2. Matius 6:6
Tetapi jika engkau berdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu
dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat
yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.
3. Namun, kita merekatkan harga
diri kita pada hal-hal yang dapat
beralih dalam sekejap
Mat 19:20-21
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau
hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah ke mari dan ikutlah Aku.“
Ketika orang muda itu mendengar
perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab
banyak hartanya.
―Rahmiati Tanudjaja, Why Me?
4. Kita tidak pernah mengucap syukur sebagaimana
selayaknya. Ketika hal-hal baik datang pada kita, kita
akan melakukan apapun yang mungkin utuk
mengatakan pada diri kita bahwa diriku yang
mencapainya atau layak menerimanya.
Kita mengakui pujian atas diri kita. Ketika hidup kita
berjalan mulus, tanpa kesukaran, kita tidak hidup dalam
satu kesadaran yang tenang, kagum, penuh syukur atas
itu.
Pada akhirnya, kita hanya mengambil kemuliaan
yang seharusnya bagi Allah.
Akan tetapi, jika kita berpikir bahwa diri kita yang
menjadi sandaran hidup kita, maka kita tidak bisa
bersukacita dan memiliki kelegaan. Hal ini hanya dapat
diberikan jika kita senantiasa bersyukur pada Allah yang
mahakuasa.
― Timothy Keller, Prayer: Experiencing Awe and
Intimacy with God
5. Kejadian 1:31
Maka Allah melihat segala
yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik.
Jadilah petang & jadilah pagi,
itulah hari keenam.
Adam belum menjalankan perintah Allah.
Namun, bagi Allah, kehadiran Adam membuat ciptaan
menjadi sungguh amat baik ―R. Tanudjaja, Why Me?
Meski dunia tak mengakui,
kita bernilai di mata Allah
7. Untuk mengenal diri kita yang sebenarnya,
Lihatlah apa yang kita pikirkan ketika tidak ada yang
lihat, ketika tidak ada yang mendesak kita untuk
memikirkan hal lain.
― Timothy Keller, Prayer: Experiencing Awe and
Intimacy with God
8. Lebih serius lagi, hidup kita akan
kekurangan integritas. Secara lahiriah, kita
perlu memproyeksikan kepercayaan diri,
kesehatan rohani dan emosional serta
keutuhan, sementara di dalam kita mungkin
dipenuhi dengan keraguan diri, kecemasan,
mengasihani diri sendiri, dan dendam lama.”
Lebih lagi, saya tidak tahu bagaimana
pergi ke tempat tersembunyi dalam hati,
melihat dengan jelas aapa yang ada di sana,
dan mengatasinya. Kesimpulannya, kecuali
kita mendahulukan kehidupan rohani, kita
akan berubah menjadi orang munafik.
Timothy Keller,
Prayer
9. “Jika kita mengutamakan kehidupan
lahiriah, kehidupan batin kita akan gelap
dan menakutkan. Kita tidak akan tahu apa
yang harus dilakukan dengan kesendirian.
Kita akan sangat tidak nyaman dengan
introspeksi diri, dan rentang perhatian kita
akan semakin pendek untuk segala jenis
refleksi.
Timothy Keller,
Prayer
10. Matius 6:6
Tetapi jika engkau berdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu
dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat
yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.
12. Lagipula dalam doamu itu
janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang
tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena
banyaknya kata-kata doanya
akan dikabulkan. Jadi janganlah
kamu seperti mereka, karena
Bapamu mengetahui apa yang
kamu perlukan, sebelum kamu
minta kepada-Nya
Keller, The Primacy of Prayer
Mat 6:7-8
Seperti
apa relasi saya
dengan Allah:
a. Bos?
Saya berdoa
untuk
memengaruhi
Dia.
b. Bapa?
Saya berdoa
menanggapi
cinta-Nya
13. Apakah bagiku Dia adalah
Bos, bukan Bapa?
1
Saya berdoa di
gereja, tetapi
tidak ada doa
pribadi.
2
Saya berdoa
untuk meminta,
tetapi tidak
memuji Dia.
• kepada Dia
• mengenai Dia
3
Kesungguhan
doa saya
tergantung
situasi
✓ tekun
jika situasi
buruk
✗ biasa saja
jika situasi
baik
Keller, The Primacy of Prayer
14. Kita berdoa karena
menanggapi rahmat kasih Bapa,
bukan karena ingin
memengaruhi bos kita.
― T. Keller,
The Primacy of Prayer
Dasar Doa
15. Adoring (puja, kagum)
Keller, The Primacy of Prayer
kebesaran
akrab
suci
keagungan
mahakuasa
karib
hangat
murni
mulia
Mat 6:9
Karena itu
berdoalah demikian:
Bapa kami
yang di sorga,
Dikuduskanlah
nama-Mu,
16.
17. Jika saya sekadar tahu bahwa
Allah mengasihi saya, saya tetap
dapat hancur ketika ditolak manusia.
Namun, Kristus mengundang kita
berlatih memuja, meresapi cinta
kasih-Nya menjadi sebuah realitas
dalam diri. Ini memampukan kita
teguh dalam penentangan.
parafrase
Keller, The Primacy of Prayer
18. Namun, kita merekatkan harga
diri kita pada hal-hal yang dapat
beralih dalam sekejap
Mat 19:20-21
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau
hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah ke mari dan ikutlah Aku.“
Ketika orang muda itu mendengar
perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab
banyak hartanya.
19. Kejadian 1:31
Maka Allah melihat segala
yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik.
Jadilah petang & jadilah pagi,
itulah hari keenam.
Adam belum menjalankan perintah Allah.
Namun, bagi Allah, kehadiran Adam membuat ciptaan
menjadi sungguh amat baik ―R. Tanudjaja, Why Me?
Meski dunia tak mengakui,
kita bernilai di mata Allah
20. (parafrase)
Keller
The Primacy of Prayer
Saya tahu bahwa Allah mengasihi saya.
Saya tetap dapat hancur menghadapi penolakan manusia.
Namun, Tuhan mengundang saya berlatih
memuja & mengingat cinta-Nya doa.
Dengan demikian kasih-Nya
menjadi suatu kenyataan dalam hati saya.
Ini memampukan kita teguh dalam penentangan.
Adoring
puja, kagum
21. Accepting (terima)
2: Accept
Aku berjanji
akan
menerima
apapun yang
Engkau beri,
terlepas dari
mengerti atau
tidak.
1: Accept
Aku berjanji
akan
melakukan
apapun
yang
Engkau
kehendaki
Mat 6:10
datanglah
Kerajaan-Mu,
jadilah
kehendak-Mu
di bumi
seperti
di sorga.
Keller,
The Primacy
of Prayer
22.
23. Accepting (terima)
“Jika kita tidak bisa mengatakan “jadilah
kehendak-Mu” dari lubuk hati kita, kita tidak
akan pernah mengenal rasa damai sama
sekali.
Kita akan terdorong untuk mencoba
mengendalikan manusia dan lingkungan kita
dan membuat hal-hal seperti yang kita pikir
seharusnya terjadi.
―Keller, Prayer: Experiencing Awe & Intimacy
with God
24. (parafrase)
Keller
The Primacy of Prayer
Doa kita terdiri atas 2 bagian:
(a) bagian inti, (b) bagian lugu
Ketika berdoa “Jadilah kehendak-Mu”
Kita sedang mengencangkan
jaring pengaman Allah
agar Dia hadirkan “bagian inti”
dan buang “bagian lugu.”
Accepting
(terima)
25.
26. Keller, Prayer
Experiencing Awe
& Intimacy with God
Allah akan memberikan bagi saya
apa yang saya minta
atau apa yang bakal saya minta
jikalau saya tahu segala yang Dia tahu.
Accepting
(terima)
27. (parafrase)
Keller
The Primacy of Prayer
Ketika berdoa “Jadilah kehendak-Mu”
hal ini sama seperti kita sedang meminta,
“Bapa karuniakan kesembuhan,
pulihkan caraku memandang.”
Accepting
(terima)