek (Harpodonnehereus) di perairan Dumai. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa ikan lomek memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Teks juga menjelaskan bahwa ikan lomek adalah omnivora yang memakan ikan kecil, udang, dan teri.
Gabon baru-baru ini menciptakan kawasan konservasi perairan pertama di Afrika Tengah yang melindungi 18.000 mil persegi perairan dari penangkapan ikan komersial untuk melindungi spesies laut terancam. Pengumuman ini didukung oleh penelitian National Geographic Pristine Seas untuk mengeksplorasi dan melindungi ekosistem laut terpencil.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan manfaat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir dan dipengaruhi pasang surut air laut. Ia memiliki ciri akar khusus dan biji yang dapat berkecambah serta bermanfaat sebagai pelindung pantai, sumber daya alam, dan habitat satwa. Kerusakan mangrove dapat dicegah dengan penanaman pohon dan perlindungan bersama masy
Danau Sentarum memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 675 jenis flora, 265 jenis ikan, 147 jenis mamalia, 310 jenis burung, dan 31 jenis reptil. Kawasan ini penting untuk ekosistem, ekonomi masyarakat lokal, dan sumber daya air di Kalimantan Barat. Pembangunan bendungan dapat mengganggu fungsi ekologi dan hidrologi Danau serta menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat setempat
Taman Nasional Danau Sentarum memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 675 jenis flora, 265 jenis ikan, 147 jenis mamalia, 310 jenis burung dan 31 jenis reptil. Kawasan ini penting untuk ekosistem, ekonomi dan masyarakat lokal, namun rencana pembangunan bendungan dapat mengganggu fungsi ekologi danau serta mencabut mata pencaharian masyarakat.
Tiga jenis terumbu karang utama yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah terumbu karang tepi yang tumbuh di sepanjang pantai pulau, terumbu karang penghalang yang tumbuh lebih jauh dari pantai dan membentuk kolam air di antaranya, serta terumbu karang cincin yang membentuk cincin mengelilingi pulau vulkanik tenggelam. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat ekologi dan ekonomi yang signifikan dari ter
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hewan laut dan pemanfaatannya di bidang kesehatan. Biota laut dibagi menjadi plankton, nekton, dan benthos, serta diklasifikasikan berdasarkan habitat dan kemampuan berenang. Dokumen ini juga menjelaskan zona kedalaman laut dan hewan-hewan khas yang hidup di setiap zona. Beberapa contoh hewan laut beserta pemanfaatannya di bidang kesehatan dij
Ekologi laut mempelajari ekosistem air laut, termasuk lautan, pantai, estuari, terumbu karang, dan padang lamun. Habitat laut dibedakan berdasarkan kedalaman dan wilayahnya, sedangkan ekosistemnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Teks tersebut membahas tentang sistem pencernaan ikan lomek (Harpodonnehereus) di perairan Dumai. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa ikan lomek memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Teks juga menjelaskan bahwa ikan lomek adalah omnivora yang memakan ikan kecil, udang, dan teri.
Gabon baru-baru ini menciptakan kawasan konservasi perairan pertama di Afrika Tengah yang melindungi 18.000 mil persegi perairan dari penangkapan ikan komersial untuk melindungi spesies laut terancam. Pengumuman ini didukung oleh penelitian National Geographic Pristine Seas untuk mengeksplorasi dan melindungi ekosistem laut terpencil.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan manfaat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir dan dipengaruhi pasang surut air laut. Ia memiliki ciri akar khusus dan biji yang dapat berkecambah serta bermanfaat sebagai pelindung pantai, sumber daya alam, dan habitat satwa. Kerusakan mangrove dapat dicegah dengan penanaman pohon dan perlindungan bersama masy
Danau Sentarum memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 675 jenis flora, 265 jenis ikan, 147 jenis mamalia, 310 jenis burung, dan 31 jenis reptil. Kawasan ini penting untuk ekosistem, ekonomi masyarakat lokal, dan sumber daya air di Kalimantan Barat. Pembangunan bendungan dapat mengganggu fungsi ekologi dan hidrologi Danau serta menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat setempat
Taman Nasional Danau Sentarum memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 675 jenis flora, 265 jenis ikan, 147 jenis mamalia, 310 jenis burung dan 31 jenis reptil. Kawasan ini penting untuk ekosistem, ekonomi dan masyarakat lokal, namun rencana pembangunan bendungan dapat mengganggu fungsi ekologi danau serta mencabut mata pencaharian masyarakat.
Tiga jenis terumbu karang utama yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah terumbu karang tepi yang tumbuh di sepanjang pantai pulau, terumbu karang penghalang yang tumbuh lebih jauh dari pantai dan membentuk kolam air di antaranya, serta terumbu karang cincin yang membentuk cincin mengelilingi pulau vulkanik tenggelam. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat ekologi dan ekonomi yang signifikan dari ter
bahan presentasi mengenai molusca di indonesia.pptx
1. JENIS-JENIS MOLUSKA YANG
DILINDUNGI
PADA AREA KONSERVASI
DI PULAU POMBO
DI SUSUN OLEH
Daniela M Polnaya (1369923012)
Eda Salampessy (1369923008)
Ricko Hendriks (13699230010)
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Pombo merupakan salah satu
Pulau di Provinsi Maluku yang ditetapkan
sebagai kawasan konservasi sumber daya
alam dengan kategori Kawasan Suaka Alam,
dengan status Cagar Alam/Taman Laut oleh
Pemerintah Indonesia. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 392/Kpts-II/1996 tanggal
30 Juli 1996, Pulau Pombo dan perairan disekitarnya
ditunjuk sebagai Cagar Alam (2 Ha) dan Taman
Wisata Alam (998 Ha). Kawasan CA dan TWAL Pulau
Pombo berada pada wilayah Kecamatan Salahutu
merupakan sebuah pulau kecil yang diapit oleh Pulau
Haruku dan Pulau Ambon serta merupakan pulau
yang tidak berpenghuni.
3. Sebagai TWAL menjadikan kawasan
konservasi ini selain mengemban fungsi sebagai
penyelamatan plasma nutfah atau keaneka-
ragaman terumbu karang, juga untuk
pengembangan wisata bahari dan perikanan.
Kawasan perairan Pulau Pombo memiliki
pemandangan laut berupa batu-batu karang yang
sangat indah yang tersusun rapi sangat alamiah,
dipadukan dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias,
zoo-plankton dan kerang-kerangan.
4. Kondisi perairan Pulau Pombo yaitu adanya arus
berputar (up-welling) dan ketersediaan makanan,
memungkinkan keanekaragaman keberadaan satwa
laut di kawasan konservasi ini, antara lain Ikan Puri
(Stolephorus sp.), Momar (Decapterus sp.), Komu
(Auxis thzard), Lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis
Lolasi (Caesionidae) serta moluska seperti Kima
(Tridacnidae), Bia jalang (Strombus luhuanus), Lola
(Trochus niloticus), Bia kambing (Lambis sp.), Bia
gengge (Nautilus pompilius), Japing-japing (Pinctada
margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae,
Strombidae, dan Connidae.
5. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
Apa saja jenis-jenis molusca yang telah langka serta
sudah dilindungi pada daerah konservasi di Pulau
Pombo?
Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam
pengembangan TWAL beserta organisme yang
dilindungi tersebut?
6. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui jenis-jenis molusca yang telah langka
serta sudah dilindungi pada daerah konservasi di
Pulau Pombo
Mengetahui peran pemerintah dan masyarakat dalam
pengembangan TWAL beserta organisme yang
dilindungi.
7. BAB II PEMBAHASAN
Kawasan Konservasi Pulau Pombo
Secara geografis Pulau Pombo ini terletak di
antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan
koordinat 128°22’09″ BT dan 3°31’35″
LS. Sedangkan secara administratif pemerintahan
kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi
Maluku.
Salah satu pulau kecil di Maluku ini memiliki
pesona yang sungguh luar biasa. Letaknya yang jauh
dari pemukiman penduduk membuat pulau tersebut
sangat terjaga keasrian dan kealamiannya.
8. Potensi Flora Fauna dan Vegetasi
Kawasan konservasi Pulau Pombo baik daratan
yang ditunjuk sebagai cagar alam maupun perairan yang
mengelilinginya sebagai taman wisata alam laut, memiliki
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang cukup
tinggi.
Keanekaragaman keberadaan satwa laut di
kawasan konservasi ini, antara lain :
Ikan Puri (Stolephorus sp.), Momar (Decapterus sp.),
Komu (Auxis thzard), Lema (Rastreliger kanagurta), jenis-
jenis Lolasi (Caesionidae) serta moluska seperti Kima
(Tridacnidae), Bia jalang (Strombus luhuanus), Lola
(Trochus niloticus), Bia kambing (Lambis sp.), Bia gengge
(Nautilus pompilius), Japing-japing (Pinctada
margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae,
Strombidae, dan Connidae. Dari jenis-jenis moluska
tersebut ada beberapa jenis yang langka atau sudah
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7
Tahun 1999.
9. Berbagai jenis flora di Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Pulau Pombo di antaranya adalah :
Kayu Marsegu (Nauclea orientalis), Croton sp.,
Salimuli (Cordia subcordata), Gumira Pantai (Premna
corymbosa), Sayur Putih (Pisonia alba), Kayu Mata
Ikan (Hernandia peltata), Hutung (Barringtonia
asiatica), Beringin (Ficus benjamina), Ketapang
(Terminalia catappa) dan Dadap (Erythrina variegata).
10. Berdasarkan tipe vegetasi, Pulau Pombo termasuk
tipe hutan vegetasi pantai dengan jenis pohon dan flora
yang bervariasi dengan strata yang tidak
sempurna. Strata teratas membentuk tajuk hutan terdiri
atas pohon-pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m,
strata terbawah terdiri dari perdu/anakan pohon. Jenis
yang banyak dijumpai antara lain Kayu Besi (Intsia
bijuga), Cemara Laut (Casuarina sp.), Pule (Alstonia
scholaris), Bakau (Rhizoporasp.), Kira-kira (Xylocarpus
granatum), Ketapang (Terminalia cattapa), Linggua
Pantai (Pterocarpus indicus), Galala dan lain-lain.
11. Potensi Flora Fauna dan Vegetasi
Taman Wisata Alam Pulau Pombo memiliki
pemandangan laut berupa batu-batu karang yang sangat
indah yang tersusun rapi dan sangat alamiah, dipadukan
dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias, zoo-plankton
dan jenis kerang-kerangan.
Pulau Pombo memiliki salah satu jenis burung
khas/endemik pulau ini yaitu Burung Pombo (Ducula
bicolor). Selain itu juga ditemukan berbagai jenis burung
perairan lainnya. Wisata pengamatan burung
(birdwatching) dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan perilaku burung di secara alami.
12. Keanekaragaman keberadaan satwa laut, antara
lain Ikan Puri (Stolephorus sp.), Momar (Decapterus sp.),
Komu (Auxis thzard), Lema (Rastreliger kanagurta), jenis-
jenis Lolasi (Caesionidae) serta moluska seperti Kima
(Tridacnidae), Bia jalang (Strombus luhuanus), Lola
(Trochus niloticus), Bia kambing (Lambis sp.), Bia gengge
(Nautilus pompilius), Japing-japing (Pinctada
margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae,
Strombidae, dan Connidae.
13. Jenis-Jenis Molusca Yang dilindungi Di Pulau
Pombo
Potensi sumberdaya laut di Pulau Pombo terkhususnya
molusca merupakan salah satu sumberdaya yang cukup berlimpah.
Hal ini dilihat dari berbagai jenis molusca yang ditemukan di daerah
Pulau Pombo.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7 Tahun 1999 seperti
Kima (Tridacnidae), Lola (Trochus niloticus), Bia gengge (Nautilus
pompilius) dan Triton trompet (Charonnia tritonis).
No Famili Spesies Nama Lokal Keterangan
1 Tridacnidae Tridacnidae Kima Dilindungi
2
Strombidae
Strombus luhuanus Bia jalang -
Lambis sp. Bia kambing -
3 Trochidae Trochus niloticus Lola Dilindungi
4 Nautilidae Nautilus pompilius Bia gengge Dilindungi
5 Pteriidae Pinctada margaritifera Japing-japing -
6 Ranellidae Charonnia tritonis Triton trompet Dilindungi
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Molusca di Daerah Konservasi Pulau Pombo
14. Kima (Tridacnidae)
Kima adalah biota moluska
bertubuh lunak dan bercangkang
yang masuk dalam kelas Bivalvia
yang pada umumnya disebut kelompok
kerang-kerangan. Kerang ini umumnya
hidup di habitat terumbu karang dan
berukuran besar serta berumur
panjang
Kima cenderung hidup menetap
(tidak berpindah tempat) pada substrat
dan ditemukan pada perairan dangkal
sampai pada kedalaman 20 meter,
terutama pada ekosistem terumbu
karang dengan kondisi air yang jernih,
serta perairan yang cerah.
Gambar 2.1 Kima (Tridacnidae)
15. Kerang Lola (Trochus niloticus)
Kerang Lola (Trochus niloticus)
merupakan hewan moluska dari
kelas Gastropoda yang hidup di
rataan terumbu karang. Kerang
ini memiliki manfaat ekologis di
ekosistem terumbu karang
sebagai herbivora yang
mengontrol populasi makroalga.
Kerang ini juga memiliki potensi
ekonomis yang cukup tinggi
karena memiliki cangkang
dengan lapisan mutiara yang
bermutu tinggi. Gambar 2.2
Kerang Lola
(Trochus niloticus)
16. Di perairan Indonesia, khususnya di Maluku,
penyebaran lola terkonsentrasi dari Maluku Tenggara,
Utara dan Tengah. Yang paling tiggi kepadatannya
ditemukan di Pulau Kei Besar (Arafin, 1993). Di Sulawesi
Selatan dan Tenggara, lola ditemukan dikepulauan
sembilan, Perairan pantai Bira, Spermonde dan
Kepulauan Pangkep, Perairan Barru dan Pulau Liukan
Loe. (Ali et al., 1992; Soekendarsi dan Paonganan, 1996;
Paonganan, 1997; Paonganan 2000).
17. Bia gengge (Nautilus
pompilius)
Nautilus pompilius
ditemukan di kawasan Indo-Pasifik.
Mereka terutama hidup di dekat
dasar perairan, di perairan dengan
kedalaman hingga 500 meter,
namun muncul lebih dekat ke
permukaan sepanjang waktu.
Mereka hidup di sepanjang
dasar pantai dan terumbu karang di
Pasifik Selatan. Nautilus pompilius
dapat tumbuh hingga panjang
sekitar 20 cm. Cangkangnya yang
halus dan tipis berbentuk spiral
eksogastrik, atau di atas hewan, dan
mempunyai pola berwarna coklat
dan putih.
Gambar 2.3
Bia gengge
(Nautilus pompilius)
18. Triton Trompet
(Charonnia tritonis)
Trumpet Triton
(Charonia tritonis) adalah
salah satu spesies cangkang
terbesar yang ditemukan di
laut Yunani. Panjangnya bisa
mencapai hingga 40cm. Nama
ilmiahnya diambil dari Triton,
putra dewa laut, Poseidon
(Neptunus). Kadal air
ditemukan di habitat berpasir
dan berbatu, hingga
kedalaman 50m.
Gambar 2.4
Triton Trompet
(Charonnia tritonis)
19. Seperti kerang-kerang lainnya, triton trompet
memiliki kepala berkembang baik yang memiliki mata,
tentakel, dan mulut menonjol berbentuk pipa. Juga
terdapat otot-otot kaki datar yang digunakan untuk
merayap. Kekhasan fauna yang bisa membesar dan
memanjang ini terletak pada bentuknya seperti trompet
atau mirip tanduk. Selain itu, ukuran cangkangnya
tergolong cukup besar, antara 30-50 cm.
Triton trompet biasanya menyantap beberapa jenis
bulubabi, moluska, dan bintang laut. Namun paling utama,
triton memangsa bintang laut mahkota duri (Acanthaster
plancii), yang terkenal gemar menyantap polip karang.
20. Peran pemerintah dan masyarakat dalam
pengembangan TWAL beserta organisme yang
dilindungi
Dari hasil pantauan Balai Konservasi Biota Laut (BKBL)
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon sejak
tahun 2011, sekitar 50 persen ekosistem terumbu karang
di Pulau Pombo telah rusak.
Padahal kawasan pulau Pombo seluas 998 m2 telah
ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan SK
Menteri Kehutanan No.329/KPTS-VI/1996 dalam bentuk
taman wisata alam laut.
Sementara berdasarkan keputusan Menteri Pertanian
No.327/Kpts/7/1973 luas kawasan Taman Wisata Alam
(TWA) Pulau Pombo adalah 1.000 Ha
21. Pada tahun 2022 kemarin Komunitas Jala Ina yang
peduli terhadap lingkungan pesisir dan laut, terutama
ekosistem terumbu karang dan ikan, berusaha ikut
menyelamatkan ekosistem Pulau Pombo menebar
sekitar 500 benih ikan kakap putih dan 100 benih ikan
nemo (Amphiprion ocellaris) yang benihnya berasal dari
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon.
Ada jenis-jenis moluska yang langka atau sudah
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7
Tahun 1999 seperti Kima (Tridacnidae), Lola (Trochus
niloticus), Bia gengge (Nautilus pompilius) dan Triton
trompet (Charonnia tritonis).
Peraturan pemerintah inilah yang juga menjadi acuan
bagi masyarakat untuk terus menjaga dan melindungi
ekosistem yang sudah mulai langka sehingga
keberlangsungan kehidupan dari ekosistem tersebut
tetap terjaga.
22. BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Kawasan konservasi Pulau Pombo baik daratan yang ditunjuk
sebagai cagar alam maupun perairan yang mengelilinginya
sebagai taman wisata alam laut, memiliki keanekaragaman
hayati dan ekosistemnya yang cukup tinggi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7 Tahun 1999
seperti Kima (Tridacnidae), Lola (Trochus niloticus), Bia
gengge (Nautilus pompilius) dan Triton trompet (Charonnia
tritonis) adalah jenis-jenis moluska yang langka dan harus
dilindungi.
Keberadaan organisme yang dilindungi tentu menjadi
perhatian penting pemerintah lewat peraturan-peraturan yang
diberlakukan dibarengi dengan kesadaran masyarakat yang
juga turun tangan membantu melestarikan serta menjaga
organisme yang dilindungi tersebut