Plato bertanya pada gurunya tentang arti cinta dan perkawinan. Gurunya memberi contoh dengan menyuruh Plato memilih ranting terbaik di ladang atau menebang pohon tertinggi di hutan tanpa berbalik, namun Plato tidak memilih apa-apa karena khawatir akan menemukan yang lebih baik. Gurunya menjelaskan bahwa itulah arti cinta dan perkawinan, yaitu menerima apa adanya tanpa harapan akan yang se