Dokumen ini membahas tentang kata adjektif dan jenis-jenisnya. Kata adjektif digunakan untuk menjelaskan sifat atau keadaan sesuatu. Terdapat delapan jenis kata adjektif yaitu sifat/keadaan, warna, ukuran, bentuk, pancaindera, waktu, jarak, dan perasaan. Kata adjektif dapat diperkuat dengan kata penguat seperti "sangat", "amat", "paling".
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
Dokumen ini membahas tentang kata adjektif dan jenis-jenisnya. Kata adjektif digunakan untuk menjelaskan sifat atau keadaan sesuatu. Terdapat delapan jenis kata adjektif yaitu sifat/keadaan, warna, ukuran, bentuk, pancaindera, waktu, jarak, dan perasaan. Kata adjektif dapat diperkuat dengan kata penguat seperti "sangat", "amat", "paling".
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
Dokumen menjelaskan empat pola ayat dasar dalam bahasa Melayu yaitu frasa nama + frasa nama, frasa nama + frasa kerja, frasa nama + frasa adjektif, dan frasa nama + frasa sendi nama. Kemudian memberikan contoh ayat dan latihan mengenali pola ayat dasar pada beberapa ayat.
Adjektif pancaindera menggambarkan kata nama melalui lima deria, yaitu rasa, pandang, dengar, bau, dan sentuh. Contoh adjektif untuk setiap deria adalah manis, cantik, merdu, harum, dan halus. Adjektif ini dapat digunakan secara tunggal atau gabungan untuk menyatakan kualitas benda atau keadaan secara lebih rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang kata majmuk, yaitu kata yang terdiri dari dua kata dasar atau lebih yang membentuk satu makna. Ada beberapa jenis kata majmuk seperti kata majmuk bebas, kiasan, istilah khusus, dan yang telah mantap. Kata majmuk dapat menerima imbuhan awalan, akhiran, atau apitan, dimana ejaannya dapat terpisah atau tercantum.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai jenis-jenis kata adjektif dan cara pembentukannya. Kata adjektif dibahagikan kepada beberapa subgolongan seperti sifat, warna, ukuran, dan lainnya. Kata adjektif dapat terbentuk dari kata dasar, terbitan, ganda, atau majmuk. Dokumen juga menjelaskan bentuk perbandingan kata adjektif.
Kata dan bentuk katanya dalam bahasa Melayu membentuk melalui proses pemajmukan, penggandaan, pengimbuhan, dan pengakroniman. Proses-proses ini mencipta kata baru dengan menggabungkan, mengulang, atau menambah awalan dan akhiran kepada kata dasar.
Dokumen menjelaskan empat pola ayat dasar dalam bahasa Melayu yaitu frasa nama + frasa nama, frasa nama + frasa kerja, frasa nama + frasa adjektif, dan frasa nama + frasa sendi nama. Kemudian memberikan contoh ayat dan latihan mengenali pola ayat dasar pada beberapa ayat.
Adjektif pancaindera menggambarkan kata nama melalui lima deria, yaitu rasa, pandang, dengar, bau, dan sentuh. Contoh adjektif untuk setiap deria adalah manis, cantik, merdu, harum, dan halus. Adjektif ini dapat digunakan secara tunggal atau gabungan untuk menyatakan kualitas benda atau keadaan secara lebih rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang kata majmuk, yaitu kata yang terdiri dari dua kata dasar atau lebih yang membentuk satu makna. Ada beberapa jenis kata majmuk seperti kata majmuk bebas, kiasan, istilah khusus, dan yang telah mantap. Kata majmuk dapat menerima imbuhan awalan, akhiran, atau apitan, dimana ejaannya dapat terpisah atau tercantum.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai jenis-jenis kata adjektif dan cara pembentukannya. Kata adjektif dibahagikan kepada beberapa subgolongan seperti sifat, warna, ukuran, dan lainnya. Kata adjektif dapat terbentuk dari kata dasar, terbitan, ganda, atau majmuk. Dokumen juga menjelaskan bentuk perbandingan kata adjektif.
Kata dan bentuk katanya dalam bahasa Melayu membentuk melalui proses pemajmukan, penggandaan, pengimbuhan, dan pengakroniman. Proses-proses ini mencipta kata baru dengan menggabungkan, mengulang, atau menambah awalan dan akhiran kepada kata dasar.
SUMBANGAN SALAHUDDIN AL-AYYUBI SEMASA ZAMAN PEMERINTAHANNYA.pptx
01 nota bentuk kata majmuk
1. matahari
setiausaha
sukarela
suruhanjaya
tandatangan
tanggungjawab
warganegara
pesuruhjaya
Kata Majmuk Mantap – dieja
sebagai satu kata
Kata Majmuk – rangkai kata bebas
biru laut
air hujan
jalan raya
nasi minyak
terima kasih
luar biasa
alat tulis
bandar raya
pasar raya
tengah hari
jam tangan
meja tulis
bom tangan
kereta api
warga kota**
Penggandaan kata majmuk
alat tulis alat-alat tulis
balai raya balai-balai raya
ketua menteri ketua-ketua menteri
suku kata suku-suku kata
Pengimbuhan Kata Majmuk
kuat kuasa penguat kuasa,
berkuat kuasa
penguatkuasaan
satu padu bersatu padu menyatupadukan
campur tangan bercampur tangan
ambil alih mengambil alih
pesuruhjaya pesuruhjaya-pesuruhjaya
tandatangan tandatangan-tandatangan
warganegara warganegara-warganegara
Kata Majmuk
Pembentukan Kata Majmuk
Proses pemajmukan ialah proses yang merangkaikan dua kata dasar atau lebih dan
bentuk terhasil membawa makna tertentu. Kata majmuk dieja dan bertindak sebagai satu
unit, iaitu bentuknya tidak boleh menerima sebarang penyisipan unsur lain.
Penggandaan Kata Majmuk
antarabangsa
beritahu
bumiputera
jawatankuasa
kakitangan
kerjasama
olahraga
Pengimbuhan Kata Majmuk
Sumber: ms 73 Tatabahasa Dewan