Teks tersebut merupakan cerita mimpi seseorang di hari kiamat dimana ia menyaksikan orang-orang yang lebih dahulu masuk surga dibanding dirinya. Ia terkejut menyadari bahwa orang-orang yang sering ditolak atau diremehkan olehnya seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan murid-muridnya lebih dulu masuk surga karena amal mereka lebih ikhlas tanpa mengharap pujian. P
Dokumen tersebut memberikan nasihat tentang pentingnya beribadah dan beramal soleh untuk ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian orang lain atau keuntungan pribadi. Cerita berlatar hari kiamat dimana tokoh utama menyaksikan orang-orang miskin dan yang selalu dibantu olehnya lebih dulu masuk surga, mengingat ketulusan dan ikhlas amal mereka. Hal ini membuat tokoh utama terkejut dan menyadari b
Teks berisi mimpi seseorang yang melihat hari kiamat dan penentuan nasib manusia masuk surga atau neraka. Ia kaget melihat orang-orang yang dianggapnya tidak baik lebih dulu masuk surga dibanding dirinya sendiri. Ia pun disadarkan bahwa amalannya selama ini lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada ikhlas untuk Allah. Teks berisi pesan bahwa keikhlasan dalam beribadah dan kebaikan hati
Pria dalam mimpi menyaksikan orang-orang yang dilayani dan dibantunya selama hidup lebih dulu masuk surga, sementara dirinya belum dipanggil. Hal ini mengingatkannya bahwa niat dan keikhlasan dalam beribadah lebih penting daripada jumlah atau besarnya amal perbuatan. Ia pun tersentak sadar bahwa Allah telah mengingatkannya lewat mimpi.
Ice breaking reflektif aku tidak lebih dulu ke surgaImtitsal Aulia
Pria dalam mimpi menyaksikan pengumuman nama-nama orang yang masuk surga di hari kiamat. Ia terkejut melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual mie, dan pengemis masuk surga sebelum dirinya, meskipun ia sering beribadah dan berdakwah. Pria itu akhirnya menyadari bahwa amal baiknya semata-mata untuk diri sendiri, tidak ikhlas, berbeda dengan orang
Dokumen tersebut memberikan nasihat tentang pentingnya beribadah dan beramal soleh untuk ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian orang lain atau keuntungan pribadi. Cerita berlatar hari kiamat dimana tokoh utama menyaksikan orang-orang miskin dan yang selalu dibantu olehnya lebih dulu masuk surga, mengingat ketulusan dan ikhlas amal mereka. Hal ini membuat tokoh utama terkejut dan menyadari b
Teks berisi mimpi seseorang yang melihat hari kiamat dan penentuan nasib manusia masuk surga atau neraka. Ia kaget melihat orang-orang yang dianggapnya tidak baik lebih dulu masuk surga dibanding dirinya sendiri. Ia pun disadarkan bahwa amalannya selama ini lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada ikhlas untuk Allah. Teks berisi pesan bahwa keikhlasan dalam beribadah dan kebaikan hati
Pria dalam mimpi menyaksikan orang-orang yang dilayani dan dibantunya selama hidup lebih dulu masuk surga, sementara dirinya belum dipanggil. Hal ini mengingatkannya bahwa niat dan keikhlasan dalam beribadah lebih penting daripada jumlah atau besarnya amal perbuatan. Ia pun tersentak sadar bahwa Allah telah mengingatkannya lewat mimpi.
Ice breaking reflektif aku tidak lebih dulu ke surgaImtitsal Aulia
Pria dalam mimpi menyaksikan pengumuman nama-nama orang yang masuk surga di hari kiamat. Ia terkejut melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual mie, dan pengemis masuk surga sebelum dirinya, meskipun ia sering beribadah dan berdakwah. Pria itu akhirnya menyadari bahwa amal baiknya semata-mata untuk diri sendiri, tidak ikhlas, berbeda dengan orang
Pria dalam mimpi disadarkan bahwa orang-orang yang dianggapnya rendah lebih dulu masuk surga karena amal mereka lebih ikhlas untuk Allah, sedangkan amalnya semata untuk kepentingan duniawi. Ia pun tersentak sadar bahwa ikhlas beribadah adalah kunci untuk meraih ridho Allah.
Pria dalam mimpi menyaksikan orang-orang yang dilayani dan dibantunya selama hidup lebih dulu masuk surga, sementara dirinya belum dipanggil. Hal ini membuatnya sadar bahwa amal baiknya semata-mata untuk diri sendiri, tidak ikhlas, berbeda dengan orang-orang lain yang lebih memikirkan kebahagiaan orang lain.
Dokumen ini menceritakan mimpi seseorang di hari penghakiman di mana ia menyaksikan orang-orang yang lebih dahulu masuk surga dibanding dirinya. Orang-orang seperti anak yatim, penjual kaki lima, pengemis dan murid-muridnya lebih diutamakan karena amal mereka lebih ikhlas tanpa mengharap pamrih. Mimpi itu menyadarkan dirinya bahwa amal ibadahnya selama ini lebi
Pria dalam mimpi merasa takut dan bingung ketika berada di Padang Mahsyar. Ia menyaksikan orang-orang yang dikenalnya seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan murid-muridnya masuk surga lebih dulu daripada dirinya. Hal ini membuatnya sadar bahwa amalannya selama ini lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada ikhlas untuk Allah. Mimpi ini menjadi pengingat baginya untuk selalu men
Pria dalam mimpi melihat dirinya berada di Padang Mahsyar menunggu keputusan tentang nasib akhiratnya. Ia melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan pengemis masuk surga sebelum dirinya. Hal ini membuatnya sadar bahwa amal ibadahnya semata-mata untuk kepentingan pribadi bukan ikhlas kepada Allah, sehingga ia belum layak masuk surga.
Pria dalam mimpi melihat dirinya berada di Padang Mahsyar menunggu keputusan tentang nasib akhiratnya. Ia melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan pengemis lebih dulu masuk surga. Pria itu menyadari bahwa amal baiknya semata-mata untuk pameran dan kepentingan pribadi, tidak ikhlas untuk Allah. Ia pun menyadari bahwa orang-orang se
Dokumen tersebut merupakan cerita perjalanan roh seseorang menuju hari kiamat. Ia merasakan ketakutan dan kebingungan ketika berada di padang Mahsyar. Ia menyaksikan orang-orang saleh seperti Rasulullah SAW, sahabat-sahabat, dan orang-orang miskin yang selama ini dikenalnya memasuki surga. Namun namanya tidak dipanggil, membuatnya kesal dan ingin segera bertemu Allah. Ia pun m
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami pengalaman setelah kematian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang-orang sederhana yang dilayani dengan baik selama hidup mereka mendapat tempat di surga, sementara dirinya yang banyak melakukan ibadah dan dakwah belum juga dipanggil ke surga karena niat dan tujuannya tidak murni semata untuk Allah.
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami pengalaman setelah kematian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang-orang sederhana yang dilaluinya ke surga meskipun ia banyak melakukan ibadah namun tidak tulus ikhlas. Ia pun menyadari bahwa amal perbuatan orang lain lebih mulia daripada dirinya.
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami hari penghakiman di hari kiamat. Ia merasa yakin akan masuk surga karena banyak melakukan ibadah dan amal saleh, namun ternyata banyak orang sederhana yang lebih dahulu masuk surga karena keikhlasan dan niat mereka semata-mata untuk ridha Allah. Ia pun akhirnya menyadari bahwa kebanyakan amalnya semata-mata untuk
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami kejadian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang yang dikenalnya seperti anak yatim, pedagang kaki lima, dan orang miskin masuk surga meskipun ia sendiri belum dipanggil. Hal ini membuatnya merasa bersalah karena selama ini ia hanya mementingkan diri sendiri dalam beribadah dan belum melakukannya dengan tulus ikhlas untuk Allah.
Buku ini mengisahkan pengalaman penulis menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya pada usia 18 tahun mewakili negaranya. Ia merasakan berbagai kehormatan dan kasih sayang dari masyarakat sekembalinya dari Tanah Suci. Penulis menggambarkan perasaan kagum dan syukur ketika pertama kali memasuki Masjidil Haram.
Dokumen tersebut membahas empat rumus untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu berdoa, ingat bahwa Allah selalu memberi yang terbaik, bersyukur dalam segala hal, dan berbagi sumber kebahagiaan.
Pria dalam mimpi disadarkan bahwa orang-orang yang dianggapnya rendah lebih dulu masuk surga karena amal mereka lebih ikhlas untuk Allah, sedangkan amalnya semata untuk kepentingan duniawi. Ia pun tersentak sadar bahwa ikhlas beribadah adalah kunci untuk meraih ridho Allah.
Pria dalam mimpi menyaksikan orang-orang yang dilayani dan dibantunya selama hidup lebih dulu masuk surga, sementara dirinya belum dipanggil. Hal ini membuatnya sadar bahwa amal baiknya semata-mata untuk diri sendiri, tidak ikhlas, berbeda dengan orang-orang lain yang lebih memikirkan kebahagiaan orang lain.
Dokumen ini menceritakan mimpi seseorang di hari penghakiman di mana ia menyaksikan orang-orang yang lebih dahulu masuk surga dibanding dirinya. Orang-orang seperti anak yatim, penjual kaki lima, pengemis dan murid-muridnya lebih diutamakan karena amal mereka lebih ikhlas tanpa mengharap pamrih. Mimpi itu menyadarkan dirinya bahwa amal ibadahnya selama ini lebi
Pria dalam mimpi merasa takut dan bingung ketika berada di Padang Mahsyar. Ia menyaksikan orang-orang yang dikenalnya seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan murid-muridnya masuk surga lebih dulu daripada dirinya. Hal ini membuatnya sadar bahwa amalannya selama ini lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada ikhlas untuk Allah. Mimpi ini menjadi pengingat baginya untuk selalu men
Pria dalam mimpi melihat dirinya berada di Padang Mahsyar menunggu keputusan tentang nasib akhiratnya. Ia melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan pengemis masuk surga sebelum dirinya. Hal ini membuatnya sadar bahwa amal ibadahnya semata-mata untuk kepentingan pribadi bukan ikhlas kepada Allah, sehingga ia belum layak masuk surga.
Pria dalam mimpi melihat dirinya berada di Padang Mahsyar menunggu keputusan tentang nasib akhiratnya. Ia melihat orang-orang sederhana seperti anak yatim, penjual kaki lima, dan pengemis lebih dulu masuk surga. Pria itu menyadari bahwa amal baiknya semata-mata untuk pameran dan kepentingan pribadi, tidak ikhlas untuk Allah. Ia pun menyadari bahwa orang-orang se
Dokumen tersebut merupakan cerita perjalanan roh seseorang menuju hari kiamat. Ia merasakan ketakutan dan kebingungan ketika berada di padang Mahsyar. Ia menyaksikan orang-orang saleh seperti Rasulullah SAW, sahabat-sahabat, dan orang-orang miskin yang selama ini dikenalnya memasuki surga. Namun namanya tidak dipanggil, membuatnya kesal dan ingin segera bertemu Allah. Ia pun m
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami pengalaman setelah kematian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang-orang sederhana yang dilayani dengan baik selama hidup mereka mendapat tempat di surga, sementara dirinya yang banyak melakukan ibadah dan dakwah belum juga dipanggil ke surga karena niat dan tujuannya tidak murni semata untuk Allah.
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami pengalaman setelah kematian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang-orang sederhana yang dilaluinya ke surga meskipun ia banyak melakukan ibadah namun tidak tulus ikhlas. Ia pun menyadari bahwa amal perbuatan orang lain lebih mulia daripada dirinya.
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami hari penghakiman di hari kiamat. Ia merasa yakin akan masuk surga karena banyak melakukan ibadah dan amal saleh, namun ternyata banyak orang sederhana yang lebih dahulu masuk surga karena keikhlasan dan niat mereka semata-mata untuk ridha Allah. Ia pun akhirnya menyadari bahwa kebanyakan amalnya semata-mata untuk
Dokumen tersebut merupakan cerita tentang seseorang yang mengalami kejadian di hari kiamat. Ia melihat banyak orang yang dikenalnya seperti anak yatim, pedagang kaki lima, dan orang miskin masuk surga meskipun ia sendiri belum dipanggil. Hal ini membuatnya merasa bersalah karena selama ini ia hanya mementingkan diri sendiri dalam beribadah dan belum melakukannya dengan tulus ikhlas untuk Allah.
Buku ini mengisahkan pengalaman penulis menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya pada usia 18 tahun mewakili negaranya. Ia merasakan berbagai kehormatan dan kasih sayang dari masyarakat sekembalinya dari Tanah Suci. Penulis menggambarkan perasaan kagum dan syukur ketika pertama kali memasuki Masjidil Haram.
Dokumen tersebut membahas empat rumus untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu berdoa, ingat bahwa Allah selalu memberi yang terbaik, bersyukur dalam segala hal, dan berbagi sumber kebahagiaan.
Dokumen tersebut memberikan nasihat dan petunjuk tentang cara memulai hari dengan baik melalui ibadah seperti sholat, dzikir, dan perbuatan-perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah. Dokumen tersebut juga mengingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah dan menjaga sikap serta perilaku yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dan tanggung jawab yang datang bersamanya, serta menasihati remaja untuk menikah jika mampu atau berpuasa jika belum mampu demi menjaga diri dari hawa nafsu. Dokumen tersebut juga memperkenalkan biodata seseorang beserta latar belakang dan motivasi hidupnya.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan nasihat agar selalu mengingati kematian dan bersiap sedia untuk hari akhirat melalui amalan soleh seperti mendirikan solat dan menjauhi maksiat.
2. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan solat kepada anak sejak kecil agar mereka terbiasa dengan ibadah tersebut.
3. Penyakit rohani seperti lal
1. Dalila adalah santriwati yang telah menghafal tiga puluh juz Quran. Ia menerima kabar bahwa ibunya mengalami musibah dan harus pulang.
2. Sesampainya di rumah, Dalila mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Ia berduka cita bersama keluarga dan tetangga.
3. Pada hari ulang tahun ibunya, ibunya juga meninggal dunia tepat di makam ayahnya setel
2. • Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian
banyak manusia berada disekelilingku, namun
aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku
masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa
ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan.
Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.
• Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala
seseorang yang tidak pernah kukenal
sebelumnya mendekati dan menjawab
pertanyaan hatiku. "Inilah yang disebut Padang
Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan
jiwaku. "Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,"
batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas,
mataku tegang mencari perlindungan dari
seseorang yang kukenal.
3. • Kusaksikan langit menghitam, sesaat
kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan
dengan itu, terdengar suara menggema.
Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari
dimana semua manusia akan menerima
keputusan akan balasan dari amalnya
selama hidup didunia. Hari ini pula akan
ditentukan nasib manusia selanjutnya,
surgakah yang akan dinikmati atau adzab
neraka yang siap menanti.
4. • Aku semakin takut. Namun ada debar dalam
dadaku mengingat amal-amal baikku didunia.
Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang
mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan .........
• Aku dan semua manusia lainnya masih
menunggu keputusan dari Yang menguasai hari
pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi
suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa
sesaat lagi akan dibacakan daftar manusiamanusia yang akan menemani Rasulullah SAW
di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar,
ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam
daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku
sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku
dikenal sebagai juru dakwah. "Kalaulah banyak
orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi
aku," pikirku mantap.
5. • Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan.
Aku masih beranggapan bahwa namaku ada
dalam deretan penghuni surga itu, mengingat
ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku.
Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad
SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas,
sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak
satupun jiwa yang masuk kedalam surga
sebelum Muhammad masuk. Setelah itu
tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun.
Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum
manisnya melangkah bahagia sebagai wanita
pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan
keluarga rasul lainnya.
6. • Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk
dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah
berjalan tenang dengan predikat Syahid dan
syahidah pertama dalam Islam. Juga para
sahabat lainnya, satu persatu para pengikut
terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah
ke tempat dimana Allah akan membuka
tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan
yang akan diterima para penghuni surga adalah
melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat
Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur
mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai
balasan kesetiaan berjuang bersama
Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu
tersebutlah para mukminin terdahulu dan para
syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan
agama Allah.
7. • Sementara itu, dadaku berdegub keras
menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat
rombongan anak-anak yatim dengan riang
berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga
kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum
sambil melambaikan tangannya kepadaku.
Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka
anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak
pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu
menangis kelaparan dimalam hari sementara
sering kubuang sebagian makanan yang tak
habis kumakan.
8. • "Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat
kantorku," aku terperangah melihatnya
melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang
tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita,
bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia
kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat
adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela
berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya
di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang
yang sejak tadi disampingku berkata lagi,
"Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata
Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain."
Sementara aku, semua hasil keringatku semata
untuk keperluanku.
9. • Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok
Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu
kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan
rumah dan selalu mendapatkan kata "maaf" dari
bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. Orang
disampingku berbicara lagi seolah menjawab
setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan,
"Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak
memendam kebencian meski kau tolak."
10. • Masya Allah murid-murid pengajian yang aku
bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah
itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid
tempat biasa aku berceramah. "Mereka belajar
kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan
kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit
mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa
dipelajari dengan mendengar dari pada
berbicara," jelasnya lagi.
• Aku semakin penasaran dan terus menunggu
giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian
manusia-manusia dengan wajah ceria, makin
panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku
terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera
bertemu Allah dan berkata, "Ya Allah, didunia
aku banyak melakukan ibadah, aku
bershodaqoh, banyak membantu orang lain,
banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu."
11. • Orang dengan wajah bersinar disampingku itu
hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya.
Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk
berbicara. "Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi
semata untuk kepentinganmu mendapatkan
surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk
memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu
tersimpan keinginan mendapatkan
penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan
hanya berbekas untuk orang lain, tidak
untukmu," bergetar tubuhku mendengarnya.
12. • Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi,
pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah
masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering
kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih
dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering
beranggapan, surga adalah balasan yang
pantas untukku atas dakwah yang kulakukan,
infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan
perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih
tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas
dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih
bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak
lebih dulu ke surga dari mereka.
13. Termasuk Manakan Anda ?
• Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak
bangun dan, astaghfirullah ternyata Allah telah
menasihatiku lewat mimpi malam ini. (bay)
Zzz … Zzz …
Zzzz