Studi kelayakan kombinasi tanaman kayu-kayuan pada areal pertanaman kelapa di Kecamatan Mapanget, Kota Manado menunjukkan bahwa penanaman jati, mahoni, nantu dan cempaka di antara tanaman kelapa dapat meningkatkan pendapatan petani. Analisis biaya dan manfaat menunjukkan return on investment mencapai 2-5 kali biaya produksi yang dikeluarkan. Kombinasi tanaman ini juga dapat memperlambat erosi tanah dan memaksimalkan p
Model tenurial dalam unit manajemen kphCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang analisis model tenurial dalam unit manajemen KPH PUSPIJAK. Secara ringkas dibahas tentang sejarah penunjukan kawasan hutan, perkembangan penggunaan kawasan oleh masyarakat dan perusahaan, serta dampak yang ditimbulkan berupa konflik sumber daya alam dan sosial. Beberapa alternatif solusi juga diusulkan untuk mengurangi konflik, seperti konsep Desa Hutan dan penyelesaian se
Dokumen ini memberikan informasi tentang sumber penghasilan dan tingkat pendapatan tiga kelompok masyarakat (keluarga miskin, pra-sejahtera, sejahtera 1) di desa Lubuk Besar pada tahun 2016 dan 2017. Informasi yang diberikan meliputi luasan lahan, jenis tanaman, produksi, harga jual, nilai penjualan, dan laba bersih tiga sampel per kelompok.
Dokumen tersebut membahas peran serta masyarakat sipil dalam pengelolaan dan restorasi gambut di Sumatera Selatan. Masyarakat sipil melakukan berbagai aksi seperti pemetaan wilayah prioritas restorasi, monitoring kegiatan illegal logging, penebatan kanal dan penanaman, serta mendorong penegakan hukum lingkungan hidup. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memberikan kompensasi kepada petani kecil, mereview perizinan di are
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni
Dokumen tersebut membahas tentang konversi hutan dan akibatnya. Konversi hutan adalah penggunaan lahan hutan untuk tujuan selain kehutanan seperti transmigrasi, pertambangan, perkebunan dan peternakan. Akibat dari konversi hutan antara lain berkurangnya curah hujan, meningkatnya banjir dan erosi, serta kerusakan ekosistem. Secara keseluruhan konversi hutan dapat menimbulkan banyak kerugian
Jurnal ini menganalisis model penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk bahan baku biodisel kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir dengan menggunakan algoritma genetika. Penelitian ini menemukan bahwa emisi gas rumah kaca akibat konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah 0,096 megaton CO2 per tahun, tetapi model yang dihasilkan mengoptimalkan penggunaan lahan untuk menghasilkan sekuestrasi
Model tenurial dalam unit manajemen kphCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang analisis model tenurial dalam unit manajemen KPH PUSPIJAK. Secara ringkas dibahas tentang sejarah penunjukan kawasan hutan, perkembangan penggunaan kawasan oleh masyarakat dan perusahaan, serta dampak yang ditimbulkan berupa konflik sumber daya alam dan sosial. Beberapa alternatif solusi juga diusulkan untuk mengurangi konflik, seperti konsep Desa Hutan dan penyelesaian se
Dokumen ini memberikan informasi tentang sumber penghasilan dan tingkat pendapatan tiga kelompok masyarakat (keluarga miskin, pra-sejahtera, sejahtera 1) di desa Lubuk Besar pada tahun 2016 dan 2017. Informasi yang diberikan meliputi luasan lahan, jenis tanaman, produksi, harga jual, nilai penjualan, dan laba bersih tiga sampel per kelompok.
Dokumen tersebut membahas peran serta masyarakat sipil dalam pengelolaan dan restorasi gambut di Sumatera Selatan. Masyarakat sipil melakukan berbagai aksi seperti pemetaan wilayah prioritas restorasi, monitoring kegiatan illegal logging, penebatan kanal dan penanaman, serta mendorong penegakan hukum lingkungan hidup. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memberikan kompensasi kepada petani kecil, mereview perizinan di are
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni
Dokumen tersebut membahas tentang konversi hutan dan akibatnya. Konversi hutan adalah penggunaan lahan hutan untuk tujuan selain kehutanan seperti transmigrasi, pertambangan, perkebunan dan peternakan. Akibat dari konversi hutan antara lain berkurangnya curah hujan, meningkatnya banjir dan erosi, serta kerusakan ekosistem. Secara keseluruhan konversi hutan dapat menimbulkan banyak kerugian
Jurnal ini menganalisis model penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk bahan baku biodisel kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir dengan menggunakan algoritma genetika. Penelitian ini menemukan bahwa emisi gas rumah kaca akibat konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah 0,096 megaton CO2 per tahun, tetapi model yang dihasilkan mengoptimalkan penggunaan lahan untuk menghasilkan sekuestrasi
Teks tersebut membahas tentang program Green Property yang mengembangkan hutan tanaman rakyat dengan menanam pohon jabon. Pohon jabon memiliki berbagai manfaat lingkungan seperti mencegah erosi, menyerap CO2, dan tumbuh subur pada berbagai kondisi tanah. Program ini juga memberdayakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peternakan, dan budidaya palawija."
Dokumen ini membahas tentang penelitian pekarangan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan pola pekarangan petani dan nelayan di kabupaten tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah survei rumah tangga sebanyak 100 rumah di dua kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan komposisi tanaman dan luas lahan pekarangan antara petani dan nelayan di Kabupaten Lam
Studi ini menganalisis valuasi nilai ekonomi total sumber daya alam di Kabupaten Gorontalo, termasuk hutan, mineral, dan dampak kerusakan lahan. Hasilnya menunjukkan nilai ekonomi total Rp49,4 triliun per tahun, dengan kontribusi terbesar dari manfaat langsung hutan dan mineral."
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpaduRhino H Pranapati
Gerakan Nasional (Gernas) Singkong Sejahtera Bersama
Proyek Pembangunan Klaster Industri Agro Singkong.
By. Mr Suharyo Husen
Ketua MSI
http://singkong-msi.blogspot.com
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
Teks tersebut membahas tentang program Green Property yang mengembangkan hutan tanaman rakyat dengan menanam pohon jabon. Pohon jabon memiliki berbagai manfaat lingkungan seperti mencegah erosi, menyerap CO2, dan tumbuh subur pada berbagai kondisi tanah. Program ini juga memberdayakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peternakan, dan budidaya palawija."
Dokumen ini membahas tentang penelitian pekarangan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan pola pekarangan petani dan nelayan di kabupaten tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah survei rumah tangga sebanyak 100 rumah di dua kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan komposisi tanaman dan luas lahan pekarangan antara petani dan nelayan di Kabupaten Lam
Studi ini menganalisis valuasi nilai ekonomi total sumber daya alam di Kabupaten Gorontalo, termasuk hutan, mineral, dan dampak kerusakan lahan. Hasilnya menunjukkan nilai ekonomi total Rp49,4 triliun per tahun, dengan kontribusi terbesar dari manfaat langsung hutan dan mineral."
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpaduRhino H Pranapati
Gerakan Nasional (Gernas) Singkong Sejahtera Bersama
Proyek Pembangunan Klaster Industri Agro Singkong.
By. Mr Suharyo Husen
Ketua MSI
http://singkong-msi.blogspot.com
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
Similar to Analisis ekonomi pertanaman kelapa (20)
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
2. Pendahuluan
• Jumlah penduduk
meningkat, konsumsi
kayu meningkat
• Masyarakat menanam
pohon untuk memenuhi
kebutuhannya
• Hutan rakyat, alternatif
dalam mengatasi
kebutuhan kayu, UU
No.41/1999 – hutan hak
adalah hutan yang
berada pada tanah yang
dibebani hak atas tanah.
30/07/2016
BALAIPENELITIAN
KEHUTANANMAKASSAR
2
3. Lanjutan .....
Keputusan Menteri Kehutanan
No.49/Kpts-II/1997 menyebutkan
lebih rinci bahwa hutan rakyat
adalah hutan yang tumbuh di atas
tanah yang dibebani hak milik atau
hak lainnya, dengan luas minimum
0,25 ha serta penutupan tajuk
tanaman kayu lebih dari 50% atau
jumlah pohon minimum 500
batang/ha.
330/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
4. Lanjutan .....
Sulut sebagai bumi nyiur, dominasi
pertanaman kelapa (Cocos nucifera) ,sejak
abad ke XVI dibawah oleh penjelajah Eropa,
Sekitar tahun 1880, Belanda membuka
perkebunan kelapa di Indonesia, tepatnya
dipulau Tallise dan Kinabohutan. Disamping
itu, kebun-kebun kelapa milik rakyat
ternyata sudah lama diusahakan, misalnya
sejak tahun 1886 kopra rakyat dari daerah
Minahasa sudah mulai diekspor ke Eropa.
Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman
kelapa hanya 20% per ha (80%, kosong)
Populasi tanaman hanya berjumlah 140
per ha dengan jarak 9 x 9m dengan luas
perakaran ± 1,5 – 2,0 dari pangkal batang.
(± 9.760 m2)
430/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
5. Lanjutan
Di SULUT terdapat areal
pertanaman kelapa dalam
seluas ± 271,359 ha, ≈ ±
217.087 ha yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan usaha tani palawija -
tanaman tahunan.
Pada lahan-lahan yang
memiliki tingkat kemiringan
bergelombang hingga berbukit
(> 25%) pemanfaatan lahan
sisa secara efisien diantara
tanaman kelapa akan
meningkatkan pendapatan
petani secara ekonomis, dan
dapat mengurangi bahaya
erosi.
530/07/2016
6. 6
METODOLOGI
BAHAN DAN PERALATAN
Bahan : Kombinasi
pertanaman kelapa (milik
masyarakat) dengan
tanaman kayu-kayuan
cempaka – (Elmerillia
ovalis), jati - Tectona
grandis), mahoni (Switenia
macrophylla), nantu/nyatoh
(Palaquium sp.).
Peralatan : pita keliling,
haga hypsometer, tambang,
alat tulis, tally sheet,
kuestioner dan kamera.
30/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
7. ÝR = Ŕ . X. 0,8
ÝR = Volume tegakan (m3)
Ŕ = Rata – rata volume
pohon per hektar (m3/ha)
X = Luas lahan (ha)
ROI =
𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 /𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
*) Rerturn on investmen
R/C ratio =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
*) Analisis Revenue Cost Ratio
7
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
30/07/2016
8. TANAMAN MAHONI
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 8
9. TANAMAN JATI
UMUR 7 TH
JARAK TANAM 4 X 5
B AL A I P E N E L I T I AN K E H U T AN A N M AK AS S A R 9
10. TANAMAN NYATOH
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 10
11. B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 11
TANAMAN CEMPAKA
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
12. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hutan rakyat murni Tanaman kelapa di lokasi penelitian umumnya
ditanam pada tahun 1975-1976, menghasilkan buah pada usia antara
9-10 tahun
Batang kelapa mempunyai kekuatan yang berbeda pada setiap
bagian. Umumnya bagian tepi lebih keras dibandingkan dengan
bagian tengah. Faktor tersebut disebabkan karena adanya sel-sel
pembuluh berkelompok yang disebut vascular bundles dan menyebar
lebih rapat pada bagian tepi dibandingkan bagian tengah
Arah vertikal maupun arah horizontal secara fisis dan mekanis sangat
berbeda.
Pada batang yang sudah masak tebang pada pangkal pohon bagian
tengah batang berat jenisnya 0,25 dan pada bagian tepi sekitar 0,90.
Berat jenis batang kelapa pada ketinggian 19,5 m di atas tanah
bagian tengah batang sekitar 0,10 dan bagian tepi 0,25
30/07/2016BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR12
14. Produksi Buah/Kopra
• Data Dinas Perkebunan (2011) areal untuk tanaman
kelapa yang sudah tak produktif lagi , meningkat
menjadi 32.526 Ha dibanding 2008 sebesar 28.886,90
Ha.
• Peremajaan sebanyak 115 ribu pohon kelapa telah
dilakukan akan tetapi produktivitas tak bisa
ditingkatkan, tahun 2009 di Sulawesi Utara produksi per
hektar mengalami penurunan dari 1,21 ton per hektar
menjadi 1,20 ton per hektar.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
14
15. Hasil Pengukuran Tanaman Kayu
• Ukuran diameter setinggi dada, antara antara 12 – 31 cm, dan
tinggi total tanaman antara 6,5 – 20 m. Untuk tanaman jati
diameter setinggi dada antara 13 – 30 cm dengan tinggi total
15 – 21 m.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
15
No Jenis Tanaman
Volume
Pohon m3/ha
Luas Lahan Ha
Volume Tegakan
(m3)
1 Jati 282,72 3 846,16
2 Nyatoh/Nantu 194,86 1 194,86
3 Cempaka 65,46 1 65,46
4 Mahoni 257,73 1 257,73
Jumlah volume pohon untuk masing – masing tanaman
16. Ketentuanjumlah pohon tertinggalpada
kegiatanpenjaranganjati
No
Tinggi pohon
(meter)
Jumlah pohon
tertinggal (per
hektar)
Umur *
(tahun)
Jarak tanam
(meter)
1 11,0 - 13,0 1.300 - 1.500 5 - 11 2,5 s/d 3
2 13,5 - 15,5 1.000 - 1.100 7 – 17 3
3 15,5 - 17,0 800 - 850 10 - 21 3,5
4 17,5 - 21,0 500 - 550 15 - 34 4 s/d 4,5
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
16
Keterangan : * = tergantung pada kondisi kesuburan tanah
Sumber : Modifikasi Tabel Penjarangan Perum Perhutani (2001)
17. Analisis Biaya
• Analisis Biaya Panen Kelapa
• Luas pertanaman kelapa = 1 ha
• Tahun tanam = 1975 – 1976
• Waktu panen / tahun = 4 kali
• Panen dalam 1 ha (100 btg)/tahun = ± 1, 2 ton – 1,5 ton
• kopra
• Harga kopra/kg = ± Rp.3.500,-
• Jumlah penerimaan/tahun = ± Rp. 4.725.000,- atau
• Jumlah penerimaan/bulan = ± Rp. 393,750 ==
• Rp. 400.000,-
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
17
18. Analisis Biaya Tanaman Kayu
No.
Hasil
Penjarangan
Volume
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Penerima
an (Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
Jumlah
Keuntungan
(Rp)
1 Jati 72 m3 2.000 144.000 34.500 109.500
2 Nyato/Nantu 68 m3 1.500 102.000 15.975 86.025.
3 Cempaka 23 m3 1.750 40.250 15.975 24.275.
4 Mahoni 72 m3 1.500 108.000 19.475 88.525.
30/07/2016BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
18
X Rp. 1.000,-
19. Lanjutan
No.
Jenis Tanaman
Sela
Keuntungan
(Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
ROI Keterangan
1 Jati 109.500.000 34.500.000 3,17
2 Nyato/Nantu 86.025.000 15.975.000 5.40
3 Cempaka 24.275.000 15.975.000 1.52
4 Mahoni 88.525.000 19.475.000 4.55
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
19
. Hasil Analisis ROI dan R/C Untuk Masing-masing Tanaman Sela
20. Lanjutan. . .
No.
Jenis
Tanaman
Sela
Penerimaan
(Rp)
Biaya
Produksi (Rp)
R/C Keterangan
1 Jati 144.000.000 34.500.000 4,17
2 Nyato/Nantu 102.000.000 15.975.000 6,4
3 Cempaka 40.250.000 15.975.000 2,51
4 Mahoni 108.000.000 19.475.000 5,50
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
20
21. Penutup
• Kelapa di Sulut yang merupakan tanaman yang membudaya telah
berlangsung lama sehingga keadaannya dibiarkan secara alami
dengan kurang melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan
produksi tetapi cendrung menambah dengan tanaman kelapa
baru
• Pemanfaatan ruang di bawah areal pertanaman kelapa akan
mempertahankan /mengurangi erosi
• Keuntungan yang diperoleh dari masing-masing tanaman sela
antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan,
sedangkan besarnya biaya penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali
dari pada modal yang digunakan sebagai biaya produksi.
• Kombinasi pertanaman kelapa dan tanaman sela dapat
meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
21