Laporan ini membahas perencanaan rute aman selamat sekolah (RASS) untuk meningkatkan keselamatan siswa berjalan kaki dan bersepeda ke sekolah. Beberapa poin utama meliputi: (1) pentingnya menurunkan kecepatan kendaraan di sekitar sekolah menjadi 30-40 km/jam untuk mencegah kecelakaan, (2) perlunya fasilitas seperti trotoar, zebra cross, dan rambu lalu lintas untuk memudahkan
Penelitian Kesadaran Hukum atas Pelanggaran Penggunaan Zebra CrossSMA Negeri 1 Pemalang
Ini adalah Makalah tentang Penelitian Kesadaran Hukum
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Fakultas Hukum , Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Mohon maaf bila masih banyak kekurangan dalam penulisan dan editting, kamu masih belajar.
Selamat Membaca semoga bermanfaat
Penelitian Kesadaran Hukum atas Pelanggaran Penggunaan Zebra CrossSMA Negeri 1 Pemalang
Ini adalah Makalah tentang Penelitian Kesadaran Hukum
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Fakultas Hukum , Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Mohon maaf bila masih banyak kekurangan dalam penulisan dan editting, kamu masih belajar.
Selamat Membaca semoga bermanfaat
Penenangan lalu lintas di taman koperasi cuepacs,SyuhadaNoh
Assalamualaikum wbt. Slide ini membincangkan beberapa bentuk penenangan lalu lintas yang boleh diaplikasikan di kawasan Taman Koperasi Cuepacs. Aspek penenangan lalu lintas ini belum tersebar luas di Malaysia, walhal kewujudannya membantu merendahkan kadar kemalangan, sekali gus meningkatkan tahap keselamatan di jalan raya. Semoga bermanfaat!
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 13102290011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
GETAS merupakan program gerakan peduli tertib lalu lintas di Kota Surabaya yang bertujuan untuk menanamkan nilai pentingnya keselamatan berlalu lintas sejak dini
Kumpulan penelitian sosial dengan tema penculikan anak, konflik sosial, tawuran pelajar, bantuan langsung tunai, gantung diri, etilang, pelanggaran lalu lintas, penelitian sosial, sosiologi, sma n 1 pamotan
Penenangan lalu lintas di taman koperasi cuepacs,SyuhadaNoh
Assalamualaikum wbt. Slide ini membincangkan beberapa bentuk penenangan lalu lintas yang boleh diaplikasikan di kawasan Taman Koperasi Cuepacs. Aspek penenangan lalu lintas ini belum tersebar luas di Malaysia, walhal kewujudannya membantu merendahkan kadar kemalangan, sekali gus meningkatkan tahap keselamatan di jalan raya. Semoga bermanfaat!
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 13102290011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
GETAS merupakan program gerakan peduli tertib lalu lintas di Kota Surabaya yang bertujuan untuk menanamkan nilai pentingnya keselamatan berlalu lintas sejak dini
Kumpulan penelitian sosial dengan tema penculikan anak, konflik sosial, tawuran pelajar, bantuan langsung tunai, gantung diri, etilang, pelanggaran lalu lintas, penelitian sosial, sosiologi, sma n 1 pamotan
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. LAPORAN AKHIR
III-1 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
3.1 KESELAMATAN JALAN
3.1.1 Kecepatan Perjalanan Yang Aman (Manajemen Kecepatan)
Kecepatan adalah faktor yang paling penting dalam menentukan berat-ringannya
energy benturan kecelakaan. Ketika kecepatan meningkat, energi yang menentukan
tingkat keparahan luka juga meningkat secara eksponensial. Inilah sebabnya
mengapa mengelola kecepatan merupakan faktor yang paling penting dan mengapa
Spolander (1999) membuat komentar berikut mengenai pejalan kaki:
“Tingkat keamanan ditentukan oleh tingkat kecepatan. Penanggulangan lain hanya
pengasahan (fine tuning).”
Komentar ini sangat relevan dengan anak-anak sekolah. Sebuah sistem yang
aman melihat apa karakteristik yang salah untuk menghindari korban jiwa dan luka-
luka serius ketika terjadi kesalahan. Anak-anak melakukan kesalahan ketika
berlalu lintas, sebagaimana yang dilakukan semua pengguna jalan di beberapa titik.
Selain itu, anak- anak memiliki kesadaran yang kurang pada risiko di jalan dan
mudah teralihkan, sehingga tanpa kontrol yang ketat, kemungkinan anak-anak
membuat kesalahan yang menempatkan mereka pada risiko tinggi. Kecepatan
perjalanan yang dapat diterima hanyalah tingkat kecepatan yang tidak akan
menimbulkan korban jiwa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika seorang pejalan kaki disambar oleh
mobil dengan kecepatan 65km/jam, ada kemungkinan 85 persen pejalan kaki itu
akan meninggal. Persentase ini turun menjadi 45 persen pada kecepatan 48 km/jam
dan 5 persen pada 32 km/jam. Dengan demikian, memperlambat kecepatan
kendaraan bermotor hingga 30 km/jam diperlukan untuk meminimalkan
kemungkinan kematian atau cedera serius pada pejalan kaki.1
1) UK DOT, 1987
TINJAUAN PUSTAKA
2. LAPORAN AKHIR
III-2 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
Gambar 3.1. Dampak Kecepatan dan Peningkatan Kematian Pejalan Kaki
Usaha dalam memberikan lingkungan yang aman untuk anak-anak di sekitar
sekolah salah satunya adalah dengan memperlambat lalu lintas. Lingkungan lalu
lintas harus berada di bawah kecepatan 40 km/jam, dengan kecepatan perjalanan 30
km/jam atau kurang akan memberikan apa yang dianggap sebagai lingkungan yang
relatif aman untuk zona sekolah atau pendidikan di mana anak-anak tiba-tiba bisa
bergerak ke jalan.
Manajemen kecepatan membutuhkan upaya berimbang:
• Menerapkan desain jalan dan langkah-langkah rekayasa untuk
mendapatkan kecepatan yang sesuai (dibahas kemudian dalam laporan
ini);
• Pengaturan batas kecepatan yang aman;
• Menerapkan upaya penegakan hukum dan teknologi tepat guna yang
secara efektif menyasar pengemudi yang melanggar batas kecepatan dan
menghalangi upaya untuk ngebut di jalan;
Melakukan komunikasi yang efektif dan pesan yang mendidik khususnya
kepada para pengemudi termasuk pesan kepada orang tua yang
menjemput anaknya untuk membuat perjalanan bagi anak-anak mereka
menjadi perjalanan yang aman;
• Meminta kerjasama, dukungan, dan kepemimpinan para pemangku
kepentingan keselamatan jalan.
3. LAPORAN AKHIR
III-3 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
3.2 DEFINISI RUTE AMAN SELAMAT SEKOLAH (RASS)
RASS adalah program untuk mendorong murid dan orang tua murid untuk lebih
memilih berjalan kaki bersepeda atau menggunakan angkutan umum sebagai pilihan
moda yang selamat, aman, nyaman dan menyenangkan untuk berangkat dan pulang
sekolah dari kawasan sekitar pemukiman sampai dengan sekolah.
3.3 HARAPAN PENYELENGGARAAN RUTE AMAN SELAMAT SEKOLAH(RASS)
a. Tumbuhnya kesiapan dan kepercayaan orang tua untuk mengarahkan anak -
anaknya berjalan kaki, bersepeda dan angkutan umum berangkat ke dan
pulang dari sekolah.
b. Menciptakan lingkungan yang layak huni dan ramah bagi pejalan kaki,
pesepeda dan penumpang angkutan umum.
3.4 PERENCANAAN ZONA AMAN SELAMAT SEKOLAH(RASS)
Sesuai dengan SK Dirjen Perhubungan Darat No.1304 tahun 2014 tentang Zona
Aman Selamat disebutkan bahwa :
(1) Pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada Zona
Selamat Sekolah dilakukan dengan penetapan Zona Selamat Sekolah.
(2) Zona Selamat Sekolah yang selanjutnya disebut ZoSS merupakan bagian dari
kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas berupa pengendalian lalu lintas
dan penggunaan suatu ruas jalan di lingkungan sekolah.
(3) ZoSS bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan guna menjamin
keselamatan anak di sekolah.
(4) Sekolah dalam pengertian ZoSS meliputi PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA.
Gambar 3.4. Contoh Zona Aman Selamat Sekolah
4. LAPORAN AKHIR
III-4 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
3.4.1 Pengertian Perekayasaan
Perekayasaan infrastruktur atau engineering ditujukan untuk menyediakan
fasilitas perlengkapan jalan dan fasilitas pendukung yang ramah bagi anak-anak untuk
berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, bersepeda, atau naik angkutan
umum.
3.4.2 Identifikasi dan Inventarisasi Rute
Langkah awal penyusunan desain teknis adalah melakukan identifikasi dan
inventariasi rute, serta dilanjutkan dengan analisis penentuan rute. Tujuan identifikasi
adalah menemukenali kondisi eksisting di wilayah pengembangan RASS. Inventarisasi
dilakukan untuk mendapatkan alternatif - alternatif pilihan rute yang dapat
dikembangkan. Sementara itu, penentuan rute adalah memilih dan menetapkan wilayah
dan rute (berjalan kaki dan bersepeda) yang akan difasilitasi RASS dengan
mempertimbangkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.
3.4.3 Trotoar Pejalan Kaki
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang terletak di ruang manfaat jalan,
diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,
ditempatkan dipinggir sejajar jalur lalul intas kendaraan.
Standar Teknis Trotoar antara lain meliputi:
1) Penempatan trotoar seharusnya lebih tinggi dari perkerasan jalan
2) Penempatan trotoar seharusnya diletakan pada sisi bahu luar jalan;
3) Trotoar dapat ditempatkan pada sisi dalam drainase terbuka atau diatas saluran
drainase yang sudah ditutup dengan plat beton
4) Trotoar pada pemberhentian atau halte dapat ditempatkan dibelakang trotoar halte
5) Permukaan trotoar harus dibedakan dengan warna jalan dan dapat memiliki desain
yang menarik;
6) Trotoar seharusnya diberikan peneduh berupa tanaman atau konstruksi yang
dibangun untuk melindungi pengguna.
7) Trotoar seharusnya memiliki ruang bebas, minimal setinggi 2,5meter
8) Tinggi permukaan trotoar RASS lebih rendah dari trotoar umum untuk memudahkan
anak melangkah
9) Lebar trotoar RASS seharusnya berkisar antara 1,4 - 2,5 meter, untuk kapasitas 2
(dua) orang berjalan.dengan nyaman.
5. LAPORAN AKHIR
III-5 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
Penggunaan Trotoar Pejalan Kaki antara lain meliputi:
1) Murid TK yang berjalan di trotoar RASS harus diantar atau dalam kelompok yang
dipandu.
2) Murid SD yang berjalan di trotoar RASS dapat berjalan sendiri atau berkelompok
dengan teman - teman.
3) Arah berjalan di trotoar harus berlawanan arah dengan arah lalu lintas di jalan
sampingnya.
4) Siswa yang berjalan di trotoar harus membaca petunjuk rambu dan marka di
sepanjang jalan;
3.4.4 Penyeberangan Pejalan Kaki atau Zebra Cross
Penyeberangan pejalan kaki (zebra cross) merupakan tempat penyeberangan
bagi pejalan kaki, biasanya terletak pada depan sekolah, perempatan dan fasilitas umum.
Standar Teknis Zebra Cross antara lain meliputi:
1) Penempatan Zebra Cross RASS dengan warna berbeda
2) Penempatan Zebra Cross RASS diletakan pada penyeberangan perempatan
(persilangan)
3) Penempatan Zebra Cross RASS diletakan pada jalan lurus tempat depan sekolah
4) Desain zebra cross dengan marka garis stop dibuat bersamaan
5) Desain Zebra cross RASS dibuat dengan pavling warna berbeda dan mencolok,
merah.
6) Ukuran lebar penyeberangan 2,5 m
7) Ukuran Spasi antara penyeberangan dengan garis stop minimal 1 meter
8) Permukaan Zebra cross sebaiknya dengan bahan berbeda atau permukaan tidak rata
sama jalan.
9) Penempatan Zebra cross pada perlintasan di berikan cross island
10) Pada penyeberangan perlintasan dipasang lampu menunggu
Penggunaan Zebra Cross (penyeberangan) antara lain meliputi:
1) Siswa yang menyeberang hendaknya dipandu
2) Siswa yang menyeberang hendaknya tidak sendiri dan bersama dengan yang lain;
3) Siswa menyeberang membawa perlengkapan rambu stop;
4) Siswa menyeberang dengan melihat ke kanan dan ke kiri untuk menghindari
pengguna jalan lain;
5) Siswa sedapat mungin untuk menghapal dan memahami semua rambu yang ada di
sepanjang jalan.
6) Untuk penyeberangan pada perlintasan dibuatkan ramp and paint
6. LAPORAN AKHIR
III-6 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
Gambar 3.4. Pelican Crossing (Pedestrian Light-Controlled)
Gambar 3.5. Layout Pelican Crossing (Pedestrian Light-Controlled)
3.4.5 Crossing Island dan Ramp
Crossing island merupakan fasilitas ruang kosong yang berada di tempat penyeberangan
bagi pejalan kaki,dikarenakan jalan yang akan dilewati sangat lebar, bentuk melengkung
pada perlintasan agar orang yang akan menyeberang dapat menunggu di daerah
tersebut dengan lebih mudah.
Standar Teknis Crossing Island antara lain meliputi:
1) Penempatan Crossing Island RASS dengan warna berbeda, misalnya merah bata
2) Penempatan Crossing Island RASS diletakan pada penyeberangan perempatan
(persilangan)
3) Penempatan Crossing Island RASS diletakan pada penyeberanga jalan lurus tempat
depan sekolah
7. LAPORAN AKHIR
III-7 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
4) Desain Crossing Island dengan selebar zebra cross
5) Desain Crossing Island RASS dibuat dengan paving warna berbeda dan mencolok,
merah.
6) Ukuran lebar penyeberangan 2,5 m
7) Permukaan Crossing Island sebaiknya dengan bahan berbeda atau permukaan tidak
rata sama jalan.
Penggunaan Crossing Island (pulau penyeberangan) antara lain meliputi:
1) Siswa menyeberang dengan melihat ke kanan dan ke kiri untuk menghindari
pengguna jalan lain;
2) Siswa berdiri di crossing island sambil menunggu kendaraan sepi.
3) Siswa yang menyeberang hendaknya tidak sendiri dan bersama dengan yang lain;
4) Siswa menyeberang membawa perlengkapan rambu stop;
5) Sebelum menunggu, pastikan siswa sudah menekan lampu menunggu menyeberang.
Gambar 3.6. Layout Pelican Crossing (Pedestrian Light-Controlled) dengan crossing island
8. LAPORAN AKHIR
III-8 PenyusunanPerencanaandanDEDRuteAmanSelamatSekolah
3.4.6 Rambu dan Marka
Standar Teknis Rambu dan Marka antara lain meliputi:
1) Pemasangan ketinggian daun rambu yang ditempatkan pada sisi jalan minimal 175
cm dan maksimal 265 cm dihitung dari bagian atas permukaan jalan sampai dengan
sisi daun rambu bagian bawah.
2) Ditempatkan pada titik strategis dan tidak tertutup vegetasi
3) Jarak pemasangan antara daun rambu yang terdekat 11cm dengan bagian tepi jalan
yang dilalui kendaraan adalah minimal 60 Cm.
4) Menggunakan gambar sepeda pada jalur, dengan lebar jalur 1 m-1,5m, sehingga
memberikan ruang terbuka bagi pesepeda;
5) Menggunakan gambar bus untuk tempat menunggu (pick up point / drop zone)
6) Memberikan tanda arah (petunjuk) misalnya arah panah.
7) Memberikan arah penanda rute.
8) Menunjukan rambu perintah larangan dan himbauan;
9) Rambu pejalan kaki; Rambu penanda penyeberangan pejalan kaki diterapkan
disekitar penyeberangan diarea sekolah. Ukuran rambu ini berkisar panjang lebar
60 cm x 20 cm.
10) Rambu Tombol Untuk Pejalan Kaki. Rambu ini digunakan untuk pengguna pejalan
kaki yang akan menyeberang;
11) Rambu penanda STOP yang biasa digunakan yaitu tertulis Stop dengan warnah
merah;
12) Marka penanda ZOSS (Zona Selamat sekolah) menggunakan colour block yang
mencolok di jalan. Desain yang digunakan dengan memblok warna merah penuh
lebar jalan, kemudian tertulis Zona Selamat Sekolah. Ukuran penuh lebar jalan dan
persegi. Jika lebar jalan 8 m, makan pembuatan ZOSS 8 m x 8 m.
Penggunaan Rambu dan Marka antara lain meliputi:
1) Siswa dikenalkan oleh instruktur tentang rambu-rambu lalu lintas
2) Diterapkannya rambu ini untuk memberikan petunjuk bagi siswa agar menyeberang
tepat pada jalur yang disediakan.
3) Siswa dikenalkan tempat menunggu angkutan umum sebagai pick up point dan drop
zone
4) Pengenalan rambu menjadi bagian edukasi yang dilakukan secara rutin yang harus
disosialisasikan