SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
OLAHRAGA YANG DILAKUKAN MASYARAKAT KABUPATEN MUNA
FESTIVAL LAYANG LAYANG
Mengolah daun kolope menjadi kertas layang-layang tidaklah mudah. Kini hanya segelintir
orang di Pulau Muna yang bisa membuat layang-layang dari daun kolope khas Pulau Muna.
Daun kolope hanya merekahkan daunnya sekitar bulan Mei ketika iklim musim penghujan
tiba namun saat itu daun terlalu muda untuk diolah menjadi kertas layang-layang. Baru
sekitar bulan Juli daun kolope sudah cukup matang untuk dipetik sebagai bahan layangan.
Cara lain adalah menungu daun kolope itu kering secara alami lalu gugur di tanah. Akan
tetapi, daun seperti itu terlalu rapuh dan mudah robek serta hasilnya kertas kolope akan
berwarna kuning.
Kualitas terbaik daun Kolope adalah dipetik saat daun menua lalu panaskan di atas bara api
(dikandela). Barulah setelah itu daun dijemur selama dua hari. Hasilnya bahan layangan
berupa kertas putih, elastis dan kedap air.
Untuk satu layang-layang, dibutuhkan sekitar 100 lembar daun Kolope. Setelah menjadi
kertas putih, daun-daun itu direkatkan satu sama lain pada sisi-sisinya sehingga menjadi satu
lembaran yang utuh. Lembaran kertas dari daun kolope tersebut dikepik dengan kerangka
kayu dan disimpan selama 5 hari. Berikutnya, lembaran itu dirajut dengan tali agar menjadi
lembaran utuh kertas layang-layang. Sambil menunggu, dibuat kerangka layang-layang dari
bambu (patu-patu) dan talinya dari daun nenas hutan.
Daun nenas yang dipetik pun adalah pilihan yaitu daun tua. Daun ini tidak langsung diolah
melainkan disimpan dahulu selama 2 hari. Setelah kering, daun dikerok dengan bambu
sehingga yang tersisa hanya serat lalu dicecar menjadi jumbai-jumbai benang. Jumbai-jumbai
benang selanjutnya dipilin menjadi seutas tali yang siap dipakai. Satu helai daun nenas hutan
dapat menghasilkan 10 meter tali layang-layang.
Ketika kerangka dan tali sudah siap, kemudian disatukan menjadi satu layang-layang Kolope
utuh. Berikutnya adalah diberi sentuhan terakhir berupa nada dering (kamumu). Kamumu
adalah semacam pita suara yang dibuat dari daun nyiur yang apabila ditiup angin akan
bergetar dan menghasilkan bunyi khas mendayu terutama saat layangan dibiarkan terbang
saat malam hari. Permainan layang-layang di kabupaten muna sudah menjadi tradisi dan
sebagai kegiatan olahraga yang sangat menyenagkan. Setiap layangan memiliki ukuran
kamumu masing-masing sesuai seleranya sehingga suara yang dihasilkannya juga menjadi
spesifik dan dapat dikenali. Bagi telinga yang sering mendengar bunyi kamumu akan segera
dapat menebak pemilik layang-layang yang terbang di langit saat malam hari. Layangan ini
terbuat dari daun kolope kedap air sehingga tahan di udara selama berhari-hari atau
sekehendak pemiliknya kapan pun ingin diturunkan.

More Related Content

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 
Kop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqahKop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqah
 
Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2
 
Shynta
ShyntaShynta
Shynta
 
Undangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katuluUndangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katulu
 
Soal agama smp
Soal agama smpSoal agama smp
Soal agama smp
 
Soal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budayaSoal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budaya
 

Olahraga yang dilakukan masyarakat kabupaten muna

  • 1. OLAHRAGA YANG DILAKUKAN MASYARAKAT KABUPATEN MUNA FESTIVAL LAYANG LAYANG Mengolah daun kolope menjadi kertas layang-layang tidaklah mudah. Kini hanya segelintir orang di Pulau Muna yang bisa membuat layang-layang dari daun kolope khas Pulau Muna. Daun kolope hanya merekahkan daunnya sekitar bulan Mei ketika iklim musim penghujan tiba namun saat itu daun terlalu muda untuk diolah menjadi kertas layang-layang. Baru sekitar bulan Juli daun kolope sudah cukup matang untuk dipetik sebagai bahan layangan. Cara lain adalah menungu daun kolope itu kering secara alami lalu gugur di tanah. Akan tetapi, daun seperti itu terlalu rapuh dan mudah robek serta hasilnya kertas kolope akan berwarna kuning. Kualitas terbaik daun Kolope adalah dipetik saat daun menua lalu panaskan di atas bara api (dikandela). Barulah setelah itu daun dijemur selama dua hari. Hasilnya bahan layangan berupa kertas putih, elastis dan kedap air. Untuk satu layang-layang, dibutuhkan sekitar 100 lembar daun Kolope. Setelah menjadi kertas putih, daun-daun itu direkatkan satu sama lain pada sisi-sisinya sehingga menjadi satu lembaran yang utuh. Lembaran kertas dari daun kolope tersebut dikepik dengan kerangka kayu dan disimpan selama 5 hari. Berikutnya, lembaran itu dirajut dengan tali agar menjadi lembaran utuh kertas layang-layang. Sambil menunggu, dibuat kerangka layang-layang dari bambu (patu-patu) dan talinya dari daun nenas hutan.
  • 2. Daun nenas yang dipetik pun adalah pilihan yaitu daun tua. Daun ini tidak langsung diolah melainkan disimpan dahulu selama 2 hari. Setelah kering, daun dikerok dengan bambu sehingga yang tersisa hanya serat lalu dicecar menjadi jumbai-jumbai benang. Jumbai-jumbai benang selanjutnya dipilin menjadi seutas tali yang siap dipakai. Satu helai daun nenas hutan dapat menghasilkan 10 meter tali layang-layang. Ketika kerangka dan tali sudah siap, kemudian disatukan menjadi satu layang-layang Kolope utuh. Berikutnya adalah diberi sentuhan terakhir berupa nada dering (kamumu). Kamumu adalah semacam pita suara yang dibuat dari daun nyiur yang apabila ditiup angin akan bergetar dan menghasilkan bunyi khas mendayu terutama saat layangan dibiarkan terbang saat malam hari. Permainan layang-layang di kabupaten muna sudah menjadi tradisi dan sebagai kegiatan olahraga yang sangat menyenagkan. Setiap layangan memiliki ukuran kamumu masing-masing sesuai seleranya sehingga suara yang dihasilkannya juga menjadi spesifik dan dapat dikenali. Bagi telinga yang sering mendengar bunyi kamumu akan segera dapat menebak pemilik layang-layang yang terbang di langit saat malam hari. Layangan ini terbuat dari daun kolope kedap air sehingga tahan di udara selama berhari-hari atau sekehendak pemiliknya kapan pun ingin diturunkan.