1) Situasi kritis yang dihadapi umat Islam saat ini seharusnya tidak membuat putus asa karena sejarah telah menunjukkan contoh-contoh situasi yang jauh lebih sulit.
2) Iman yang kuat akan kemenangan Allah dan keyakinan bahwa janji-Nya akan terwujud dapat memotivasi untuk terus berjuang di tengah kesulitan.
3) Kemenangan yang hak akan segera tiba menurut janji Allah, meskipun saat
1. 12)
ALLAH PASTI MENEPATI DJANDJINJA !
Saudara pembatja,
Dalam menghadapi situasi jang kritis seperti dewasa ini kita hadapi,
mungkin terdapat orang jang kurang kuat djiwanja, mendjadi putus asa
atau nekat. Mendjadi orang jang „ja-is" atau mengambil langkah
,.tahlukah". Ke-dua2-nja bukan sikap jang diridai Allah, tidak sesuai
dengan iman jang dikandung oleh dada jang mu'min.
Kepada orang jang demikian itulah kuhadapkan sepatah kata ini.
Bahwa situasi jang dihadapi oleh umat Islam dewasa ini kritis, memang !
Bahwa situasi itu pantas menggelisahkan, memang ! Bahwa karena itu
umat Islam harus waspada, awas dan mengawasi, itulah sikap jang dengan
sendirinja sudah djadi konsekwensi dari pada situasi itu.
Namun didalam kesibukan menjusun tenaga, membulatkan kesatuan
umat untuk menghadapi segala kemungkinan, wadjiblah kita tin-djau,
apakah situasi kritis jang kita hadapi sekarang ini, ada matjam tjontohnja
didalam sedjarah perdjuangan umat Islam sepandjang tarich-nja 13 abad
jang lampau itu.
2. Djawabnja : Ada, dan alangkah banjaknja ! Tetapi tjontoh2 jang
bertemu dalam sedjarah itu, djauh lebih hebat dan lebih dahsjat. Situasi
kritis jang menentang kita dewasa ini, sesungguhnja belumlah mentjapai
taraf jang se-dahsjat2-nja, seperti jang pernah dilukiskan oleh Al-Quran
didalam Ajat: „Hatta jaqularrasulu walladzina amanu ma'ahu mata nasrullah".
Situasi jang demikian dahsjatnja sehingga menjebabkan Rasulullah dan
kaum Mu'minin jang menjertainja ber-tanja2 : „Bila akan datang djandji
Tuhan memberi kemenangan ?" (Q.s. Al-Baqarah : 214).
Belum setaraf demikian, saudara pembatja, situasi kritis jang kita
hadapi sekarang ini ! Meskipun mungkin akan sampai kepada taraf
demikian ........... , djika kita lengah dan tidak mengambil sunnah jang
dipakai oleh Nabi Besar kita dan para Sahabatnja kaum Mu'minin itu.
Sjarat terpenting bagi mu'min dapat menghadapi segala matjam
situasi kritis, ialah djiwa jang kuat, kepala jang dingin dan bersikap bukan
putus asa dan bukan pula nekat melangkah ke „tahlukah".
Dimulai dengan menguatkan djiwa, ialah djangan sedjenakpun kita
lupa, bahwa iman kita itu membulat kepada kejakinan, bahwa djandji
Allah nistjaja akan ditepati-Nja. Djandji2 Allah itu antara lain bertemu
dalam Ajat: „Innallaha la jushlihu 'amalal-mufsidin". Bahwasanja Allah
tidak mungkin memberi sukses, amal orang2 jang merusak (Q.s. Junus: 81).
Dalam sedjarah bangsa kita jang dekat, masih membajang diruang mata
peristiwa Madiun dari kaum komunis, ialah amal jang merusak. Maka
kesudahan amal itu ialah tidak sukses pada achirnja dan tertjantum
peristiwa tersebut didalam sedjarah Negara kita sebagai lembaran hitam
jang sangat menjedihkan, jang akan dibatja oleh turunan kita.
Memang, adakalanja apa jang batil itu beroleh kemenangan, untuk
sementara waktu. Tapi kemenangan jang batil akan disusul oleh jang hak.
Itupun termasuk djandji2 Allah jang dimaksudkan diatas.
Situasi kritis jang kita hadapi dewasa ini adalah karena apa jang batil
tampaknja se-akan2 mendapat kemenangan. Seorang Muslim harus jakin,
bahwa kemenangan batil itu akan segera disusul oleh jang hak sehingga
mendjadi "zahuqa", sehingga memangnjalah bahwa jang batil itu nistjaja
akan hantjur luluh dan binasa.
Maka djika ada djiwa seorang Muslim jang melemah karena situasi
kritis jang sekarang ini, bangkitkanlah kekuatan itu dengan mengingati
djandji2 Allah, dan bahwa djandji Allah itu tidak boleh tidak tentu akan
ditepati oleh Allah sendiri.
3. Mata nasrullah ? Ber-tanja2 kaum Mu'min. Kapan tiba kemenangan kita ?
Ala inna nasrallahi qarib. Kemenangan itu sudah dekat, tampak sajup2 diruang mata.
Itulah djandji Allah, dan djandji Allah nistjaja ditepati-Nja. Tjam-kanlah !
19 September 1953
3