SlideShare a Scribd company logo
i
PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL
MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI
MAN 1 PONOROGO
Diajukan oleh :
Nama : Rikha Ziadatun Ni’mah, S.Pd
Nama Sekolah : MAN 1 Ponorogo
Kabupaten : Ponorogo
Provinsi : Jawa Timur
ii
iii
PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL
MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI
MAN 1 PONOROGO
Rikha Ziadatun Ni’mah
Jl. Arief Rahman Hakim 57 Ponorogo
Email : rikhaziadatun@gmail.com
ABSTRAK
Generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenal pahlawan
nasional dan pahlawan dari daerahnya sendiri. Mereka lebih mengenal artis
daripada pahlawan. Globalisasi seolah melunturkan jati diri mereka sebagai
bangsa Indonesia. Kemajuan teknologi yang demikian cepat, tanpa didukung
pendidikan karakter yang kuat bisa menyebabkan mereka kehilangan arah.
Mereka cenderung cuek, kurang peduli terhadap lingkungan, terlalu asyik
bermain HP tanpa mengenal waktu.
Nilai-nilai keteladanan yang diwariskan para pahlawan, seperti :
kejujuran, keberanian, tanggungjawab, peduli, santun, responsive, pantang
menyerah, cinta tanah air dll, tidak dikenal dan tidak diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum-13 melalui mata pelajaran sejarah Indonesia mempunyai
peran yang sangat penting dan strategis untuk menanamkan dan menguatkan
nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa sebagai salah satu bentuk
pendidikan karakter disekolah. Dengan mengintegrasikan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran, baik melalui indirect
teaching maupun direct teaching diharapkan terbentuk karakter generasi
muda yang hebat.
Salah satu cara untuk menguatkannya dengan Outdoor Learning.
Melalui outdoor learning di KODIM 0802 Ponorogo dan masyarakat sekitar
siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo pada semester genap tahun pelajaran
2021/2022 dengan metode Discovery Learning, pencarian sumber sejarah
dengan observasi, wawancara dan study pustaka ditemukan oleh siswa,
banyak sosok pahlawan lokal yang telah berjuang merebut dan
mempertahankan kemerdekaan RI dilingkungan mereka.
Kekurangan sumber tertulis tentang pahlawan lokal menjadikan
mereka tidak dikenal oleh masyarakat. Seperti Letjend. TNI Soeprapto
Sokowati sebagai pahlawan lokal baru dikenal dan dipahami perjuangannya
setelah outdoor learning tersebut.
Hasil outdoor learning dengan model Discovery Learning adalah
kompetensi kognitif siswa meningkat, kompetensi sikapnya bagus karena
bisa meneladani karakter nasionalisme pahlawan lokal, memunculkan
historical empati. Model ini bisa digunakan dalam pembelajaran ditambah
inovasi-inovasi yang lain.
Kata kunci : penguatan, nilai-nilai keteladanan, pahlawan lokal,
outdoor learning
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga karya Best Practice dalam rangka simposium Nasional Pengajaran
Sejarah dengan tema “REVOLUSI PEMBELAJARAN SEJARAH DI
INDONESIA mampu terselesaikan, karya Best Practice yang berjudul
“PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL
MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI MAN 1
PONOROGO.
Dari pengalaman pembelajaran nyata yang pernah dilakukan oleh
penulis pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.Melalui penulisan Best
Practice, disekolah pengalaman terbaik ini tentu dapat dijadikan contoh bagi
guru-guru di seluruh Indonesia dalam praktikpembelajaran di luar kelas atau
sekolah masing-masing untuk mengatasi masalah rendahnya apresiasi siswa
terhadap pahlawan lokal, juga untuk meningkatkan kemampuan afektif dan
keterampilan siswa terkait dengan pahlawan lokal.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Madrasah
beserta jajarannya karena memberikan ijin untukmkegiatan ini sampai
selesai, terima kasih pula atas bantuan KODIM 0802 dan beberapa pihak atas
terselesai kannya karya Best Practice ini.
Tentunya masih dibutuhkan banyak masukan dan kritikan terhadap
karya Best Practice yang disusun oleh penulis ini, sebab itulah maka dengan
senang hati penulis menerimanya, demi untuk memperbaiki karya dan demi
kemajuan ilmu pengetahuan dan pembelajaran Sejarah Indonesia kedepannya
bak bagi penulis maupun bagi teman-teman guru diseluruh Indonesia.
Hormat saya
Penulis
v
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... ii
PAKTA INTEGRITAS.......................................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Kondisi dan Situasi Yang Terjadi .......................................... 1
B. Landasan Teori ...................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................. 5
D. Tujuan Pengembangan Best Practice..................................... 6
E. Manfaat ................................................................................. 6
BAB II PEMAPARAN TENTANG BEST PRACTICE............................... 7
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ................... 7
B. Langkah Operasional Pelaksanaan ........................................ 8
C. Hasil Yang Dicapai ............................................................... 9
BAB III DESKRIPSI KENDALAPADA SAAT PELAKSANAAN ........... 12
A. Kendala-Kendala Yang Dihadapi ......................................... 12
B. Faktor-Faktor Pendukung ..................................................... 13
BAB IV RENCANA DAN TINDAK LANJUT ........................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................... 15
B. Saran ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 16
LAMPIRAN ...................................................................................... 17
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto-Foto Veteran dan Penghargaan ..................................... 17
Lampiran 3 Foto di Kodim 0802 Ponorogo............................................... 23
Lampiran 4 Foto Patung Sukowati ............................................................ 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Dan Situasi Yang Terjadi
Bangsa Indonesia sudah 73 tahun merdeka dari penjajahan di
usianya yang sudah tidak muda lagi ini ternyata masih terdapat ancaman
diisintegritas bangsa, padahal kemerdekaan RI ini direbut oleh para
pejuang atau pahlawan dengan pengorbanan yang sangat besar. Mereka
berjuang tanpa pamrih, rela berkorban harta, waktu, keluarga, bahkan
nyawa sekalipun demi untuk membela kehormatan bangsa atau
daerahnya masing-masing.
Jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah sebagai
pahlawan nasional hingga tahun 2017 ini adalah 173 orang?Tidak
sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar
pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi salah satu
diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan
perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam
bidang lainnya untuk mencapai / merebut / mempertahankan, mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
(Kemendikbud, 2018,33).Dari 173 pahlawan nasional yang ditetapkan
oleh pemerintah ternyata banyak yang tidak dikenal oleh siswa / generasi
muda.
Generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenal pahlawan
nasional dan pahlawan dari daerahnya sendiri.Mereka lebih mengenal
artis daripada pahlawan.Globalisasi seolah-olah melunturkan jati diri
mereka sebagai bangsa Indonesia.
Kemajuan teknologi yang demikian cepat, tanpa didukung
pendidikan karakter yang kuat, bisa menyebabkan mereka kehilangan
arah. Akibatnya mereka sekarang cenderung cuek, kurang peduli
terhadap lingkungan, terlalu asyik bermain HP tanpa mengenal waktu,
masyarakat Indonesia sedang mengalami disorientasi nilai, muncul
2
asumsi bahwa penyebab utama dari semua ini adalah makin merosotnya
karakter manusia Indonesia. Pendidikan di Indonesia telah kehilangan
karakter/. Konsekuensinya moralitas bangsa yang dibangun para nenek
moyang dan dirumuskan kembali akan para pendidik bangsa mendapat
tantangan yang lebih hebat (PemprovJatimDisbudpar, 2016,91).
Nilai-nilai keteladanan yang diwariskan para pahlawan, seperti: kejujuran,
keberanian, tanggung jawab, peduli, responsive, pantang menyerah dan lain-
lain belum diimplementasikandalam kehidupan sehari-hari sebagai generasi
muda, tentu harus meneladani semangat para pahlawan untuk meneruskan
cita-cita perjuangan mereka. Kita harus melihat dan mengenal para pahlawan
itu untuk memahami nilai-nilai kperintisan, kepahlawanan, dan
kesetiakawanan sosial mereka terhadap negara ini. Nilai-nilai luhur para
pahlawan itu akan mengingatkan kita, bahwa mereka telah mengabdikan diri
mereka kepada bangsa dan negara dengan pengorbanan yang besar.
(GunawanSumodiningrat, 20.
Minimnya pengetahuan siswa terhadap pahlawan lokal disebabkan
karena keterbatasan sumber tertulis tentang pahlawan lokal. Sebagian
besar siswa tidak mengetahui apabila didaerahnya ada pahlawan apa
tidak?Usia para pahlawan yang kebanyakan sudah tua menjadi kendala
untuk mengorek keterangan darinya. Kurangnya penerapan nilai-nilai
keteladanan pahlawan lokal dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan
generasi muda/siswa karakternya lemah. Berangkat dari kondisi tersebut,
pendidikan karakter menjadi sangat penting sebagai upaya untuk
memberikan penyadaran tentang karakter bangsa dan menanamkannya
dalam hati sanubari generasi penerus bangsa. Untuk dapat membentuk
karakter pendidikan sejarah harus diarahkan pada upayarekonstruksi dan
reaktualisasi nilai-nilai luhur dalam setiap narasi sejarah sebagai upaya
penanaman karakter bangsa. (HeriSusanto, 2014, 28)
Atas dasar permasalahan tersebut, maka langkah awal yang
dilakukan guru ialah merancang pembelajaran yang bisa
3
menguatkankarakter siswa. Salah satu cara untuk menguatkannya dengan
outdoor learning dengan metode discovery learning.
Denganpembelajaran diluar kelas atau outdoor learning dan
menggunakan model discovery learningdiharapkan siswa belajar baik
langsung maupun tidak langsung tentang pahlawan lokal.Strategi
pembelajaran Sejarah Indonesia melalui outdoor learning ini diterapkan
dengan mengacu pada satu kompetensi dasar (KD) satu materi yang
sedang dipelajari di kelas, yaitu KD 3 .10 menganalisis strategi dan
bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda Pembelajaran Sejarah
Indonesia melalui outdoor learning ini dalam pelaksanaannya
menempatkan siswa sebagai subyek belajar dengan cara memberi
kesempatan pada siswa untuk berperan sebagai seorang peneliti.
B. Landasan Teori
Kurikulum-13 melalui mata pelajaran Sejarah Indonesia
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis untuk menanamkan
dan menguatkan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa
sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter di sekolah.Oleh sebab itu
guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum
dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang
mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan
pengungkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual,
baik individu maupun kelompok. Pendidikan disarankan untuk
menggunakan model pembelajaran: inkuiri, discovery, problem dan
projek. (Kemendikbud, 2016, 25).
Model yang digunakan untuk pembelajarandisini adalah outdoor
learning dengan model discovery learning.
1. Pengertian Outdoor Learning
4
a. MenurutBarlet (dalam Husamah, 2017, 20), menyatakan model
pembelajaran pendidikan luar ruang adalah suatu pembelajaran
yang dilakukan diluar ruang atau luar kelas.
b. Menurut Hariyanti (dalam Husamah, 2013, 20) menyatakan
proses pembelajaran luar kelas adalah proses pembelajaran yang
dapat membangun makna (input) kemudian prosesnya melalui
struktur kognitif sehingga terkesan lama dalam ingatan atau
memori.
Jadi Outdoor Learning adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan diluar kelas yang bersifat menarik dan menyenangkan.
Tujuan pembelajarandiluar kelas yang ingin dicapai adalah :
- Membuat setiap individu memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitasdan inisiatif.
- Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan
sikap.
- Membantu mewujudkan potensi individu agar jiwa, raga dan
spiritnya dapat berkembang optimal.
- Memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan secara
langsung terhadap materi yang disampaikan.
- Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman
langsung.
- Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan
komunitas sekitar untuk belajar. (MuhSholih, blogspot).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru dalam pelaksanaan
outdoor learning (pembelajaran luar kelas) terdiri dari : tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
2. Pengertian Model Discovery Learning
a. Metode Discovery Learning merupakan sebuah teori
pembelajaran yang diartikan sebagai bentuk proses belajar yang
terjadi. Jika siswa tidak disuguhkan dengan pelajaran dalam
5
bentuk akhirnya, akan tetapi diharapkan untuk mengorganisasi
sendiri. (Ide kreatif guru, blogspot).
b. Proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri. (eka ikhsanudin, 2014)
Langkah-langkah model pembelajaranDiscovery Learning, antara
lain :
- Menentukan tujuan dari pembelajaran.
- Memilih materi pelajaran.
- Menentukan topik-topik yang harus dipelajari oleh peserta didik
secara induktif.
- Mengembangkan suatu bahan belajar yang berupa ilustrasi,
contoh, atau tugas yang nantinya dipelajari oleh siswa.
- Mengorganisasi topik-topik pembelajaran dari yang sederhana
ke yang lebih kompleks.
- Melakukan penilaian hasil belajar dan proses.
Dalam mengaplikasikan metode discovery learning guru berperan
sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan, kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang teacher oriented menjadi student oriented.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi pada generasi muda
saat ini, dimana siswa-siswi kelas XI MAN 1 Ponorogo juga mengalami
kondisi tersebut di tas, maka guru berusaha untuk memecahkan masalah
tersebut dengan berupaya melalui rancangan strategi dan inovasi
pembelajaran.
Inovasi yang dipilih ialah pembelajarandiluar kelas/outdoor
learning. Permasalahan yang dipilih yaitu :
6
1. Apakah dengan penerapan outdoor learning dapat meningkatkan
penguatan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa kelas
XI MAN 1 Ponorogo?
2. Apakah dengan penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan rasa nasionalisme siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo?
D. Tujuan Pengembangan Best Practice
Best practice ini bertujuan antara lain:
1. Bagi guru yang ingin menerapkan outdoor learning dengan model
discovery learning harus mampu memilih KD-KD yang tepat.
2. Dapat dijadikan inovasi pembelajaran untuk menguatkan nilai-nilai
keteladanan pahlawan lokal.
3. Memberi solusi penguatan karakter dalam mapel Sejarah Indonesia.
E. Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dengan pembelajaran ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi siswa melalui outdoor learning.
2. Menguatkan karakter nasionalisme siswa.
3. Meningkatkan kemampuan siswa baik kognitif, afektif
maupunketrampilan.
4. Dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaranmapelSejarah
Indonesia.
7
BAB II
PEMAPARAN TENTANG BEST PRACTICE
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Pembelajaran Sejarah Indonesia melalui outdoor learning menjadi
salah satu pilihan strategi pembelajaran di MAN 1 Ponorogo untuk
meningkatkan penguatan karakter siswa.Saya beranggapan bahwa
pendidikan karakter merupakan sesuatu yang inheren dalam diri siswa,
setiap pendidikan pada hakekatnya merupakan pengenalan, penanaman,
dan pengembangan karakter melalui internalisasi dan habituasi
nilai.Hanya melalui pendidikan karakter moralitas bangsa dapat dijaga
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman.
(PemprovJatimDisbudpar, 2016, 92). Tujuan pendidikan bukan hanya
mencerdaskan bangsa tetapi juga harus berbudipekertiluhur dan
berkarakter, Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk
penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih
kemampuan diri menuju kearah hidup yang lebih baik, salah satu untuk
membentuk karakter bangsa yang lebih baik yaitu melalui pendidikan
Sejarah.(Umasih, 2018, 2).
Dengan outdoor learningsiswa diajak secara langsung untuk
belajar karakter melalui keteladanan pahlawan lokal.Siswa belajar
tentang nilai kejujuran, keberanian, tanggung jawab, peduli, santun,
responsif, pantang menyerah, cinta tanah air dan lain-lain pada pelaku
sejarah atau saksi-saksi peristiwa sejarah secara langsung didaerahnya,
dengan harapan nilai-nilai tersebut dapat tertanam dalam jiwa siswa
sebagai bagian dari pembentukan karakter. Untuk dapat membentuk
karakter pendidikan sejarah harus diarahkan pada upaya rekonstruksi dan
reaktualisasinilai-nilai luhur dalam setiap narasi sejarah sebagai upaya
penanaman karakter bangsa. (HeriSusanto, 2014, 28).
8
B. Langkah Operasional Pelaksanaan
Penerapan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan model outdoor
learning dimasyarakat dan di KODIM 0802 Ponorogo untukmenguatkan
nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo
dilaksanakan pada semester genap 2021/2022, mengacu pada KD 3.10
menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Siswa dibagi dalam kelompok sesuai kedekatan tempat tinggal
siswa, tiap kelompok anggotanya 2-4 siswa.
2) Kedekatan tempat tinggal berdasarkan kedekatan kecamatan,
yang dibagi menjadi:
a) Kelompok 1 Kec.Kota, Babadan, Sukorejo, Sambit
b) Kelompok 2 KeSampung, Badegan, Jambon, Sumoroto
c) Kelompok 3 Kec.Balong, Bungkal, Slahung, Ngrayun
d) Kelompok 4 Kec.Jenangan, Ngebel,pulung, Sooko.
b. Pengumpulan Data
Setelah terbentuk kelompok, tiap kelompok ditugaskan untuk
mencari data tentang pahlawan lokal dari daerahnya masing-
masing.Tiap kelompok diberi kebebasan memilih tokoh/pahlawan
lokal dikecamatan masing-masing, atau diluar kecamatan yang
ditinggalinya.Hal ini dimungkinkan karena tidak semua kecamatan
ada pahlawan lokalnya. Pengumpulan data dilakukan oleh kelompok
dengan cara observasi, wawancara. Dengan observasi ketemu
langsung dengan pahlawan lokal, siswa akan banyak melihat kondisi
riil kehidupan mereka. Siswa bisa belajar tentang kesederhanaan,
kejujuran, tanggung jawab, dan lain-lain.Dengan wawancara siswa
bisa belajar dan bertukar pikiran langsung dengan mereka.Outdoor
Learningini dilakukan diluar jam pembelajaran, artinya siswa
9
melakukan observasi dan pengumpulan data dilakukan setelah
pulang sekolah atau pada hari Minggu.
C. Hasil Yang Dicapai
1. Outdoor Learning di lingkungan masyarakat Ponorogo
Outdoor Learning yang dilakukan dilingkungan masyarakat
Ponorogo ternyata banyak tokoh/pahlawan lokal yang ditemukan
oleh siswa yang sebelumnya mereka tidak mengenalnya. Adapun
pahlawan lokal yang ditemukan tersebut antara lain adalah :
Kelompok 1
1. Kelompok 1 Veteran Soekidjan( kec. Kota)
Berjasa dalam Aksi Militer 1, Aksi Militer 2, PembebasanIrian
Barat.
2. VeteranKodiroon (dariKec. Kota)
Berjasa dalam perang gerilya kemerdekaan, aksi militer 1.Aksi
militer II, sapta marga, penegak.
3. Veteran Sayid Abdullah (Kota)
Berjasa dalam integrasitimor-timur mendapat gelar sarjana.
4. Veteran MbahKodiman (Babadan)
Berjasa dalam operasi pertempuran di Kalimantan operasi
penumpasan di timur-timur.
Kelompok 2
Menemukan Veteran antara lain :
1. Veteran Kodimin(Bungkal)
Berjasa dalam veteran pejuang kemerdekaan RI
2. Veteran Kamari(Bungkal)
Berjasa dalam veteran pejuang kemerdekaan RI
Kelompok 3
1. Veteran Amanusi (Babadan)
Berjasa dalam perjuangan kemerdekaan RI
2. Guru Jemiodan Tumirin(Sambit)
Berjasa dalam pnumpasanPKI di daerah Ponorogo
10
Kelompok 4
Kelompok 4 ini hanya menemukan 2 tokoh pahlawan yang
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, yaitu :
1. R. Soehadi (Kota)
Berjasa dalam operasi militer kemudian menganugerahkan
Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, Bintang Dharma,
LencanaYudha Tama
2. Soelaeman (Badegan)
Berjasa dalam perjuangan gerilya, operasi militer 1 dan 2
mendapatkan Bintang gerilya, satyalencanasewindu,
satyalencana gerakan operasi militer IV, dll.
Dan masih banyak bagi pahlawan-pahlawan lokal yang ada di
Ponorogo yang telah berjuang untuk merebut, mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan.
2. Outdoor Learning di Kodim 0802 Ponorogo 22 Maret 2021
Ada satu tokoh pahlawan yang belum diketahui peranan dan
jasanya di wilayah Ponorogo, padahal tokoh tersebut sudah
dibuatkan patung di taman kota, dekat pintu gerbang masuk kota
Ponorogo.
Tokoh tersebut bernama Soeprapto Sukowati, sangat sedikit sumber
tertulis yang menceritakan tokoh ini, akhirnya saya membawa siswa
ke Kodim 0802 untuk mencari tahu siapakah beliau, belajar nilai
keteladanan daribeliau, hasil yang dicapai tentang Sukowati :
- Bergabung di BKRtgl 22 Agustus 1945
- Memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan RI melawan
Jepang di Indonesia 1945-1949.
- Berhasil menumpasPKI di karisidenanMadiun
- Berhasil menembakMUSO (Pemimpin pemberontakanPKI ’48
Madiun) di daerah Sumoroto, kemudian MUSO di bawa ke
Madiun sampai desa Keniten meninggal dunia. Di Desa
11
Keniteninilah sekarang berdiri megah patungSukowati sebagai
tanda penghargaan dan penghormatan pada beliau.
- Menjadi Komandan TKR Divisi IV
- Menjadi Komandan Devisi TRI di Jakarta
- Meninggal tahun 1957 di Jakarta, dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata.
Arsip yang lebih lengkap tentang Sukowati berada di Markas Besar
TNI AD di Jakarta.
Dengan outdoor learning di Kodim, siswa akhirnya memperoleh
kejelasan tentang pahlawan lokal Ponorogo yang sangat
berjasadalam mempertahankan NKRI melawan gerakan :Sparatis,
terutama melawan PKI ’48 di Madiun. Dari Sukowati dan pahlawan
lokal lainnya siswa banyak memperoleh pelajaran moral dan karakter
yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai generasi muda, tentu harus meneladani semangat para
pahlawan untuk meneruskan cita-cita perjuangan mereka.Siswa
harus melihat dan mengenal para pahlawan itu untuk memahami
nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
mereka terhadap negara ini. Nilai-nilai luhurpara pahlawan itu akan
mengingatkan kita, bahwa mereka telah mengabdikan diri mereka
kepada bangsa dan negara dengan pengorbanan yang sangat besar.
Tugas kitalah untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita mereka,
agar negara kuat dan sejahtera dapat terwujud.
(GunawanSumodiningrat, 2015: 248).
Dengan bertemu langsung para pahlawan lokal, maka akan
melahirkan historical empati, yaitu puncak dari kesadaran bersikap
dalam pembelajaran sejarah adalah lahirnya empati. Mampu
menghayati dan merasakan bagaimana situasi batin dari para pelaku
sejarah adalah kesadaran tertinggi yang dapat dicapai dari
pembelajaran sejarah terutama dari materi sejarah perjuangan
(HeriSusanto, 2014: 58).
12
BAB III
DESKRIPSI KENDALA PADA SAAT PELAKSANAAN
A. Kendala-Kendala yang Dihadapi
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah Indonesia untuk
KD 3..10 menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda adalah alokasi waktu. Pembelajaransejarah melalui outdoor
learning membutuhkan waktu yang lebih lama.Hal ini mengingat wilayah
tempat tinggal para pahlawan lokal yang berbeda-beda jaraknya dengan
tempat tinggal siswa.
Kurangnya sumber tertulis tentang pahlawan lokal, jarak antar
rumah siswa yang berjauhan, sehingga membutuhkan waktu untuk
koordinasi dan pelaksanaan.Usia pahlawan lokal atau para veteran yang
sudah tua-tua sehingga ingatan beliau sudah menurun, banyak peristiwa
yang sudah tidak diingat oleh mereka. Minimnya pengetahuan penulis
tentang pahlawan lokal, juga menjadi salah satu kendala.Keterbatasan
data pahlawan lokal di KODIM 0802 Ponorogo.
Pembelajaran ini tujuan utamanya bukan untuk penilaian kognitif,
meskipun secara otomatis terjadi peningkatan kemampuan kognitif
siswa, terbukti dengan makin banyak pahlawan lokal yang dikenal oleh
siswa.Aspek sikap menjadi tujuan terpenting dalam pembelajaran sejarah
Indonesia.Rohnya adalah siswa makin cintra tanah air dan bangga
sebagai bangsa Indonesia.Kendala yang dihadapi di lapangan adalah
sikap generasi muda sekarang yang cenderung cuek, tidak perduli
terhadap lingkungan, lebih pandai berkomunikasi lewat dunia maya
daripada berhadapan langsung dengan subjek atau manusia.Keengganan
mencari tokoh di lapangan karena lebih suka mencari di android mereka.
Dibutuhkan kesabaran dan keuletan guru untuk memotivasi siswa
agar mau terjun ke lapangan, sehingga banyak teladan yang bisa ditiru
dari pahlawan lokal.
13
B. Faktor-Faktor Pendukung
Faktor pendukung pembelajaran outdoor learning ini adalah mampu
memberikan pengalaman baru yang nyata bagi siswa karena bisa bertemu
langssung pahlawan lokal.Kebijakan sekolah yang memberikan
kebebasan guru dalam berinovasi dalam pembelajaran sangat mendukung
terlaksananya kegiatan ini.Ijin dari orang tua siswa juga sangat
membantu mengingat lokasi yang berjauhan antara siswa dengan
pahlawan lokal. Juga keterlibatanTNI di KODIM0802 yang dengan
senang hati membantu pembelajaran sejarah Indonesia agar lebih
dipahami oleh siswa. Sarana dan prasarana selama di KODIMyang
memadai, juga nara sumber dari TNI yang selalu siap membantu,
menjadikan pembelajaran ini sangat menarik dan menyenangkan.
14
BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT
Pengalaman pembelajaran di luar kelas atau outdoor learning untuk
menguatkan karakter siswa dengan meneladani perjuangan pahlawan lokal
yang dilakukan oleh siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo di lingkungan
masyarakat dan di KODIM 0802 Ponorogo, diharapkan akan memberikan
pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga perlu
dilaksanakan secara berkala.
Perlunya penulisan biografi pahlawan lokal oleh sejarawan atau
pemerhati sejarah segera direalisasikan.Dengan adanya buku tentang
pahlawan lokal dapat memperkayakhasanah pengetahuan, sekaligus bisa
dijadikan teladan oleh siswa / generasi muda.
Penguatan keteladanan pahlawan lokal diharapkan tidak hanya
dilakukan pada waktu masih duduk di bangku sekolah tapi masyarakat juga
mendorong danmengawalnya dengan cara dan secara berkala mengadakan
even mengundang veteran untuk berkisah, bisa ketika usaiupacara hari
kemerdekaan, hari pahlawan atau yang lain.
Penguatan pendidikan karakter sebagai salah satu tujuan pendidikan
nasional melalui mapel sejarah Indonesia terus dilaksanakan, arah tujuan
pendidikan sejarah harus mengandung usaha meningkatkan kepekaan peserta
didik untuk ikut mendukung kehidupan, bersama yang lebih baik, melalui
refleksi makna dan nilai-nilai dari peristiwa masa lampau yang dipelajarinya
(Umasih, 2018:2).
Karakter nasionalisme terus ditingkatkan denganmencintai pahlawan lokal
dan menjadikannya figur idola generasi muda masa kini.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditulis dari Best Practice penguatan nilai-
nilai keteladanan pahlawan lokal melalui outdoor learning pada kelas XI
MAN 1 Ponorogo :
1. Menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna, menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
2. Meningkatkan penguatan nilai-nilai keteladananpahlawan lokal
pada siswa, sehingga melahirkan historical empati.
3. Nilai kejujuran, keberanian, tanggung jawab, peduli, santun,
responsive pantang menyerah, cinta tanah air semakin kuat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Karakter nasionalisme dapat ditanamkan pada siswa melalui mapel
sejarah Indonesia.
5. Hasil dari pembelajaran Outdoor Learning banyak pahlawan lokal
yang makin dikenal oleh siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo antara lain
: Veteran Soekidjan, Veteran Kadiroen, Veteran SayidAbduloh,
Veteran MbahKarim, Veteran Kadimin, Veteran Kamari, Veteran
Amanusi, Guru Jemio dan Tumirin, R. Soehadi, Veteran Selaeman
dan SoepraptoSukowatidll.
B. Saran
1. Penulisan biografi pahlawan lokal segera direalisasikan baik oleh
guru, sejarawan atau instansi yang terkait.
2. Pendidikan karakter lebih ditekankan lagi di sekolah-sekolah melalui
mapel sejarah Indonesia
3. Guru bisa menggunakan model ini didaerahnya masing-masing
supaya pahlawan lokal lebih dikenal oleh siswa.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmandkk.2018. Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII.
Jakarta: Kemendikbud.
Direktorat Pembinaan SMA. 2014. Pembelajaran Sejarah. Jakarta:
Kemendikbud.
DisbudparPemprovJatim. 2016. Jejak Sejarah Jawa Timur dalam
Membangun Kepribadian Bangsa. Surabaya: DisbudparJatim.
Ekoikhsanudin. 2014. Model Pembelajaran Penemuan (DISCOVERY
Learning). https://www.ekaikhsanudin.net.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Kemendikbud.2016. SilabusMapelSejarah Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
SofanAmri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
SumodiningratGunawan, Ari Wulandari. 2015. Revolusi Mental. Yogyakarta:
Media Pressindo.
SusantoHeri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
AswajaPressindo.
Umasih. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Mapel Sejarah
Berdasarkan Kurikulum 2013. Malang, Makalah Seminar Jurusan
Sejarah Universitas Negeri Malang.
17
Lampiran 1
FOTO-FOTO VETERAN DAN PENGHARGAAN
18
19
20
21
22
23
Lampiran 2
FOTO PEMBELAJARAN DI KODIM
24
Lampiran 3
FOTO PATUNG PAHLAWAN SUKOWATI
25

More Related Content

Similar to Best practice.pdf

MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptxMAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
riri pelangi
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
yultaerma
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
Operator Warnet Vast Raha
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
FAJAR MENTARI
 
p5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptxp5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptx
smpn3soloofficial
 
Bank soal sosiologi x ukk 2015
Bank soal sosiologi x ukk 2015Bank soal sosiologi x ukk 2015
Bank soal sosiologi x ukk 2015
MTS al-hidayah
 
Cakrawala sejarah (ips)
Cakrawala sejarah (ips)Cakrawala sejarah (ips)
Cakrawala sejarah (ips)
lombkTBK
 
Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)asih yuliana
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
lombkTBK
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
primagraphology consulting
 
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd  - sri mulyaningsihIps kelas 5 sd  - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
primagraphology consulting
 
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
Guss No
 
3. rpp sejarah peminatan kls x ips
3. rpp sejarah peminatan kls x ips3. rpp sejarah peminatan kls x ips
3. rpp sejarah peminatan kls x ipsCherry Amel
 
Materi teks ceramah
Materi teks ceramahMateri teks ceramah
Materi teks ceramah
KaniaRismayanti
 
Cover
CoverCover
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdfUSR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
masnaeni05
 
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdfUSR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
masnaeni05
 

Similar to Best practice.pdf (20)

MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptxMAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
 
p5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptxp5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptx
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bank soal sosiologi x ukk 2015
Bank soal sosiologi x ukk 2015Bank soal sosiologi x ukk 2015
Bank soal sosiologi x ukk 2015
 
Cakrawala sejarah (ips)
Cakrawala sejarah (ips)Cakrawala sejarah (ips)
Cakrawala sejarah (ips)
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 4
 
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd  - sri mulyaningsihIps kelas 5 sd  - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
 
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
Panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) SMP Tahun 2014
 
3. rpp sejarah peminatan kls x ips
3. rpp sejarah peminatan kls x ips3. rpp sejarah peminatan kls x ips
3. rpp sejarah peminatan kls x ips
 
Materi teks ceramah
Materi teks ceramahMateri teks ceramah
Materi teks ceramah
 
Cover
CoverCover
Cover
 
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdfUSR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
 
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdfUSR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
USR.DEWw5Bvkm9.1699282583-MPWGBX8ZpY.pdf
 

Best practice.pdf

  • 1. i PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI MAN 1 PONOROGO Diajukan oleh : Nama : Rikha Ziadatun Ni’mah, S.Pd Nama Sekolah : MAN 1 Ponorogo Kabupaten : Ponorogo Provinsi : Jawa Timur
  • 2. ii
  • 3. iii PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI MAN 1 PONOROGO Rikha Ziadatun Ni’mah Jl. Arief Rahman Hakim 57 Ponorogo Email : rikhaziadatun@gmail.com ABSTRAK Generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenal pahlawan nasional dan pahlawan dari daerahnya sendiri. Mereka lebih mengenal artis daripada pahlawan. Globalisasi seolah melunturkan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Kemajuan teknologi yang demikian cepat, tanpa didukung pendidikan karakter yang kuat bisa menyebabkan mereka kehilangan arah. Mereka cenderung cuek, kurang peduli terhadap lingkungan, terlalu asyik bermain HP tanpa mengenal waktu. Nilai-nilai keteladanan yang diwariskan para pahlawan, seperti : kejujuran, keberanian, tanggungjawab, peduli, santun, responsive, pantang menyerah, cinta tanah air dll, tidak dikenal dan tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum-13 melalui mata pelajaran sejarah Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dan strategis untuk menanamkan dan menguatkan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter disekolah. Dengan mengintegrasikan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran, baik melalui indirect teaching maupun direct teaching diharapkan terbentuk karakter generasi muda yang hebat. Salah satu cara untuk menguatkannya dengan Outdoor Learning. Melalui outdoor learning di KODIM 0802 Ponorogo dan masyarakat sekitar siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 dengan metode Discovery Learning, pencarian sumber sejarah dengan observasi, wawancara dan study pustaka ditemukan oleh siswa, banyak sosok pahlawan lokal yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI dilingkungan mereka. Kekurangan sumber tertulis tentang pahlawan lokal menjadikan mereka tidak dikenal oleh masyarakat. Seperti Letjend. TNI Soeprapto Sokowati sebagai pahlawan lokal baru dikenal dan dipahami perjuangannya setelah outdoor learning tersebut. Hasil outdoor learning dengan model Discovery Learning adalah kompetensi kognitif siswa meningkat, kompetensi sikapnya bagus karena bisa meneladani karakter nasionalisme pahlawan lokal, memunculkan historical empati. Model ini bisa digunakan dalam pembelajaran ditambah inovasi-inovasi yang lain. Kata kunci : penguatan, nilai-nilai keteladanan, pahlawan lokal, outdoor learning
  • 4. iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya Best Practice dalam rangka simposium Nasional Pengajaran Sejarah dengan tema “REVOLUSI PEMBELAJARAN SEJARAH DI INDONESIA mampu terselesaikan, karya Best Practice yang berjudul “PENGUATAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN LOKAL MELALUI OUTDOOR LEARNING SISWA KELAS XI MAN 1 PONOROGO. Dari pengalaman pembelajaran nyata yang pernah dilakukan oleh penulis pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.Melalui penulisan Best Practice, disekolah pengalaman terbaik ini tentu dapat dijadikan contoh bagi guru-guru di seluruh Indonesia dalam praktikpembelajaran di luar kelas atau sekolah masing-masing untuk mengatasi masalah rendahnya apresiasi siswa terhadap pahlawan lokal, juga untuk meningkatkan kemampuan afektif dan keterampilan siswa terkait dengan pahlawan lokal. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Madrasah beserta jajarannya karena memberikan ijin untukmkegiatan ini sampai selesai, terima kasih pula atas bantuan KODIM 0802 dan beberapa pihak atas terselesai kannya karya Best Practice ini. Tentunya masih dibutuhkan banyak masukan dan kritikan terhadap karya Best Practice yang disusun oleh penulis ini, sebab itulah maka dengan senang hati penulis menerimanya, demi untuk memperbaiki karya dan demi kemajuan ilmu pengetahuan dan pembelajaran Sejarah Indonesia kedepannya bak bagi penulis maupun bagi teman-teman guru diseluruh Indonesia. Hormat saya Penulis
  • 5. v DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... ii PAKTA INTEGRITAS.......................................................................... iii ABSTRAK .......................................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Kondisi dan Situasi Yang Terjadi .......................................... 1 B. Landasan Teori ...................................................................... 3 C. Rumusan Masalah ................................................................. 5 D. Tujuan Pengembangan Best Practice..................................... 6 E. Manfaat ................................................................................. 6 BAB II PEMAPARAN TENTANG BEST PRACTICE............................... 7 A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ................... 7 B. Langkah Operasional Pelaksanaan ........................................ 8 C. Hasil Yang Dicapai ............................................................... 9 BAB III DESKRIPSI KENDALAPADA SAAT PELAKSANAAN ........... 12 A. Kendala-Kendala Yang Dihadapi ......................................... 12 B. Faktor-Faktor Pendukung ..................................................... 13 BAB IV RENCANA DAN TINDAK LANJUT ........................................... 14 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 15 A. Kesimpulan ........................................................................... 15 B. Saran ...................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 16 LAMPIRAN ...................................................................................... 17
  • 6. vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Foto-Foto Veteran dan Penghargaan ..................................... 17 Lampiran 3 Foto di Kodim 0802 Ponorogo............................................... 23 Lampiran 4 Foto Patung Sukowati ............................................................ 25
  • 7. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Dan Situasi Yang Terjadi Bangsa Indonesia sudah 73 tahun merdeka dari penjajahan di usianya yang sudah tidak muda lagi ini ternyata masih terdapat ancaman diisintegritas bangsa, padahal kemerdekaan RI ini direbut oleh para pejuang atau pahlawan dengan pengorbanan yang sangat besar. Mereka berjuang tanpa pamrih, rela berkorban harta, waktu, keluarga, bahkan nyawa sekalipun demi untuk membela kehormatan bangsa atau daerahnya masing-masing. Jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah sebagai pahlawan nasional hingga tahun 2017 ini adalah 173 orang?Tidak sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi salah satu diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lainnya untuk mencapai / merebut / mempertahankan, mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kemendikbud, 2018,33).Dari 173 pahlawan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah ternyata banyak yang tidak dikenal oleh siswa / generasi muda. Generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenal pahlawan nasional dan pahlawan dari daerahnya sendiri.Mereka lebih mengenal artis daripada pahlawan.Globalisasi seolah-olah melunturkan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Kemajuan teknologi yang demikian cepat, tanpa didukung pendidikan karakter yang kuat, bisa menyebabkan mereka kehilangan arah. Akibatnya mereka sekarang cenderung cuek, kurang peduli terhadap lingkungan, terlalu asyik bermain HP tanpa mengenal waktu, masyarakat Indonesia sedang mengalami disorientasi nilai, muncul
  • 8. 2 asumsi bahwa penyebab utama dari semua ini adalah makin merosotnya karakter manusia Indonesia. Pendidikan di Indonesia telah kehilangan karakter/. Konsekuensinya moralitas bangsa yang dibangun para nenek moyang dan dirumuskan kembali akan para pendidik bangsa mendapat tantangan yang lebih hebat (PemprovJatimDisbudpar, 2016,91). Nilai-nilai keteladanan yang diwariskan para pahlawan, seperti: kejujuran, keberanian, tanggung jawab, peduli, responsive, pantang menyerah dan lain- lain belum diimplementasikandalam kehidupan sehari-hari sebagai generasi muda, tentu harus meneladani semangat para pahlawan untuk meneruskan cita-cita perjuangan mereka. Kita harus melihat dan mengenal para pahlawan itu untuk memahami nilai-nilai kperintisan, kepahlawanan, dan kesetiakawanan sosial mereka terhadap negara ini. Nilai-nilai luhur para pahlawan itu akan mengingatkan kita, bahwa mereka telah mengabdikan diri mereka kepada bangsa dan negara dengan pengorbanan yang besar. (GunawanSumodiningrat, 20. Minimnya pengetahuan siswa terhadap pahlawan lokal disebabkan karena keterbatasan sumber tertulis tentang pahlawan lokal. Sebagian besar siswa tidak mengetahui apabila didaerahnya ada pahlawan apa tidak?Usia para pahlawan yang kebanyakan sudah tua menjadi kendala untuk mengorek keterangan darinya. Kurangnya penerapan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan generasi muda/siswa karakternya lemah. Berangkat dari kondisi tersebut, pendidikan karakter menjadi sangat penting sebagai upaya untuk memberikan penyadaran tentang karakter bangsa dan menanamkannya dalam hati sanubari generasi penerus bangsa. Untuk dapat membentuk karakter pendidikan sejarah harus diarahkan pada upayarekonstruksi dan reaktualisasi nilai-nilai luhur dalam setiap narasi sejarah sebagai upaya penanaman karakter bangsa. (HeriSusanto, 2014, 28) Atas dasar permasalahan tersebut, maka langkah awal yang dilakukan guru ialah merancang pembelajaran yang bisa
  • 9. 3 menguatkankarakter siswa. Salah satu cara untuk menguatkannya dengan outdoor learning dengan metode discovery learning. Denganpembelajaran diluar kelas atau outdoor learning dan menggunakan model discovery learningdiharapkan siswa belajar baik langsung maupun tidak langsung tentang pahlawan lokal.Strategi pembelajaran Sejarah Indonesia melalui outdoor learning ini diterapkan dengan mengacu pada satu kompetensi dasar (KD) satu materi yang sedang dipelajari di kelas, yaitu KD 3 .10 menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda Pembelajaran Sejarah Indonesia melalui outdoor learning ini dalam pelaksanaannya menempatkan siswa sebagai subyek belajar dengan cara memberi kesempatan pada siswa untuk berperan sebagai seorang peneliti. B. Landasan Teori Kurikulum-13 melalui mata pelajaran Sejarah Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dan strategis untuk menanamkan dan menguatkan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter di sekolah.Oleh sebab itu guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan pengungkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individu maupun kelompok. Pendidikan disarankan untuk menggunakan model pembelajaran: inkuiri, discovery, problem dan projek. (Kemendikbud, 2016, 25). Model yang digunakan untuk pembelajarandisini adalah outdoor learning dengan model discovery learning. 1. Pengertian Outdoor Learning
  • 10. 4 a. MenurutBarlet (dalam Husamah, 2017, 20), menyatakan model pembelajaran pendidikan luar ruang adalah suatu pembelajaran yang dilakukan diluar ruang atau luar kelas. b. Menurut Hariyanti (dalam Husamah, 2013, 20) menyatakan proses pembelajaran luar kelas adalah proses pembelajaran yang dapat membangun makna (input) kemudian prosesnya melalui struktur kognitif sehingga terkesan lama dalam ingatan atau memori. Jadi Outdoor Learning adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan diluar kelas yang bersifat menarik dan menyenangkan. Tujuan pembelajarandiluar kelas yang ingin dicapai adalah : - Membuat setiap individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasdan inisiatif. - Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap. - Membantu mewujudkan potensi individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal. - Memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan secara langsung terhadap materi yang disampaikan. - Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung. - Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk belajar. (MuhSholih, blogspot). Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru dalam pelaksanaan outdoor learning (pembelajaran luar kelas) terdiri dari : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. 2. Pengertian Model Discovery Learning a. Metode Discovery Learning merupakan sebuah teori pembelajaran yang diartikan sebagai bentuk proses belajar yang terjadi. Jika siswa tidak disuguhkan dengan pelajaran dalam
  • 11. 5 bentuk akhirnya, akan tetapi diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. (Ide kreatif guru, blogspot). b. Proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. (eka ikhsanudin, 2014) Langkah-langkah model pembelajaranDiscovery Learning, antara lain : - Menentukan tujuan dari pembelajaran. - Memilih materi pelajaran. - Menentukan topik-topik yang harus dipelajari oleh peserta didik secara induktif. - Mengembangkan suatu bahan belajar yang berupa ilustrasi, contoh, atau tugas yang nantinya dipelajari oleh siswa. - Mengorganisasi topik-topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. - Melakukan penilaian hasil belajar dan proses. Dalam mengaplikasikan metode discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan, kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. C. Rumusan Masalah Berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi pada generasi muda saat ini, dimana siswa-siswi kelas XI MAN 1 Ponorogo juga mengalami kondisi tersebut di tas, maka guru berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan berupaya melalui rancangan strategi dan inovasi pembelajaran. Inovasi yang dipilih ialah pembelajarandiluar kelas/outdoor learning. Permasalahan yang dipilih yaitu :
  • 12. 6 1. Apakah dengan penerapan outdoor learning dapat meningkatkan penguatan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal pada siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo? 2. Apakah dengan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan rasa nasionalisme siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo? D. Tujuan Pengembangan Best Practice Best practice ini bertujuan antara lain: 1. Bagi guru yang ingin menerapkan outdoor learning dengan model discovery learning harus mampu memilih KD-KD yang tepat. 2. Dapat dijadikan inovasi pembelajaran untuk menguatkan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal. 3. Memberi solusi penguatan karakter dalam mapel Sejarah Indonesia. E. Manfaat Manfaat yang bisa diperoleh dengan pembelajaran ini adalah : 1. Sebagai bahan pembelajaran bagi siswa melalui outdoor learning. 2. Menguatkan karakter nasionalisme siswa. 3. Meningkatkan kemampuan siswa baik kognitif, afektif maupunketrampilan. 4. Dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaranmapelSejarah Indonesia.
  • 13. 7 BAB II PEMAPARAN TENTANG BEST PRACTICE A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Pembelajaran Sejarah Indonesia melalui outdoor learning menjadi salah satu pilihan strategi pembelajaran di MAN 1 Ponorogo untuk meningkatkan penguatan karakter siswa.Saya beranggapan bahwa pendidikan karakter merupakan sesuatu yang inheren dalam diri siswa, setiap pendidikan pada hakekatnya merupakan pengenalan, penanaman, dan pengembangan karakter melalui internalisasi dan habituasi nilai.Hanya melalui pendidikan karakter moralitas bangsa dapat dijaga dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman. (PemprovJatimDisbudpar, 2016, 92). Tujuan pendidikan bukan hanya mencerdaskan bangsa tetapi juga harus berbudipekertiluhur dan berkarakter, Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri menuju kearah hidup yang lebih baik, salah satu untuk membentuk karakter bangsa yang lebih baik yaitu melalui pendidikan Sejarah.(Umasih, 2018, 2). Dengan outdoor learningsiswa diajak secara langsung untuk belajar karakter melalui keteladanan pahlawan lokal.Siswa belajar tentang nilai kejujuran, keberanian, tanggung jawab, peduli, santun, responsif, pantang menyerah, cinta tanah air dan lain-lain pada pelaku sejarah atau saksi-saksi peristiwa sejarah secara langsung didaerahnya, dengan harapan nilai-nilai tersebut dapat tertanam dalam jiwa siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter. Untuk dapat membentuk karakter pendidikan sejarah harus diarahkan pada upaya rekonstruksi dan reaktualisasinilai-nilai luhur dalam setiap narasi sejarah sebagai upaya penanaman karakter bangsa. (HeriSusanto, 2014, 28).
  • 14. 8 B. Langkah Operasional Pelaksanaan Penerapan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan model outdoor learning dimasyarakat dan di KODIM 0802 Ponorogo untukmenguatkan nilai-nilai keteladanan pahlawan lokal siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo dilaksanakan pada semester genap 2021/2022, mengacu pada KD 3.10 menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1) Siswa dibagi dalam kelompok sesuai kedekatan tempat tinggal siswa, tiap kelompok anggotanya 2-4 siswa. 2) Kedekatan tempat tinggal berdasarkan kedekatan kecamatan, yang dibagi menjadi: a) Kelompok 1 Kec.Kota, Babadan, Sukorejo, Sambit b) Kelompok 2 KeSampung, Badegan, Jambon, Sumoroto c) Kelompok 3 Kec.Balong, Bungkal, Slahung, Ngrayun d) Kelompok 4 Kec.Jenangan, Ngebel,pulung, Sooko. b. Pengumpulan Data Setelah terbentuk kelompok, tiap kelompok ditugaskan untuk mencari data tentang pahlawan lokal dari daerahnya masing- masing.Tiap kelompok diberi kebebasan memilih tokoh/pahlawan lokal dikecamatan masing-masing, atau diluar kecamatan yang ditinggalinya.Hal ini dimungkinkan karena tidak semua kecamatan ada pahlawan lokalnya. Pengumpulan data dilakukan oleh kelompok dengan cara observasi, wawancara. Dengan observasi ketemu langsung dengan pahlawan lokal, siswa akan banyak melihat kondisi riil kehidupan mereka. Siswa bisa belajar tentang kesederhanaan, kejujuran, tanggung jawab, dan lain-lain.Dengan wawancara siswa bisa belajar dan bertukar pikiran langsung dengan mereka.Outdoor Learningini dilakukan diluar jam pembelajaran, artinya siswa
  • 15. 9 melakukan observasi dan pengumpulan data dilakukan setelah pulang sekolah atau pada hari Minggu. C. Hasil Yang Dicapai 1. Outdoor Learning di lingkungan masyarakat Ponorogo Outdoor Learning yang dilakukan dilingkungan masyarakat Ponorogo ternyata banyak tokoh/pahlawan lokal yang ditemukan oleh siswa yang sebelumnya mereka tidak mengenalnya. Adapun pahlawan lokal yang ditemukan tersebut antara lain adalah : Kelompok 1 1. Kelompok 1 Veteran Soekidjan( kec. Kota) Berjasa dalam Aksi Militer 1, Aksi Militer 2, PembebasanIrian Barat. 2. VeteranKodiroon (dariKec. Kota) Berjasa dalam perang gerilya kemerdekaan, aksi militer 1.Aksi militer II, sapta marga, penegak. 3. Veteran Sayid Abdullah (Kota) Berjasa dalam integrasitimor-timur mendapat gelar sarjana. 4. Veteran MbahKodiman (Babadan) Berjasa dalam operasi pertempuran di Kalimantan operasi penumpasan di timur-timur. Kelompok 2 Menemukan Veteran antara lain : 1. Veteran Kodimin(Bungkal) Berjasa dalam veteran pejuang kemerdekaan RI 2. Veteran Kamari(Bungkal) Berjasa dalam veteran pejuang kemerdekaan RI Kelompok 3 1. Veteran Amanusi (Babadan) Berjasa dalam perjuangan kemerdekaan RI 2. Guru Jemiodan Tumirin(Sambit) Berjasa dalam pnumpasanPKI di daerah Ponorogo
  • 16. 10 Kelompok 4 Kelompok 4 ini hanya menemukan 2 tokoh pahlawan yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, yaitu : 1. R. Soehadi (Kota) Berjasa dalam operasi militer kemudian menganugerahkan Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, Bintang Dharma, LencanaYudha Tama 2. Soelaeman (Badegan) Berjasa dalam perjuangan gerilya, operasi militer 1 dan 2 mendapatkan Bintang gerilya, satyalencanasewindu, satyalencana gerakan operasi militer IV, dll. Dan masih banyak bagi pahlawan-pahlawan lokal yang ada di Ponorogo yang telah berjuang untuk merebut, mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. 2. Outdoor Learning di Kodim 0802 Ponorogo 22 Maret 2021 Ada satu tokoh pahlawan yang belum diketahui peranan dan jasanya di wilayah Ponorogo, padahal tokoh tersebut sudah dibuatkan patung di taman kota, dekat pintu gerbang masuk kota Ponorogo. Tokoh tersebut bernama Soeprapto Sukowati, sangat sedikit sumber tertulis yang menceritakan tokoh ini, akhirnya saya membawa siswa ke Kodim 0802 untuk mencari tahu siapakah beliau, belajar nilai keteladanan daribeliau, hasil yang dicapai tentang Sukowati : - Bergabung di BKRtgl 22 Agustus 1945 - Memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan RI melawan Jepang di Indonesia 1945-1949. - Berhasil menumpasPKI di karisidenanMadiun - Berhasil menembakMUSO (Pemimpin pemberontakanPKI ’48 Madiun) di daerah Sumoroto, kemudian MUSO di bawa ke Madiun sampai desa Keniten meninggal dunia. Di Desa
  • 17. 11 Keniteninilah sekarang berdiri megah patungSukowati sebagai tanda penghargaan dan penghormatan pada beliau. - Menjadi Komandan TKR Divisi IV - Menjadi Komandan Devisi TRI di Jakarta - Meninggal tahun 1957 di Jakarta, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Arsip yang lebih lengkap tentang Sukowati berada di Markas Besar TNI AD di Jakarta. Dengan outdoor learning di Kodim, siswa akhirnya memperoleh kejelasan tentang pahlawan lokal Ponorogo yang sangat berjasadalam mempertahankan NKRI melawan gerakan :Sparatis, terutama melawan PKI ’48 di Madiun. Dari Sukowati dan pahlawan lokal lainnya siswa banyak memperoleh pelajaran moral dan karakter yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai generasi muda, tentu harus meneladani semangat para pahlawan untuk meneruskan cita-cita perjuangan mereka.Siswa harus melihat dan mengenal para pahlawan itu untuk memahami nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial mereka terhadap negara ini. Nilai-nilai luhurpara pahlawan itu akan mengingatkan kita, bahwa mereka telah mengabdikan diri mereka kepada bangsa dan negara dengan pengorbanan yang sangat besar. Tugas kitalah untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita mereka, agar negara kuat dan sejahtera dapat terwujud. (GunawanSumodiningrat, 2015: 248). Dengan bertemu langsung para pahlawan lokal, maka akan melahirkan historical empati, yaitu puncak dari kesadaran bersikap dalam pembelajaran sejarah adalah lahirnya empati. Mampu menghayati dan merasakan bagaimana situasi batin dari para pelaku sejarah adalah kesadaran tertinggi yang dapat dicapai dari pembelajaran sejarah terutama dari materi sejarah perjuangan (HeriSusanto, 2014: 58).
  • 18. 12 BAB III DESKRIPSI KENDALA PADA SAAT PELAKSANAAN A. Kendala-Kendala yang Dihadapi Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah Indonesia untuk KD 3..10 menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda adalah alokasi waktu. Pembelajaransejarah melalui outdoor learning membutuhkan waktu yang lebih lama.Hal ini mengingat wilayah tempat tinggal para pahlawan lokal yang berbeda-beda jaraknya dengan tempat tinggal siswa. Kurangnya sumber tertulis tentang pahlawan lokal, jarak antar rumah siswa yang berjauhan, sehingga membutuhkan waktu untuk koordinasi dan pelaksanaan.Usia pahlawan lokal atau para veteran yang sudah tua-tua sehingga ingatan beliau sudah menurun, banyak peristiwa yang sudah tidak diingat oleh mereka. Minimnya pengetahuan penulis tentang pahlawan lokal, juga menjadi salah satu kendala.Keterbatasan data pahlawan lokal di KODIM 0802 Ponorogo. Pembelajaran ini tujuan utamanya bukan untuk penilaian kognitif, meskipun secara otomatis terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa, terbukti dengan makin banyak pahlawan lokal yang dikenal oleh siswa.Aspek sikap menjadi tujuan terpenting dalam pembelajaran sejarah Indonesia.Rohnya adalah siswa makin cintra tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia.Kendala yang dihadapi di lapangan adalah sikap generasi muda sekarang yang cenderung cuek, tidak perduli terhadap lingkungan, lebih pandai berkomunikasi lewat dunia maya daripada berhadapan langsung dengan subjek atau manusia.Keengganan mencari tokoh di lapangan karena lebih suka mencari di android mereka. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan guru untuk memotivasi siswa agar mau terjun ke lapangan, sehingga banyak teladan yang bisa ditiru dari pahlawan lokal.
  • 19. 13 B. Faktor-Faktor Pendukung Faktor pendukung pembelajaran outdoor learning ini adalah mampu memberikan pengalaman baru yang nyata bagi siswa karena bisa bertemu langssung pahlawan lokal.Kebijakan sekolah yang memberikan kebebasan guru dalam berinovasi dalam pembelajaran sangat mendukung terlaksananya kegiatan ini.Ijin dari orang tua siswa juga sangat membantu mengingat lokasi yang berjauhan antara siswa dengan pahlawan lokal. Juga keterlibatanTNI di KODIM0802 yang dengan senang hati membantu pembelajaran sejarah Indonesia agar lebih dipahami oleh siswa. Sarana dan prasarana selama di KODIMyang memadai, juga nara sumber dari TNI yang selalu siap membantu, menjadikan pembelajaran ini sangat menarik dan menyenangkan.
  • 20. 14 BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT Pengalaman pembelajaran di luar kelas atau outdoor learning untuk menguatkan karakter siswa dengan meneladani perjuangan pahlawan lokal yang dilakukan oleh siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo di lingkungan masyarakat dan di KODIM 0802 Ponorogo, diharapkan akan memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga perlu dilaksanakan secara berkala. Perlunya penulisan biografi pahlawan lokal oleh sejarawan atau pemerhati sejarah segera direalisasikan.Dengan adanya buku tentang pahlawan lokal dapat memperkayakhasanah pengetahuan, sekaligus bisa dijadikan teladan oleh siswa / generasi muda. Penguatan keteladanan pahlawan lokal diharapkan tidak hanya dilakukan pada waktu masih duduk di bangku sekolah tapi masyarakat juga mendorong danmengawalnya dengan cara dan secara berkala mengadakan even mengundang veteran untuk berkisah, bisa ketika usaiupacara hari kemerdekaan, hari pahlawan atau yang lain. Penguatan pendidikan karakter sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional melalui mapel sejarah Indonesia terus dilaksanakan, arah tujuan pendidikan sejarah harus mengandung usaha meningkatkan kepekaan peserta didik untuk ikut mendukung kehidupan, bersama yang lebih baik, melalui refleksi makna dan nilai-nilai dari peristiwa masa lampau yang dipelajarinya (Umasih, 2018:2). Karakter nasionalisme terus ditingkatkan denganmencintai pahlawan lokal dan menjadikannya figur idola generasi muda masa kini.
  • 21. 15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditulis dari Best Practice penguatan nilai- nilai keteladanan pahlawan lokal melalui outdoor learning pada kelas XI MAN 1 Ponorogo : 1. Menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna, menarik dan menyenangkan bagi siswa. 2. Meningkatkan penguatan nilai-nilai keteladananpahlawan lokal pada siswa, sehingga melahirkan historical empati. 3. Nilai kejujuran, keberanian, tanggung jawab, peduli, santun, responsive pantang menyerah, cinta tanah air semakin kuat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Karakter nasionalisme dapat ditanamkan pada siswa melalui mapel sejarah Indonesia. 5. Hasil dari pembelajaran Outdoor Learning banyak pahlawan lokal yang makin dikenal oleh siswa kelas XI MAN 1 Ponorogo antara lain : Veteran Soekidjan, Veteran Kadiroen, Veteran SayidAbduloh, Veteran MbahKarim, Veteran Kadimin, Veteran Kamari, Veteran Amanusi, Guru Jemio dan Tumirin, R. Soehadi, Veteran Selaeman dan SoepraptoSukowatidll. B. Saran 1. Penulisan biografi pahlawan lokal segera direalisasikan baik oleh guru, sejarawan atau instansi yang terkait. 2. Pendidikan karakter lebih ditekankan lagi di sekolah-sekolah melalui mapel sejarah Indonesia 3. Guru bisa menggunakan model ini didaerahnya masing-masing supaya pahlawan lokal lebih dikenal oleh siswa.
  • 22. 16 DAFTAR PUSTAKA Abdurahmandkk.2018. Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Kemendikbud. Direktorat Pembinaan SMA. 2014. Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Kemendikbud. DisbudparPemprovJatim. 2016. Jejak Sejarah Jawa Timur dalam Membangun Kepribadian Bangsa. Surabaya: DisbudparJatim. Ekoikhsanudin. 2014. Model Pembelajaran Penemuan (DISCOVERY Learning). https://www.ekaikhsanudin.net. Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Kemendikbud.2016. SilabusMapelSejarah Indonesia. Jakarta: Kemendikbud. SofanAmri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. SumodiningratGunawan, Ari Wulandari. 2015. Revolusi Mental. Yogyakarta: Media Pressindo. SusantoHeri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: AswajaPressindo. Umasih. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Mapel Sejarah Berdasarkan Kurikulum 2013. Malang, Makalah Seminar Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang.
  • 24. 18
  • 25. 19
  • 26. 20
  • 27. 21
  • 28. 22
  • 30. 24 Lampiran 3 FOTO PATUNG PAHLAWAN SUKOWATI
  • 31. 25