SlideShare a Scribd company logo
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN
               CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI
                       BRIKET ARANG



                                                 TESIS



                                                  OLEH


                                      ARGANDA MULIA
                                            037022012 / TK




                               SEKOLAH PASCA SARJANA
                             UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
                                       MEDAN
                                         2007



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN
               CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI
                       BRIKET ARANG



                                                 TESIS




                       Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik
                      Dalam Program Studi Magister Teknik Kimia
                 Pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara




                                                  OLEH




                                      ARGANDA MULIA
                                            037022012 / TK




                               SEKOLAH PASCA SARJANA
                             UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
                                       MEDAN
                                         2007




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis                : PEMANFAATAN TANDAN KOSONG   DAN
                            CANGKANG     KELAPA SAWIT SEBAGAI
                            BRIKET ARANG

Nama Mahasiswa : ARGANDA MULIA

Nomor Pokok                : 037022012

Program Studi              : Magister Teknik Kimia




                                            Menyetujui
                                         Komisi Pembimbing




Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia                                      Dr. Ir. Fatimah, MT
Pembimbing Utama                                                  Pembimbing Kedua




Ketua Program Studi                                               Direktur Sekolah Pascasarjana
Magister Teknik Kimia                                             Universitas Sumatera Utara




Prof. Dr.Ir Setiaty Pandia                                        Prof. Dr. Ir. Chairunnisa MSc
    NIP. 130 372 214                                                  NIP. 130 535 852




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Tanggal Lulus : 23 Juli 2007


HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Telah diuji pada : hari Senin
Tanggal          : 23 Juli 2007




PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua      : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia
Anggota : 1. Dr. Ir. Fatimah, MT
          2. Dr. Halimatuddahliana, ST M.Sc
          3. Rondang Tambun, ST, MT
          4. Ir. Renita Manurung, MT
          5. Hendra Ginting, ST, MT


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG
 DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BRIKET ARANG



                                               ABSTRAK


       Limbah padat pabrik kelapa sawit seperti tandan kosong dan cangkang kelapa
sawit jika tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini mencoba untuk
melakukan kajian pemanfaatan tandan kosong dan cangkang kelapa sawit sebagai briket
arang. Briket arang merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar
minyak (BBM) dan arang kayu bakau.
       Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan proses
karbonisasi pada suhu 500oC. Waktu karbonisasi selama 1 jam. Proses pengeringan
briket pada suhu 100oC selama 1 jam. Perbandingan komposisi cangkang kelapa sawit
dan tandan kosong kelapa sawit adalah 1:10, 1:20, 1:30 dengan konsentrasi perekat
0%,10%,20% dan 30%. Briket berbentuk silinder dengan tinggi 5 cm dan diameter 10
cm
       Dari hasil penelitian diperoleh briket terbaik adalah briket dengan perbandingan
konsentrasi bahan 1 : 20 dan konsentrasi perekat 20%, dengan nilai parameter uji
sebagai berikut :
     a. Nilai Bakar     : 5303.07 kal/gr
     b. Total Karbon : 61.41%
     c. Kadar air       : 7.81%
     d. Kadar abu       : 9.26 %
     e. Kadar COx : 27.64 mg/l
     f. Uji Mekanik : 6.02 kg/in2.
     g. Uji Pm10        : 0.0200 mg/m3

Kata kunci : Briket Arang, Karbonisasi, Bahan bakar alternatif, arang kayu bakau



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
THE USE OF OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCHES AND OIL
                PALM SHELL FOR CHARCOAL BRIQUETTE


                                              ABSTRACT


        Solid waste from Oil Palm Factory like oil palm empty fruit bunches and oil
palm shell if do not treatment will pollute environment. This research try to learn
use of oil palm empty fruit bunches and oil palm shell for charcoal briquette.
Charcoal briquette is one of alternative fuels to substitute oil fuels and charcoal
from mangrove wood.
        The research done in laboratory scale by using carbonization process at
500 oC. The carbonization is doing in 1 hour. Drying process of the briquette at
100 oC is doing 1 hour. The comparison of Composition of oil palm shell and oil
palm empty fruit bunches is 1:10, 1:20, 1:30 with adhesive concentration
0%,10%,20% and 30%. The briquette is cylinder-shape 5 cm in height and 10
cm in diameter.
         The result shows that the best briquette is obtained form the comparison
of materials concentration 1 : 20 and the adhesive concentration of 20%, with
the the value of test parameter as follows :
         a. Heating Value             : 5303.07 kal / gr
         b. Fixed Carbon              : 61.41%
         c. Moisture Content : 7.81%
         d. Ash Content               : 9.26 %
         e. COx Content               : 27.64 mg/l
         f. Mechanic test             : 6.02 kg/in2
         g. Pm10 test                 : 0.0200 mg/m3


Keyword : Charcoal Briquette, Bio Mass, Organism, Carbonization, Alternative Fuel




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
UCAPAN TERIMA KASIH


         Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis                          yang berjudul
“Pemanfaatan Tandan Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit sebagai Briket Arang
“.
         Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia sebagai ketua Program Studi Magister Teknik Kimia
   yang juga bertindak sebagai pembimbing utama dalam penelitian ini.
2. Dr. Ir. Fatimah, MT sebagai pembimbing kedua dalam penelitian ini.
3. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Program Pasca Sarjana
   Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Drs. Pina Barus MSc sebagai kepala Puslab Uji Mutu Lembaga Penelitian USU
   yang telah memberikan bantuan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
   tulisan ini.
5. Kedua Orang tua Penulis (P Gurusingha dan Nurbaidah Br Sembiring) yang telah
   memberikan bantuan moral dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan
   penelitian dan pendidikan di Pasca Sarjana USU serta kepada adinda penulis
   Ubaidillah Gurusingha yang telah membantu dengan doanya.
6. Kepada rekan-rekan di SI Teknik Kimia USU (Anggara, Asri, M Khidir, Yazid dan
   Nugraha) yang telah membantu dalam penyelesaian proses penelitian ini serta rekan-
   rekan di S2 Teknik kimia USU atas dukungan moralnya.
7. Kepada semua pihak yang membantu penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis
   sebutkan satu persatu.

      Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran
membangun demi kesempurnaan tesis ini .


                                                       Medan, 23 Juli 2007
                                                            Penulis



                                                       ARGANDA MULIA



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP


Nama                            : Arganda Mulia
Tempat / Tanggal Lahir : Dumai / 21 Juli 1978
Nama Orang Tua
Ayah                            : P Gurusingha
Ibu                             : Nurbaidah Br Sembiring
Anak ke                         : 1 dari 2 bersaudara
Nama Saudara Kandung : Ubaidillah
Alamat                          : JL. Merica No. 69 Perumnas Simalingkar
Email                           : Arganda_m@yahoo.com
Pekerjaan                       : Pegawai di PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan


Pendidikan Formal :
1. 1985 – 1991, SD No. 2 YPDP Pkl. Susu Kab. Langkat
2. 1991 – 1994, SMP Negeri Pkl. Susu Kab. Langkat
3. 1994 - 1997, SMU Negeri Pkl. Brandan Kab. Langkat
4. 1997 – 2002, Universitas Sumatera Utara, Jurusan Teknik Kimia
5. 2004 – 2007, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Jurusan Magister
                         Teknik Kimia Konsentrasi Teknologi Pengolahan Limbah


Pendidikan Non Formal :
1. 1994, Kursus Organ tingkat P1 s/d P3 TMA di Medan Musik
2. 1996, Kursus Komputer Paket Intro, WordStar dan DbaseIII plus di TCC
3. 1998, Kursus English Conversation Program di BBC Lerning Centre.
4. 1999, Pelatihan Penerapan Komputasi Proses Teknik Kimia di Fakultas Teknik
             USU.
5. 2001, Pelatihan Dasar-dasar Jaringan Komputer di Warintek 9000.



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
6. 2002, Pelatihan Pengolahan Air untuk Kebutuhan Industri di Fakultas Teknik USU
7. 2002, Pelatihan Boiler and Resin ION Exchange di Siskem Training Program
8. 2003, Workshop Merakit PC plus Audio-Video Editing di FMIPA-USU.
9. 2003, Kursus Komputer paket Visual Basic di LM Patra
10. 2004, Workshop Water and Waste Water Treatment di Hotel Emerald Garden
11. 2004, Workshop ISO9001 ; 2000 di Lab Pariwisata USU.
12. 2004, Junior Basic Banking Course di PT. Bank SUMUT
13. 2005, Workshop Audit Command Language Ver. 6.0 di PT. Bank Sumut.
14. 2006, Staff Development Program Angk II Gel III di PT. Bank Sumut.


Judul Penelitian / Karya Ilmiah :
1. 2001, Total Heat Loss in Crude Destilation Unit II, Laporan Kerja Praktek di Unit
             Pengolahan I PERTAMINA Pkl. Brandan.
2. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Azadirachtin sebagai bahan aktif Pestisida dari
             daun Mimba, Laporan Penelitian Teknik Kimia USU.
3. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bahan Pestisida dari Daun Mimba, Seminar
             Nasional MIPA UNIMED.
4. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bahan Pestisida dari Daun Mimba, Sepuluh
             Besar terbaik Program Kreatifitas Mahasiswa diselenggarakan oleh DIKTI.
5. 2002, Pra Rancangan pabrik Natrium Tio Sulfat Pentahidrat (Na2S2O35H2O) dari
             Natrium Karbonat (Na2CO3) dan Sulfur kapasitas 400.000 Ton/Tahun, Tugas
             Akhir Jurusan Teknik Kimia USU.
6. 2006, Perbaikan Struktur Dana PT. Bank Sumut dalam menghadapi Resiko
             Likuiditas, Makalah terbaik Pertama pada Staff Development Program (SDP)
             Angk II gel III kerja sama PT. Bank Sumut dengan Lembaga Pengembangan
             Perbankan Indonesia.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI



                                                                                                 Hal
HALAMAN PENGESAHAN                                                                               iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI                                                                iv
ABSTRAK                                                                                          v
ABSTRACT                                                                                         vi
UCAPAN TERIMA KASIH                                                                              vii
RIWAYAT HIDUP                                                                                    viii
DAFTAR ISI                                                                                       x
DAFTAR TABEL                                                                                     xii
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN                                                                               1
      1.1. Latar Belakang                                                                        3
      1.2. Perumusan Masalah                                                                     3
      1.3. Tujuan Penelitian                                                                     3
      1.4. Manfaat Penelitian                                                                    3
      1.5. Lingkup Penelitian                                                                    3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA                                                                         5
      2.1. Arang                                                                                 5
      2.2. Komposisi Bahan Baku                                                                  6
      2.3. Proses Pembuatan Arang                                                                9
      2.4. Emisi Gas Buangan Briket Arang                                                        13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN                                                                   15
      3.1. Lokasi Penelitian                                                                     15
      3.2. Alat dan Bahan                                                                        15
      3.3. Prosedur Kerja                                                                        16



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
3.4. Model Rancangan                                                                       20
      3.5. Analisa Varian                                                                        20
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN                                                                     22
      4.1. Hasil Uji Pendahuluan                                                                 22
      4.2. Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi
            Perekat terhadap Variabel Uji                                                        23
BAB V. KESIMPULAN                                                                                42
      5.1. Kesimpulan                                                                            42
      5.2. Saran                                                                                 43
DAFTAR PUSTAKA                                                                                   44
LAMPIRAN A DATA HASIL PERCOBAAN                                                                  LA-1
LAMPIRAN B FOTO-FOTO PENELITIAN                                                                  LB-1




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL

                                                                                                 Hal
Tabel.2.1. Sifat Fisika dan Kimia Arang                                                          6
Tabel.2.2. Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit                                            7
Tabel 2.3. Sifat Fisika Tandan Kosong Kelapa Sawit                                               8
Tabel.2.4. Baku Mutu Emisi untuk PLTU berbahan bakar batubara                                    14
Tabel 4.1. Hasil Uji Pendahuluan                                                                 22
Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar                                                       23
Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket                                                25
Tabel 4.4. Data Pengamatan Uji Total Carbon                                                      26
Tabel 4.5. Hasil Uji Statistik Total Karbon Terikat                                              28
Tabel 4.6. Data Pengamatan Uji Kadar Air                                                         29
Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik Kadar Air Briket                                                  31
Tabel 4.8. Data Pengamatan Uji Kadar Abu                                                         32
Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik Kadar Abu Briket                                                  33
Tabel 4.10. Data Pengamatan Uji Kadar COx                                                        35
Tabel 4.11. Hasil Uji Statistik Kadar CO2                                                        36
Tabel 4.12. Data Pengamatan Uji Tekan                                                            38
Tabel. 4.13. Hasil Uji Statistik Kekokohan Briket                                                39
Tabel. 4.14. Data Uji Debu/Pm10                                                                  40
Tabel 4.15. Hasil Uji Emisi                                                                      41
Tabel LA.1 Data Hasil Pengamatan Tes Pendahuluan                                                 LA-1
Tabel. LA. 2 Data hasil pengamatan uji nilai bakar                                               LA-1
Tabel. LA. 3 Data hasil pengamatan uji CO2                                                       LA-2
Tabel. LA. 4 Data hasil pengamatan uji total karbon                                              LA-2
Tabel. LA. 5 Data hasil pengamatan uji kadar air                                                 LA-3
Tabel. LA. 6 Data hasil pengamatan uji kadar abu                                                 LA-3
Tabel. LA. 7 Data hasil pengamatan uji tekan                                                     LA-4


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR



                                                                                                 Hal
Gambar.4.1. Grafik Perlakuan vs Nilai Bakar                                                      24
Gambar.4.2. Grafik Perlakuan vs Karbon Terikat                                                   27
Gambar.4.3. Grafik Perlakuan vs Kadar Air                                                        30
Gambar.4.4. Grafik Perlakuanvs Kadar Abu                                                         33
Gambar.4.5. Grafik Perlakuan vs Kadar COx                                                        36
Gambar.4.6. Grafik Perlakuan vs Uji Tekan                                                        38
Gambar.LB.1. Ball Mill                                                                           LB-1
Gambar.LB.2. Tray Drier                                                                          LB-1
Gambar.LB.3. Muffle Furnace                                                                      LB-2
Gambar.LB.4. Dust Sampler                                                                        LB-2
Gambar.LB.5. Serabut Tandan Kosong                                                               LB-3
Gambar.LB.6. Cangkang Kelapa Sawit                                                               LB-3
Gambar.LB.7. Alat Uji Emisi                                                                      LB-4
Gambar.LB.8. Briket Arang                                                                        LB-4
Gambar.LB.9. Uji Nyala                                                                           LB-5




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN
JK         : Jumlah kwadrat
KT         : Kwadrat Tengah
DK         : Derajat Kebebasan
ANAVA : Analisa Varian
KLH        : Kementerian Lingkungan Hidup
MENLH : Menteri Negara Lingkungan Hidup
TKS        : Tandan Kosong Sawit
PLTU       : Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
PKS        : Pabrik Kelapa Sawit
RAL        : Rancangan Acak Lengkap.
FMIPA : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
AAS        : Atomic Absorbent Spectofotometer
UV         : Ultra Violet
CO2        : Carbondioksida
NO2        : Nitrogen Dioksida
SO2        : Sulfur Dioksida
PaK0       : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 0%.
PaK1       : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 10%.
PaK2       : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 20%.
PaK3       : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 30%.
PbK0       : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 0%.
PbK1       : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 10%.
PbK2       : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 20%.
PbK3       : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 30%.
PcK0       : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 0%.
PcK1       : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 10%.
PcK2       : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 20%
PcK3       : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 30%


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB I

                                        PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

     Krisis energi yang menimpa negara Indonesia ditandai dengan semakin langkanya

BBM di tengah-tengah masyarakat serta harga BBM yang merangkak naik disebabkan

harga minyak dunia yang melonjak tinggi sekali. Rencana penghapusan subsidi BBM

secara bertahap menyebabkan kenaikan harga BBM. Kenaikan ini mempengaruhi daya

beli masyarakat di golongan ekonomi lemah dan mengurangi kemampuan dari industri

kecil yang menggunakan BBM. Penggunaan kayu bakar dan arang yang berasal dari

kayu bakau menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Seperti yang kita ketahui bahwa

hutan bakau dipantai merupakan habitat dari beberapa spesies laut dan merupakan

daerah penyangga pantai dari ancaman abrasi. Jika hutan bakau dirusak karena

penggunaan kayu sebagai arang maka sudah dapat dipastikan ancaman kerusakan

ekosistem pantai dan ancaman abrasi bahkan yang lebih dasyat adalah bencana tsunami

dapat dengan mudah menghancurkan desa-desa pantai karena tidak adanya penyangga

antara pantai dengan lautan. Adanya hal-hal yang diuraikan diatas memicu penulis untuk

mendapatkan sumber energi alternatif dari bahan bahan limbah organik disekitar kita.

Salah satu sumber energi alternatif itu adalah briket arang dimana bahan-bahan

penyusunnya berasal dari tandan kosong dan cangkang kelapa sawit. Bahan-bahan

penyusun yang disebutkan tadi adalah limbah yang berasal dari pabrik pengolahan




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
kelapa sawit. Bahan-bahan tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, namun

jika diabaikan dan dibiarkan berserakan akan membuat lingkungan menjadi rusak dan

jika dibakar didalam incenerator akan menyebabkan pencemaran udara. Pabrik pengolah

kelapa sawit       yang memiliki kapasitas terpasang 30 ton/jam menghasilkan tandan

kosong kelapa sawit (TKS) 120 ton/hari. (Darnoko dan Guritno, 2003).

     Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi yang memiliki lahan perkebunan kelapa

sawit yang cukup luas sekitar 229.512 Ha pada tahun 2007 tentu memiliki sumber yang

disebutkan diatas secara melimpah (Anonim, 2007).

     Briket arang adalah arang yang diperoleh dengan membakar bio massa kering

dengan sedikit udara (karbonisasi). Bio massa adalah bahan organik yang berasal dari

jasad hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Contoh biomassa adalah dedaunan,

rerumputan, ranting, gulma, serta limbah pertanian dan peternakan serta gambut (

Johannes, 1991 ).

     Beberapa penelitian mengenai bio arang telah dilakukan dibeberapa daerah lain

dimana bahan penyusunnya beraneka ragam. Bahan-bahan penyusunnya antara lain dari

kotoran lembu, sampah pekarangan rumah, ampas tebu dan ilalang. Ismu Ati Adan

(1998) meneliti pembuatan briket dari bahan sampah organik seperti dedaunan, ampas

kelapa dan sampah dapur rumah tangga.                     Widarto dan Suryanta (1995) meneliti

pembuatan briket dari kotoran lembu dan jerami limbah pertanian. Darnoko dan Guritno

(1994) meneliti pembuatan briket dari tandan kosong kelapa sawit dan mereka juga

meneliti karakteristik dasar dari Briket arang TKS. Dari hasil penelitiannya mereka

memperoleh hasil densitas briket yang dibuat 0.6 g/ml, kadar abu sekitar 7% dan kadar


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
air sekitar 8 %. Debby Shintya Dewi (2005) meneliti karakterisitik dasar briket dari

campuran ilalang dan cangkang kelapa sawit. Debby memperoleh briket yang

mempunyai nilai bakar yang tertinggi (5496,0729 kal/gr) pada konsentrasi perekat 30%.

Fungsi ilalang dalam penelitian Debby tersebut adalah sebagai perekat briket. Hal ini

dikarenakan ilalang mengandung lignin dan memiliki serat.

     Dalam penelitian ini, penulis akan membuat briket arang dari cangkang kelapa

sawit dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) dengan bahan perekat tanah liat. Tanah

liat digunakan oleh penulis sebagai bahan perekat dikarenakan tanah liat banyak

ditemukan disekitar kita dan harganya relatif murah.

     Menurut Widarto dan Suryanta (1995) beberapa kelebihan briket arang

dibandingkan dengan arang konvensional adalah :

     a. Bentuk ukurannya seragam, karena briket arang dibuat dengan alat pencetak

          khusus yang bentuk dan besar kecilnya bisa diatur sesuai dengan yang

          dikehendaki.

     b. Mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang

          biasa.

     c. Tidak berasap (jumlah asap kecil sekali) dibanding dengan arang biasa yang

          banyak mengandung asap tebal.

     d. Tampak lebih menarik, karena bentuk dan ukurannya bisa dibuat sesuai dengan

          kehendak kita. Di samping bentuk dan ukurannya menarik, pengemasannya juga

          mudah.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
1.2 Perumusan Masalah

     Berdasarkan informasi yang dikemukakan diatas ingin diteliti bagaimana pengaruh

campuran tandan kosong dan cangkang kelapa sawit serta perekat tanah liat terhadap

karakteristik dasar briket arang yang dihasilkan.



1.3 Tujuan Penelitian

     Penelitian ini bertujuan untuk :

     1. Menentukan rasio campuran tandan kosong, cangkang kelapa sawit dan tanah liat

         yang mempunyai nilai bakar yang optimum dan menghasilkan emisi gas buang

         yang berada dibawah ambang batas emisi gas buang dalam pembuatan briket

         arang.

     2. Mengetahui pengaruh komposisi bahan dan komposisi perekat tanah liat

         terhadap karakteristik dasar dari briket arang yang dihasilkan.



1.4 Manfaat Penelitian

     Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

manfaat lain dari tandan kosong dan cangkang kelapa sawit untuk dimanfaatkan sebagai

briket arang serta pengaruh dari rasio campuran tandan kosong, cangkang kelapa sawit

dan tanah liat terhadap karakteristik briket arang yang dihasilkan.



1.5. Lingkup Penelitian

     Lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan proses karbonisasi (pengarangan)

         dalam sebuah muffle furnace.

    2. Temperatur karbonisasi ditentukan dengan uji pendahuluan pada rentang suhu

         100 oC sampai dengan 800 oC dengan interval suhu 100 oC.

    3. Tandan kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit berasal dari limbah PKS PT.

         Jaya Baruna Pratama yang berlokasi di kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten

         Langkat.

    4. Variabel yang diteliti adalah :

         a. Rasio cangkang dan tandan kosong kelapa sawit adalah 1:10 ; 1:20 dan 1:30.

         b. Perekat yang digunakan adalah tanah liat dengan karakteristik sudah

            dipisahkan dari batu krikil dan pasir, dengan konsentrasi perekat adalah 0%,

            10%, 20% dan 30 %.

    5. Briket arang yang dibuat berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan

         tinggi 5 cm.

    6. Parameter uji yang dilakukan terhadap briket arang meliputi uji nilai bakar

         briket,uji kadar air, kadar abu, zat mudah terbang, karbon terikat dan uji emisi

         gas buang dari briket yang dihasilkan.

    7. Membandingkan briket arang yang dibuat dengan briket batubara yang

         mempunyai spesifikasi dikeluarkan oleh Dirjen Pertambangan Umum No.2178

         a.k / 213/DDJP/93 tanggal 4 Desember 1993 adalah sebagai berikut :

         Briket batu bara karbonisasi untuk rumah tangga adalah :

         a. Nilai kalori 5000 s/d 6300 kal/gr


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
b. Zat mudah terbang 12.0 s/d 15.0 %

         c. Belerang lebih kecil dari 7.5 %




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB II

                                    TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Arang

    Arang adalah suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon dihasilkan

dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika

pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan

pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan

tidak teroksidasi (Sembiring dan Sinaga, 2003)

    Konversi kayu menjadi arang merupakan salah satu proses yang paling tua yang

dilakukan oleh umat manusia. Saat ini teknologi memproduksi arang adalah penting

dalam negara-negara industri dan negara-negara berkembang. Rendemen praktis rata-

rata produksi arang secara industri sekitar 35%. Produk yang diperoleh juga tergantung

pada kayu, dan tergantung pada faktor-faktor seperti spesies kayu dan ukuran kayu,

sistem karbonisasi, waktu pemrosesan dan suhu akhir. (Anonim, 1995).

    Arang lebih baik dibandingkan dengan kayu bakar sebab nilai bakar arang serta

densitas arang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kayu bakar. Arang dapat disimpan

lama, ringkas dan ringan. Di Indonesia, sampai kini arang masih banyak digunakan

terutama untuk memasak (Anonim, 1988).




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Jenis arang kayu yang lazim adalah :

a) Briket arang, yaitu arang yang mempunyai bentuk tertentu yang kerapatannya tinggi.

    Jenis ini diperoleh dengan cara pengempaan (pemampatan) arang halus yang

    dicampur dengan bahan perekat. nilai kalor briket arang ialah 6000-7000 kalori per

    gram.

b) Arang aktif, yaitu arang yang mempunyai daya serap tinggi terhadap cairan atau gas.

    Arang aktif dibuat dengan cara mengalirkan uap panas melalui serbuk atau butiran

    arang pada suhu 900oC. Di samping itu dapat pula dibuat dari serbuk kayu yang

    dicampur dengan bahan kimia melalui proses pengarangan dan aktivasi secara

    bersama pada suhu sekitar 600oC (Anonim, 1988)

    Karbon yang merupakan kandungan utama dari arang mempunyai sifat fisika dan

kimia tertentu. Sifat fisika dan kimia dari karbon tergantung pada struktur kristal karbon

tersebut. Densitasnya bervariasi dari 2,25 g/cm3 untuk grafit dan 3,51 g/cm3 untuk intan.

Untuk grafit, titik leleh adalah 3500oC sampai dengan 4830oC. Unsur karbon merupakan

bahan yang sulit bereaksi. Karbon tidak dapat larut dalam air, asam-basa encer dan

pelarut organik (Anonim, 1983).




Arang merupakan bahan yang memiliki suatu sifat fisika dan kimia tersendiri. Sifat fisika dan kimia dari

arang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Arang
   Kerapatan                                           0.45 g/cm3
   Kerapatan Total                                     1.38 – 1.46 g/cm
   Porositas                                           70 %
   Permukaan dalam                                     50 m
   Kekuatan Pemampatan                                 26 N/mm2
   Berat bagian terbesar                               80 – 220 kg/m2
   Kandungan air                                       5–8%
   Kandungan karbon                                    80 – 90 %
   Kandungan Abu                                       1–2%
   Nilai Kalori                                        29 – 33 MJ/kg
   Zat-zat mudah menguap                               10 – 18 %
(Anonim, 1995)


2.2 Komposisi Bahan Baku

2.2.1 Tandan Kosong Sawit

       Tandan kosong sawit (TKS) merupakan salah satu limbah industri minyak sawit

yang jumlahnya cukup banyak dan mengandung serat yang cukup banyak serta sampai

saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut hasil penelitian, 1 hektar kebun

kelapa sawit akan menghasilkan sekitar 1,5 ton TKS kering atau 2,64 ton TKS (kadar air

±50%) per tahun (Anonim, 2005).

       Pemanfaatan TKS sebagai sumber energi berupa briket arang di samping

memberikan keuntungan secara finansial, juga akan membantu di dalam pelestarian

lingkungan. Sebagai biomassa lignoselulosik, TKS dapat dibuat arang dengan proses

yang relatif sederhana. Bagi tujuan pemanfaatan sebagai arang TKS perlu diproses lebih



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
lanjut menjadi briket arang untuk menaikkan densitasnya serta memberikan bentuk yang

beraturan (Guritno,1997). Selain itu energi panas dari TKS sebesar 18.795 kJ/kg sangat

potensial digunakan sebagai sumber energi alternatif (Anonim, 2005).

       Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai bahan organik memiliki suatu karakteristik

dasar berupa sifat fisika dan kimia. Sifat fisika dan kimia dari Tandan Kosong Kelapa

Sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berikut :

       Tabel 2.2 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit
         No.          Komponen Kimia                    Komposisi (%)
          1.    Lignin                                         22,60
          2.    Pentosan                                       25,90
          3.    α-Selulosa                                     45,80
          4.    Holoselulosa                                   71,88
          5.    Abu                                             1,6
          6.    Pektin                                         12,85
          7.    Kelarutan dalam :
                     - 1 % Na OH                               19,50
                     - air dingin                              13,89
                     - air panas                                2,50
                     - alkohol-benzen                           4,20
         (Eka, 2000)




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Tabel 2.3 Sifat Fisik Tandan Kosong Kelapa Sawit
                                                             TKS                        TKS
 No.                  Parameter
                                                     Bagian Pangkal               Bagian Ujung
   1     Panjang serat
         - minimum, mm                                       0,63                        0,46
         - maksimum, mm                                      1,81                        0,27
         - rata-rata (L), mm                                 1,20                        0,76
   2     Diameter serat (D), μm                             15,01                       14,34
   3     Diameter lumen (1), μm                              8,04                        6,99
   4     Tebal dinding (w), μm                                3,49                       3,68
   5          Bilangan Runkel (2w/l)                         0,87                        1,05
   6            Kelangsingan (L/D)                          79,95                       53,00
   7     Kelemasan (1/D)                                     0,54                        0,49
   8     Kadar Serat, 5                                     72,67                       62,47
   9     Bukan Serat, %                                     27,33                       37,53
         Rapat masa tumpukan serpih
  10                                                                     177,98
         (campuran), kg/m³
(Eka, 2000)


2.2.2 Cangkang Biji Kelapa Sawit

       Tempurung (cangkang) biji kelapa sawit, selain digunakan sebagai bahan bakar

atau arang juga digunakan sebagai pengeras jalan. Cangkang kelapa sawit termasuk

bahan berlignoselulosa yang berkadar karbon tinggi dan mempunyai berat jenis yang

lebih tinggi daripada kayu yang mencapai 1,4 g/ml. sehingga karakteristik ini

memungkinkan bahan tersebut baik untuk dijadikan arang. Nilai energi panas cangkang

juga tinggi sebesar 20.093 kJ/kg (Anonim, 2005).



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Pada industri minyak sawit, setiap harinya dihasilkan limbah berupa tandan

kosong sawit dan cangkang. Cangkang yang dihasilkan sebanyak 7% per ton tandan

buah segar (TBS)          atau sekitar 50,4 ton setiap harinya., dengan asumsi kapasitas

produksi 30 ton/jam dengan waktu operasi 24 jam perhari (Santi Purwaningsih et al,

2000).



2.2.3 Tanah Liat

    Tanah Liat merupakan partikel silikat hidrous yang berdiameter kurang dari 4

    mikrometer serta mengandung hablur-hablur silika dan alumina yang halus. Unsur-

    unsur ini terdiri dari silikon, oksigen dan alumunium banyak terdapat dikerak bumi.

    Tanah liat terbentuk dari proses peluluhan batuan silika oleh asam karbonik dan

    sebagian terbentuk dari aktivitas hidro thermal                          (Anonim, 2005).

       Tanah liat adalah suatu zat yang terbentuk dari kristal-kristal yang sangat kecil.

Kristal-kristal ini terdiri dari mineral-mineral yang disebut kaolinit. Kristal-kristal ini

berbentuk segi enam dengan permukaan datar. Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina

dan dalam keadaaan murni mempunyai rumus Al2O3 2SiO2 2H2O dengan komposisi

47% Oksida Silinium (SiO2), 39% Oksida Alumunium (Al2O3) dan 14% air (H2O).

       Tanah Liat terdiri dari tiga golongan besar yaitu kaolinite-serpentine, Illite dan

smectite. Tanah liat merupakan bahan pembuat keramik, briket, batu bata, peralatan

memasak, isolator listrik dan peralatan musik.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan tempat pengendapan dan jarak pengangkutannya dari daerah asal

tanah liat dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu :

       - Tanah liat Residu

       - Tanah liat endapan

       Tanah liat yang telah dikeringkan akan mengeras dan mempunyai sifat plastis hal

ini dikarenakan tanah liat memiliki ikatan ion atau ikatan kovalen bahkan lebih sering

kombinasi dari keduanya. (Ambar, 1997)



2.3 Proses Pembuatan Arang

    Arang kayu dibuat dengan cara memanasi kayu secara langsung atau tidak langsung,

di dalam timbunan tanah, tanur penyuling, oven tanpa atau dengan udara terbatas. Untuk

pembuatan arang batangan yang baik, dipakai jenis kayu berdaun lebar yang berat atau

agak berat. Bahan baku utama untuk membuat arang halus adalah serbuk, kulit dan

serpihan kayu dari sisa-sisa penggergajian. Berdasarkan produk yang dihasilkan ada dua

macam arang kayu, yaitu :

    a. Arang kayu batangan

    b. Arang kayu halus atau pecahan

    Ada beberapa cara proses pembuatan arang yang secara garis besar dapat dibagi

menjadi 2 cara proses pembuatan yaitu :

    a. Proses sederhana.

    b. Proses moderen.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
2.3.1 Proses Sederhana.

       Pada proses sederhana ini kayu atau bahan baku arang dimasukkan kedalam tanah

yang terlebih dahulu digali atau kedalam bak beton. Kayu atau bahan bahan baku arang

disusun sedemikian rupa sampai galian tanah atau bak tadi penuh. Kemudian kayu atau

bahan baku arang tadi dibakar sampai mengeluarkan asap putih yang tebal. Setelah

muncul asap putih kemudian galian tanah atau bak ditutup rapat. Biarkan sampai asap

tidak muncul lagi. Setelah itu arang siap diambil untuk dikemas.

2.3.2 Proses Moderen.

       Pada proses moderen proses pembuatan arang ada beberapa cara yaitu :

       a. Proses dengan kiln.

       b. Proses destilasi destruktif.

       c. Proses briket arang.

       A. Proses dengan kiln.

           Pada proses kiln kayu atau bahan baku arang dibakar di dalam kiln (semacam

oven pengering) dengan suhu pengarangan yang dapat mencapai 400-1600oC. Waktu

pengolahannya 2 sampai 30 hari. Ada beberapa jenis kiln, yang dibedakan menurut

bentuk dan bahan konstruksinya, yaitu kiln tanah liat atau batu, kiln kubah, kiln sarang

lebah atau empat persegi panjang. Kapasitas produksi pengolahan bergantung pada

volume kiln, yaitu antar 150 kg hingga 30 ton arang untuk setiap pembakaran.

       B. Proses destilasi destruktif.

           Pada cara ini, alat yang digunakan dapat berbentuk penyuling atau oven

semacam tungku pemanas. Pemanasan dapat dilakukan di luar atau di dalam alat itu.


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Pemanasannya biasanya dilakukan dengan mengalirkan gas panas yang tidak bereaksi.

Suhu maksimum pengolahan sekitar 400oC sampai 500oC dalam waktu 20 sampai 30

jam. Arang yang dihasilkan berbentuk batangan atau serbuk.

       C. Proses briket arang

           Selain bentuk arang yang telah disebutkan diatas berdasarkan perkembangan

teknologi ada satu jenis lagi arang. Arang yang dimaksud adalah briket arang. Arang

yang dibuat berdasarkan pencampuran bahan-bahan yang memiliki nilai karbon tinggi

dan dengan memampatkannya pada tekanan tertentu serta memanaskan pada suhu

tertentu sehingga kadar airnya bisa ditekan seminimum mungkin sehingga dihasilkan

bahan bakar yang memiliki densitas yang tinggi, nilai kalor yang tinggi serta asap

buangan yang minimum.

       Pembuatan briket arang dilakukan dengan metode langsung dalam suatu

kiln/reaktor dengan kondisi pembakaran dan udara yang terkontrol. Biomassa sebagai

bahan baku perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air dari sekitar

60 % menjadi 20 %. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari di atas rak-rak

kayu. Untuk memudahkan pengeringan, biomassa perlu dipotong-potong terlebih

dahulu.

       Kiln yang digunakan berbentuk silinder yang terbuat dari plat besi. Volume reaktor

sekitar 7 m3 dengan kapasitas biomassa kering sebesar 1 ton. Proses pengarangan.

berlangsung dalam waktu 24 jam mulai dari pemuatan, penyalaan, pengarangan sampai

pembongkaran.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Arang hasil pembakaran digiling dengan mesin hammermill sampai halus dan

selanjutnya diayak. Pencetakan arang dilakukan dengan menggunakan mesin kempa

hidrolik yang mempunyai kapasitas tekanan sebesar 30 ton.                           Sebelum dilakukan

pencetakan, serbuk arang dicampur dengan bahan perekat yaitu tepung kanji. Mesin

ekstruder juga dapat digunakan untuk mencetak arang secara kontinu. Penggunaan

mesin ekstruder disamping untuk mencetak arang, dapat juga berfungsi untuk

mencampurkan perekat dan serbuk arang dan memasaknya. Arang yang dihasilkan lebih

bagus dan padat dibandingkan dengan arang hasil cetakan dengan menggunakan kempa

hidrolik. (Darnoko dan Guritno, 1995)



2.3.3 Karakteristik Briket Batu Bara.

       Spesifikasi briket batu bara berdasarkan keputusan Dirjen Pertambangan Umum

No. 2178 a.k /213/DDJP/93 tanggal 4 Desember 1993 adalah sebagai berikut :

       1. Briket batu bara karbonisasi tipe telur untuk industri makanan dan industri kecil

           adalah (Anonim, 1998) :

            a. Nilai kalori 6000 s/d 7500 kal/gram

            b. Zat mudah terbang 8,0 s/d 15 %.

            c. Belerang lebih kecil dari 1 %.

            d. Kadar air lebih kecil dari 7.5 %.

       2. Briket batu bara karbonisasi untuk rumah tangga adalah :

            a. Nilai kalori 5000 s/d 6300 kal/ gr

            b. Zat mudah terbang 12,0 s/d 15,0 %


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
c. Belerang lebih kecil dari 7,5 %



    Syarat syarat dari briket batu bara yang baik adalah ( Ahsonul dan Taufik, 1994) :

    1. Kesanggupan untuk nyala.

    2. Unjuk kerja pembakaran yang baik.

    3. Waktu penyalaan yang cepat.

    4. Emisi COx, SOx dan NOx yang rendah.

    5. Effisiensi pembakaran yang tinggi.

    6. Effisiensi pembakaran yang tinggi.

    7. Effisiensi thermal yang tinggi

    8. Tidak mengeluarkan asap yang berlebihan dan berbau.

    9. Tidak mudah pecah dalam transportasi.

    10. Tidak berjamur jika disimpan dalam waktu yang cukup lama.

    11. Kandungan abunya cukup rendah.



2.3.4 Kelebihan Briket Arang dibandingkan dengan Arang Konvensional

       Menurut Widarto dan Suryanta (1995) beberapa kelebihan briket arang

dibandingkan dengan arang konvensional adalah :

       e. Bentuk ukurannya seragam, karena briket bioarang dibuat dengan alat

           pencetak khusus yang bentuk dan besar kecilnya bisa diatur sesuai dengan

           yang dikehendaki.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
f.Mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang

           biasa.

       g. Tidak berasap (jumlah asap kecil sekali) dibanding dengan arang biasa yang

           banyak mengandung asap tebal.

       h. Tampak lebih menarik, karena bentuk dan ukurannya bisa dibuat sesuai

           dengan kehendak kita. Di samping bentuk dan ukurannya menarik,

           pengemasannya juga mudah.



2.4. Emisi Gas Buangan Briket Arang

    Pencemaran udara menurut SK Menteri KLH No. 02/MENKLH/ 1988 adalah masuk

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,                      energi dan atau berubahnya tatanan

(komposisi) udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannnya.

    Emisi udara berdasarkan SK menteri KLH No.KEP-13/MENLH/3/1995 adalah

makhluk hidup, zat,energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang

masuk atau dimasukkan ke udara ambien.

    Udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 adalah udara

bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada didalam wilayah yuridiksi

Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk

hidup dan unsure lingkungan hidup lainnya. (Philip,2002)

    Berdasarkan definisi definisi yang telah disebutkan diatas setiap kegiatan yang

berpotensi menimbulkan pencemaran-pencemaran pada udara ambien harus mematuhi


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak merusak

lingkungan. Pembakaran briket arang yang dihasilkan dari penelitian ini yang berpotensi

menyebabkan pencemaran udara sudah tentu harus mematuhi aturan-aturan ambang

batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Disebabkan peraturan pemerintah mengenai

ambang batas pemabakaran briket arang tidak ada maka diambil pendekatan dengan

ambang batas pencemaran udara yang disebabkan pembakaran batu bara. Berikut ini

akan disajikan baku mutu untuk pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara

sesuai dengan SK menteri KLH No.13/MENLH/3/1995.

Tabel 2.4 Baku Mutu Emisi untuk PLTU berbahan bakar batubara.
  NO                     PARAMETER                                    BATAS AMBANG
                                                                             (mg/m3)
   1                      Total Partikel                                        150
   2                 Sulfur Dioksida (SO2)                                      750
   3                Nitrogen Oksida (NO2)                                       850
   4                         Opasitas                                          20 %

( Anonim, 1995)




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB III

                              METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera

Utara dan Laboratorium Proses Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. Penelitian

berlangsung selama lebih kurang 13 bulan mulai bulan Februari 2006 s/d Februari

2007.



3.2 Alat dan Bahan

    Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

    -    media cetak briket berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5

         cm serta tekanan 2 ton (2500 KN/m2)

    -    Dongkrak hidrolik dengan kemampuan tekan 2 ton (2500 KN/m2)

    -    Muffle Furnace

    -    Oven

    -    Bom Kalorimeter

    -    Crucible porcelain

    -    Timbangan Analitis

    -    Desikator

    -    Silika Gel ( Dessicant Agent )



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
-    Peralatan Analisa Gas

    -    Hardener Meter

    Bahan yang digunakan :

    -    Cangkang Kelapa sawit berasal dari limbah PKS PT. Jaya Baru Pratama

         berlokasi di kecamatan Pkl. Susu Kabupaten Langkat.

    -    Tandan Kosong Kelapa Sawit berasal dari limbah PKS PT. Jaya Baru Pratama

         berlokasi di kecamatan Pkl. Susu kabupaten Langkat.

    -    Tanah Liat berasal dari halaman rumah di Perumnas Simalingkar dan telah

         dibersihkan dari kotoran dan batu krikil.

    -    Air sebagai bahan pencampur dari tandan kosong, cangkang dan tanah liat

         sehingga campuran menjadi berbentuk adonan.

    -    Barium Hidroksida 0,1 N

    -    Indikator Phenol pthalein

    -    HCL 0,1 N

    -    Na2CO3 0,1 N



3.3 Prosedur Kerja.

    Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu :

    1.     Tahap penyiapan bahan baku.

    2.     Tahap uji pendahuluan.

    3.     Tahap pengarangan.

    4.     Tahap pencetakan dan pengeringan.


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
5.      Tahap analisa

    6.      Tahap uji statistik



3.3.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku.

      Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan

dalam percobaan sehingga mempunyai bentuk yang seragam dan dapat dengan mudah

digunakan dalam tahapan selanjutnya.

      Adapun tahap penyiapan bahan baku dilakukan dengan mongering anginkan

tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk mempermudah

pengeringan tandan kosong kelapa sawit dibelah menjadi 4 (empat) bagian. Begitu juga

dengan cangkang kelapa sawit di bersihkan dari kotoran hal ini bertujuan agar proses

pengarangan dapat berlangsung sempurna dan tidak terganggu dengan kotoran yang ada.

Kemudian tandan kosong dipotong kecil-kecil untuk mempermudah dan mempercepat

proses pengarangan.



3.3.2 Tahap Uji Pendahuluan

      Tahap ini bertujuan untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi yang

menghasilkan nilai total karbon yang paling optimum. Suhu karbonisasi optimum ini

yang menjadi dasar dari suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya.

         Tahap ini dilakukan dengan memasukkan tandan kosong kelapa sawit kedalam

furnace kemudian suhu diatur pada 100oC dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam

tandan kosong dikeluarkan dari dalam furnace kemudian dilihat apakah sudah menjadi


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
arang atau belum jika sudah maka dianalisa nilai total karbon terikatnya. Kemudian

dilanjutkan dengan suhu 200oC, 300oC, 400oC, 500oC dan suhu diatasnya. Jika nilai total

karbon terikatnya meningkat maka suhu terus ditambah namun jika nilai total karbon

terikatnya menurun maka uji pendahuluan dihentikan. Perlakuan diulangi untuk bahan

cangkang kelapa sawit.



3.3.3 Tahap Pengarangan

      Tahap ini bertujuan untuk mengubah cangkang kelapa sawit dan tandan kosong

sawit menjadi serbuk arang yang digunakan pada tahap selanjutnya.

      Bahan-bahan yang telah disiapkan diarangkan dengan cara dimasukkan kedalam

muffle furnace yang telah diset suhunya pada 500 oC selama 1 jam (suhu pengarangan

didapat dari tahap uji pendahuluan). Cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa

sawit dimasukkan kedalam furnace secara bergantian. Dimana setelah cangkang telah

habis dibakar didalam furnace baru dilanjutkan dengan tandan kosong sawit. Setelah itu

arang dari kedua bahan dihaluskan dengan cara digiling sampai halus dengan

menggunakan ball mill. Kemudian diayak. Proses pengayakan dengan menggunakan

ayakan biasa tidak menggunakan ayakan mesh karena ukuran mesh dari bahan briket

pada penelitian ini tidak diukur parameternya.



3.3.4 Tahap Pencetakan dan Pengeringan

      Serbuk arang dari 2 bahan berbeda yaitu campuran cangkang dan TKS kemudian

dicampurkan dengan rasio 1 : 10; 1 ;20 dan 1 : 30 (w/w) serta perekat berupa tanah liat.


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Konsentrasi tanah liat adalah 0 %, 10%, 20% dan 30% (w/w). Campuran tadi

ditambahkan air secukupnya, kemudian dimasukkan kedalam alat pencetak yang

mempunyai ukuran teknis diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. Kemudian ditekan dengan

alat pengempa yang mempunyai kekuatan tekan 2 ton (2500 KN/m2). Briket yang sudah

selesai dicetak dimasukkan kedalam oven untuk dikeringkan dengan temperatur 100 0C.



3.3.5 Tahap Analisa

        Tahap ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik dasar dari briket arang yang

dihasilkan. Karakteristik dasar itu antara lain nilai bakar, nilai total karbon terikat, nilai

kadar air, nilai kadar abu, nilai kadar debu (Pm10) dan uji emisi gas buang dari briket

arang.



A. Analisa Nilai Bakar

    -    Sebanyak + 1 gram briket ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam cawan

         kwarsa lalu kedua katup bomb dihubungkan dengan kawat NiCr.

    -    Kedua kawat pada bomb dicuci dengan + 10 ml air suling.

    -    Hubungan kawat pada bomb diperiksa dengan stop kontak, bomb dinyalakan

         dengan menekan tombol “test bomb”.

    -    Bomb diisi dengan oksigen sampai tekanan 30 atm dan bomb dimasukkan

         kedalam vessel yang sudah diisi dengan 2 liter air lalu tombol bomb ditekan

         sampai lampu “Ready to Fire “ menyala.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
-    Aliran listrik heater dijalankan dan sampai lampu dan ampere meter dari heater

         berjalan secara otomatis (Suhu Vessel dan jacket sama ).

    -    Suhu awal To dibaca hingga konstan.

    -    Tombol fire ditekan hingga lampu menjadi mati (Lampu Ready to Fire mati),

         tunggu selama 10 menit serta baca suhu Ta hingga konstan.

    -    Heater listrik dimatikan dan bomb diangkat dengan hati-hati, kemudian gas

         dikeluarkan serta cairan dari bomb dibilas dengan larutan Barium Hidroksida 0,1

         N dengan indikator phenol pthalein.

    -    Na2CO3 0,1 N ditambahkan sampai terbentuk endapan dimana endapan yang

         terbentuk disaring dan sisa Na2CO3 di titar dengan HCL 0,1 N.



B. Analisa Kadar Air

        Crucible di timbang (A1) kemudian briket dimasukkan kedalam crucible lalu di

timbang (A2). Berat Briket (W1). Dimana dinyatakan sebagai W1 = A2- A1. Briket dan

crucible dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 oC selama 1 jam. Kemudian

Dimasukkan kedalam desikator. Lalu ditimbang.

                                  (W 1 − W 2)
        Rumus : Kadar Air =                   X 100%
                                      W1

        Dimana : W1 = Berat Contoh mula-mula (gr)
                 W2 = Berat Contoh setelah dikeringkan (gr)




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
C. Analisa Kadar Abu

    -    Briket ditimbang sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan kedalam crucible

         yang sudah ditentukan beratnya.

    -    Briket dipanaskan atau dibakar dalam bunsen sampai tidak keluar asap lagi.

         Kemudian dimasukkan ke dalam Muffle Furnace pada suhu 550 oC selama 2

         jam.

    -    Briket tadi kemudian didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar.

         Kemudian di timbang.



                                 A− B
    Rumus : Kadar Abu =               X 100%
                                  C

    Dimana A = bobot crucible + Abu
           B = bobot crucible kosong
           C = bobot briket


D. Tahap Uji Kadar Bahan Mudah Terbakar dan Menguap

    -    Briket sebanyak sebanyak 5 gram ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam

         crucible yang tertutup yang sudah ditentukan beratnya.

    -    Briket tersebut kemudian dibakar didalam furnace selama 7 menit pada suhu

         990oC.

    -    Crucible didinginkan didalam desikator kemudian ditimbang.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
D−C
    Rumus : VCm =             x 100%
                           D

                  C= A–B

    Dimana VCm = Volatile Combustible Matter (%)
             D = Berat sample (gr)
             C = Berat zat sisa pembakaran (gr)
             A = Berat zat sisa pembakaran + berat crucible (gr)
             B = Berat crucible kosong (gr)


E. Tahap Uji Kadar Karbon Terikat

    Kadar karbon terikat (Fixed Carbon) ditentukan berdasarkan persamaan sebagai

    berikut :

    Rumus : FC + VCM + KA + KAb = 100 %

                FC = 100% - KA – Kab – VCM

    Dimana : FC = Kadar Karbon terikat (%)
            KA = Kadar Air (%)
            KAB = Kadar Abu (%)
            VCM = Kadar Zat mudah menguap dan terbakar (%)


F. Tahap Uji Kadar Debu (Pm10 )

    -    Udara yang akan dianalisa dihisap dengan dust sampler yang telah dipasang

         kertas saring dengan ukuran 10 µm yang telah ditimbang terlebih dahulu

         beratnya.

    -    Kemudian alat dust sampler dihidupkan selama lebih kurang 1 jam.

    -    Setelah 1 jam alat dust sampler dimatikan kemudian kertas saring yang sudah

         berisi debu timbang.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
A− B
    Rumus : Pm =            x 100%
                        B

    Dimana : A = Berat Kertas Saring + Debu (gr)
             B = Berat Kertas Saring (gr)
            Pm = Kadar Debu


G. Tahap Uji Emisi Buangan Briket

    -    Uji emisi dilakukan dengan melakukan pembakaran briket pada tungku

         pembakaran.

    -    Asap hasil pembakaran dihisap dengan alat impinger yang terdiri dari

         kompressor penghisap yang dihubungkan dengan tabung yang berisi larutan

         penyerap zat-zat yang akan dianalisa, Satu tabung berisi satu larutan yang

         menyerap zat pencemar yang akan dianalisa.

    -    Penghisapan dilakukan selama 1 jam.

    -    Setelah dilakukan penghisapan kemudian larutan tadi dianalisa dengan

         menggunakan metode spektrofotometer dan menggunakan alat spetrofotometer

         AAS dan UV.



3.4 Rancangan Percobaan

    Penelitian ini dilaksanakan dengan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

terdiri dari 2 faktorial, yaitu :

Faktor I : Perbandingan konsentrasi cangkang dan TKS , yang terdiri dari 3 taraf :

    Pa = Cangkang : Tandan Kosong kelapa Sawit (TKS) (1 : 10)

    Pb = Cangkang : Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) (1 : 20)


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Pc = Cangkang : Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) (1 : 30)

Faktor II : Konsentrasi Perekat (K), yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :

  K0 = 0 %
  K1 = 10 %
  K2 = 20 %
  K3 = 30 %
Kombinasi perlakuan (tc) adalah 3x4 = 12 (PaK0, PaK1, PaK2, PaK3, PbK0 ,PbK1, PbK2,

PbK3, PcK0, PcK1, PcK2 dan PcK3) dengan banyaknya ulangan (n), adalah :

    Tc (n-1) ≥ 11
    12 (n-1) ≥ 11
    12n-12 ≥ 11
        12n ≥ 23
         n ≥ 1,92 sehingga banyaknya ulangan = 2

3.5 Analisa Varian

    Untuk menganalisa data hasil pengamatan, dilakukan analisa varian (ANAVA)

untuk RAL faktorial dengan model :

                  Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + Σijk

Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j
dengan ulangan ke-k.
μ = Efek nilai tengah berharga konstan,
αi = Efek dari faktor P pada taraf ke-i.
βj = Efek dari faktor K pada taraf ke-j.
(αβ) = Efek interaksi dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j.
Σijk = Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k.
    Analisa varian (Anava) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi bahan

dan komposisi perekat terhadap karakteristik dasar briket yang dihasilkan secara

statistik. Dimana untuk nilai F tabel diperoleh dari buku karangan Sudjana. Perhitungan

analisa varian dilakukan menggunakan software Microsoft Excel sebagai alat bantu.


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Berikut ini akan disajikan tabel matriks penghitungan RAL

              Tabel.3.1. Tabel Matriks perhitungan RAL
                                                  K
                       P      K1          K2           K3           K4
                              y1          y5           y9           y13
                              y2          y6           y10          y14
                              y3          y7           y11          y15
                              y4          y8           y12          y16
                      P1      X1          X2           X3           X4          N1
                              y17         y21          y25          y29
                              y18         y22          y26          y30
                              y19         y23          y27          y31
                              y20         y24          y28          y32
                              X5          X6           X7           X8          N2
                      P2      Z1          Z2           Z3           Z4          M

Keterangan : y1 s/d y32 = Nilai analisa
             P          = Komposisi bahan
            K           = Komposisi perekat
            X1          = y1+y2+y3+y4
            X2          = y5+y6+y7+y8
            X3          = y9+y10+y11+y12
            X4          = y13+y14+y15+y16
            X5          = y17+y18+y19+y20
            X6          = y21+y22+y23+y24
            X7          = y25+y26+y27+y28
            X8          = y29+y30+y31+y32
            Z1          = X1 + X5
            Z2          = X2+ X6
            Z3          = X3+ X7
            Z4          = X4 + X8
            N1          = X1+X2+X3+X4
            N2          = X5+X6+X7+X8
            M           = N1+N2


Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
M                      = Z1 + Z2 + Z3 + Z4
                 M                      = ∑y

Rumus rumus yang digunakan untuk analisa varian (anava) akan disajikan sebagai

berikut :


         Ry =
                             ∑y
                    dkPxdkKxn

         Σy = y1+...+y32

         ∑y     2
                    = y12+...+y322

                         2
              Z1 + Z 2 2 + Z 2 3 + Z 2 4
         Py =                            - Ry
                      dkPxn

                    N12 + N 2 2
         Ky =                   - Ry
                     dkKxn

                     n
         Jpk =      ∑ xi
                    i =1
                                 2
                                     - Ry


         Pky = Jab – Py – Ky

         Ey =       ∑y       2
                                 - Ry – Py – Ky – Pky

         Notasi-notasi yang digunakan dalam Anava adalah sebagai berikut :

         DK = Derajat Kebebasan. KT = Kuadrat Tengah

         JK = Jumlah Kuadrat

Berikut ini akan disampaikan tabel matriks penghitungan Anava :




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Tabel 3.2. Tabel Matriks Perhitungan Anava

   Sumber Variasi            dk          Jk          KT          Fhitung              Ftabel
 Rata-rata                    1          Ry           Ry
 Perlakuan                                            dk                          Nilai Ftabel
 P                           P-1         Py           Py           KTP         diambil dari buku
                                                                  KTG           Sudjana dengan
                                                      dk
 K                          K-1          Ky                       KTK          nilai α = 0.10 dan
                                                     Ky
                                                                                      0,05
                                                      dk           KTG
 PK                         PxK         Pky
                                                     PKy          KTPK
 Galat                     PxKxn         Ey           dk          KTG
                                                      Ey
                                                      dk
 Jumlah




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB IV

                               HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Uji Pendahuluan

    Tahap uji pendahuluan adalah tahap untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi

menghasilkan nilai total karbon terikat yang optimum dan dari hasil uji pendahuluan

suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya dilakukan. Hasil dari uji pendahuluan adalah

sebagai berikut :

Tabel. 4.1 Data hasil uji pendahuluan penentuan suhu karbonisasi
                                                                                Metode
               No               Kode Sample                 Parameter           Analisa
                                                               Fix
                                                             Carbon
                                                                %
                1      Cangkang (700 oC)                      83.38           Gravimetri
                2      Tandan Kosong (700 oC)                 74.30           Gravimetri
                3      Cangkang (600 oC)                      88.38           Gravimetri
                4      Tandan Kosong (600 oC)                 79.27           Gravimetri
                5      Cangkang (500 oC)                      93.38           Gravimetri
                6      Tandan Kosong (500 oC)                 81.17           Gravimetri
                7      Cangkang (400 oC)                      92.92           Gravimetri
                8      Tandan Kosong (400 oC)                 79.32           Gravimetri
                9      Cangkang (300 oC)                      85.58           Gravimetri
                10     Tandan Kosong (300oC)                  73.35           Gravimetri



Berdasarkan Tabel 4.1 di atas hasil pengukuran terhadap suhu karbonisasi 500 oC,

cangkang dan tandan kosong menghasilkan persentase nilai total karbon terikat paling

tinggi masing-masing 93.38 dan 81.17 %. Jadi suhu optimal dari



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
karbonisasi adalah 500 oC. Berdasarkan hal ini maka suhu karbonisasi pada tahap II

( tahap karbonisasi ) adalah pada suhu 500 oC. Pada suhu 100 oC dan 200 oC cangkang

dan tandan kosong belum menjadi arang. Pada suhu 100oC tankos mulai terbakar

(Ignition Point) dan suhu 200 oC cangkang baru mulai terbakar. Pada suhu 600o dan

700oC dapat dilihat nilai total karbon terikatnya menurun hal ini disebabkan banyak

cangkang dan tandan kosong yang berubah menjadi abu dibandingkan dengan yang

menjadi arang. Cangkang dan tandan kosong berubah menjadi abu disebabkan suhu dan

jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh cangkang dan tandan kosong cukup untuk

merubah cangkang dan tandan kosong menjadi abu. Pada penelitian ini proses

pembakaran dilakukan dengan udara yang dibatasi dengan pertimbangan jika

pembakaran dilakukan tanpa udara (pirolisis) maka sosialisasi pembuatan bio arang ini

kepada masyarakat akan menjadi lebih sulit.



4.2 Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap

    Variabel Uji.

4.2.1Pengaruh         Perbandingan          Komposisi        Bahan       dan     Komposisi       Perekat

      terhadap Nilai Bakar

      Analisa nilai bakar dilakukan untuk mengetahui nilai bakar briket dan pengaruh

dari variasi perbandingan komposisi bahan dan perekat terhadap nilai bakar dari briket

arang yang dihasilkan. Hasil analisa nilai bakar terhadap perlakuan yang dibuat (variasi

komposisi bahan dengan komposisi perekat) selengkapnya dipaparkan pada Tabel 4.2




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
serta pengaruh perlakuan yang dibuat (variasi komposisi bahan dan komposisi perekat)

terhadap nilai bakar dapat dilihat dalam Gambar 4.1.

                     Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar (Kal/gr)
                              Perlakuan                   Nilai Bakar
                                                           Kal / gr
                              PaKo                                4806.83
                              PaK1                                4749.68
                              PaK2                                4733.95
                              PaK3                                4700.43

                              PbKo                                  5220.22
                              PbK1                                 5299.165
                              PbK2                                  5303.07
                              PbK3                                 4976.955

                              PcKo                                  5106.12
                              PcK1                                  5094.84
                              PcK2                                 5080.095
                              PaK3                                 5000.785




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
5400

                            5300                          PbK1       PbK2
                                               PbKo
     Nilai Bakar (kal/gr)




                            5200

                            5100               PcKo       PcK1       PcK2                    Pa= 1:10
                            5000                                                PcK3         Pb=1:20
                                                                                PbK3
                                                                                             Pc=1:30
                            4900

                            4800               PaKo
                                                          PaK1       PaK2
                            4700                                                PaK3

                            4600
                                   0       1          2          3          4          5

                                          0%     Komposisi Perekat (%)%
                                                    10%     20%     30


     Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat                            terhadap
                                       Nilai Bakar
    Dari data pada Tabel 4.2 dan melihat Gambar 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa

perbandingan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh terhadap nilai bakar dengan

nilai bakar yang tertinggi diperoleh pada perbandingan komposisi bahan cangkang

kelapa sawit dan TKS pada 1 : 20 dan komposisi perekat 20 % yaitu sebesar 5303.07

(kal/gr).

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat pada perbandingan komposisi bahan 1:10 dan 1:30

             semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar akan semakin menurun. Hal

             ini disebabkan tanah liat sebagai perekat merupakan isolator dan mengurangi nilai

             bakar dari briket yang dihasilkan. Tandan kosong memiliki nilai total karbon yang

             lebih



Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
rendah bila dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit tetapi bila komposisi dari

tandan makin banyak maka akan makin meningkatkan nilai bakar. Terdapat suatu

fenomena yang menarik pada perbandingan komposisi bahan 1:20 dimana pada

perbandingan komposisi tersebut semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar

akan meningkat dan mencapai puncak pada perbandingan komposisi perekat 20% dan

menurun tajam pada komposisi perekat 30%. Hal ini mungkin disebabkan adanya

pengaruh kombinasi antara perekat, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit

merupakan yang terbaik diantara kombinasi yang lain. Dibawah ini akan disajikan hasil

uji statistik terhadap pengaruh perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat

terhadap nilai bakar briket yang dihasilkan.

                         Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket
        Sumber           DK            JK                KT           F Hitung    Fα=0.05   Fα=0.10
        Variasi
        Rata-rata         1       601443667.36      601443667.36

        Perlakuan

        P                 2         867529.20        433764.60        703.28        3.89         2.81

        K                 3         102912.70         34304.23         55.62        3.49         2.61

        PK                6         63791.71          10631.95         17.24        3.00         2.33

        Galat             12         7401.26           616.77


        Total             24      602485302.24




Dari Tabel 4.3 untuk sumber variasi perbandingan komposisi bahan terhadap nilai bakar

diperoleh F hitung > Ftabel dimana untuk F tabel diambil nilai α = 0.05




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB V

                               KESIMPULAN DAN SARAN




5.1 Kesimpulan

    1. Dari hasil uji pendahuluan diperoleh bahwa suhu karbonisasi yang optimal

         adalah pada suhu 500 oC.

    2. Dari hasil penelitian diperoleh briket yang memiliki parameter yang optimum

         adalah briket dengan perbandingan konsentrasi bahan 1 : 20 dan konsentrasi

         perekat 20%, dengan parameter sebagai berikut :

         a. Nilai Bakar : 5303.07 kal/gr

         b. Total Karbon : 61.41 %.

         c. Kadar air        : 7.81%

         d. Kadar abu        : 9.26 %

         e. Kadar COx : 27.64 mg/l

         f. Uji Mekanik : 6.02 kg/in2.

         g. Uji Pm10         : 0.0200 mg/m3

    3. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata

         terhadap nilai kalor briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan

         0,1.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
4. Perbandingan komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap nilai total karbon

         briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. Komposisi

         perekat tidak berpengaruh terhadap nilai total karbon briket dengan nilai Fhitung

         < Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1.

    5. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata

         terhadap nilai kadar air briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05

         dan 0,1.

    6. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata

         terhadap nilai kadar abu briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05

         dan 0,1.

    7. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata

         terhadap nilai kadar COx briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05

         dan 0,1.

    8. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata

         terhadap kekokohan brket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan

         0,1.

    9. Pembakaran briket arang pada tungku pembakaran menghasilkan emisi yang

         tidak melewati ambang batas baku mutu emisi tungku batu bara.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
5.2 Saran

    1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan campuran komposisi

         yang lebih kompleks seperti dengan menggunakan campuran pelepah, janjang,

         cangkang serta sampah organik ( termasuk kotoran hewan ) serta digunakan

         bahan perekat lain diluar tanah liat dan tepung kanji seperti menggunakan black

         liquor, campuran semen, endapan pada oil catcher crude destilation unit dan

         campuran putih telur dengan kulit telur.

    2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai perancangan kiln yang lebih efisien

         diluar furnace yang tidak menggunakan tenaga listrik dan BBM tetapi

         menggunakan energi alternatif yang banyak disekitar kita serta perancangan

         tungku masak yang efisien dan praktis sehingga penggunaan briket arang dapat

         cepat disosialisasikan kepada masyarakat.




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA


Ahsonul Anam & Taufik Sastrawinata, 1994. Pengujian Briket Batu Bara Sarang
      Tawon. Laporan Penelitian UPT-LSDE BPP Teknolog Serpong

Ambar Astuti. 1997. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

     Anonim. 2003. Statistik Kelapa Sawit 1997 – 2003. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia

Anonim. 2005. Clays. http://en.wikipedia.org /org/Clays (2 Nopember 2005)

Anonim. 2005. Pemanfaatan Limbah Tanaman Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pulp
      dan Kertas. www.balitbangsumut.go.id ( 2 Nopember 2005)

Anonim. 2005. Tanah Liat. www.avobe.com /ms/wikipedia/t/ta/tanah_liat.html                       (
      2 Nopember 2005 )

Anonim. 2002. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengelolaan
      Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan Era Otonomi Daerah.
      Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup

Anonim, 1995, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jil.2. Jakarta : Departemen Pendidikan
      Nasional.

Darnoko dan Putboyo Guritno. 1995. Pembuatan Briket Arang dari Limbah Padat
      Kelapa Sawit. Laporan Kegiatan Penelitian PPKS 1994/1995

Debby Shintya Dewi. 2005. Uji Karakteristik Dasar Bio-Briket dari Campuran Ilalang
      dan Cangkang Sawit sebagai bahan bakar Alternatif. Laporan akhir skripsi
      jurusan Teknik kimia Unsyiah 2005

David, RW. 1986. Mechanical behaviour of ceramics. Cambridge : Cambridge
      University Press

Edwi Mahajoeno dan Isroi. 2005. Energi Alternatif Pengganti BBM : Potensi Limbah
     Biomassa      Sawit       sebagai      Sumber        Energi      Terbarukan.
     www.ipard.com/art_perkebunan/apr11-05-isr+dw.asp ( 22 Nopember 2005)




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008
Eka Nuryanto. 2000. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Sumber Bahan
      Kimia. Warta PPKS 2000, Vol,8(3) : 137-144

Meilita     Tryana Sembiring dan Tuti Sarma Sinaga. 2003.                                  Arang   Aktif
          (Pengenalan dan Proses Pembuatannya ). USU digital Library

Ismu Uti Adan. 1998. Membuat Briket Bio Arang. Yokyakarta : Kanisius

Johannes, H . 1991. Menghemat kayu bakar dan arang kayu untuk memasak di Pedesaan
      dengan Briket Bio arang. Laporan Karya Ilmiah Fakultas Teknik Universitas
      Gajah Mada. Yokyakarta. 1991

Philip Kristanto. 2002. Ekologi Industri. Yokyakarta : Penerbit Andi

Santi Purwaningsih et al. 2000. Pemanfaatan arang aktif cangkang kelapa sawit sebagai
       adsorben pada limbah cair kayu lapis. Laporan Penelitian Tahunan Fakultas
       Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda. 2000

Sudjana. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung : Tarsito

Sukarrumidi. 2006. Batu Bara dan Pemanfaatannya.Yokayakarta : Gajah Mada
       University Press

Widarto,L & Suryanta. 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Yokyakarta :
      Kanisius




Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007
USU e-Repository © 2008

More Related Content

Viewers also liked

Ppt pohon kelapa
Ppt pohon kelapaPpt pohon kelapa
Ppt pohon kelapa
ratna ainun
 
Briket Arang
Briket ArangBriket Arang
Briket Arang
Daniel Marison
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
edhie noegroho
 
Pohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon KelapaPohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon Kelapa
Rizki Basuki
 
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnyaBudidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnyaBima Andika
 
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
Laksmi_Perwira
 
Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1
Indri Eljawiiy
 
Ciri ciri pohon kelapa
Ciri ciri pohon kelapaCiri ciri pohon kelapa
Ciri ciri pohon kelapa
apep nusanet
 
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
Andri_Ferdians
 
Boiler
BoilerBoiler
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
Bristia Sinyo Saputra
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Amirul AmMu
 
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Mustofa Thovids
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Al Marson
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
Al Marson
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ahmad Said
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 

Viewers also liked (19)

Ppt pohon kelapa
Ppt pohon kelapaPpt pohon kelapa
Ppt pohon kelapa
 
Briket Arang
Briket ArangBriket Arang
Briket Arang
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
 
Pohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon KelapaPohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon Kelapa
 
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnyaBudidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
 
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
 
Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1
 
Ppt gol iva
Ppt gol ivaPpt gol iva
Ppt gol iva
 
Ciri ciri pohon kelapa
Ciri ciri pohon kelapaCiri ciri pohon kelapa
Ciri ciri pohon kelapa
 
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
Hasil Observasi Tanaman Kelapa (Bhs. Indonesia)
 
Boiler
BoilerBoiler
Boiler
 
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
 
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Layout Pada Slide Presentasi by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 

08 e00057

  • 1. PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BRIKET ARANG TESIS OLEH ARGANDA MULIA 037022012 / TK SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 2. PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BRIKET ARANG TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Magister Teknik Kimia Pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara OLEH ARGANDA MULIA 037022012 / TK SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 3. Judul Tesis : PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BRIKET ARANG Nama Mahasiswa : ARGANDA MULIA Nomor Pokok : 037022012 Program Studi : Magister Teknik Kimia Menyetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Dr. Ir. Fatimah, MT Pembimbing Utama Pembimbing Kedua Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana Magister Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.Ir Setiaty Pandia Prof. Dr. Ir. Chairunnisa MSc NIP. 130 372 214 NIP. 130 535 852 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 4. Tanggal Lulus : 23 Juli 2007 HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI Telah diuji pada : hari Senin Tanggal : 23 Juli 2007 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Anggota : 1. Dr. Ir. Fatimah, MT 2. Dr. Halimatuddahliana, ST M.Sc 3. Rondang Tambun, ST, MT 4. Ir. Renita Manurung, MT 5. Hendra Ginting, ST, MT Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 5. PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BRIKET ARANG ABSTRAK Limbah padat pabrik kelapa sawit seperti tandan kosong dan cangkang kelapa sawit jika tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini mencoba untuk melakukan kajian pemanfaatan tandan kosong dan cangkang kelapa sawit sebagai briket arang. Briket arang merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) dan arang kayu bakau. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan proses karbonisasi pada suhu 500oC. Waktu karbonisasi selama 1 jam. Proses pengeringan briket pada suhu 100oC selama 1 jam. Perbandingan komposisi cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit adalah 1:10, 1:20, 1:30 dengan konsentrasi perekat 0%,10%,20% dan 30%. Briket berbentuk silinder dengan tinggi 5 cm dan diameter 10 cm Dari hasil penelitian diperoleh briket terbaik adalah briket dengan perbandingan konsentrasi bahan 1 : 20 dan konsentrasi perekat 20%, dengan nilai parameter uji sebagai berikut : a. Nilai Bakar : 5303.07 kal/gr b. Total Karbon : 61.41% c. Kadar air : 7.81% d. Kadar abu : 9.26 % e. Kadar COx : 27.64 mg/l f. Uji Mekanik : 6.02 kg/in2. g. Uji Pm10 : 0.0200 mg/m3 Kata kunci : Briket Arang, Karbonisasi, Bahan bakar alternatif, arang kayu bakau Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 6. THE USE OF OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCHES AND OIL PALM SHELL FOR CHARCOAL BRIQUETTE ABSTRACT Solid waste from Oil Palm Factory like oil palm empty fruit bunches and oil palm shell if do not treatment will pollute environment. This research try to learn use of oil palm empty fruit bunches and oil palm shell for charcoal briquette. Charcoal briquette is one of alternative fuels to substitute oil fuels and charcoal from mangrove wood. The research done in laboratory scale by using carbonization process at 500 oC. The carbonization is doing in 1 hour. Drying process of the briquette at 100 oC is doing 1 hour. The comparison of Composition of oil palm shell and oil palm empty fruit bunches is 1:10, 1:20, 1:30 with adhesive concentration 0%,10%,20% and 30%. The briquette is cylinder-shape 5 cm in height and 10 cm in diameter. The result shows that the best briquette is obtained form the comparison of materials concentration 1 : 20 and the adhesive concentration of 20%, with the the value of test parameter as follows : a. Heating Value : 5303.07 kal / gr b. Fixed Carbon : 61.41% c. Moisture Content : 7.81% d. Ash Content : 9.26 % e. COx Content : 27.64 mg/l f. Mechanic test : 6.02 kg/in2 g. Pm10 test : 0.0200 mg/m3 Keyword : Charcoal Briquette, Bio Mass, Organism, Carbonization, Alternative Fuel Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 7. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pemanfaatan Tandan Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit sebagai Briket Arang “. Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia sebagai ketua Program Studi Magister Teknik Kimia yang juga bertindak sebagai pembimbing utama dalam penelitian ini. 2. Dr. Ir. Fatimah, MT sebagai pembimbing kedua dalam penelitian ini. 3. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. 4. Dr. Drs. Pina Barus MSc sebagai kepala Puslab Uji Mutu Lembaga Penelitian USU yang telah memberikan bantuan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tulisan ini. 5. Kedua Orang tua Penulis (P Gurusingha dan Nurbaidah Br Sembiring) yang telah memberikan bantuan moral dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan di Pasca Sarjana USU serta kepada adinda penulis Ubaidillah Gurusingha yang telah membantu dengan doanya. 6. Kepada rekan-rekan di SI Teknik Kimia USU (Anggara, Asri, M Khidir, Yazid dan Nugraha) yang telah membantu dalam penyelesaian proses penelitian ini serta rekan- rekan di S2 Teknik kimia USU atas dukungan moralnya. 7. Kepada semua pihak yang membantu penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran membangun demi kesempurnaan tesis ini . Medan, 23 Juli 2007 Penulis ARGANDA MULIA Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 8. RIWAYAT HIDUP Nama : Arganda Mulia Tempat / Tanggal Lahir : Dumai / 21 Juli 1978 Nama Orang Tua Ayah : P Gurusingha Ibu : Nurbaidah Br Sembiring Anak ke : 1 dari 2 bersaudara Nama Saudara Kandung : Ubaidillah Alamat : JL. Merica No. 69 Perumnas Simalingkar Email : Arganda_m@yahoo.com Pekerjaan : Pegawai di PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan Pendidikan Formal : 1. 1985 – 1991, SD No. 2 YPDP Pkl. Susu Kab. Langkat 2. 1991 – 1994, SMP Negeri Pkl. Susu Kab. Langkat 3. 1994 - 1997, SMU Negeri Pkl. Brandan Kab. Langkat 4. 1997 – 2002, Universitas Sumatera Utara, Jurusan Teknik Kimia 5. 2004 – 2007, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Jurusan Magister Teknik Kimia Konsentrasi Teknologi Pengolahan Limbah Pendidikan Non Formal : 1. 1994, Kursus Organ tingkat P1 s/d P3 TMA di Medan Musik 2. 1996, Kursus Komputer Paket Intro, WordStar dan DbaseIII plus di TCC 3. 1998, Kursus English Conversation Program di BBC Lerning Centre. 4. 1999, Pelatihan Penerapan Komputasi Proses Teknik Kimia di Fakultas Teknik USU. 5. 2001, Pelatihan Dasar-dasar Jaringan Komputer di Warintek 9000. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 9. 6. 2002, Pelatihan Pengolahan Air untuk Kebutuhan Industri di Fakultas Teknik USU 7. 2002, Pelatihan Boiler and Resin ION Exchange di Siskem Training Program 8. 2003, Workshop Merakit PC plus Audio-Video Editing di FMIPA-USU. 9. 2003, Kursus Komputer paket Visual Basic di LM Patra 10. 2004, Workshop Water and Waste Water Treatment di Hotel Emerald Garden 11. 2004, Workshop ISO9001 ; 2000 di Lab Pariwisata USU. 12. 2004, Junior Basic Banking Course di PT. Bank SUMUT 13. 2005, Workshop Audit Command Language Ver. 6.0 di PT. Bank Sumut. 14. 2006, Staff Development Program Angk II Gel III di PT. Bank Sumut. Judul Penelitian / Karya Ilmiah : 1. 2001, Total Heat Loss in Crude Destilation Unit II, Laporan Kerja Praktek di Unit Pengolahan I PERTAMINA Pkl. Brandan. 2. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Azadirachtin sebagai bahan aktif Pestisida dari daun Mimba, Laporan Penelitian Teknik Kimia USU. 3. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bahan Pestisida dari Daun Mimba, Seminar Nasional MIPA UNIMED. 4. 2002, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bahan Pestisida dari Daun Mimba, Sepuluh Besar terbaik Program Kreatifitas Mahasiswa diselenggarakan oleh DIKTI. 5. 2002, Pra Rancangan pabrik Natrium Tio Sulfat Pentahidrat (Na2S2O35H2O) dari Natrium Karbonat (Na2CO3) dan Sulfur kapasitas 400.000 Ton/Tahun, Tugas Akhir Jurusan Teknik Kimia USU. 6. 2006, Perbaikan Struktur Dana PT. Bank Sumut dalam menghadapi Resiko Likuiditas, Makalah terbaik Pertama pada Staff Development Program (SDP) Angk II gel III kerja sama PT. Bank Sumut dengan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 10. DAFTAR ISI Hal HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv ABSTRAK v ABSTRACT vi UCAPAN TERIMA KASIH vii RIWAYAT HIDUP viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Perumusan Masalah 3 1.3. Tujuan Penelitian 3 1.4. Manfaat Penelitian 3 1.5. Lingkup Penelitian 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1. Arang 5 2.2. Komposisi Bahan Baku 6 2.3. Proses Pembuatan Arang 9 2.4. Emisi Gas Buangan Briket Arang 13 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 15 3.1. Lokasi Penelitian 15 3.2. Alat dan Bahan 15 3.3. Prosedur Kerja 16 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 11. 3.4. Model Rancangan 20 3.5. Analisa Varian 20 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4.1. Hasil Uji Pendahuluan 22 4.2. Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap Variabel Uji 23 BAB V. KESIMPULAN 42 5.1. Kesimpulan 42 5.2. Saran 43 DAFTAR PUSTAKA 44 LAMPIRAN A DATA HASIL PERCOBAAN LA-1 LAMPIRAN B FOTO-FOTO PENELITIAN LB-1 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 12. DAFTAR TABEL Hal Tabel.2.1. Sifat Fisika dan Kimia Arang 6 Tabel.2.2. Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit 7 Tabel 2.3. Sifat Fisika Tandan Kosong Kelapa Sawit 8 Tabel.2.4. Baku Mutu Emisi untuk PLTU berbahan bakar batubara 14 Tabel 4.1. Hasil Uji Pendahuluan 22 Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar 23 Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket 25 Tabel 4.4. Data Pengamatan Uji Total Carbon 26 Tabel 4.5. Hasil Uji Statistik Total Karbon Terikat 28 Tabel 4.6. Data Pengamatan Uji Kadar Air 29 Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik Kadar Air Briket 31 Tabel 4.8. Data Pengamatan Uji Kadar Abu 32 Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik Kadar Abu Briket 33 Tabel 4.10. Data Pengamatan Uji Kadar COx 35 Tabel 4.11. Hasil Uji Statistik Kadar CO2 36 Tabel 4.12. Data Pengamatan Uji Tekan 38 Tabel. 4.13. Hasil Uji Statistik Kekokohan Briket 39 Tabel. 4.14. Data Uji Debu/Pm10 40 Tabel 4.15. Hasil Uji Emisi 41 Tabel LA.1 Data Hasil Pengamatan Tes Pendahuluan LA-1 Tabel. LA. 2 Data hasil pengamatan uji nilai bakar LA-1 Tabel. LA. 3 Data hasil pengamatan uji CO2 LA-2 Tabel. LA. 4 Data hasil pengamatan uji total karbon LA-2 Tabel. LA. 5 Data hasil pengamatan uji kadar air LA-3 Tabel. LA. 6 Data hasil pengamatan uji kadar abu LA-3 Tabel. LA. 7 Data hasil pengamatan uji tekan LA-4 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 13. DAFTAR GAMBAR Hal Gambar.4.1. Grafik Perlakuan vs Nilai Bakar 24 Gambar.4.2. Grafik Perlakuan vs Karbon Terikat 27 Gambar.4.3. Grafik Perlakuan vs Kadar Air 30 Gambar.4.4. Grafik Perlakuanvs Kadar Abu 33 Gambar.4.5. Grafik Perlakuan vs Kadar COx 36 Gambar.4.6. Grafik Perlakuan vs Uji Tekan 38 Gambar.LB.1. Ball Mill LB-1 Gambar.LB.2. Tray Drier LB-1 Gambar.LB.3. Muffle Furnace LB-2 Gambar.LB.4. Dust Sampler LB-2 Gambar.LB.5. Serabut Tandan Kosong LB-3 Gambar.LB.6. Cangkang Kelapa Sawit LB-3 Gambar.LB.7. Alat Uji Emisi LB-4 Gambar.LB.8. Briket Arang LB-4 Gambar.LB.9. Uji Nyala LB-5 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 14. DAFTAR SINGKATAN JK : Jumlah kwadrat KT : Kwadrat Tengah DK : Derajat Kebebasan ANAVA : Analisa Varian KLH : Kementerian Lingkungan Hidup MENLH : Menteri Negara Lingkungan Hidup TKS : Tandan Kosong Sawit PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PKS : Pabrik Kelapa Sawit RAL : Rancangan Acak Lengkap. FMIPA : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam AAS : Atomic Absorbent Spectofotometer UV : Ultra Violet CO2 : Carbondioksida NO2 : Nitrogen Dioksida SO2 : Sulfur Dioksida PaK0 : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 0%. PaK1 : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 10%. PaK2 : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 20%. PaK3 : Perbandingan komposisi bahan 1:10 dan komposisi perekat 30%. PbK0 : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 0%. PbK1 : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 10%. PbK2 : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 20%. PbK3 : Perbandingan komposisi bahan 1:20 dan komposisi perekat 30%. PcK0 : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 0%. PcK1 : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 10%. PcK2 : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 20% PcK3 : Perbandingan komposisi bahan 1:30 dan komposisi perekat 30% Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 15. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang menimpa negara Indonesia ditandai dengan semakin langkanya BBM di tengah-tengah masyarakat serta harga BBM yang merangkak naik disebabkan harga minyak dunia yang melonjak tinggi sekali. Rencana penghapusan subsidi BBM secara bertahap menyebabkan kenaikan harga BBM. Kenaikan ini mempengaruhi daya beli masyarakat di golongan ekonomi lemah dan mengurangi kemampuan dari industri kecil yang menggunakan BBM. Penggunaan kayu bakar dan arang yang berasal dari kayu bakau menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Seperti yang kita ketahui bahwa hutan bakau dipantai merupakan habitat dari beberapa spesies laut dan merupakan daerah penyangga pantai dari ancaman abrasi. Jika hutan bakau dirusak karena penggunaan kayu sebagai arang maka sudah dapat dipastikan ancaman kerusakan ekosistem pantai dan ancaman abrasi bahkan yang lebih dasyat adalah bencana tsunami dapat dengan mudah menghancurkan desa-desa pantai karena tidak adanya penyangga antara pantai dengan lautan. Adanya hal-hal yang diuraikan diatas memicu penulis untuk mendapatkan sumber energi alternatif dari bahan bahan limbah organik disekitar kita. Salah satu sumber energi alternatif itu adalah briket arang dimana bahan-bahan penyusunnya berasal dari tandan kosong dan cangkang kelapa sawit. Bahan-bahan penyusun yang disebutkan tadi adalah limbah yang berasal dari pabrik pengolahan Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 16. kelapa sawit. Bahan-bahan tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, namun jika diabaikan dan dibiarkan berserakan akan membuat lingkungan menjadi rusak dan jika dibakar didalam incenerator akan menyebabkan pencemaran udara. Pabrik pengolah kelapa sawit yang memiliki kapasitas terpasang 30 ton/jam menghasilkan tandan kosong kelapa sawit (TKS) 120 ton/hari. (Darnoko dan Guritno, 2003). Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang cukup luas sekitar 229.512 Ha pada tahun 2007 tentu memiliki sumber yang disebutkan diatas secara melimpah (Anonim, 2007). Briket arang adalah arang yang diperoleh dengan membakar bio massa kering dengan sedikit udara (karbonisasi). Bio massa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Contoh biomassa adalah dedaunan, rerumputan, ranting, gulma, serta limbah pertanian dan peternakan serta gambut ( Johannes, 1991 ). Beberapa penelitian mengenai bio arang telah dilakukan dibeberapa daerah lain dimana bahan penyusunnya beraneka ragam. Bahan-bahan penyusunnya antara lain dari kotoran lembu, sampah pekarangan rumah, ampas tebu dan ilalang. Ismu Ati Adan (1998) meneliti pembuatan briket dari bahan sampah organik seperti dedaunan, ampas kelapa dan sampah dapur rumah tangga. Widarto dan Suryanta (1995) meneliti pembuatan briket dari kotoran lembu dan jerami limbah pertanian. Darnoko dan Guritno (1994) meneliti pembuatan briket dari tandan kosong kelapa sawit dan mereka juga meneliti karakteristik dasar dari Briket arang TKS. Dari hasil penelitiannya mereka memperoleh hasil densitas briket yang dibuat 0.6 g/ml, kadar abu sekitar 7% dan kadar Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 17. air sekitar 8 %. Debby Shintya Dewi (2005) meneliti karakterisitik dasar briket dari campuran ilalang dan cangkang kelapa sawit. Debby memperoleh briket yang mempunyai nilai bakar yang tertinggi (5496,0729 kal/gr) pada konsentrasi perekat 30%. Fungsi ilalang dalam penelitian Debby tersebut adalah sebagai perekat briket. Hal ini dikarenakan ilalang mengandung lignin dan memiliki serat. Dalam penelitian ini, penulis akan membuat briket arang dari cangkang kelapa sawit dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) dengan bahan perekat tanah liat. Tanah liat digunakan oleh penulis sebagai bahan perekat dikarenakan tanah liat banyak ditemukan disekitar kita dan harganya relatif murah. Menurut Widarto dan Suryanta (1995) beberapa kelebihan briket arang dibandingkan dengan arang konvensional adalah : a. Bentuk ukurannya seragam, karena briket arang dibuat dengan alat pencetak khusus yang bentuk dan besar kecilnya bisa diatur sesuai dengan yang dikehendaki. b. Mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang biasa. c. Tidak berasap (jumlah asap kecil sekali) dibanding dengan arang biasa yang banyak mengandung asap tebal. d. Tampak lebih menarik, karena bentuk dan ukurannya bisa dibuat sesuai dengan kehendak kita. Di samping bentuk dan ukurannya menarik, pengemasannya juga mudah. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 18. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan informasi yang dikemukakan diatas ingin diteliti bagaimana pengaruh campuran tandan kosong dan cangkang kelapa sawit serta perekat tanah liat terhadap karakteristik dasar briket arang yang dihasilkan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan rasio campuran tandan kosong, cangkang kelapa sawit dan tanah liat yang mempunyai nilai bakar yang optimum dan menghasilkan emisi gas buang yang berada dibawah ambang batas emisi gas buang dalam pembuatan briket arang. 2. Mengetahui pengaruh komposisi bahan dan komposisi perekat tanah liat terhadap karakteristik dasar dari briket arang yang dihasilkan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat lain dari tandan kosong dan cangkang kelapa sawit untuk dimanfaatkan sebagai briket arang serta pengaruh dari rasio campuran tandan kosong, cangkang kelapa sawit dan tanah liat terhadap karakteristik briket arang yang dihasilkan. 1.5. Lingkup Penelitian Lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 19. 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan proses karbonisasi (pengarangan) dalam sebuah muffle furnace. 2. Temperatur karbonisasi ditentukan dengan uji pendahuluan pada rentang suhu 100 oC sampai dengan 800 oC dengan interval suhu 100 oC. 3. Tandan kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit berasal dari limbah PKS PT. Jaya Baruna Pratama yang berlokasi di kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. 4. Variabel yang diteliti adalah : a. Rasio cangkang dan tandan kosong kelapa sawit adalah 1:10 ; 1:20 dan 1:30. b. Perekat yang digunakan adalah tanah liat dengan karakteristik sudah dipisahkan dari batu krikil dan pasir, dengan konsentrasi perekat adalah 0%, 10%, 20% dan 30 %. 5. Briket arang yang dibuat berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. 6. Parameter uji yang dilakukan terhadap briket arang meliputi uji nilai bakar briket,uji kadar air, kadar abu, zat mudah terbang, karbon terikat dan uji emisi gas buang dari briket yang dihasilkan. 7. Membandingkan briket arang yang dibuat dengan briket batubara yang mempunyai spesifikasi dikeluarkan oleh Dirjen Pertambangan Umum No.2178 a.k / 213/DDJP/93 tanggal 4 Desember 1993 adalah sebagai berikut : Briket batu bara karbonisasi untuk rumah tangga adalah : a. Nilai kalori 5000 s/d 6300 kal/gr Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 20. b. Zat mudah terbang 12.0 s/d 15.0 % c. Belerang lebih kecil dari 7.5 % Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 21. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arang Arang adalah suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi (Sembiring dan Sinaga, 2003) Konversi kayu menjadi arang merupakan salah satu proses yang paling tua yang dilakukan oleh umat manusia. Saat ini teknologi memproduksi arang adalah penting dalam negara-negara industri dan negara-negara berkembang. Rendemen praktis rata- rata produksi arang secara industri sekitar 35%. Produk yang diperoleh juga tergantung pada kayu, dan tergantung pada faktor-faktor seperti spesies kayu dan ukuran kayu, sistem karbonisasi, waktu pemrosesan dan suhu akhir. (Anonim, 1995). Arang lebih baik dibandingkan dengan kayu bakar sebab nilai bakar arang serta densitas arang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kayu bakar. Arang dapat disimpan lama, ringkas dan ringan. Di Indonesia, sampai kini arang masih banyak digunakan terutama untuk memasak (Anonim, 1988). Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 22. Jenis arang kayu yang lazim adalah : a) Briket arang, yaitu arang yang mempunyai bentuk tertentu yang kerapatannya tinggi. Jenis ini diperoleh dengan cara pengempaan (pemampatan) arang halus yang dicampur dengan bahan perekat. nilai kalor briket arang ialah 6000-7000 kalori per gram. b) Arang aktif, yaitu arang yang mempunyai daya serap tinggi terhadap cairan atau gas. Arang aktif dibuat dengan cara mengalirkan uap panas melalui serbuk atau butiran arang pada suhu 900oC. Di samping itu dapat pula dibuat dari serbuk kayu yang dicampur dengan bahan kimia melalui proses pengarangan dan aktivasi secara bersama pada suhu sekitar 600oC (Anonim, 1988) Karbon yang merupakan kandungan utama dari arang mempunyai sifat fisika dan kimia tertentu. Sifat fisika dan kimia dari karbon tergantung pada struktur kristal karbon tersebut. Densitasnya bervariasi dari 2,25 g/cm3 untuk grafit dan 3,51 g/cm3 untuk intan. Untuk grafit, titik leleh adalah 3500oC sampai dengan 4830oC. Unsur karbon merupakan bahan yang sulit bereaksi. Karbon tidak dapat larut dalam air, asam-basa encer dan pelarut organik (Anonim, 1983). Arang merupakan bahan yang memiliki suatu sifat fisika dan kimia tersendiri. Sifat fisika dan kimia dari arang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 23. Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Arang Kerapatan 0.45 g/cm3 Kerapatan Total 1.38 – 1.46 g/cm Porositas 70 % Permukaan dalam 50 m Kekuatan Pemampatan 26 N/mm2 Berat bagian terbesar 80 – 220 kg/m2 Kandungan air 5–8% Kandungan karbon 80 – 90 % Kandungan Abu 1–2% Nilai Kalori 29 – 33 MJ/kg Zat-zat mudah menguap 10 – 18 % (Anonim, 1995) 2.2 Komposisi Bahan Baku 2.2.1 Tandan Kosong Sawit Tandan kosong sawit (TKS) merupakan salah satu limbah industri minyak sawit yang jumlahnya cukup banyak dan mengandung serat yang cukup banyak serta sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut hasil penelitian, 1 hektar kebun kelapa sawit akan menghasilkan sekitar 1,5 ton TKS kering atau 2,64 ton TKS (kadar air ±50%) per tahun (Anonim, 2005). Pemanfaatan TKS sebagai sumber energi berupa briket arang di samping memberikan keuntungan secara finansial, juga akan membantu di dalam pelestarian lingkungan. Sebagai biomassa lignoselulosik, TKS dapat dibuat arang dengan proses yang relatif sederhana. Bagi tujuan pemanfaatan sebagai arang TKS perlu diproses lebih Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 24. lanjut menjadi briket arang untuk menaikkan densitasnya serta memberikan bentuk yang beraturan (Guritno,1997). Selain itu energi panas dari TKS sebesar 18.795 kJ/kg sangat potensial digunakan sebagai sumber energi alternatif (Anonim, 2005). Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai bahan organik memiliki suatu karakteristik dasar berupa sifat fisika dan kimia. Sifat fisika dan kimia dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berikut : Tabel 2.2 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit No. Komponen Kimia Komposisi (%) 1. Lignin 22,60 2. Pentosan 25,90 3. α-Selulosa 45,80 4. Holoselulosa 71,88 5. Abu 1,6 6. Pektin 12,85 7. Kelarutan dalam : - 1 % Na OH 19,50 - air dingin 13,89 - air panas 2,50 - alkohol-benzen 4,20 (Eka, 2000) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 25. Tabel 2.3 Sifat Fisik Tandan Kosong Kelapa Sawit TKS TKS No. Parameter Bagian Pangkal Bagian Ujung 1 Panjang serat - minimum, mm 0,63 0,46 - maksimum, mm 1,81 0,27 - rata-rata (L), mm 1,20 0,76 2 Diameter serat (D), μm 15,01 14,34 3 Diameter lumen (1), μm 8,04 6,99 4 Tebal dinding (w), μm 3,49 3,68 5 Bilangan Runkel (2w/l) 0,87 1,05 6 Kelangsingan (L/D) 79,95 53,00 7 Kelemasan (1/D) 0,54 0,49 8 Kadar Serat, 5 72,67 62,47 9 Bukan Serat, % 27,33 37,53 Rapat masa tumpukan serpih 10 177,98 (campuran), kg/m³ (Eka, 2000) 2.2.2 Cangkang Biji Kelapa Sawit Tempurung (cangkang) biji kelapa sawit, selain digunakan sebagai bahan bakar atau arang juga digunakan sebagai pengeras jalan. Cangkang kelapa sawit termasuk bahan berlignoselulosa yang berkadar karbon tinggi dan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada kayu yang mencapai 1,4 g/ml. sehingga karakteristik ini memungkinkan bahan tersebut baik untuk dijadikan arang. Nilai energi panas cangkang juga tinggi sebesar 20.093 kJ/kg (Anonim, 2005). Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 26. Pada industri minyak sawit, setiap harinya dihasilkan limbah berupa tandan kosong sawit dan cangkang. Cangkang yang dihasilkan sebanyak 7% per ton tandan buah segar (TBS) atau sekitar 50,4 ton setiap harinya., dengan asumsi kapasitas produksi 30 ton/jam dengan waktu operasi 24 jam perhari (Santi Purwaningsih et al, 2000). 2.2.3 Tanah Liat Tanah Liat merupakan partikel silikat hidrous yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer serta mengandung hablur-hablur silika dan alumina yang halus. Unsur- unsur ini terdiri dari silikon, oksigen dan alumunium banyak terdapat dikerak bumi. Tanah liat terbentuk dari proses peluluhan batuan silika oleh asam karbonik dan sebagian terbentuk dari aktivitas hidro thermal (Anonim, 2005). Tanah liat adalah suatu zat yang terbentuk dari kristal-kristal yang sangat kecil. Kristal-kristal ini terdiri dari mineral-mineral yang disebut kaolinit. Kristal-kristal ini berbentuk segi enam dengan permukaan datar. Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaaan murni mempunyai rumus Al2O3 2SiO2 2H2O dengan komposisi 47% Oksida Silinium (SiO2), 39% Oksida Alumunium (Al2O3) dan 14% air (H2O). Tanah Liat terdiri dari tiga golongan besar yaitu kaolinite-serpentine, Illite dan smectite. Tanah liat merupakan bahan pembuat keramik, briket, batu bata, peralatan memasak, isolator listrik dan peralatan musik. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 27. Berdasarkan tempat pengendapan dan jarak pengangkutannya dari daerah asal tanah liat dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu : - Tanah liat Residu - Tanah liat endapan Tanah liat yang telah dikeringkan akan mengeras dan mempunyai sifat plastis hal ini dikarenakan tanah liat memiliki ikatan ion atau ikatan kovalen bahkan lebih sering kombinasi dari keduanya. (Ambar, 1997) 2.3 Proses Pembuatan Arang Arang kayu dibuat dengan cara memanasi kayu secara langsung atau tidak langsung, di dalam timbunan tanah, tanur penyuling, oven tanpa atau dengan udara terbatas. Untuk pembuatan arang batangan yang baik, dipakai jenis kayu berdaun lebar yang berat atau agak berat. Bahan baku utama untuk membuat arang halus adalah serbuk, kulit dan serpihan kayu dari sisa-sisa penggergajian. Berdasarkan produk yang dihasilkan ada dua macam arang kayu, yaitu : a. Arang kayu batangan b. Arang kayu halus atau pecahan Ada beberapa cara proses pembuatan arang yang secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 cara proses pembuatan yaitu : a. Proses sederhana. b. Proses moderen. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 28. 2.3.1 Proses Sederhana. Pada proses sederhana ini kayu atau bahan baku arang dimasukkan kedalam tanah yang terlebih dahulu digali atau kedalam bak beton. Kayu atau bahan bahan baku arang disusun sedemikian rupa sampai galian tanah atau bak tadi penuh. Kemudian kayu atau bahan baku arang tadi dibakar sampai mengeluarkan asap putih yang tebal. Setelah muncul asap putih kemudian galian tanah atau bak ditutup rapat. Biarkan sampai asap tidak muncul lagi. Setelah itu arang siap diambil untuk dikemas. 2.3.2 Proses Moderen. Pada proses moderen proses pembuatan arang ada beberapa cara yaitu : a. Proses dengan kiln. b. Proses destilasi destruktif. c. Proses briket arang. A. Proses dengan kiln. Pada proses kiln kayu atau bahan baku arang dibakar di dalam kiln (semacam oven pengering) dengan suhu pengarangan yang dapat mencapai 400-1600oC. Waktu pengolahannya 2 sampai 30 hari. Ada beberapa jenis kiln, yang dibedakan menurut bentuk dan bahan konstruksinya, yaitu kiln tanah liat atau batu, kiln kubah, kiln sarang lebah atau empat persegi panjang. Kapasitas produksi pengolahan bergantung pada volume kiln, yaitu antar 150 kg hingga 30 ton arang untuk setiap pembakaran. B. Proses destilasi destruktif. Pada cara ini, alat yang digunakan dapat berbentuk penyuling atau oven semacam tungku pemanas. Pemanasan dapat dilakukan di luar atau di dalam alat itu. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 29. Pemanasannya biasanya dilakukan dengan mengalirkan gas panas yang tidak bereaksi. Suhu maksimum pengolahan sekitar 400oC sampai 500oC dalam waktu 20 sampai 30 jam. Arang yang dihasilkan berbentuk batangan atau serbuk. C. Proses briket arang Selain bentuk arang yang telah disebutkan diatas berdasarkan perkembangan teknologi ada satu jenis lagi arang. Arang yang dimaksud adalah briket arang. Arang yang dibuat berdasarkan pencampuran bahan-bahan yang memiliki nilai karbon tinggi dan dengan memampatkannya pada tekanan tertentu serta memanaskan pada suhu tertentu sehingga kadar airnya bisa ditekan seminimum mungkin sehingga dihasilkan bahan bakar yang memiliki densitas yang tinggi, nilai kalor yang tinggi serta asap buangan yang minimum. Pembuatan briket arang dilakukan dengan metode langsung dalam suatu kiln/reaktor dengan kondisi pembakaran dan udara yang terkontrol. Biomassa sebagai bahan baku perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air dari sekitar 60 % menjadi 20 %. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari di atas rak-rak kayu. Untuk memudahkan pengeringan, biomassa perlu dipotong-potong terlebih dahulu. Kiln yang digunakan berbentuk silinder yang terbuat dari plat besi. Volume reaktor sekitar 7 m3 dengan kapasitas biomassa kering sebesar 1 ton. Proses pengarangan. berlangsung dalam waktu 24 jam mulai dari pemuatan, penyalaan, pengarangan sampai pembongkaran. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 30. Arang hasil pembakaran digiling dengan mesin hammermill sampai halus dan selanjutnya diayak. Pencetakan arang dilakukan dengan menggunakan mesin kempa hidrolik yang mempunyai kapasitas tekanan sebesar 30 ton. Sebelum dilakukan pencetakan, serbuk arang dicampur dengan bahan perekat yaitu tepung kanji. Mesin ekstruder juga dapat digunakan untuk mencetak arang secara kontinu. Penggunaan mesin ekstruder disamping untuk mencetak arang, dapat juga berfungsi untuk mencampurkan perekat dan serbuk arang dan memasaknya. Arang yang dihasilkan lebih bagus dan padat dibandingkan dengan arang hasil cetakan dengan menggunakan kempa hidrolik. (Darnoko dan Guritno, 1995) 2.3.3 Karakteristik Briket Batu Bara. Spesifikasi briket batu bara berdasarkan keputusan Dirjen Pertambangan Umum No. 2178 a.k /213/DDJP/93 tanggal 4 Desember 1993 adalah sebagai berikut : 1. Briket batu bara karbonisasi tipe telur untuk industri makanan dan industri kecil adalah (Anonim, 1998) : a. Nilai kalori 6000 s/d 7500 kal/gram b. Zat mudah terbang 8,0 s/d 15 %. c. Belerang lebih kecil dari 1 %. d. Kadar air lebih kecil dari 7.5 %. 2. Briket batu bara karbonisasi untuk rumah tangga adalah : a. Nilai kalori 5000 s/d 6300 kal/ gr b. Zat mudah terbang 12,0 s/d 15,0 % Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 31. c. Belerang lebih kecil dari 7,5 % Syarat syarat dari briket batu bara yang baik adalah ( Ahsonul dan Taufik, 1994) : 1. Kesanggupan untuk nyala. 2. Unjuk kerja pembakaran yang baik. 3. Waktu penyalaan yang cepat. 4. Emisi COx, SOx dan NOx yang rendah. 5. Effisiensi pembakaran yang tinggi. 6. Effisiensi pembakaran yang tinggi. 7. Effisiensi thermal yang tinggi 8. Tidak mengeluarkan asap yang berlebihan dan berbau. 9. Tidak mudah pecah dalam transportasi. 10. Tidak berjamur jika disimpan dalam waktu yang cukup lama. 11. Kandungan abunya cukup rendah. 2.3.4 Kelebihan Briket Arang dibandingkan dengan Arang Konvensional Menurut Widarto dan Suryanta (1995) beberapa kelebihan briket arang dibandingkan dengan arang konvensional adalah : e. Bentuk ukurannya seragam, karena briket bioarang dibuat dengan alat pencetak khusus yang bentuk dan besar kecilnya bisa diatur sesuai dengan yang dikehendaki. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 32. f.Mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang biasa. g. Tidak berasap (jumlah asap kecil sekali) dibanding dengan arang biasa yang banyak mengandung asap tebal. h. Tampak lebih menarik, karena bentuk dan ukurannya bisa dibuat sesuai dengan kehendak kita. Di samping bentuk dan ukurannya menarik, pengemasannya juga mudah. 2.4. Emisi Gas Buangan Briket Arang Pencemaran udara menurut SK Menteri KLH No. 02/MENKLH/ 1988 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannnya. Emisi udara berdasarkan SK menteri KLH No.KEP-13/MENLH/3/1995 adalah makhluk hidup, zat,energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke udara ambien. Udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada didalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsure lingkungan hidup lainnya. (Philip,2002) Berdasarkan definisi definisi yang telah disebutkan diatas setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran-pencemaran pada udara ambien harus mematuhi Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 33. ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak merusak lingkungan. Pembakaran briket arang yang dihasilkan dari penelitian ini yang berpotensi menyebabkan pencemaran udara sudah tentu harus mematuhi aturan-aturan ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Disebabkan peraturan pemerintah mengenai ambang batas pemabakaran briket arang tidak ada maka diambil pendekatan dengan ambang batas pencemaran udara yang disebabkan pembakaran batu bara. Berikut ini akan disajikan baku mutu untuk pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara sesuai dengan SK menteri KLH No.13/MENLH/3/1995. Tabel 2.4 Baku Mutu Emisi untuk PLTU berbahan bakar batubara. NO PARAMETER BATAS AMBANG (mg/m3) 1 Total Partikel 150 2 Sulfur Dioksida (SO2) 750 3 Nitrogen Oksida (NO2) 850 4 Opasitas 20 % ( Anonim, 1995) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 34. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Proses Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. Penelitian berlangsung selama lebih kurang 13 bulan mulai bulan Februari 2006 s/d Februari 2007. 3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain : - media cetak briket berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm serta tekanan 2 ton (2500 KN/m2) - Dongkrak hidrolik dengan kemampuan tekan 2 ton (2500 KN/m2) - Muffle Furnace - Oven - Bom Kalorimeter - Crucible porcelain - Timbangan Analitis - Desikator - Silika Gel ( Dessicant Agent ) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 35. - Peralatan Analisa Gas - Hardener Meter Bahan yang digunakan : - Cangkang Kelapa sawit berasal dari limbah PKS PT. Jaya Baru Pratama berlokasi di kecamatan Pkl. Susu Kabupaten Langkat. - Tandan Kosong Kelapa Sawit berasal dari limbah PKS PT. Jaya Baru Pratama berlokasi di kecamatan Pkl. Susu kabupaten Langkat. - Tanah Liat berasal dari halaman rumah di Perumnas Simalingkar dan telah dibersihkan dari kotoran dan batu krikil. - Air sebagai bahan pencampur dari tandan kosong, cangkang dan tanah liat sehingga campuran menjadi berbentuk adonan. - Barium Hidroksida 0,1 N - Indikator Phenol pthalein - HCL 0,1 N - Na2CO3 0,1 N 3.3 Prosedur Kerja. Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu : 1. Tahap penyiapan bahan baku. 2. Tahap uji pendahuluan. 3. Tahap pengarangan. 4. Tahap pencetakan dan pengeringan. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 36. 5. Tahap analisa 6. Tahap uji statistik 3.3.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku. Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan sehingga mempunyai bentuk yang seragam dan dapat dengan mudah digunakan dalam tahapan selanjutnya. Adapun tahap penyiapan bahan baku dilakukan dengan mongering anginkan tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk mempermudah pengeringan tandan kosong kelapa sawit dibelah menjadi 4 (empat) bagian. Begitu juga dengan cangkang kelapa sawit di bersihkan dari kotoran hal ini bertujuan agar proses pengarangan dapat berlangsung sempurna dan tidak terganggu dengan kotoran yang ada. Kemudian tandan kosong dipotong kecil-kecil untuk mempermudah dan mempercepat proses pengarangan. 3.3.2 Tahap Uji Pendahuluan Tahap ini bertujuan untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi yang menghasilkan nilai total karbon yang paling optimum. Suhu karbonisasi optimum ini yang menjadi dasar dari suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya. Tahap ini dilakukan dengan memasukkan tandan kosong kelapa sawit kedalam furnace kemudian suhu diatur pada 100oC dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam tandan kosong dikeluarkan dari dalam furnace kemudian dilihat apakah sudah menjadi Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 37. arang atau belum jika sudah maka dianalisa nilai total karbon terikatnya. Kemudian dilanjutkan dengan suhu 200oC, 300oC, 400oC, 500oC dan suhu diatasnya. Jika nilai total karbon terikatnya meningkat maka suhu terus ditambah namun jika nilai total karbon terikatnya menurun maka uji pendahuluan dihentikan. Perlakuan diulangi untuk bahan cangkang kelapa sawit. 3.3.3 Tahap Pengarangan Tahap ini bertujuan untuk mengubah cangkang kelapa sawit dan tandan kosong sawit menjadi serbuk arang yang digunakan pada tahap selanjutnya. Bahan-bahan yang telah disiapkan diarangkan dengan cara dimasukkan kedalam muffle furnace yang telah diset suhunya pada 500 oC selama 1 jam (suhu pengarangan didapat dari tahap uji pendahuluan). Cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit dimasukkan kedalam furnace secara bergantian. Dimana setelah cangkang telah habis dibakar didalam furnace baru dilanjutkan dengan tandan kosong sawit. Setelah itu arang dari kedua bahan dihaluskan dengan cara digiling sampai halus dengan menggunakan ball mill. Kemudian diayak. Proses pengayakan dengan menggunakan ayakan biasa tidak menggunakan ayakan mesh karena ukuran mesh dari bahan briket pada penelitian ini tidak diukur parameternya. 3.3.4 Tahap Pencetakan dan Pengeringan Serbuk arang dari 2 bahan berbeda yaitu campuran cangkang dan TKS kemudian dicampurkan dengan rasio 1 : 10; 1 ;20 dan 1 : 30 (w/w) serta perekat berupa tanah liat. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 38. Konsentrasi tanah liat adalah 0 %, 10%, 20% dan 30% (w/w). Campuran tadi ditambahkan air secukupnya, kemudian dimasukkan kedalam alat pencetak yang mempunyai ukuran teknis diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. Kemudian ditekan dengan alat pengempa yang mempunyai kekuatan tekan 2 ton (2500 KN/m2). Briket yang sudah selesai dicetak dimasukkan kedalam oven untuk dikeringkan dengan temperatur 100 0C. 3.3.5 Tahap Analisa Tahap ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik dasar dari briket arang yang dihasilkan. Karakteristik dasar itu antara lain nilai bakar, nilai total karbon terikat, nilai kadar air, nilai kadar abu, nilai kadar debu (Pm10) dan uji emisi gas buang dari briket arang. A. Analisa Nilai Bakar - Sebanyak + 1 gram briket ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam cawan kwarsa lalu kedua katup bomb dihubungkan dengan kawat NiCr. - Kedua kawat pada bomb dicuci dengan + 10 ml air suling. - Hubungan kawat pada bomb diperiksa dengan stop kontak, bomb dinyalakan dengan menekan tombol “test bomb”. - Bomb diisi dengan oksigen sampai tekanan 30 atm dan bomb dimasukkan kedalam vessel yang sudah diisi dengan 2 liter air lalu tombol bomb ditekan sampai lampu “Ready to Fire “ menyala. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 39. - Aliran listrik heater dijalankan dan sampai lampu dan ampere meter dari heater berjalan secara otomatis (Suhu Vessel dan jacket sama ). - Suhu awal To dibaca hingga konstan. - Tombol fire ditekan hingga lampu menjadi mati (Lampu Ready to Fire mati), tunggu selama 10 menit serta baca suhu Ta hingga konstan. - Heater listrik dimatikan dan bomb diangkat dengan hati-hati, kemudian gas dikeluarkan serta cairan dari bomb dibilas dengan larutan Barium Hidroksida 0,1 N dengan indikator phenol pthalein. - Na2CO3 0,1 N ditambahkan sampai terbentuk endapan dimana endapan yang terbentuk disaring dan sisa Na2CO3 di titar dengan HCL 0,1 N. B. Analisa Kadar Air Crucible di timbang (A1) kemudian briket dimasukkan kedalam crucible lalu di timbang (A2). Berat Briket (W1). Dimana dinyatakan sebagai W1 = A2- A1. Briket dan crucible dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 oC selama 1 jam. Kemudian Dimasukkan kedalam desikator. Lalu ditimbang. (W 1 − W 2) Rumus : Kadar Air = X 100% W1 Dimana : W1 = Berat Contoh mula-mula (gr) W2 = Berat Contoh setelah dikeringkan (gr) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 40. C. Analisa Kadar Abu - Briket ditimbang sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan kedalam crucible yang sudah ditentukan beratnya. - Briket dipanaskan atau dibakar dalam bunsen sampai tidak keluar asap lagi. Kemudian dimasukkan ke dalam Muffle Furnace pada suhu 550 oC selama 2 jam. - Briket tadi kemudian didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar. Kemudian di timbang. A− B Rumus : Kadar Abu = X 100% C Dimana A = bobot crucible + Abu B = bobot crucible kosong C = bobot briket D. Tahap Uji Kadar Bahan Mudah Terbakar dan Menguap - Briket sebanyak sebanyak 5 gram ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam crucible yang tertutup yang sudah ditentukan beratnya. - Briket tersebut kemudian dibakar didalam furnace selama 7 menit pada suhu 990oC. - Crucible didinginkan didalam desikator kemudian ditimbang. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 41. D−C Rumus : VCm = x 100% D C= A–B Dimana VCm = Volatile Combustible Matter (%) D = Berat sample (gr) C = Berat zat sisa pembakaran (gr) A = Berat zat sisa pembakaran + berat crucible (gr) B = Berat crucible kosong (gr) E. Tahap Uji Kadar Karbon Terikat Kadar karbon terikat (Fixed Carbon) ditentukan berdasarkan persamaan sebagai berikut : Rumus : FC + VCM + KA + KAb = 100 % FC = 100% - KA – Kab – VCM Dimana : FC = Kadar Karbon terikat (%) KA = Kadar Air (%) KAB = Kadar Abu (%) VCM = Kadar Zat mudah menguap dan terbakar (%) F. Tahap Uji Kadar Debu (Pm10 ) - Udara yang akan dianalisa dihisap dengan dust sampler yang telah dipasang kertas saring dengan ukuran 10 µm yang telah ditimbang terlebih dahulu beratnya. - Kemudian alat dust sampler dihidupkan selama lebih kurang 1 jam. - Setelah 1 jam alat dust sampler dimatikan kemudian kertas saring yang sudah berisi debu timbang. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 42. A− B Rumus : Pm = x 100% B Dimana : A = Berat Kertas Saring + Debu (gr) B = Berat Kertas Saring (gr) Pm = Kadar Debu G. Tahap Uji Emisi Buangan Briket - Uji emisi dilakukan dengan melakukan pembakaran briket pada tungku pembakaran. - Asap hasil pembakaran dihisap dengan alat impinger yang terdiri dari kompressor penghisap yang dihubungkan dengan tabung yang berisi larutan penyerap zat-zat yang akan dianalisa, Satu tabung berisi satu larutan yang menyerap zat pencemar yang akan dianalisa. - Penghisapan dilakukan selama 1 jam. - Setelah dilakukan penghisapan kemudian larutan tadi dianalisa dengan menggunakan metode spektrofotometer dan menggunakan alat spetrofotometer AAS dan UV. 3.4 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilaksanakan dengan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktorial, yaitu : Faktor I : Perbandingan konsentrasi cangkang dan TKS , yang terdiri dari 3 taraf : Pa = Cangkang : Tandan Kosong kelapa Sawit (TKS) (1 : 10) Pb = Cangkang : Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) (1 : 20) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 43. Pc = Cangkang : Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) (1 : 30) Faktor II : Konsentrasi Perekat (K), yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : K0 = 0 % K1 = 10 % K2 = 20 % K3 = 30 % Kombinasi perlakuan (tc) adalah 3x4 = 12 (PaK0, PaK1, PaK2, PaK3, PbK0 ,PbK1, PbK2, PbK3, PcK0, PcK1, PcK2 dan PcK3) dengan banyaknya ulangan (n), adalah : Tc (n-1) ≥ 11 12 (n-1) ≥ 11 12n-12 ≥ 11 12n ≥ 23 n ≥ 1,92 sehingga banyaknya ulangan = 2 3.5 Analisa Varian Untuk menganalisa data hasil pengamatan, dilakukan analisa varian (ANAVA) untuk RAL faktorial dengan model : Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + Σijk Dimana : Yijk = Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dengan ulangan ke-k. μ = Efek nilai tengah berharga konstan, αi = Efek dari faktor P pada taraf ke-i. βj = Efek dari faktor K pada taraf ke-j. (αβ) = Efek interaksi dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j. Σijk = Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k. Analisa varian (Anava) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi bahan dan komposisi perekat terhadap karakteristik dasar briket yang dihasilkan secara statistik. Dimana untuk nilai F tabel diperoleh dari buku karangan Sudjana. Perhitungan analisa varian dilakukan menggunakan software Microsoft Excel sebagai alat bantu. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 44. Berikut ini akan disajikan tabel matriks penghitungan RAL Tabel.3.1. Tabel Matriks perhitungan RAL K P K1 K2 K3 K4 y1 y5 y9 y13 y2 y6 y10 y14 y3 y7 y11 y15 y4 y8 y12 y16 P1 X1 X2 X3 X4 N1 y17 y21 y25 y29 y18 y22 y26 y30 y19 y23 y27 y31 y20 y24 y28 y32 X5 X6 X7 X8 N2 P2 Z1 Z2 Z3 Z4 M Keterangan : y1 s/d y32 = Nilai analisa P = Komposisi bahan K = Komposisi perekat X1 = y1+y2+y3+y4 X2 = y5+y6+y7+y8 X3 = y9+y10+y11+y12 X4 = y13+y14+y15+y16 X5 = y17+y18+y19+y20 X6 = y21+y22+y23+y24 X7 = y25+y26+y27+y28 X8 = y29+y30+y31+y32 Z1 = X1 + X5 Z2 = X2+ X6 Z3 = X3+ X7 Z4 = X4 + X8 N1 = X1+X2+X3+X4 N2 = X5+X6+X7+X8 M = N1+N2 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 45. M = Z1 + Z2 + Z3 + Z4 M = ∑y Rumus rumus yang digunakan untuk analisa varian (anava) akan disajikan sebagai berikut : Ry = ∑y dkPxdkKxn Σy = y1+...+y32 ∑y 2 = y12+...+y322 2 Z1 + Z 2 2 + Z 2 3 + Z 2 4 Py = - Ry dkPxn N12 + N 2 2 Ky = - Ry dkKxn n Jpk = ∑ xi i =1 2 - Ry Pky = Jab – Py – Ky Ey = ∑y 2 - Ry – Py – Ky – Pky Notasi-notasi yang digunakan dalam Anava adalah sebagai berikut : DK = Derajat Kebebasan. KT = Kuadrat Tengah JK = Jumlah Kuadrat Berikut ini akan disampaikan tabel matriks penghitungan Anava : Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 46. Tabel 3.2. Tabel Matriks Perhitungan Anava Sumber Variasi dk Jk KT Fhitung Ftabel Rata-rata 1 Ry Ry Perlakuan dk Nilai Ftabel P P-1 Py Py KTP diambil dari buku KTG Sudjana dengan dk K K-1 Ky KTK nilai α = 0.10 dan Ky 0,05 dk KTG PK PxK Pky PKy KTPK Galat PxKxn Ey dk KTG Ey dk Jumlah Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 47. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Pendahuluan Tahap uji pendahuluan adalah tahap untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi menghasilkan nilai total karbon terikat yang optimum dan dari hasil uji pendahuluan suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya dilakukan. Hasil dari uji pendahuluan adalah sebagai berikut : Tabel. 4.1 Data hasil uji pendahuluan penentuan suhu karbonisasi Metode No Kode Sample Parameter Analisa Fix Carbon % 1 Cangkang (700 oC) 83.38 Gravimetri 2 Tandan Kosong (700 oC) 74.30 Gravimetri 3 Cangkang (600 oC) 88.38 Gravimetri 4 Tandan Kosong (600 oC) 79.27 Gravimetri 5 Cangkang (500 oC) 93.38 Gravimetri 6 Tandan Kosong (500 oC) 81.17 Gravimetri 7 Cangkang (400 oC) 92.92 Gravimetri 8 Tandan Kosong (400 oC) 79.32 Gravimetri 9 Cangkang (300 oC) 85.58 Gravimetri 10 Tandan Kosong (300oC) 73.35 Gravimetri Berdasarkan Tabel 4.1 di atas hasil pengukuran terhadap suhu karbonisasi 500 oC, cangkang dan tandan kosong menghasilkan persentase nilai total karbon terikat paling tinggi masing-masing 93.38 dan 81.17 %. Jadi suhu optimal dari Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 48. karbonisasi adalah 500 oC. Berdasarkan hal ini maka suhu karbonisasi pada tahap II ( tahap karbonisasi ) adalah pada suhu 500 oC. Pada suhu 100 oC dan 200 oC cangkang dan tandan kosong belum menjadi arang. Pada suhu 100oC tankos mulai terbakar (Ignition Point) dan suhu 200 oC cangkang baru mulai terbakar. Pada suhu 600o dan 700oC dapat dilihat nilai total karbon terikatnya menurun hal ini disebabkan banyak cangkang dan tandan kosong yang berubah menjadi abu dibandingkan dengan yang menjadi arang. Cangkang dan tandan kosong berubah menjadi abu disebabkan suhu dan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh cangkang dan tandan kosong cukup untuk merubah cangkang dan tandan kosong menjadi abu. Pada penelitian ini proses pembakaran dilakukan dengan udara yang dibatasi dengan pertimbangan jika pembakaran dilakukan tanpa udara (pirolisis) maka sosialisasi pembuatan bio arang ini kepada masyarakat akan menjadi lebih sulit. 4.2 Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap Variabel Uji. 4.2.1Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap Nilai Bakar Analisa nilai bakar dilakukan untuk mengetahui nilai bakar briket dan pengaruh dari variasi perbandingan komposisi bahan dan perekat terhadap nilai bakar dari briket arang yang dihasilkan. Hasil analisa nilai bakar terhadap perlakuan yang dibuat (variasi komposisi bahan dengan komposisi perekat) selengkapnya dipaparkan pada Tabel 4.2 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 49. serta pengaruh perlakuan yang dibuat (variasi komposisi bahan dan komposisi perekat) terhadap nilai bakar dapat dilihat dalam Gambar 4.1. Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar (Kal/gr) Perlakuan Nilai Bakar Kal / gr PaKo 4806.83 PaK1 4749.68 PaK2 4733.95 PaK3 4700.43 PbKo 5220.22 PbK1 5299.165 PbK2 5303.07 PbK3 4976.955 PcKo 5106.12 PcK1 5094.84 PcK2 5080.095 PaK3 5000.785 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 50. 5400 5300 PbK1 PbK2 PbKo Nilai Bakar (kal/gr) 5200 5100 PcKo PcK1 PcK2 Pa= 1:10 5000 PcK3 Pb=1:20 PbK3 Pc=1:30 4900 4800 PaKo PaK1 PaK2 4700 PaK3 4600 0 1 2 3 4 5 0% Komposisi Perekat (%)% 10% 20% 30 Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap Nilai Bakar Dari data pada Tabel 4.2 dan melihat Gambar 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa perbandingan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh terhadap nilai bakar dengan nilai bakar yang tertinggi diperoleh pada perbandingan komposisi bahan cangkang kelapa sawit dan TKS pada 1 : 20 dan komposisi perekat 20 % yaitu sebesar 5303.07 (kal/gr). Dari Gambar 4.1 dapat dilihat pada perbandingan komposisi bahan 1:10 dan 1:30 semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar akan semakin menurun. Hal ini disebabkan tanah liat sebagai perekat merupakan isolator dan mengurangi nilai bakar dari briket yang dihasilkan. Tandan kosong memiliki nilai total karbon yang lebih Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 51. rendah bila dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit tetapi bila komposisi dari tandan makin banyak maka akan makin meningkatkan nilai bakar. Terdapat suatu fenomena yang menarik pada perbandingan komposisi bahan 1:20 dimana pada perbandingan komposisi tersebut semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar akan meningkat dan mencapai puncak pada perbandingan komposisi perekat 20% dan menurun tajam pada komposisi perekat 30%. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengaruh kombinasi antara perekat, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit merupakan yang terbaik diantara kombinasi yang lain. Dibawah ini akan disajikan hasil uji statistik terhadap pengaruh perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat terhadap nilai bakar briket yang dihasilkan. Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket Sumber DK JK KT F Hitung Fα=0.05 Fα=0.10 Variasi Rata-rata 1 601443667.36 601443667.36 Perlakuan P 2 867529.20 433764.60 703.28 3.89 2.81 K 3 102912.70 34304.23 55.62 3.49 2.61 PK 6 63791.71 10631.95 17.24 3.00 2.33 Galat 12 7401.26 616.77 Total 24 602485302.24 Dari Tabel 4.3 untuk sumber variasi perbandingan komposisi bahan terhadap nilai bakar diperoleh F hitung > Ftabel dimana untuk F tabel diambil nilai α = 0.05 Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 52. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Dari hasil uji pendahuluan diperoleh bahwa suhu karbonisasi yang optimal adalah pada suhu 500 oC. 2. Dari hasil penelitian diperoleh briket yang memiliki parameter yang optimum adalah briket dengan perbandingan konsentrasi bahan 1 : 20 dan konsentrasi perekat 20%, dengan parameter sebagai berikut : a. Nilai Bakar : 5303.07 kal/gr b. Total Karbon : 61.41 %. c. Kadar air : 7.81% d. Kadar abu : 9.26 % e. Kadar COx : 27.64 mg/l f. Uji Mekanik : 6.02 kg/in2. g. Uji Pm10 : 0.0200 mg/m3 3. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata terhadap nilai kalor briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 53. 4. Perbandingan komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap nilai total karbon briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. Komposisi perekat tidak berpengaruh terhadap nilai total karbon briket dengan nilai Fhitung < Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. 5. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. 6. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. 7. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata terhadap nilai kadar COx briket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. 8. Perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat berpengaruh nyata terhadap kekokohan brket dengan nilai Fhitung > Ftabel serta nilai α =0,05 dan 0,1. 9. Pembakaran briket arang pada tungku pembakaran menghasilkan emisi yang tidak melewati ambang batas baku mutu emisi tungku batu bara. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 54. 5.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan campuran komposisi yang lebih kompleks seperti dengan menggunakan campuran pelepah, janjang, cangkang serta sampah organik ( termasuk kotoran hewan ) serta digunakan bahan perekat lain diluar tanah liat dan tepung kanji seperti menggunakan black liquor, campuran semen, endapan pada oil catcher crude destilation unit dan campuran putih telur dengan kulit telur. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai perancangan kiln yang lebih efisien diluar furnace yang tidak menggunakan tenaga listrik dan BBM tetapi menggunakan energi alternatif yang banyak disekitar kita serta perancangan tungku masak yang efisien dan praktis sehingga penggunaan briket arang dapat cepat disosialisasikan kepada masyarakat. Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 55. DAFTAR PUSTAKA Ahsonul Anam & Taufik Sastrawinata, 1994. Pengujian Briket Batu Bara Sarang Tawon. Laporan Penelitian UPT-LSDE BPP Teknolog Serpong Ambar Astuti. 1997. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Anonim. 2003. Statistik Kelapa Sawit 1997 – 2003. Jakarta : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Anonim. 2005. Clays. http://en.wikipedia.org /org/Clays (2 Nopember 2005) Anonim. 2005. Pemanfaatan Limbah Tanaman Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pulp dan Kertas. www.balitbangsumut.go.id ( 2 Nopember 2005) Anonim. 2005. Tanah Liat. www.avobe.com /ms/wikipedia/t/ta/tanah_liat.html ( 2 Nopember 2005 ) Anonim. 2002. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan Era Otonomi Daerah. Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup Anonim, 1995, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jil.2. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Darnoko dan Putboyo Guritno. 1995. Pembuatan Briket Arang dari Limbah Padat Kelapa Sawit. Laporan Kegiatan Penelitian PPKS 1994/1995 Debby Shintya Dewi. 2005. Uji Karakteristik Dasar Bio-Briket dari Campuran Ilalang dan Cangkang Sawit sebagai bahan bakar Alternatif. Laporan akhir skripsi jurusan Teknik kimia Unsyiah 2005 David, RW. 1986. Mechanical behaviour of ceramics. Cambridge : Cambridge University Press Edwi Mahajoeno dan Isroi. 2005. Energi Alternatif Pengganti BBM : Potensi Limbah Biomassa Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan. www.ipard.com/art_perkebunan/apr11-05-isr+dw.asp ( 22 Nopember 2005) Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
  • 56. Eka Nuryanto. 2000. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Sumber Bahan Kimia. Warta PPKS 2000, Vol,8(3) : 137-144 Meilita Tryana Sembiring dan Tuti Sarma Sinaga. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya ). USU digital Library Ismu Uti Adan. 1998. Membuat Briket Bio Arang. Yokyakarta : Kanisius Johannes, H . 1991. Menghemat kayu bakar dan arang kayu untuk memasak di Pedesaan dengan Briket Bio arang. Laporan Karya Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Yokyakarta. 1991 Philip Kristanto. 2002. Ekologi Industri. Yokyakarta : Penerbit Andi Santi Purwaningsih et al. 2000. Pemanfaatan arang aktif cangkang kelapa sawit sebagai adsorben pada limbah cair kayu lapis. Laporan Penelitian Tahunan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda. 2000 Sudjana. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung : Tarsito Sukarrumidi. 2006. Batu Bara dan Pemanfaatannya.Yokayakarta : Gajah Mada University Press Widarto,L & Suryanta. 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Yokyakarta : Kanisius Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008