Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99
Papilo99 yaitu tempat terbaik guna para pemeran yang mencari pengalaman bermain slot gacor yang asyik serta bermanfaat. Dengan koleksi game slot gacor dari server luar negri Thailand, saya menawarkan peluang untuk pemeran guna menikmati bermacam tipe game slot terbaik. Papilo99 pernah memperlihatkan dirinya selaku basis terpercaya untuk para penggemar slot gacor.
Link Alternatif : https://heylink.me/Papilo99.net/
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D
Wen4D adalah pilihan situs judi slot terbaik di Indonesia dan terpercaya yang menghadirkan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para pemain yang bergabung. Sistem game yang kami sajikan 100% fairplay di mana artinya memang tidak ada campur tangan pihak manapun yang menentukan kemenangan.
Link Alternatif : https://heylink.me/WEN4D.com/
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
5.a. LK_ANALISIS RAPOR-SATPEN.docx
1. 1
ANALISIS RAPOR PENDIDIKAN SATUAN PENDIDIKAN
(PRAKTIK PERENCANAAN BERBASIS DATA)
Nama Satuan Pendidikan : SMPN 2 BANYUASIN II
Nama Kepala Sekolah : MUKTHIA, S.Pd.M.M
Nama Pengawas Bina : Fisca Dewi, S.Pd. MM.
Kab/Provinsi : Banyuasin Prov Sumatera Selatan
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
A.1. Kemampuan Literasi:
Kemampuan literasi peserta didik
masih di bawah kompetensi
minimum yaitu 1,19 dari nilai
maksimal 3
A.1.1 Kemampuan peserta didik
dalam membaca teks
informasi masih rendah
(capaian nilai sekolah sebesar
38,53 dari nilai maksimal 100)
A.1.2 Kemampuan peserta didik
dalam membaca teks sastra
masih rendah (capaian nilai
sekolah sebesar 39,73 dari
nilai maksimal 100)
A.1.3 Kemampuan peserta didik
dalam mengakses dan
menemukan isi teks masih
rendah (capaian nilai sekolah
sebesar 47,38 dari nilai
maksimal 100)
A.1.5 Kemampuan peserta didik
dalam mengevaluasi dan
merefleksikan isi teks masih
rendah (capaian nilai sekolah
sebesar 39,55 dari nilai
maksimal 100)
C.3.3 Kemampuan manejerial guru
masih sangat rendah (capaian
Memkasimalkan program GLS dan pengiplementasiannya yang sudah
dibuat sekolah misalnya :
- Pembiasaan literasi 15 menit sebelum belajar
- Pojok literasi
- 1 bulan 1 buku
- Diorame cerita
- dll
Menyediakan tambahan buku-buku bacaan (1 siswa baru 1 buku)
Kegiatan membaca dan mendiskusikan beragam buku dari berbagai
sumber dan genre secara rutin oleh guru dan siswa
Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk peningkatan
kompetensi guru dan kepala sekolah dengan berbagi pengetahuan dan
diskusi (kemampuan memanejerial dan aktivasi kognitif yang beragama)
2. 2
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
nilai 0 dari nilai maksimal
100)
D.1.2 Kualitas Pembelajaran masih
mengalami disorientasi karena
aktivasi kognitif didalam kelas
masih rendah/pasif (Capaian
nilai 1.67 dari nilai maksimal
3)
A.2. Kemampuan Numerasi:
Kemampuan numerisasi peserta
didik masih di bawah kompetensi
minimum yaitu 1.45 dari nilai
maksimal 3
A.2.1 Kemampuan peserta didik
dalam domain Bilangan
masih rendah (capaian nilai
sekolah sebesar 51,12 dari
nilai maksimal 100)
A.2.4 Kemampuan peserta didik
dalam domain Data dan
Ketidakpastian (capaian nilai
sekolah sebesar 48,76 dari
nilai maksimal 100)
A.2.5 Kemampuan peserta didik
dalam mengetahui (capaian
nilai sekolah sebesar 51,24
dari nilai maksimal 100)
A.2.6 Kemampuan peserta didik
dalam menerapkan (capaian
nilai sekolah sebesar 48,21
dari nilai maksimal 100)
C.3.3 Kemampuan manejerial guru
masih sangat rendah
(capaian nilai 0 dari nilai
maksimal 100)
D.1.2 Kualitas Pembelajaran masih
mengalami disorientasi
karena aktivasi kognitif
Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk peningkatan
kompetensi guru dan kepala sekolah dengan berbagi pengetahuan dan
diskusi (kemampuan memanejerial dan aktivasi kognitif yang beragama)
Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah untuk
mengidentifikasi tantangan dalam pembelajaran dengan melibatkan
pemangku kepentingan sekolah
Merubah proses pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran terbuka dengan memberikan instruksi,
panduan dan aktivitas yang interaktif pada pembelajaran numerasi
yang dipraktekkan agar peserta didik dan kondisi kelas bersifat aktif.
3. 3
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
didalam kelas masih
rendah/pasif (Capaian nilai
1.67 dari nilai maksimal 3)
D.2.3 Penerapan praktik inovatif
didalam kelas masih pasif
(capaian nilai hanya 49.59
dari nilai maksimal 100)
A.3. Indeks Karakter:
Beberapa Karakter pada peserta didik
masih perlu dikembangkan karena
hanya mencapai nilai 1.88 dari nilai
maksimal 3
A.3.2 Karakter Gotong Royong
pada peserta didik masih
perlu ditingkatkan (capaian
nilai sekolah sebesar 1,8
dari nilai maksimal 3)
A.3.5 Karakter Kebinekaan global
pada peserta didik masih
perlu dikembangkan
(capaian nilai sekolah
sebesar 1.4 dari nilai
maksimal 3)
D.8.2 Sikap Inklusif pada peserta
didik masih perlu
ditingkatkan (capaian nilai
sekolah sebesar 1.5 dari nilai
maksimal 3)
- Penyususan dan penerapan kurikulum oeprasional sekolah
sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi siswa terutama
terkait penguatan profil pelajar pancasila terutama dalam hal
kebinekaan, gotong royong.
- Memaksimalkan implementasi profil pelajar pancasila dalam
kehidupan di sekolah atau dalam bentuk projek yang diberikan
ke siswa
- Kegiatan pembelajaran dengan menonton dan diskusi terkait
materi pencegahan intoleransi, penguatan keberagaman,
kebinekaan global, akhlak mulia dan inklusivitas
C.3 Pengalaman pelatihan GTK pada
tenaga pendidik masih perlu
ditingkatkan karena capaian hanya
20% dari nilai maksimal 100
C.3.1 Kemampuan tenaga pendidik
dalam Pengetahuan bidang
studi masih sangat rendah
(capaian nilai sekolah
sebesar 0 dari nilai
maksimal 100)
C.3.3 Kemampuan Manajerial
tenaga pendidik masih
sangat rendah (capaian nilai
Satuan Pendidikan perlu melakukan pengembangan dan pelatihan
pengetahuan bidang studi, pedagogi, manajerial, atau pelatihan lain
dalam keikutsertaan guru.
4. 4
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
sekolah sebesar 0 dari nilai
maksimal 100)
E.2.1 Proporsi pembelanjaan
peningkatan mutu guru dan
tenaga kependidikan hanya
2.45 dari nilai maksimal
100
C.6 Kehadiran guru di kelas belum
tersedia
Kehadiran guru dikelas belum
diinput pada sistem
Kehadiran guru akan diinput pada system
D. 1 Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran masih
perlu ditingkatkan (nilai capaian
hanya 1.73 dari nilai maksimal
3)
D.1.1 Kemampuan tenaga pendidik
dalam memanajemen kelas
masih perlu ditingkatkan
(capaian nilai sekolah
sebesar 1.81 dari nilai
maksimal 3)
D.1.2 Kemampuan tenaga pendidik
dalam memberikan
Dukungan afektif masih
perlu ditingkatkan (capaian
nilai sekolah sebesar 1.7
dari nilai maksimal 3)
D.1.3 Kemampuan peserta didik
dalam aktivasi kognitif masih
perlu ditingkatkan (capaian
nilai sekolah sebesar 1.67
dari nilai maksimal 3)
D.2.2 Refleksi atas praktik
mengajar masih pasif hanya
mencapai nilai 47,93 dari
nilai maksimal 100
Satuan Pendidikan perlu melakukan pengembangan dan pelatihan
pengetahuan bidang studi, pedagogi, manajerial, atau pelatihan lain
dalam keikutsertaan guru.
Guru perlu dibekali dengan pembelajaran manajemen kelas, dukungan
afektif, aktvitasi kognitif dan pembelajaran praktik dan teori bisa
melalui seminar, webinar ataupun mendatangkan nara sumber
Mengubah suasana kelas agar lebih kondusif untuk melangsungkan
pembelajaran dan melibatkan seluruh guru agar berupaya aktif untuk
melibatkan peserta didik dalam pengelolaan kelas.
5. 5
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
D.2 Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru masih
pasif karena capaian nilai baru
1.17 dengan nilai maksimal 3
D.2.1 Kemampuan guru dalam
Belajar tentang pembelajaran
masih perlu ditingkatkan
(capaian nilai sekolah
sebesar 47,29 dari nilai
maksimal 100)
D.2.2 Kemampuan guru dalam
merefleksi atas praktik
mengajar masih perlu
ditingkatkan (capaian nilai
sekolah sebesar 47,93 dari
nilai maksimal 100)
D.2.3 Kemampuan guru dalam
menerapkan praktik inovatif
masih perlu ditingkatkan
(capaian nilai sekolah
sebesar 49,59 dari nilai
maksimal 100)
D.3.3 Dukungan untuk refleksi
guru masih terbatas dengan
nilai 44,28 dari nilai
maksimal 100
Guru perlu dibekali dengan pembelajaran manajemen kelas, dukungan
afektif, aktvitasi kognitif dan pembelajaran praktik dan teori bisa
melalui seminar, webinar ataupun mendatangkan nara sumber
D.3 Kepemimpinan instruksional
masih bersifat terbatas dengan
capaian nilai 1 dari capaian nilai
maksimal 3
D.3.1 Visi-misi sekolah hanya
bersifat simbolis karena
pengimplemntasiannya
hanya 46.03 dari nilai
maksimal 100
D.3.2 Pengelolaan kurikulum
sekolah masih disorientasi
karena capaian nilai 46,92
dari nilai maksimal 100
Memaksimalkan impelementasi visi misi sekolah dengan cara
memasukan dalam setiap program kerja dimulai dengan program kerja
wakil kepala sekolah urusan kurikulum, kesiswaan, sarpras, pembina
OSIS, dll dan kemudian mengkomunikasikannya serta dievaluasi.
Memaksimalkan perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik dan
mengembangkan program, sistem insentif dan sumber daya yang
mendukung guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran.
6. 6
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
D.3.3 Dukungan untuk refleksi
guru masih terbatas dengan
nilai 44,28 dari nilai
maksimal 100
D.4 Iklim keamanan sekolah
Keamanan sekolah tingkatnya
waspada karena capaian nilai
baru 1.86 dari nilai maksimal 3
D.4.3 Kasus perundungan
disekolah berstatus rawan
dengan capaian nilai hanya
1.75 dari nilai maksimal 3
D.4.5 Kekerasan seksual berstatus
rawan dengan nilai 1,19 dari
nilai maksimal 3
Sekolah mengadopsi program ROOTS unuk pencegahan perundungan
dan kekerasan berbasis sekolah
Pelatihan guru dan kepala sekolah serta kegiatan pembelajaran terkait
iklum keamanan
Pembuatatn peraturan dan tata tertib sekolah terkait perundungan,
kekerasan seksual, intoleransi dan pencegahan penggunaan narkoba
D.6 Iklim Kesetaraan Gender
Iklim kesetaraan gender di sekolah
masih merintis karena capaian
nilai masih 2 dengan nilai
maksimal 3
D.6.1 Dukungan atas kesetaraan
gender masih belum tersedia
pada system
C.3.3 Kemampuan Manajerial
tenaga pendidik masih
sangat rendah (capaian nilai
sekolah sebesar 0 dari nilai
maksimal 100)
Sekolah tidak akan membeda-bedakan gender untuk posisi apapun di
sekolah atau dalam kegiatan apapun. Namun sekolah membuat
keputusan berdasarkan tingkat kesesuaian, kemampuan dan
keputusan yang diambil secara musyawarah (rapat)
D.8. Iklim Kebhinekaan
Kebinekaan yang ada di sekolah
masih berstatus merintis karena
capaian nilai baru 2,13 dari nilai
maksimal 3
D.8.2 Sikap Inklusif yang ada di
sekolah masih perlu
ditingkatkan (capaian nilai
1.5 dari nilai maksimal 3)
D.8.3 Dukungan atas kesetaraan
agama dan budaya masih
merintis dengan capaian
nilai 3 dari nilai maksimal 3
D.3.1 Visi-misi sekolah belum
dimpelementasikan secara
Memaksimalkan impelementasi visi misi sekolah dengan cara
memasukan dalam setiap program kerja dimulai dengan program kerja
wakil kepala sekolah urusan kurikulum, kesiswaan, sarpras, pembina
OSIS, dll dan kemudian mengkomunikasikannya serta dievaluasi.
7. 7
IDENTIFIKASI:
Memilih dan Menetapkan Masalah
REFLEKSI:
Merumuskan Akar Masalah
BENAHI:
Menentukan Program dan Kegiatan
maksimal karena capaian
nilai hanya 46.03 dengan
nilai maksimal 100
D.10 Iklim Inklusivitas yang ada di
sekolah masih perlu
ditingkatkan karena capaian
nilai 1.84 dari nilai maksimal 3
D.10.2 Layanan sekolah untuk
murid cerdas dan bakat
istimewa masih perlu
dikembangkan (capaian nilai
2,1 dari nilai maksimal 3
D.10.4 Fasilitas dan Layanan
Sekolah untuk Siswa
Disabilitas dan Cerdas
Berbakat Istimewa masih
belum tersedia
Sekolah memberikan layanan khusus berupa pengayaan atau materi
khsusus lainnya untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan dan
bakat istimewa (diluar jam sekolah)
E.1 Partisipasi warga sekolah
Partisipasi warga sekolah masih
bersifat restriktif dengan capaian
nilai 1,5
E.1.1 Partisipasi orang tua masih
bersifat restriktif dengan
capaian nilai 54.42 dari nilai
maksimal 100
E.1.2 Partisipasi murid masih
bersifat selektif dengan
capaian nilai 51.38 dari nilai
maksimal 100
C.3.3 Kemampuan Manajerial
tenaga pendidik masih sangat
rendah (capaian nilai sekolah
sebesar 0 dari nilai maksimal
100)
Mengetahui, Muara Sungsang, Juli 2022
8. 8
Pengawas Bina Kepala SMPN 2 Banyuasin II
Fisca Dewi, S.Pd. MM. Mukthia, S.Pd.M.M
NIP 196810131997032003 NIP. 197909242009022003
9. 9
Catatan/Petunjuk Pengisian:
1. Dalam kolom IDENTIFIKASI; tuliskan capaian Rapor Pendidikan yang perlu ditingkatkan (diutamakan yang berwarna merah dan kuning atau masih belum berwarna
biru) dan sesuai dengan lima indikator prioritas untuk Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh Kemdikbudristek.
Lima indikator prioritas untuk Satuan Pendidikan, meliputi: Kemampuan literasi (A.1), Kemampuan numerasi (A.2), Indeks karakter (A.3), Iklim keamanan sekolah (D.4),
dan Iklim kebhinekaan (D.8)
Contoh isian dalam kolom IDENTIFIKASI, misalnya:
A.1. Kemampuan literasi peserta didik masih di bawah kompetensi minimum
2. Dalam kolom REFLEKSI; tuliskan indikator Level 2 yang berkontribusi pada masalah di indikator Level 1, dan indikator yang berpotensi sebagai penyebab masalah dari
dimensi yang lain.
Pilih indikator-indikator “yang belum baik” sebagai akar masalah dari permasalahan yang telah ditetapkan.
Contoh isian dalam kolom REFLEKSI, misalnya:
A.1.1. Kemampuan peserta didik dalam membaca teks informasi masih rendah (capaian nilai sekolah sebesar 58,23 dari nilai maksimal 100)
A.1.4. Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (L2) masih rendah (capaian nilai sekolah sebesar 53,84 dari nilai maksimal 100)
A.1.5. Kompetensi mengevaluasi dan merefleksikan isi teks (L3) masih rendah (capaian nilai sekolah sebesar 53,81 dari nilai maksimal 100)
D.1. Kualitas pembelajaran masih mengalami disorientasi (Suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif belum diberikan oleh guru.)
3. Dalam kolom BENAHI; tuliskan program dan kegiatan untuk menyelesaikan akar masalah. (Penentuan program dan kegiatan dapat merujuk pada contoh program dan
kegiatan yang dirumuskan oleh Kemdikbudristek.)
Contoh isian dalam kolom BENAHI, misalnya:
Program: Peningkatan kemampuan literasi peserta didik (kompetensi menginterpretasi & memahami, serta mengevaluasi & merefleksikan isi teks informasi).
Bentuk kegiatan:
Kegiatan membaca nyaring yang dilakukan oleh guru atau salah satu siswa menggunakan buku bacaan (teks informasi) dan mendiskusikan isi bacaan tersebut,
kegiatan dilakukan secara rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Menyediakan buku-buku bacaan (teks informasi) di kelas untuk dibaca oleh siswa yang telah menyelesaikan tugas atau waktu senggang lainnya.