2. Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
"Apa itu cinta? Bagaimana
saya bisa menemukannya?”
3. Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan
sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"
4.
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali
dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa
satupun ranting?"
5. Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu
saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur
kembali (berbalik).
Sebenarnya aku telah menemukan
yang paling menakjubkan, tapi aku
tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan
lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting
tersebut.
6. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi,
baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang
kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya.
"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"
7. Di hari yang lain, Plato
bertanya lagi pada gurunya,
"Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa
menemukannya?"
8. Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang
subur didepan sana.
Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali
(menoleh) dan kamu hanya boleh
menebang satu pohon saja.
Dan tebanglah jika kamu menemukan
pohon yang paling tinggi, karena artinya
kamu telah menemukan apa itu
perkawinan”
9. Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan
pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah hampir setengah hutan,
ternyata aku kembali dengan
tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon
ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk
amat, jadi kuputuskan untuk
menebangnya dan membawanya kesini.
Aku tidak mau menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkannya“
Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya
itulah perkawinan"
10. Cinta itu semakin dicari, maka
semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati,
ketika dapat menahan keinginan
dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan
yang berlebih akan cinta, maka
yang didapat adalah kehampaan...
tiada sesuatupun yang didapat, dan
tidak dapat
dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar
mundur.
Terimalah cinta apa adanya.
11. Perkawinan adalah kelanjutan dari
Cinta.
Adalah proses mendapatkan
kesempatan,
ketika kamu mencari yang terbaik
diantara pilihan yang ada,
maka akan mengurangi kesempatan
untuk mendapatkannya,
Ketika kesempurnaan ingin kau
dapatkan, maka sia-sialah waktumu
dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya
kesempurnaan itu hampa adanya.