PT. Vivakarya Wisatajaya III - 1
BAB III
METODE STUDI
3.1 METODE PENGUMPULANDANANALISIS DATA
Pada bagianini akandijelaskan metode pengumpulan dan analisis data baik primer dan/atau
sekunderyangdigunakandalam prakiraandampak.Metode pengumpulandananalisisdataini
akan digunakan untuk:
a. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan
yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya;
b. Menelaah,mengamati danmengukurkomponen lingkungan hidup yang diperkirakan
terkena dampak besar dan penting.
Data primer yang diambil meliputi data-data yang menjadi isu penting yang akan diperoleh
dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh untuk
dianalisis di laboratorium, selain itu juga akan dilakukan wawancara langsung dengan
masyarakat maupun aparat pemerintah setempat. Data sekunder akan dikumpulkan melalui
cara studi literatur serta informasi dari instansi terkait.
3.1.1 PENURUNAN KUALITAS UDARA
a. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk aspek kualitas udara dan tingkat kebisingan terdiri dari data
primer dan data sekunder yang berupa:
 Data klimatologi (paling tidak satu tahun terakhir) meliputi arah angin, kecepatan angin,
suhu, tekanan udara, dan curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamat klimatologi
yang terdekat dengan lokasi proyek.
 Data hasil pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan yang pernah
dilakukan disekitar lokasi.
 Data perkiraanjumlahkendaraan berat dan alat berat yang akan digunakan selama masa
konstruksi dan perkiraan konsumsi bahan bakar.
 Data perkiraan jumlah kendaraan bermotor yang digunakan selama masa operasi dan
perkiraan konsumsi bahan bakar.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 2
b. Metode Analisis Data
Pengukurankualitasudaradantingkatkebauanakandilakukandenganmetode yang mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
dan KepMEn 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan seperti disajikan pada Tabel 3.1.
Metode analisis tingkat kebisingan mengacu pada Kep.Men.LH No. 48/11/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan, seperti disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Parameter, Baku Mutu dan Metode Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan
c. Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi pengambilan contoh kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan pada lokasi yang
dipandang representatif, yaitu di :
 Satu (1) titik lokasi proyek, untuk mengetahui rona awal sebelum konstruksi dan
operasional.
 Satu (1) titikUp Wind,untuk mengetahui kondisi udaraambientsebelummemasuki lokasi
proyek.
 Satu (1) titikdi Down Wind,untukmengetahuikondisi udara ambient sesudah memasuki
lokasi proyek.
 Satu (1) titik di Pemukiman Penduduk, untuk mengetahui rona awal pada pemukiman
penduduk di sekitar proyek.
Pengukuran kebisingan akan dilakukan di beberapa lokasi yang tempatnya sama dengan
pengukuran kualitas udara (4 titik) dengan menggunakan Sound Level Meter.
No Parameter Simbol Metoda Alat
1 Sulfur Dioksida SO2  Spektrofotometri
 Pararosanilin
 Midget Impinger
 Spektrofotometer
2
Nitrogen Oksida NOx
 Spektrofotometri
 Saltzman
 Midget Impinger
 Spektrofotometer
3 Karbon Monoksida CO
 Non DipersiveInfra
Red (NDIR)
 NDIR Analyzer
4 Debu  Gravimetri  High Volume Sampler
 Tingkat kebauan
5 Amoniak NH3
 Nessler
 Spektrofotometriq
 Impinger
 Spektrofotometer
6 Hidrogen Sulfida H2S
 Merkuri Tiosianat
 Absobsi gas
 Spektrofotometer
 Gas Kromatografi
 Tingkat kebisingan
7 Kebisingan Bising  Pengukuran in situ  Sound Level Meter
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 3
3.1.2 LALU LINTAS
Kajian aspek lalu-lintas pada studi ANDAL VBLS ditujukan untuk mengetahui bangkitan dan
tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pengembangan bandara pada
jaringan jalan yang terpengaruh, sehingga dapat diketahui kemampuan (daya tampung)
jaringan jalan tersebut dalam menampung bangkitan dan tarikan kegiatan baru tersebut.
Metodologi pengkajianaspektransportasi,terutamaterhadappengembangan wilayah sekitar
dalam hubungannya dengan rencana pembangunan VBLS dilakukan dengan cara
menyelaraskandengansistemtransportasi denganrujukansistem transportasi secararegional
(makro) dan lokal (mikro).
1. Pengumpulan Data
Untuk mengkaji bangkitandantarikanyangtimbul akibatkegiatan VBLS maka diperlukan
data-data berikut ini:
- Rencana jenis dan fungsi bangunan yang ada di lokasi VBLS yang berpotensi
menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas
- Analogi bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat kegiatan VBLS
- Volume lalu lintas di jalan eksisting yang terpengaruh
- Kondisi jalan, kapasitas jalan eksisting
Metodologi pengumpulan data seperti diuraikan berikut ini:
 Penetapan Jaringan jalan yang terpengaruh langsung
Penetapan jaringan jalan yang terpengaruh didasarkan atas pengaruh langsung dari
bangkitan dan tarikan pengembangan VBLS dan sarana penunjangnya. Dalam hal ini
ditetapkan ruas jalan yang terpengaruh langsung adalah ruas jalan Raya Senggigi. Hal
ini dilakukan terutama untuk menilai kinerja jalan eksisting yang akan digunakan
sementara pada kegiatan konstruksi, seperti pengangkutan peralatan konstruksi,
material bangunan dan lainnya.
 Pengumpulan Data Primer
Untuk mengetahui volume lalu lintas maka dilakukan pengumpulan data primer
melalui pencacahankendaraan (traffic counting) terklasifikasi pada titik pengamatan
yang telah ditetapkan, baik pada ruas jalan maupun simpang yang diidentifikasi
terkena dampak langsung pada tahap konstruksi.
 Pengumpulan Data Sekunder
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data instansi maupun studi literatur untuk
mencari beberapa analogi bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan oleh kegiatan
tersebut. Jenis-jenis data yang dikumpulkan antara lain adalah :
o Survey instansional untuk mendapatkan data sekunder tentang tingkat
pertumbuhan lalu-lintas, program pengembangan prasarana jalan, rencana tata
ruang dan sistem transportasi, baik yang berkaitan langsung dengan
pengembangan VBLS maupun sistem transportasi yang mendukung
pengembangan VBLS.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 4
o Studi literatur untuk mendapatkan referensi tentang jenis-jenis bangkitan dan
tarikan yang sesuai dengan penggunaan bangunan di VBLS dalam rangka
mendapatkan analogi bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh
kegiatan tersebut.
2. Metode Survey
Pemilihan metoda survey dilakukan berdasarkan kondisi (kendala dan potensi) wilayah
studi,sertamempertimbangkan tingkat kedalaman dan ketelitian data yang dibutuhkan
pada proses selanjutnya. Pada studi ini survey primer yang dilakukan terdiri dari survey
lalu lintas dan survey bangkitan lalu lintas.
 Survey di Ruas
o Survey volume lalu lintas terklasifikasi
Metoda survey yang digunakan adalah dengan cara manual. Waktu survey yang
dipilihadalahhari kerja(weekdays) dan hari libur (weekend) untuk ruas jalan dan
untuk simpang dilakukan hanya pada hari kerja.
Pencacahankendaraan(trafficcounting) terklasifikasi pada titik pengamatan yang
telah ditetapkan dilakukan pada periode waktu puncak, yakni pagi antara jam
06.00-09.00, siang antara jam 11.00 - 14.00 dan sore antara jam 16.00-19.00.
Waktu puncakditetapkanberdasarkandatapra survey yang mengindikaskan pola
lalu-lintas harian pada jalan tersebut, yakni terdapat jam-jam puncak pagi, siang
dan sore seperti tersebut di atas.
o Survey geometrik
Surveygeometrikdilakukanuntukmengetahuiukuran-ukuran(diameter) fisikjalan
yang sebenarnya, seperti lebar ROW, lebar perkerasan, trotoar dan bahu jalan.
Metoda survey yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan
meteran). Geometrik ruas-ruas yang diukur adalah ruas jalan dan juga jembatan
(bila ada) di sekitar lokasi studi. Dalam survey geometrik ini juga dilakukan
pengamatan penggunaan lahan di kanan-kiri jalan dan penggunaan bahu jalan
untuk mengetahui klasifikasi hambatan samping. Survey geometrik ini tidak
dipengaruhi oleh waktu survey.
3. Lokasi Studi
Lokasi pengamatan volume kendaraan adalah di dua lokasi, yaitu:
o Jalan Raya Senggigi.
Titik pengambilan sampel volume kendaraan tersaji pada Gambar 3.2, yang ditentukan
berdasarkanperkiraan lokasi yang akan terkena dampak langsung dari tarikan lalu lintas
kegiatan VBLS.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 5
4. Analisis Sistem Transportasi
Tujuan dari analisis sistem transportasi untuk mengkaji pola perkembangan sistem
transportasi darat dan keterkaitan antara pusat kegiatan yang ada dengan yang akan
direncanakan untuk mengarahkan perkembangan penggunaan lahan di sekitar VBLS.
Dalambuku Manual KapasitasJalanIndonesia(MKJI,1997) istilahvolume lalulintasdiubah
menjadi aruslalulintas,karenaadanyapergerakanyangmemiliki dimensi besaranvolume
dan unsur waktu. Namun selanjutnya untuk menyesuaikan dengan rumus, maka istilah
Volume lalu lintas tetap digunakan.
Tingkat kinerja lalu lintas pada suatu ruas jalan yang akan terpengaruh oleh kegiatan
proyek akan dinilai menggunakan metoda MKJI, 1997. Besaran lalu lintas di suatu ruas
jalan dikenal dengan nama Volume lalu lintas (Traffic Volume) dengan parameter lalu
lintas yang dikaji (akan disesuaikan dengan kondisi jaringan jalan) terutama untuk ruas
jalan di perkotaan/di luar kota adalah dengan parameter sebagai berikut :
Derajat kejenuhan lalulintas (Degree of Saturation, DS).
DerajatKejenuhan (DS) adalah rasio volume arus lalulintas (Q) terhadap kapasitas jalan
(C).
DS = Q/C
Dimana :
Q : arus lalulintas
C : kapasitas jalan
Kapasitas (Capacity/C)
C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Dimana:
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas.
FSsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah.
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota.
Berdasarkanhasil perhitunganLOSini dicari hubungan dengan kecepatan operasi kendaraan.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 6
Tabel 3.2 Tingkat Pelayanan Jalan
LOS Deskripsi Arus
Kecepatan
(km/jam)
V/C (volume per
kapasitas)
A Arusbebasbergarak(aliranlalulintasbebas,tanpa
hambatan)
> 50  0,4
B Arusstabil,tidakbebas(aliranlalulintas,kemungkinan
terjadi kasusperlambatan)
40 – 50  0,5
C Arusstabil,kecepatanterbatas(aliranlalulintasmasihbaik
dan stabil,denganperlambatanyangmasihditerima)
32 – 40  0,8
D Arusmulai tidakstabil (mulai dirasakanadanyagangguan
dalamaliran,aliranmulai terganggu)
27 – 32  0,9
E Alirantidakstabil,kadangmacet(volume pelayananberada
pada kapasitas,alirantidakstabil)
24 – 27  1
F Macet antrian panjang(volume pelayananmelebihi
kapasitas)
< 24 < 1
3.1.3 PENINGKATAN AIR LARIAN
a. Metode Pengumpulan Data
Penelitianaspekhidrologi dilakukanmelalui pendekatansurveidatasekunderdan data primer
(lapangan) yang selanjutnya dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi data.
 Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan erat dengan aspek
hidrologi diantaranya adalah :
 Data - data mengenai sistem pengairan seperti, data banjir, dan debit sungai yang
diperoleh dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Lombok Barat.
 Data - data mengenai iklim yaitu data curah hujan yang diperoleh dari Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan sebagian dari Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air (BPSDA) pada beberapa staiun hujan di Kabupaten Lombok Barat.
 Data - data mengenai perencanaan sistem drainase di lokasi kegiatan yang
dioperoleh dari pemrakarsa.
 Data primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan
meliputi kondisi badan air dan debit aliran yang melewati saluran drainase tersebut.
b. Metode Analisis Data
 Analisis Frekuensi
Analisisfrekuensi datahujandilakukan untuk mengetahui data tebal hujan harian maksimum
rancangan pada berbagai kala ulang. Data yang digunakan adalah data hujan harian
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 7
maksimum. Hujan harian maksimum rancangan dimaksudkan untuk menentukan besarnya
hujanharianmaksimumyang mungkin dicapai dalam suatu periode ulang, dasar perhitungan
yang digunakanuntuk peramalan hujan harian maksimum adalah dengan menggunakan data
seri hujan harian maksimum di masa lampau minimal 10 tahun. Ada dua jenis distribusi
frekuensi yangpaling banyak digunakan dalam analisa hidrologi, yaitu distribusi Gumbel dan
distribusi Log-PearsonTipe III.Dari jenis-jenisdistribusi frekuensi tersebut dipilih setelah diuji
kesesuaiannyadenganciri statistikmasing-masingdistribusi frekuensi. Karakteristik distribusi
frekuensi tersaji pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Karakteristik Distribusi Frekuensi
Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi
1. Distribusi Gumbel
2. Distribusi Log-Pearson Tipe III
Cs = 1,139
Ck = 5,402
Sc dan Ck bebas
Sumber: Wilsom, 1993
 Metode Distribusi Gumbel
Menurut Chow (1964), rumus umum yang digunakan dalam metode Gumbel adalah sebagai
berikut:
Xt = μ + (1/α).Yt
dimana :
Xt = Curah hujan maksimum (mm)
μ = R – (Sx/Sn).Yn
1/α = Sx/Sn
Yt = Reduced period (tergandung dari periode ulang yang diperhitungkan)
Sn = Reduced deviation standard (tergantungdari jumlahntahun
pengamatan)
Standar deviasi:
Xi = Curah hujan maksimum (mm)
n = lamanya pengamatan
Yn = Reduced mean (tergandung dari jumlah n tahun pengamatan)
 Metode Distribusi Log-Pearson Tipe III
Distribusi Log Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi terutama dalam
analisis data maksimum (banjir) nilai-nilai ektrem. Prosedur untuk menentukan curah hujan
maksimum dengan menggunakan metode Log-Perason Tipe III yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan logaritma dari semua nilai variat X
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 8
2. Menghitung nilai rata-ratanya Log X =
3. Menghitung nilai deviasi standart dari Log X
Sd =
4. Menghitungnilai koefisienkemencengan
Cs =
(Soewarno,1995)
5. Menentukananti logdari nilai logX untukmendapatkannilai Xyangdiharapkanterjadi
pada tingkat peluang atau periode tertentu sesuai dengan nilai Cs nya yang dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Nilai K untuk Distribusi Log Pearson Tipe III
Sumber: Soewarno, 1995
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 9
 Intensitas Hujan
Selanjutnya, berdasarkan curah hujan maksimum tersebut (Xt) dihitung intensitas hujan
maksimum dengan rumus Mononobe:
dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
t = Durasi hujan (jam)
 Menghitung Debit Puncak dengan Metode Rasional
Metode rasional adalam metode lama yang masih digunakan hingga sekarang untuk
memperkirakan debit puncak (peak discharge). Rumus yang digunakan yaitu:
Q = 0,278.C.I.A
dimana :
Q = Debit banjir maksimum (m3
/detik)
C = Koefisien pengaliran atau limpasan runoff
I = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam)
A = Luas catchment area (km2
)
Arti rumus tersebut yaitu jika terjadi curah hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam
dalamdaerahseluas 1 km2
, maka debit banjir sebesar 0,278 m3
/detik dan melimpas selama 1
jam (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Setiap daerah memiliki nilai koefisien limpasan yang
berbeda (Soewarno, 2000). Nilai koefisien limpasan berdasarkan penggunaan lahannya
disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Nilai Koefisien Aliran untuk Berbagai Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Nilai C (%)
Hutan tropis < 3
Hutan produksi 5
Semak belukar 7
Sawah 15
Daerah pertanian,perkebunan 40
Jalan aspal 95
Daerah permukiman 50 - 70
Bangunan padat 70 - 90
Bangunan terpencar 30 - 70
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 10
Sumber: Majalah Geografi Indonesia No. 14-15 (Soewarno, 2000)
 Menghitung Debit Maksimum Saluran
Perhitungandebitsaluransuatupenampangsungai ataupunsalurandrainase dihitung melalui
pendekatan sebagai berikut :
Q = A x v
dimana : A = Luas penampang basah saluran (m2
)
v = Kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
Sedangkan,perhitungankecepatanalirandalamsaluranterbukadilakukanmelalui pendekatan
rumus Manning sebagai berikut :
V = (1.486/n) . R2/3
. S1/2
dimana :
v = Kecepatan aliran di dalam saluran terbuka (m/s)
n = Koefesien kekasaran Manning
R = Radius hidrolik; R = A/P
A = Luas penampang basah, P = Keliling penampang basah.
S = Gradien hidrolik saluran
c. Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi pengukuranairlarian(hidrologi) ini adalahdi drainase sekitar proyek sebagai badan air
penerima run off dari kegiatan.
3.1.4 PENURUNAN KUALITAS BADAN AIR PENERIMA
a. Metode Pengumpulan Data
Kualitas air merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan menerima dampak
penting dari kegiatan. Parameter lingkungan yang akan ditelaah dari komponen kualitas air
Atap rumah 70 - 90
Jalan tanah 13 - 50
Lapis keras kerikil batu pecah 35 - 70
Lapis keras beton 70 - 90
Taman, halaman 5 - 25
Tanah lapang,tegalan 10 - 30
Kebun, ladang 0 - 20
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 11
adalah kualitas airtanah dan badan air penerima limbah. Data kualitas air yang digunakan
adalah data primer (pengamatan langsung) dan data sekunder.
Sebagai langkah awal dari pengumpulan data kualitas air adalah pengambilan contoh uji air.
Metode pengambilan contoh uji air yang digunakan dalam studi ini mengacu kepada Standar
Nasional Indonesia (SK SNI M – 02 – 1989 – F) mengenai Metode Pengambilan Contoh Uji
Kualitas Air untuk Bidang Pekerjaan Umum (Departemen Pekerjaan Umum, 1990).
Pengambilan contoh uji air yang akan dilakukan adalah pengambilan contoh uji sesaat (grab
sampling) dengan frekuensi pengambilan contoh uji untuk masing-masing titik sebanyak dua
kali untuk badan air penerima dan satu kali untuk dan air tanah dangkal. Contoh uji air yang
terambil mewakilisatukolomvertikal(campurandari airpermukaansampai ke dasarperairan)
sebagai perwakilan contoh uji air untuk lokasi yang diamati.
Bahan dan alat yang digunakan antara lain adalah :
 Vertical Water Sampler.
 Jerigen plastik volume 5 L berwarna putih.
 Botol winkler volume 300 ml.
 Botol kaca steril volume 500 ml untuk parameter mikrobiologi.
 Asam pekat untuk preservasi.
 Kotak pendingin (Ice Box).
Terhadapbeberapaparameter,pengukuranlangsungdilakukan di lokasi pengambilan contoh
uji, seperti :
 Penentuan pH, temperatur dan oksigen terlarut dengan menggunakan Water Quality
Checker.
 Pengamatan benda terapung dan lapisan minyak secara visual.
Untuk parameter lainnya yang uji contoh airnya dilakukan di laboratorium, dilakukan
pengawetan dan penyimpanan contoh uji seperti yang disajikan pada Tabel 3.6.
b. Metode Analisis Data
Metode uji air dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian air secara fisika, kimia dan
mikrobiologi dengantujuanuntukmemperolehhasil ujisifatfisika,kimiadanmikrobiologi dari
air. Metode uji parameter kualitas air dilakukan dengan mengacu kepada Standar Nasional
Indonesia(SNI)untukBidangPekerjaanUmummengenaiKualitas Air (Departemen Pekerjaan
Umum, 1990) dan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA,
1985). Hasil uji kualitasbadanair penerimaakandibandingkandengan baku mutu lingkungan,
yaitu PP No. 82 Tahun 2001. Secara lengkap metoda analisis secara fisika, kimia dan
mikrobiologi contoh uji badan air penerima di laboratorium disajikan pada Tabel 3.6.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 12
Tabel 3.6 Persyaratan untuk Pengambilan dan Pengawetan Contoh Uji Air
No. Parameter
Jenis
Botol
Volume
Contoh (ml)
Pengawetan
Batas
Penyimpanan
1. Temperatur P,G - Pengukuran insitu -
2. Padatan terlarut P,G - Didinginkan 7 h / 7 h
3. pH P,G - Pengukuran insitu -
4. Oksigen terlarut P,G 300 ml Pengukuran insitu -
5. Deterjen P,G 200 ml - -
6. Logam terlarut P,G 250 ml Disaring segera, ditambahkan
HNO3 sampai pH < 2
6 b / 6 b
7. Logam total P,G 250 ml Ditambahkan HNO3 sampai pH < 2 6 b / 6 b
8. Ammonia-N P,G 500 ml ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,
didinginkan
7 h / 28 h
9. Fluorida P 300 ml Tanpa diawetkan 28 h / 28 h
10. Klorida P,G 100 ml Tanpa diawetkan Tdk terbatas
11. Nitrat-N P,G 100 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,
didinginkan
48 j / 48 j
12. Nitrit-N P,G 100 ml Didinginkan 48 j / 48 j
13. Sianida P,G 500 ml Ditambahkan NaOH sampai pH >
12 dan didinginkan
14 h / 14 h
14. Sulfat P,G 100 ml Didinginkan 28 h / 28 h
15. Sulfida P,G 100 ml Ditambahkan seng sulfat 2 N/100
ml dan didinginkan
28 h / 28 h
16. Pestisida G (S) 1000 ml Ditambahkan 100 mg Na2S2O3 bila
ada sisa klorin, didinginkan
7 h / 7 h
17. Minyak & Lemak G 1000 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,
didinginkan
28 h / 28 h
18. Fenol G 500 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,
didinginkan
28 h / 28 h
Keterangan : (P) Plastik, (G) Gelas, G (S) gelas dicuci dengan pelarut organik, j (jam), h (hari), b (bulan)
Sumber : SNI bidang Pekerjaan Umum.
Tabel 3.7 Parameter, Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Air
No. Parameter Metode Analisis Peralatan
Sifat Fisika
1. Kecerahan Visual Keping Secci
2. Kekeruhan Turbidimetri Turbidimeter
3. Padatan Tersuspensi Gravimetri Neraca Analitik
4. Padatan Terlarut Gravimetri Neraca Analitik
5. Temperatur Elektrometri Horiba Water Quality Checker
6. Bau **) Organoleptik
7. Warna **) Kolorimetri Spektrofotometer
Sifat Kimia
1. Amoniak bebas Nessler Spektrofotometer
2. Arsen Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
3. Barium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 13
No. Parameter Metode Analisis Peralatan
4. Besi Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
5. Fluorida Spektrofotometri Spektrofotometer
6. Kadmium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
7. Klorida Titrimetri Buret
8. Kromium Val. 6 Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
9. Krom total Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
10. Mangan Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
11. Nitrat Brusin Spektrofotometer
12. Nitrit Sulfanilik Spektrofotometer
13. Oksigen Terlarut Potensiometri DO-meter
14. PH Potensiometri pH-meter
15. Selenium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
16. Seng Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
17. Sianida Spektrofotometri Spektrofotometer
18. Sulfat Turbidimetri Turbidimeter
19. Sulfida – H2S Iodometri Buret
20. Tembaga Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
21. Timbal Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
22. BOD Winkler Buret
23. COD Titrasi – K2CrO7 Buret
24. Timah putih *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
25. Kobalt *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
26. Raksa Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
27. Kesadahan (Ca CO3) **) Titrimetri Buret
Mikrobiologi
1. Koliform tinja **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong
counter
2. Total Koliform **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong
counter
Organik
1. Fenol Spektrofotometri Spektrofotometer
2. Minyak dan lemak Ekstraksi Freon Separating Funnels
3. Senyawa aktif biru metilen Spektrofotometri Spektrofotometer
4. Pestisida Chromatografi GC
ket. : *) = Tidak dilakukan untuk pengambilan contoh uji kualitas air sungai.
**) = Tambahan untuk kualitas air tanah , Sumber dari SNI : Standar Nasional Indonesia
C. Lokasi Pengambilan Contoh
Penentuanlokasi pengambilancontohuji badanairpenerimaberdasarkanatas jenis kegiatan,
aktivitas masyarakat di sekitar badan air penerima, karakteristik badan air penerima serta
memperhatikan ruang dampak.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 14
3.1.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN
TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT
a. Metode Pengumpulan data
Untuk memperolehinformasi yangmemadaidalammendukunganalisis aspek sosial ekonomi
dan budaya dilakukan beberapa metode seperti dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3.8 Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi Budaya
Parameter/Komponen
Lingkungan
Jenis Data Metode
Pengumpulan
Metode Analisis
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah penduduk dan
tingkat penduduk
Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan
tabulasi silang
2. Ratio jenis kelamin Sekunder Dokumentasi Analisisratio
3.Tingkat pertumbuhan
penduduk
Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan
tabulasi silang
4. Tingkat pendidikan
penduduk
Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan
tabulasi silang
B. SOSIAL EKONOMI
1.Struktur Jenis Pekerjaan Primer/Sekunder Dokumentasi/
Wawancara
AnalisisPresentase&
tabulasisilang
2.Tingkatpendapatan
penduduk
Primer Dokumentasi AnalisisPresentase&
tabulasisilang
3.Sentra kegiatan ekonomi &
sektor perekonomian yang
potensial
Sekunder Wawancara AnalisisPresentase&
tabulasisilang
C. SOSEKBUD
1. Perubahan struktur social Primer Wawancara AnalisisPresentase&
tabulasisilang
2. Persepsi Masyarakat Primer Wawancara Analisiskuantitatif
3. Kehidupan budaya&
beragama
Primer/Sekunder Dokumentasi/Wa
wancara
AnalisisPresentase
4. Keamanan dan
Ketertiban
Primer/Sekunder Dokumentasi/Wa
wancara
AnalisisPresentase&
tabulasisilang
Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dengan aparat desa, tokoh masyarakat dan
penduduk sekitar. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan sistem Purposive
Random Sampling yaitu sampel bertujuan. Penarikan sampel yang didasarkan atas penilaian
tujuan tertentu dimana diasumsikan tim peneliti ANDAL sudah mengidentifikasi kondisi
populasi masyarakat yang akan ditarik sampelnya. Penentuan jumlah sampel dihitung
dengan menggunakan metode cluster sampling dimana metode ini dapat digunakan dengan
mengingat bahwa populasi dapat dikelompokkan dengan mudah ke dalam satu satuan yang
disebut cluster. Berdasarkan perhitungan dan penyesuaian dari besaran standard deviation
dari masing-masing cluster, dari jumlah populasi yang terkena dampak langsung adalah 100
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 15
responden yang diambil dari masyarakat setempat. Jumlah sampel dapat berubah
tergantung dari perubahan-perubahan mendasar yang terjadi pada struktur masyarakat yang
akan disurvey.
Dasar PenentuanJumlahSampelyangakandi surveymenggunakanpendekatanSlovindengan
rumus sebagai berikut :
n =
N
1 + N e²
Dimana:
n : jumlahsampel
N : adalahjumlahpopulasi
e :adalahtingkatkesalahanpengambilansampel yangmasihdapatdi
toleransi
Dengan menggunakan asumsi dasar bahwa:
 Jumlah tenaga kerja operasi adalah 250 orang, dimana diasumsikan 20 % merupakan
tenaga kerja lokal yang terkena dampak yaitu sekitar 50 rumah tangga.
 Jumlah sampel yang diambil berdasarkan metode sampling adalah dengan N = 50, e =
10%, maka n = 33,33. Sehingga pada studi ini jumlah responden yang akan
diwawancarai adalah sekitar 34 orang/KK.
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi-instansi terkait meliputi:
 Laporan monografi dan potensi Kelurahan Senggigi
 Kecamatan Batu Layar dan Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka.
 Profil kesehatan Puskesmas di Kecamatan Batu Layar.
 Data statistik lainnya.
b. Metode Analisis data
1. Kepadatan Penduduk (Population Density) dihitung berdasarkan rumus :
D =
Po (1 + r) t
L
Dimana : r = Laju pertumbuhanpenduduk(%)
P0 = Jumlahpendudukpada tahunke 0 (jiwa)
t = Periode waktuperhitungan
D = Kepadatanpenduduk(jiwa/km2
)
L = Luas Wilayah(km2
)
2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dihitung dengan formula sebagai berikut :
SR = L/P x K *)
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 16
Dimana:
SR = RasioJeniskelamin (Sex ratio)
L = Jumlahpenduduklaki-laki (jiwa)
P = Jumlahpendudukperempuan(jiwa)
K = konstanta(100)
3. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) dihitung dengan formula:
DR =
P0-14 + P60+
x K
P15-60
Dimana:
DR = DependencyRatio
P0-14 = JumlahPendudukUsia0 – 14 tahun (jiwa)
P60+ = JumlahPendudukUsia>60 tahun(jiwa)
P15-60 = JumlahPendudukUsia15 – 60 tahun(jiwa)
K = Konstanta(100)
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengamatan aspek sosial ekonomi budaya dilakukan di desa di sekitar tapak proyek
yaitu di Kelurahan Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat.
3.1.6 GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Metode Pengumpulan Data
 Parameter yang diamati
Parameter lingkungan yang diamati untuk aspek kesehatan masyarakat yang diperkirakan
terkena dampak yakni insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan data yang diperlukan
yaitu :
 Bahan cemaran : penyebaran bahan pencemar pada media air, udara, dan gas serta
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
 Yang berhubungan dengan vektor penyakit yaitu munculnya genangan-genangan air
dan timbulan sampah padat yang berpotensi sebagai tempat perindukan beberapa
vector penyakit diantaranya nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam
berdarah (DB), lalat, tikus dan kecoa.
 Pola penyakit berbasis lingkungan.
 Fasilitas pelayanan kesehatan.
 Perilaku masyarakat:
 kebiasaan pemanfaatan air
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 17
 kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi (buang air besar, buang sampah,
buang air limbah)
 kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan (berobat)
 Cara pengumpulan data
Data yang dikumpulkan pada aspek kesehatan masyarakat terdiri dari data primer dan
sekunder, dapat bersifat kuantitatif dan juga kualitatif. Pengambilan data primer dilakukan
melalui pengamatan lapangan dan wawancara terhadap responden dengan menggunakan
kuesioner dimana jumlah sampel sebanyak 50 orang. Sasaran respondennya adalah kepala
keluarga. Penentuanjumlah sampel ini diambil dengan metode purposive sampling. Metode
purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan penulis/peneliti. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah
keterbatasanbiaya,tenaga,waktusertaketerwakilan / kecukupan data yang diperlukan serta
luasnya persebaran dampak.
Pengambilandatasekunderdilakukanmelalui telaahanterhadapliteratur dan hasil penelitian
lain serta laporan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Kesehatan
dalam angka dari instansi terkait, baik pusat maupun daerah. Data sekunder yang diperlukan
diantaranya adalah 10 besar penyakit di wilayah studi, ketersediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan, serta sumber daya manusia dibidang kesehatan.
b. Metode Analisis data
Data primerdan data sekunder yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan melakukan
tabulasi dan analisis baik secara perhitungan maupun secara analogi. Analisis data yang
diperoleh dengan menghitung distribusi dan frekuensi, kemudian disajikan dalam bentuk
tabel.
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengamatan untuk aspek kesehatan masyarakat adalah di Kelurahan Senggigi,
Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat terkait dengan proyek dan masyarakat
tersebut terpajan faktor bahaya yang dapat berdampak pada kesehatannya.
3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Untuk melakukan prakiraan besaran dampak dan sifat penting untuk masing-masing dampak
penting hipotetik dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 18
3.2.1 PENURUNANKUALITAS UDARA
Metoda perkiraan dampak yang akan digunakan untuk aspek kualitas udara dan kebisingan
meliputi metoda formal dan non formal.
a. Metoda formal
Metode yangdigunakanadalahmodel matematikbaikuntukpendugaan dampak gas polutan,
debu maupun kebisingan.
- Metode Prakiraan Dampak Untuk Kualitas Udara
Metode prakiraan dampak untuk kualitas udara menggunakan metode matematis guna
memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan oleh operasional
kendaraan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
- C = konsentrasi ambien (g/m3
)
- Q = laju emisi (g/detik/m2
)
- s = panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m)
- u = kecepatan angin rata-rata (m/dtk)
- z = tinggi pencampuran (m).
Untuk faktor emisi gas buang Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia digunakan pedoman
estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007. Faktor emisi gas buang
kendaraan bermotor dapat dilihat pada berikut ini :
Tabel 3.9. Faktor Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia
No. Kategori
CO
(g/km)
HC
(g/km)
NOx
(g/km)
PM10
(g/km)
SO2
(g/km)
1 Sepeda Motor 14 5.9 0.29 0.24 0.008
2 Mobil Penumpang (Bensin) 40 4 2 0.01 0.026
3 Mobil Penumpang (Solar) 2.8 0.2 3.5 0.53 0.44
4 Mobil Penumpang (mix) 32.4 3.2 2.3 0.12 0.11
5 Bis 11 1.3 11.9 1.4 0.93
6 Truk 8.4 1.8 17.7 1.4 0.82
Sumber : pedoman estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007
zu
sQ
C 
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 19
- Metode Perkiraan Dampak Untuk Kebisingan
Metode yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah metode matematis
dengan menggunakan Model Inverse Square Law, yaitu :
Dimana : Lp1 = Tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1.
Lp2 = Tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2.
b. Metode non formal
Adapunmetodanonformalnyaadalahdengancara analogi dengankegiatanlainyangmemiliki
tipe proses yang sama dengan kegiatan yang dikaji, serta dengan pembandingan baku mutu
atau peraturan yang berlaku, seperti :
a. Kualitas udara, akan dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien yang tercantum
dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
b. Kebisingan, akan dibandingkan dengan : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No . 48
/MENKLH/II/1996 tentang Baku Tingkat kebisingan.
3.2.2 GANGGUANLALULINTAS
Untuk memprakirakanberapabesardampak gangguanlalulintasakibatvilla batu layar adalah
dengan menghitung jumlah bangkitan yang akan ditimbulkan karena kegiatan tersebut.
Bangkitan lalu lintas adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zone atau
daerah per satuan waktu. Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah – pilah atas 3 bagian
(Suwarjoko Warpani : 108) :
a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk dan
kendaraan.
b. Lalu lintasbangkitanyaitu tambahanakibatberkurangnyakepentingan sebagai akibat
bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.
c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru.
Metode prakiraandampakadalah denganmenghitung jumlah kendaraan pada mobilisasi alat
berat dan materialkonstruksi, mobilisasi tenaga kerja baik tahap konstruksi maupun operasi
dan tamu yang memberikan konstribusi terhadap bangkitan yang terjadi. Prakiraan dampak
lalulintasini didasarkanpadasuatukondisi jampuncak yang menunjukkan dampak lalu lintas
terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu bangkitan lalu lintas per jam yang
menimbulkan dampak terbesar.
1
2
21 log20
r
r
LpLp Sumber titik :
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 20
3.2.3 PENINGKATANAIR LARIAN
Prakiraan dampak untuk aspek hidrologi, terutama yang berkaitan dengan kemungkinan
muncul banjir (floodstorm discharge) untuk setiap periode ulang hujan tahunan tertentu,
adalahdenganmenghitungkapasitassaluran berdasarkan rencana sistem drainase yang akan
dibuat di lokasi tapak proyek serta menghitung air larian yang terjadi dengan ataupun tanpa
proyek.
3.3.4 PENURUNANKUALITAS BADAN AIR PENERIMA
Perkiraan dampak untuk aspek kualitas badan air penerima akan dilakukan dengan metode
formal maupun non formal. Metode formal digunakan untuk menentukan konsentrasi
pertemuan antara outlet limbah dengan badan air sungai yaitu dengan metode matematik :
Dimana :
C3 = konsentrasi air sungai setelah bercampur dengan air limbah
Q3 = debit air sungai setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)
C2 = konsentrasi air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran)
Q2 = debit air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran dan data sekunder)
C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder)
Q1 = debit air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder)
Metode non formal yang akan dilakukan untuk memperhitungkan dampak yaitu dengan
membandingkan terhadap baku mutu lingkungan yang berlaku sesuai Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2001.
3.3.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN
TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT
Dalam melakukan prakiraan dampak terhadap kompenen sosial, ekonomi dan budaya untuk
terjadinya peningkatan perekonomian lokal, terciptanya kesempatan kerja, dan terjadinya
persepsi negatif masyarakat, maka kegiatan villa batu layar sebagai satu kesatuan kegiatan
proyek yang secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan kontribusi terhadap
perubahan komponen sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar areal pembangunan ini.
3
1122
3
Q
CQCQ
C


KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 21
a. Terjadinya Peningkatan Perekonomian Lokal
Metode prakiraan dampak adalah dengan interpretasi dari hasil penghitungan jumlah
rupiah yang akan diterima dari tenaga kerja yang terlibat baik tahap konstruksi maupun
operasi.
b. Terciptanya kesempatan kerja
Metode prakiraandampakadalah dengancara interpretasi dari hasil penghitunganjumlah
tenagakerjayang dapatdiserappada saat kegiatandanmembandingkandenganjika tidak
ada kegiatan.
c. Terjadinya persepsi negatif masyarakat
Metode prakiraan dampak adalah dengan cara interpretasi dari hasil menghitung dan
menginventarisirjumlahprotesataukomplaindari masyarakatyangterjadi karena adanya
kegiatan baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi.
3.3.6 GANGGUANKESEHATANMASYARAKAT
Metode studi yangdigunakandalamaspekkesehatanmasyarakat adalah pendekatan Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yaitu suatu metode untuk melihat gambaran
keterkaitan antara paramater lingkungan yang diamati dengan masyarakat yang terpajan.
Berdasarkan metode Analisis Kesehatan Lingkungan (ADKL), pengukuran aspek kesehatan
masyarakat dilakukan pada Simpul 1 – Simpul 4 dengan maksud dan tujuan penggunaan
sebagai berikut :
 Simpul 1 (sumber dampak) untuk mengetahui jenis sumber dampak yang dapat
mencemari lingkungan.
 Simpul 2 (kualitas 21mbient/media lingkungan), untuk mengetahui keterkaitannya
media lingkungan dengan resiko kesehatan sebelum kontak dengan manusia.
 Simpul 3 (manusia),untukmengetahui pemajanan pencemar terhadap manusia, dalam
hal ini mengenai mekanisme masuknya pencemar dalam tubuh manusia.
 Simpul 4 (manusia), untuk mengetahui dampak kesehatan terhadap manusia, antara
lain tentang penyakit yang timbul di masyarakat.
3.3 METODE EVALUASISECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Setelah dilakukan pendugaan prakiraan dampak maka akan diketahui besarnya dampak atau
perubahanyangakan terjadi akibat kegiatan rencana pembangunan Villa Batu Layar tersebut
secara kuantitatif. Komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar akan
ditelaah lebih lanjut dan dievaluasi.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 22
Metode evaluasi yang akan dipergunakan adalah Bagan Alir Dampak dilengkapi uraian
deskriptif. Metode bagan alir dampak digunakan untuk merunut/menelusuri terjadinya
dampakdan menggambarkandampaklanjutan(sekunder dan tersier) serta keterkaitan suatu
proses atau dampak dengan proses atau dampak dengan proses atau dampak lainnya secara
akumulatif dan holistik.
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 23
Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi
KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi
PT. Vivakarya Wisatajaya III - 24
Gambar 3.1 Peta Lokasi Titik Sampling
Bab iii metode studi edit   rev

Bab iii metode studi edit rev

  • 1.
    PT. Vivakarya WisatajayaIII - 1 BAB III METODE STUDI 3.1 METODE PENGUMPULANDANANALISIS DATA Pada bagianini akandijelaskan metode pengumpulan dan analisis data baik primer dan/atau sekunderyangdigunakandalam prakiraandampak.Metode pengumpulandananalisisdataini akan digunakan untuk: a. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya; b. Menelaah,mengamati danmengukurkomponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak besar dan penting. Data primer yang diambil meliputi data-data yang menjadi isu penting yang akan diperoleh dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh untuk dianalisis di laboratorium, selain itu juga akan dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat maupun aparat pemerintah setempat. Data sekunder akan dikumpulkan melalui cara studi literatur serta informasi dari instansi terkait. 3.1.1 PENURUNAN KUALITAS UDARA a. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk aspek kualitas udara dan tingkat kebisingan terdiri dari data primer dan data sekunder yang berupa:  Data klimatologi (paling tidak satu tahun terakhir) meliputi arah angin, kecepatan angin, suhu, tekanan udara, dan curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamat klimatologi yang terdekat dengan lokasi proyek.  Data hasil pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan yang pernah dilakukan disekitar lokasi.  Data perkiraanjumlahkendaraan berat dan alat berat yang akan digunakan selama masa konstruksi dan perkiraan konsumsi bahan bakar.  Data perkiraan jumlah kendaraan bermotor yang digunakan selama masa operasi dan perkiraan konsumsi bahan bakar.
  • 2.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 2 b. Metode Analisis Data Pengukurankualitasudaradantingkatkebauanakandilakukandenganmetode yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan KepMEn 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan seperti disajikan pada Tabel 3.1. Metode analisis tingkat kebisingan mengacu pada Kep.Men.LH No. 48/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, seperti disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Parameter, Baku Mutu dan Metode Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan c. Lokasi Pengumpulan Data Lokasi pengambilan contoh kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan pada lokasi yang dipandang representatif, yaitu di :  Satu (1) titik lokasi proyek, untuk mengetahui rona awal sebelum konstruksi dan operasional.  Satu (1) titikUp Wind,untuk mengetahui kondisi udaraambientsebelummemasuki lokasi proyek.  Satu (1) titikdi Down Wind,untukmengetahuikondisi udara ambient sesudah memasuki lokasi proyek.  Satu (1) titik di Pemukiman Penduduk, untuk mengetahui rona awal pada pemukiman penduduk di sekitar proyek. Pengukuran kebisingan akan dilakukan di beberapa lokasi yang tempatnya sama dengan pengukuran kualitas udara (4 titik) dengan menggunakan Sound Level Meter. No Parameter Simbol Metoda Alat 1 Sulfur Dioksida SO2  Spektrofotometri  Pararosanilin  Midget Impinger  Spektrofotometer 2 Nitrogen Oksida NOx  Spektrofotometri  Saltzman  Midget Impinger  Spektrofotometer 3 Karbon Monoksida CO  Non DipersiveInfra Red (NDIR)  NDIR Analyzer 4 Debu  Gravimetri  High Volume Sampler  Tingkat kebauan 5 Amoniak NH3  Nessler  Spektrofotometriq  Impinger  Spektrofotometer 6 Hidrogen Sulfida H2S  Merkuri Tiosianat  Absobsi gas  Spektrofotometer  Gas Kromatografi  Tingkat kebisingan 7 Kebisingan Bising  Pengukuran in situ  Sound Level Meter
  • 3.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 3 3.1.2 LALU LINTAS Kajian aspek lalu-lintas pada studi ANDAL VBLS ditujukan untuk mengetahui bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pengembangan bandara pada jaringan jalan yang terpengaruh, sehingga dapat diketahui kemampuan (daya tampung) jaringan jalan tersebut dalam menampung bangkitan dan tarikan kegiatan baru tersebut. Metodologi pengkajianaspektransportasi,terutamaterhadappengembangan wilayah sekitar dalam hubungannya dengan rencana pembangunan VBLS dilakukan dengan cara menyelaraskandengansistemtransportasi denganrujukansistem transportasi secararegional (makro) dan lokal (mikro). 1. Pengumpulan Data Untuk mengkaji bangkitandantarikanyangtimbul akibatkegiatan VBLS maka diperlukan data-data berikut ini: - Rencana jenis dan fungsi bangunan yang ada di lokasi VBLS yang berpotensi menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas - Analogi bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat kegiatan VBLS - Volume lalu lintas di jalan eksisting yang terpengaruh - Kondisi jalan, kapasitas jalan eksisting Metodologi pengumpulan data seperti diuraikan berikut ini:  Penetapan Jaringan jalan yang terpengaruh langsung Penetapan jaringan jalan yang terpengaruh didasarkan atas pengaruh langsung dari bangkitan dan tarikan pengembangan VBLS dan sarana penunjangnya. Dalam hal ini ditetapkan ruas jalan yang terpengaruh langsung adalah ruas jalan Raya Senggigi. Hal ini dilakukan terutama untuk menilai kinerja jalan eksisting yang akan digunakan sementara pada kegiatan konstruksi, seperti pengangkutan peralatan konstruksi, material bangunan dan lainnya.  Pengumpulan Data Primer Untuk mengetahui volume lalu lintas maka dilakukan pengumpulan data primer melalui pencacahankendaraan (traffic counting) terklasifikasi pada titik pengamatan yang telah ditetapkan, baik pada ruas jalan maupun simpang yang diidentifikasi terkena dampak langsung pada tahap konstruksi.  Pengumpulan Data Sekunder Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data instansi maupun studi literatur untuk mencari beberapa analogi bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Jenis-jenis data yang dikumpulkan antara lain adalah : o Survey instansional untuk mendapatkan data sekunder tentang tingkat pertumbuhan lalu-lintas, program pengembangan prasarana jalan, rencana tata ruang dan sistem transportasi, baik yang berkaitan langsung dengan pengembangan VBLS maupun sistem transportasi yang mendukung pengembangan VBLS.
  • 4.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 4 o Studi literatur untuk mendapatkan referensi tentang jenis-jenis bangkitan dan tarikan yang sesuai dengan penggunaan bangunan di VBLS dalam rangka mendapatkan analogi bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. 2. Metode Survey Pemilihan metoda survey dilakukan berdasarkan kondisi (kendala dan potensi) wilayah studi,sertamempertimbangkan tingkat kedalaman dan ketelitian data yang dibutuhkan pada proses selanjutnya. Pada studi ini survey primer yang dilakukan terdiri dari survey lalu lintas dan survey bangkitan lalu lintas.  Survey di Ruas o Survey volume lalu lintas terklasifikasi Metoda survey yang digunakan adalah dengan cara manual. Waktu survey yang dipilihadalahhari kerja(weekdays) dan hari libur (weekend) untuk ruas jalan dan untuk simpang dilakukan hanya pada hari kerja. Pencacahankendaraan(trafficcounting) terklasifikasi pada titik pengamatan yang telah ditetapkan dilakukan pada periode waktu puncak, yakni pagi antara jam 06.00-09.00, siang antara jam 11.00 - 14.00 dan sore antara jam 16.00-19.00. Waktu puncakditetapkanberdasarkandatapra survey yang mengindikaskan pola lalu-lintas harian pada jalan tersebut, yakni terdapat jam-jam puncak pagi, siang dan sore seperti tersebut di atas. o Survey geometrik Surveygeometrikdilakukanuntukmengetahuiukuran-ukuran(diameter) fisikjalan yang sebenarnya, seperti lebar ROW, lebar perkerasan, trotoar dan bahu jalan. Metoda survey yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan meteran). Geometrik ruas-ruas yang diukur adalah ruas jalan dan juga jembatan (bila ada) di sekitar lokasi studi. Dalam survey geometrik ini juga dilakukan pengamatan penggunaan lahan di kanan-kiri jalan dan penggunaan bahu jalan untuk mengetahui klasifikasi hambatan samping. Survey geometrik ini tidak dipengaruhi oleh waktu survey. 3. Lokasi Studi Lokasi pengamatan volume kendaraan adalah di dua lokasi, yaitu: o Jalan Raya Senggigi. Titik pengambilan sampel volume kendaraan tersaji pada Gambar 3.2, yang ditentukan berdasarkanperkiraan lokasi yang akan terkena dampak langsung dari tarikan lalu lintas kegiatan VBLS.
  • 5.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 5 4. Analisis Sistem Transportasi Tujuan dari analisis sistem transportasi untuk mengkaji pola perkembangan sistem transportasi darat dan keterkaitan antara pusat kegiatan yang ada dengan yang akan direncanakan untuk mengarahkan perkembangan penggunaan lahan di sekitar VBLS. Dalambuku Manual KapasitasJalanIndonesia(MKJI,1997) istilahvolume lalulintasdiubah menjadi aruslalulintas,karenaadanyapergerakanyangmemiliki dimensi besaranvolume dan unsur waktu. Namun selanjutnya untuk menyesuaikan dengan rumus, maka istilah Volume lalu lintas tetap digunakan. Tingkat kinerja lalu lintas pada suatu ruas jalan yang akan terpengaruh oleh kegiatan proyek akan dinilai menggunakan metoda MKJI, 1997. Besaran lalu lintas di suatu ruas jalan dikenal dengan nama Volume lalu lintas (Traffic Volume) dengan parameter lalu lintas yang dikaji (akan disesuaikan dengan kondisi jaringan jalan) terutama untuk ruas jalan di perkotaan/di luar kota adalah dengan parameter sebagai berikut : Derajat kejenuhan lalulintas (Degree of Saturation, DS). DerajatKejenuhan (DS) adalah rasio volume arus lalulintas (Q) terhadap kapasitas jalan (C). DS = Q/C Dimana : Q : arus lalulintas C : kapasitas jalan Kapasitas (Capacity/C) C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Dimana: Co : Kapasitas dasar (smp/jam) FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas. FSsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah. FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota. Berdasarkanhasil perhitunganLOSini dicari hubungan dengan kecepatan operasi kendaraan.
  • 6.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 6 Tabel 3.2 Tingkat Pelayanan Jalan LOS Deskripsi Arus Kecepatan (km/jam) V/C (volume per kapasitas) A Arusbebasbergarak(aliranlalulintasbebas,tanpa hambatan) > 50  0,4 B Arusstabil,tidakbebas(aliranlalulintas,kemungkinan terjadi kasusperlambatan) 40 – 50  0,5 C Arusstabil,kecepatanterbatas(aliranlalulintasmasihbaik dan stabil,denganperlambatanyangmasihditerima) 32 – 40  0,8 D Arusmulai tidakstabil (mulai dirasakanadanyagangguan dalamaliran,aliranmulai terganggu) 27 – 32  0,9 E Alirantidakstabil,kadangmacet(volume pelayananberada pada kapasitas,alirantidakstabil) 24 – 27  1 F Macet antrian panjang(volume pelayananmelebihi kapasitas) < 24 < 1 3.1.3 PENINGKATAN AIR LARIAN a. Metode Pengumpulan Data Penelitianaspekhidrologi dilakukanmelalui pendekatansurveidatasekunderdan data primer (lapangan) yang selanjutnya dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi data.  Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan erat dengan aspek hidrologi diantaranya adalah :  Data - data mengenai sistem pengairan seperti, data banjir, dan debit sungai yang diperoleh dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Lombok Barat.  Data - data mengenai iklim yaitu data curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan sebagian dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) pada beberapa staiun hujan di Kabupaten Lombok Barat.  Data - data mengenai perencanaan sistem drainase di lokasi kegiatan yang dioperoleh dari pemrakarsa.  Data primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan meliputi kondisi badan air dan debit aliran yang melewati saluran drainase tersebut. b. Metode Analisis Data  Analisis Frekuensi Analisisfrekuensi datahujandilakukan untuk mengetahui data tebal hujan harian maksimum rancangan pada berbagai kala ulang. Data yang digunakan adalah data hujan harian
  • 7.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 7 maksimum. Hujan harian maksimum rancangan dimaksudkan untuk menentukan besarnya hujanharianmaksimumyang mungkin dicapai dalam suatu periode ulang, dasar perhitungan yang digunakanuntuk peramalan hujan harian maksimum adalah dengan menggunakan data seri hujan harian maksimum di masa lampau minimal 10 tahun. Ada dua jenis distribusi frekuensi yangpaling banyak digunakan dalam analisa hidrologi, yaitu distribusi Gumbel dan distribusi Log-PearsonTipe III.Dari jenis-jenisdistribusi frekuensi tersebut dipilih setelah diuji kesesuaiannyadenganciri statistikmasing-masingdistribusi frekuensi. Karakteristik distribusi frekuensi tersaji pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Karakteristik Distribusi Frekuensi Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi 1. Distribusi Gumbel 2. Distribusi Log-Pearson Tipe III Cs = 1,139 Ck = 5,402 Sc dan Ck bebas Sumber: Wilsom, 1993  Metode Distribusi Gumbel Menurut Chow (1964), rumus umum yang digunakan dalam metode Gumbel adalah sebagai berikut: Xt = μ + (1/α).Yt dimana : Xt = Curah hujan maksimum (mm) μ = R – (Sx/Sn).Yn 1/α = Sx/Sn Yt = Reduced period (tergandung dari periode ulang yang diperhitungkan) Sn = Reduced deviation standard (tergantungdari jumlahntahun pengamatan) Standar deviasi: Xi = Curah hujan maksimum (mm) n = lamanya pengamatan Yn = Reduced mean (tergandung dari jumlah n tahun pengamatan)  Metode Distribusi Log-Pearson Tipe III Distribusi Log Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi terutama dalam analisis data maksimum (banjir) nilai-nilai ektrem. Prosedur untuk menentukan curah hujan maksimum dengan menggunakan metode Log-Perason Tipe III yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan logaritma dari semua nilai variat X
  • 8.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 8 2. Menghitung nilai rata-ratanya Log X = 3. Menghitung nilai deviasi standart dari Log X Sd = 4. Menghitungnilai koefisienkemencengan Cs = (Soewarno,1995) 5. Menentukananti logdari nilai logX untukmendapatkannilai Xyangdiharapkanterjadi pada tingkat peluang atau periode tertentu sesuai dengan nilai Cs nya yang dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Nilai K untuk Distribusi Log Pearson Tipe III Sumber: Soewarno, 1995
  • 9.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 9  Intensitas Hujan Selanjutnya, berdasarkan curah hujan maksimum tersebut (Xt) dihitung intensitas hujan maksimum dengan rumus Mononobe: dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) t = Durasi hujan (jam)  Menghitung Debit Puncak dengan Metode Rasional Metode rasional adalam metode lama yang masih digunakan hingga sekarang untuk memperkirakan debit puncak (peak discharge). Rumus yang digunakan yaitu: Q = 0,278.C.I.A dimana : Q = Debit banjir maksimum (m3 /detik) C = Koefisien pengaliran atau limpasan runoff I = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam) A = Luas catchment area (km2 ) Arti rumus tersebut yaitu jika terjadi curah hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam dalamdaerahseluas 1 km2 , maka debit banjir sebesar 0,278 m3 /detik dan melimpas selama 1 jam (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Setiap daerah memiliki nilai koefisien limpasan yang berbeda (Soewarno, 2000). Nilai koefisien limpasan berdasarkan penggunaan lahannya disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Nilai Koefisien Aliran untuk Berbagai Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Nilai C (%) Hutan tropis < 3 Hutan produksi 5 Semak belukar 7 Sawah 15 Daerah pertanian,perkebunan 40 Jalan aspal 95 Daerah permukiman 50 - 70 Bangunan padat 70 - 90 Bangunan terpencar 30 - 70
  • 10.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 10 Sumber: Majalah Geografi Indonesia No. 14-15 (Soewarno, 2000)  Menghitung Debit Maksimum Saluran Perhitungandebitsaluransuatupenampangsungai ataupunsalurandrainase dihitung melalui pendekatan sebagai berikut : Q = A x v dimana : A = Luas penampang basah saluran (m2 ) v = Kecepatan aliran dalam saluran (m/s) Sedangkan,perhitungankecepatanalirandalamsaluranterbukadilakukanmelalui pendekatan rumus Manning sebagai berikut : V = (1.486/n) . R2/3 . S1/2 dimana : v = Kecepatan aliran di dalam saluran terbuka (m/s) n = Koefesien kekasaran Manning R = Radius hidrolik; R = A/P A = Luas penampang basah, P = Keliling penampang basah. S = Gradien hidrolik saluran c. Lokasi Pengumpulan Data Lokasi pengukuranairlarian(hidrologi) ini adalahdi drainase sekitar proyek sebagai badan air penerima run off dari kegiatan. 3.1.4 PENURUNAN KUALITAS BADAN AIR PENERIMA a. Metode Pengumpulan Data Kualitas air merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan menerima dampak penting dari kegiatan. Parameter lingkungan yang akan ditelaah dari komponen kualitas air Atap rumah 70 - 90 Jalan tanah 13 - 50 Lapis keras kerikil batu pecah 35 - 70 Lapis keras beton 70 - 90 Taman, halaman 5 - 25 Tanah lapang,tegalan 10 - 30 Kebun, ladang 0 - 20
  • 11.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 11 adalah kualitas airtanah dan badan air penerima limbah. Data kualitas air yang digunakan adalah data primer (pengamatan langsung) dan data sekunder. Sebagai langkah awal dari pengumpulan data kualitas air adalah pengambilan contoh uji air. Metode pengambilan contoh uji air yang digunakan dalam studi ini mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SK SNI M – 02 – 1989 – F) mengenai Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air untuk Bidang Pekerjaan Umum (Departemen Pekerjaan Umum, 1990). Pengambilan contoh uji air yang akan dilakukan adalah pengambilan contoh uji sesaat (grab sampling) dengan frekuensi pengambilan contoh uji untuk masing-masing titik sebanyak dua kali untuk badan air penerima dan satu kali untuk dan air tanah dangkal. Contoh uji air yang terambil mewakilisatukolomvertikal(campurandari airpermukaansampai ke dasarperairan) sebagai perwakilan contoh uji air untuk lokasi yang diamati. Bahan dan alat yang digunakan antara lain adalah :  Vertical Water Sampler.  Jerigen plastik volume 5 L berwarna putih.  Botol winkler volume 300 ml.  Botol kaca steril volume 500 ml untuk parameter mikrobiologi.  Asam pekat untuk preservasi.  Kotak pendingin (Ice Box). Terhadapbeberapaparameter,pengukuranlangsungdilakukan di lokasi pengambilan contoh uji, seperti :  Penentuan pH, temperatur dan oksigen terlarut dengan menggunakan Water Quality Checker.  Pengamatan benda terapung dan lapisan minyak secara visual. Untuk parameter lainnya yang uji contoh airnya dilakukan di laboratorium, dilakukan pengawetan dan penyimpanan contoh uji seperti yang disajikan pada Tabel 3.6. b. Metode Analisis Data Metode uji air dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian air secara fisika, kimia dan mikrobiologi dengantujuanuntukmemperolehhasil ujisifatfisika,kimiadanmikrobiologi dari air. Metode uji parameter kualitas air dilakukan dengan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia(SNI)untukBidangPekerjaanUmummengenaiKualitas Air (Departemen Pekerjaan Umum, 1990) dan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1985). Hasil uji kualitasbadanair penerimaakandibandingkandengan baku mutu lingkungan, yaitu PP No. 82 Tahun 2001. Secara lengkap metoda analisis secara fisika, kimia dan mikrobiologi contoh uji badan air penerima di laboratorium disajikan pada Tabel 3.6.
  • 12.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 12 Tabel 3.6 Persyaratan untuk Pengambilan dan Pengawetan Contoh Uji Air No. Parameter Jenis Botol Volume Contoh (ml) Pengawetan Batas Penyimpanan 1. Temperatur P,G - Pengukuran insitu - 2. Padatan terlarut P,G - Didinginkan 7 h / 7 h 3. pH P,G - Pengukuran insitu - 4. Oksigen terlarut P,G 300 ml Pengukuran insitu - 5. Deterjen P,G 200 ml - - 6. Logam terlarut P,G 250 ml Disaring segera, ditambahkan HNO3 sampai pH < 2 6 b / 6 b 7. Logam total P,G 250 ml Ditambahkan HNO3 sampai pH < 2 6 b / 6 b 8. Ammonia-N P,G 500 ml ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan 7 h / 28 h 9. Fluorida P 300 ml Tanpa diawetkan 28 h / 28 h 10. Klorida P,G 100 ml Tanpa diawetkan Tdk terbatas 11. Nitrat-N P,G 100 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan 48 j / 48 j 12. Nitrit-N P,G 100 ml Didinginkan 48 j / 48 j 13. Sianida P,G 500 ml Ditambahkan NaOH sampai pH > 12 dan didinginkan 14 h / 14 h 14. Sulfat P,G 100 ml Didinginkan 28 h / 28 h 15. Sulfida P,G 100 ml Ditambahkan seng sulfat 2 N/100 ml dan didinginkan 28 h / 28 h 16. Pestisida G (S) 1000 ml Ditambahkan 100 mg Na2S2O3 bila ada sisa klorin, didinginkan 7 h / 7 h 17. Minyak & Lemak G 1000 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan 28 h / 28 h 18. Fenol G 500 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan 28 h / 28 h Keterangan : (P) Plastik, (G) Gelas, G (S) gelas dicuci dengan pelarut organik, j (jam), h (hari), b (bulan) Sumber : SNI bidang Pekerjaan Umum. Tabel 3.7 Parameter, Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Air No. Parameter Metode Analisis Peralatan Sifat Fisika 1. Kecerahan Visual Keping Secci 2. Kekeruhan Turbidimetri Turbidimeter 3. Padatan Tersuspensi Gravimetri Neraca Analitik 4. Padatan Terlarut Gravimetri Neraca Analitik 5. Temperatur Elektrometri Horiba Water Quality Checker 6. Bau **) Organoleptik 7. Warna **) Kolorimetri Spektrofotometer Sifat Kimia 1. Amoniak bebas Nessler Spektrofotometer 2. Arsen Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 3. Barium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom
  • 13.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 13 No. Parameter Metode Analisis Peralatan 4. Besi Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 5. Fluorida Spektrofotometri Spektrofotometer 6. Kadmium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 7. Klorida Titrimetri Buret 8. Kromium Val. 6 Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 9. Krom total Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 10. Mangan Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 11. Nitrat Brusin Spektrofotometer 12. Nitrit Sulfanilik Spektrofotometer 13. Oksigen Terlarut Potensiometri DO-meter 14. PH Potensiometri pH-meter 15. Selenium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 16. Seng Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 17. Sianida Spektrofotometri Spektrofotometer 18. Sulfat Turbidimetri Turbidimeter 19. Sulfida – H2S Iodometri Buret 20. Tembaga Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 21. Timbal Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 22. BOD Winkler Buret 23. COD Titrasi – K2CrO7 Buret 24. Timah putih *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 25. Kobalt *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 26. Raksa Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom 27. Kesadahan (Ca CO3) **) Titrimetri Buret Mikrobiologi 1. Koliform tinja **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong counter 2. Total Koliform **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong counter Organik 1. Fenol Spektrofotometri Spektrofotometer 2. Minyak dan lemak Ekstraksi Freon Separating Funnels 3. Senyawa aktif biru metilen Spektrofotometri Spektrofotometer 4. Pestisida Chromatografi GC ket. : *) = Tidak dilakukan untuk pengambilan contoh uji kualitas air sungai. **) = Tambahan untuk kualitas air tanah , Sumber dari SNI : Standar Nasional Indonesia C. Lokasi Pengambilan Contoh Penentuanlokasi pengambilancontohuji badanairpenerimaberdasarkanatas jenis kegiatan, aktivitas masyarakat di sekitar badan air penerima, karakteristik badan air penerima serta memperhatikan ruang dampak.
  • 14.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 14 3.1.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT a. Metode Pengumpulan data Untuk memperolehinformasi yangmemadaidalammendukunganalisis aspek sosial ekonomi dan budaya dilakukan beberapa metode seperti dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 3.8 Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi Budaya Parameter/Komponen Lingkungan Jenis Data Metode Pengumpulan Metode Analisis A. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah penduduk dan tingkat penduduk Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan tabulasi silang 2. Ratio jenis kelamin Sekunder Dokumentasi Analisisratio 3.Tingkat pertumbuhan penduduk Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan tabulasi silang 4. Tingkat pendidikan penduduk Sekunder Dokumentasi Analisispresentasedan tabulasi silang B. SOSIAL EKONOMI 1.Struktur Jenis Pekerjaan Primer/Sekunder Dokumentasi/ Wawancara AnalisisPresentase& tabulasisilang 2.Tingkatpendapatan penduduk Primer Dokumentasi AnalisisPresentase& tabulasisilang 3.Sentra kegiatan ekonomi & sektor perekonomian yang potensial Sekunder Wawancara AnalisisPresentase& tabulasisilang C. SOSEKBUD 1. Perubahan struktur social Primer Wawancara AnalisisPresentase& tabulasisilang 2. Persepsi Masyarakat Primer Wawancara Analisiskuantitatif 3. Kehidupan budaya& beragama Primer/Sekunder Dokumentasi/Wa wancara AnalisisPresentase 4. Keamanan dan Ketertiban Primer/Sekunder Dokumentasi/Wa wancara AnalisisPresentase& tabulasisilang Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dengan aparat desa, tokoh masyarakat dan penduduk sekitar. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan sistem Purposive Random Sampling yaitu sampel bertujuan. Penarikan sampel yang didasarkan atas penilaian tujuan tertentu dimana diasumsikan tim peneliti ANDAL sudah mengidentifikasi kondisi populasi masyarakat yang akan ditarik sampelnya. Penentuan jumlah sampel dihitung dengan menggunakan metode cluster sampling dimana metode ini dapat digunakan dengan mengingat bahwa populasi dapat dikelompokkan dengan mudah ke dalam satu satuan yang disebut cluster. Berdasarkan perhitungan dan penyesuaian dari besaran standard deviation dari masing-masing cluster, dari jumlah populasi yang terkena dampak langsung adalah 100
  • 15.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 15 responden yang diambil dari masyarakat setempat. Jumlah sampel dapat berubah tergantung dari perubahan-perubahan mendasar yang terjadi pada struktur masyarakat yang akan disurvey. Dasar PenentuanJumlahSampelyangakandi surveymenggunakanpendekatanSlovindengan rumus sebagai berikut : n = N 1 + N e² Dimana: n : jumlahsampel N : adalahjumlahpopulasi e :adalahtingkatkesalahanpengambilansampel yangmasihdapatdi toleransi Dengan menggunakan asumsi dasar bahwa:  Jumlah tenaga kerja operasi adalah 250 orang, dimana diasumsikan 20 % merupakan tenaga kerja lokal yang terkena dampak yaitu sekitar 50 rumah tangga.  Jumlah sampel yang diambil berdasarkan metode sampling adalah dengan N = 50, e = 10%, maka n = 33,33. Sehingga pada studi ini jumlah responden yang akan diwawancarai adalah sekitar 34 orang/KK. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi-instansi terkait meliputi:  Laporan monografi dan potensi Kelurahan Senggigi  Kecamatan Batu Layar dan Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka.  Profil kesehatan Puskesmas di Kecamatan Batu Layar.  Data statistik lainnya. b. Metode Analisis data 1. Kepadatan Penduduk (Population Density) dihitung berdasarkan rumus : D = Po (1 + r) t L Dimana : r = Laju pertumbuhanpenduduk(%) P0 = Jumlahpendudukpada tahunke 0 (jiwa) t = Periode waktuperhitungan D = Kepadatanpenduduk(jiwa/km2 ) L = Luas Wilayah(km2 ) 2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dihitung dengan formula sebagai berikut : SR = L/P x K *)
  • 16.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 16 Dimana: SR = RasioJeniskelamin (Sex ratio) L = Jumlahpenduduklaki-laki (jiwa) P = Jumlahpendudukperempuan(jiwa) K = konstanta(100) 3. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) dihitung dengan formula: DR = P0-14 + P60+ x K P15-60 Dimana: DR = DependencyRatio P0-14 = JumlahPendudukUsia0 – 14 tahun (jiwa) P60+ = JumlahPendudukUsia>60 tahun(jiwa) P15-60 = JumlahPendudukUsia15 – 60 tahun(jiwa) K = Konstanta(100) c. Lokasi pengamatan Lokasi pengamatan aspek sosial ekonomi budaya dilakukan di desa di sekitar tapak proyek yaitu di Kelurahan Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat. 3.1.6 GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT a. Metode Pengumpulan Data  Parameter yang diamati Parameter lingkungan yang diamati untuk aspek kesehatan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak yakni insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan data yang diperlukan yaitu :  Bahan cemaran : penyebaran bahan pencemar pada media air, udara, dan gas serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.  Yang berhubungan dengan vektor penyakit yaitu munculnya genangan-genangan air dan timbulan sampah padat yang berpotensi sebagai tempat perindukan beberapa vector penyakit diantaranya nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah (DB), lalat, tikus dan kecoa.  Pola penyakit berbasis lingkungan.  Fasilitas pelayanan kesehatan.  Perilaku masyarakat:  kebiasaan pemanfaatan air
  • 17.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 17  kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi (buang air besar, buang sampah, buang air limbah)  kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan (berobat)  Cara pengumpulan data Data yang dikumpulkan pada aspek kesehatan masyarakat terdiri dari data primer dan sekunder, dapat bersifat kuantitatif dan juga kualitatif. Pengambilan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan dan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner dimana jumlah sampel sebanyak 50 orang. Sasaran respondennya adalah kepala keluarga. Penentuanjumlah sampel ini diambil dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan penulis/peneliti. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah keterbatasanbiaya,tenaga,waktusertaketerwakilan / kecukupan data yang diperlukan serta luasnya persebaran dampak. Pengambilandatasekunderdilakukanmelalui telaahanterhadapliteratur dan hasil penelitian lain serta laporan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Kesehatan dalam angka dari instansi terkait, baik pusat maupun daerah. Data sekunder yang diperlukan diantaranya adalah 10 besar penyakit di wilayah studi, ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, serta sumber daya manusia dibidang kesehatan. b. Metode Analisis data Data primerdan data sekunder yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan melakukan tabulasi dan analisis baik secara perhitungan maupun secara analogi. Analisis data yang diperoleh dengan menghitung distribusi dan frekuensi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel. c. Lokasi pengamatan Lokasi pengamatan untuk aspek kesehatan masyarakat adalah di Kelurahan Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat terkait dengan proyek dan masyarakat tersebut terpajan faktor bahaya yang dapat berdampak pada kesehatannya. 3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Untuk melakukan prakiraan besaran dampak dan sifat penting untuk masing-masing dampak penting hipotetik dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
  • 18.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 18 3.2.1 PENURUNANKUALITAS UDARA Metoda perkiraan dampak yang akan digunakan untuk aspek kualitas udara dan kebisingan meliputi metoda formal dan non formal. a. Metoda formal Metode yangdigunakanadalahmodel matematikbaikuntukpendugaan dampak gas polutan, debu maupun kebisingan. - Metode Prakiraan Dampak Untuk Kualitas Udara Metode prakiraan dampak untuk kualitas udara menggunakan metode matematis guna memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan oleh operasional kendaraan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana : - C = konsentrasi ambien (g/m3 ) - Q = laju emisi (g/detik/m2 ) - s = panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m) - u = kecepatan angin rata-rata (m/dtk) - z = tinggi pencampuran (m). Untuk faktor emisi gas buang Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia digunakan pedoman estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007. Faktor emisi gas buang kendaraan bermotor dapat dilihat pada berikut ini : Tabel 3.9. Faktor Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia No. Kategori CO (g/km) HC (g/km) NOx (g/km) PM10 (g/km) SO2 (g/km) 1 Sepeda Motor 14 5.9 0.29 0.24 0.008 2 Mobil Penumpang (Bensin) 40 4 2 0.01 0.026 3 Mobil Penumpang (Solar) 2.8 0.2 3.5 0.53 0.44 4 Mobil Penumpang (mix) 32.4 3.2 2.3 0.12 0.11 5 Bis 11 1.3 11.9 1.4 0.93 6 Truk 8.4 1.8 17.7 1.4 0.82 Sumber : pedoman estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007 zu sQ C 
  • 19.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 19 - Metode Perkiraan Dampak Untuk Kebisingan Metode yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah metode matematis dengan menggunakan Model Inverse Square Law, yaitu : Dimana : Lp1 = Tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1. Lp2 = Tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2. b. Metode non formal Adapunmetodanonformalnyaadalahdengancara analogi dengankegiatanlainyangmemiliki tipe proses yang sama dengan kegiatan yang dikaji, serta dengan pembandingan baku mutu atau peraturan yang berlaku, seperti : a. Kualitas udara, akan dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999. b. Kebisingan, akan dibandingkan dengan : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No . 48 /MENKLH/II/1996 tentang Baku Tingkat kebisingan. 3.2.2 GANGGUANLALULINTAS Untuk memprakirakanberapabesardampak gangguanlalulintasakibatvilla batu layar adalah dengan menghitung jumlah bangkitan yang akan ditimbulkan karena kegiatan tersebut. Bangkitan lalu lintas adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zone atau daerah per satuan waktu. Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah – pilah atas 3 bagian (Suwarjoko Warpani : 108) : a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk dan kendaraan. b. Lalu lintasbangkitanyaitu tambahanakibatberkurangnyakepentingan sebagai akibat bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan. c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru. Metode prakiraandampakadalah denganmenghitung jumlah kendaraan pada mobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, mobilisasi tenaga kerja baik tahap konstruksi maupun operasi dan tamu yang memberikan konstribusi terhadap bangkitan yang terjadi. Prakiraan dampak lalulintasini didasarkanpadasuatukondisi jampuncak yang menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar. 1 2 21 log20 r r LpLp Sumber titik :
  • 20.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 20 3.2.3 PENINGKATANAIR LARIAN Prakiraan dampak untuk aspek hidrologi, terutama yang berkaitan dengan kemungkinan muncul banjir (floodstorm discharge) untuk setiap periode ulang hujan tahunan tertentu, adalahdenganmenghitungkapasitassaluran berdasarkan rencana sistem drainase yang akan dibuat di lokasi tapak proyek serta menghitung air larian yang terjadi dengan ataupun tanpa proyek. 3.3.4 PENURUNANKUALITAS BADAN AIR PENERIMA Perkiraan dampak untuk aspek kualitas badan air penerima akan dilakukan dengan metode formal maupun non formal. Metode formal digunakan untuk menentukan konsentrasi pertemuan antara outlet limbah dengan badan air sungai yaitu dengan metode matematik : Dimana : C3 = konsentrasi air sungai setelah bercampur dengan air limbah Q3 = debit air sungai setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder) C2 = konsentrasi air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran) Q2 = debit air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran dan data sekunder) C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder) Q1 = debit air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder) Metode non formal yang akan dilakukan untuk memperhitungkan dampak yaitu dengan membandingkan terhadap baku mutu lingkungan yang berlaku sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. 3.3.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT Dalam melakukan prakiraan dampak terhadap kompenen sosial, ekonomi dan budaya untuk terjadinya peningkatan perekonomian lokal, terciptanya kesempatan kerja, dan terjadinya persepsi negatif masyarakat, maka kegiatan villa batu layar sebagai satu kesatuan kegiatan proyek yang secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan kontribusi terhadap perubahan komponen sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar areal pembangunan ini. 3 1122 3 Q CQCQ C  
  • 21.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 21 a. Terjadinya Peningkatan Perekonomian Lokal Metode prakiraan dampak adalah dengan interpretasi dari hasil penghitungan jumlah rupiah yang akan diterima dari tenaga kerja yang terlibat baik tahap konstruksi maupun operasi. b. Terciptanya kesempatan kerja Metode prakiraandampakadalah dengancara interpretasi dari hasil penghitunganjumlah tenagakerjayang dapatdiserappada saat kegiatandanmembandingkandenganjika tidak ada kegiatan. c. Terjadinya persepsi negatif masyarakat Metode prakiraan dampak adalah dengan cara interpretasi dari hasil menghitung dan menginventarisirjumlahprotesataukomplaindari masyarakatyangterjadi karena adanya kegiatan baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. 3.3.6 GANGGUANKESEHATANMASYARAKAT Metode studi yangdigunakandalamaspekkesehatanmasyarakat adalah pendekatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yaitu suatu metode untuk melihat gambaran keterkaitan antara paramater lingkungan yang diamati dengan masyarakat yang terpajan. Berdasarkan metode Analisis Kesehatan Lingkungan (ADKL), pengukuran aspek kesehatan masyarakat dilakukan pada Simpul 1 – Simpul 4 dengan maksud dan tujuan penggunaan sebagai berikut :  Simpul 1 (sumber dampak) untuk mengetahui jenis sumber dampak yang dapat mencemari lingkungan.  Simpul 2 (kualitas 21mbient/media lingkungan), untuk mengetahui keterkaitannya media lingkungan dengan resiko kesehatan sebelum kontak dengan manusia.  Simpul 3 (manusia),untukmengetahui pemajanan pencemar terhadap manusia, dalam hal ini mengenai mekanisme masuknya pencemar dalam tubuh manusia.  Simpul 4 (manusia), untuk mengetahui dampak kesehatan terhadap manusia, antara lain tentang penyakit yang timbul di masyarakat. 3.3 METODE EVALUASISECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN Setelah dilakukan pendugaan prakiraan dampak maka akan diketahui besarnya dampak atau perubahanyangakan terjadi akibat kegiatan rencana pembangunan Villa Batu Layar tersebut secara kuantitatif. Komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar akan ditelaah lebih lanjut dan dievaluasi.
  • 22.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 22 Metode evaluasi yang akan dipergunakan adalah Bagan Alir Dampak dilengkapi uraian deskriptif. Metode bagan alir dampak digunakan untuk merunut/menelusuri terjadinya dampakdan menggambarkandampaklanjutan(sekunder dan tersier) serta keterkaitan suatu proses atau dampak dengan proses atau dampak dengan proses atau dampak lainnya secara akumulatif dan holistik.
  • 23.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 23 Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi
  • 24.
    KA-ANDAL Pembangunan VillaBatu Layar Senggigi Metode Studi PT. Vivakarya Wisatajaya III - 24 Gambar 3.1 Peta Lokasi Titik Sampling