SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Makalah Seminar Kerja Praktek
PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN PENCAHAYAAN BUATAN PADA BANGUNAN WAREHOUSE
PLTG GORONTALO 100MW
Panji Tawakal (21060112140165).1, Ir. Tejo Sukmadi, MT (196111171988031001) .2,
1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp (024) 7460053, 746055
Fax. (024) 746055
Email: panjitawakal@gmail.com
ABSTRAK
Kata Kunci : warehouse, API 540, Iluminasi dan instalasi listrik.
I. PENDAHULUAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam
perancangan ruang untuk menunjang kenyamanan pengguna.
Ruang dengan sistem pencahayaan yang baik dapat
mendukung aktifitas yang dilakukan didalamnya. Untuk
melakukan segala aktifitas yang berada dalam suatu ruangan
maka diperlukan suatu intensitas pencahayaan yang cukup
memadai yaitu sesuai dengan standar pencahayaan yang telah
ditentukan, maka dalam perancangan penerangan suatu
ruangan harus dilakukan dengan penuh ketelitian antara lain
dalam hal pemilihan lampu, dan perhitungan jumlah lampu
yang dibutuhkan untuk menerangi ruangan tersebut.[5]
PLTG Gorontalo merupakan pembangkit listrik bertenaga
gas berkapasitas 100 MW yang pada saat ini sedang dalam
proses pembangunan. Dalam perancangannya, PLTG
Gorontalo dibagi menjadi beberapa blok bangunan sebagai
penunjang aktifitasnya, salah satu bangunan yang terdapat
pada PLTG
Namun, karena masih dalam proses pembangunan maka
untuk itu perlu adanya perhitungan dan perancangan
sistem pencahayaan sebagai kebutuhan penerangan bangunan
tersebut. Sistem pencahayaan yang dirancang pada
bangunan PLTG Gorontalo tersebut harus sesuai dengan
standar yang telah ditentukan yaitu standar API 540
(American Petroluem Institute). Perancangan pencahayaan
tersebut harus dilakukan dengan penuh ketelitian untuk
mendapatkan hasil yang optimal namun efisien sesuai
standar.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang untuk menunjang kenyamanan pengguna.
Ruang dengan sistem pencahayaan yang baik dapat mendukung aktifitas yang dilakukan didalamnya. Untuk melakukan segala
aktifitas yang berada dalam suatu ruangan maka diperlukan suatu intensitas pencahayaan yang cukup memadai yaitu sesuai
dengan standar pencahayaan yang telah ditentukan, maka dalam perancangan penerangan suatu ruangan harus dilakukan
dengan penuh ketelitian antara lain dalam hal pemilihan lampu, dan perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk
menerangi ruangan tersebut.
Proyek PLTG Gorontalo 100MW milik PT. PLN (persero) merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh PT.
Rekayasa Engineering dan PT. PP (persero) Tbk salah satu tahap pengerjaanya adalah merancang tingkat
intensitas pencahayaan buatan pada bangunan warehouse. Warehouse PLTG Gorontalo dibagi menjadi 10 buah
ruangan antara lain 1 ruang warehouse, 1 ruangan workshop, 2 ruang kantor, 2 ruang meeting dan 4 toilet.
Dalam perancangan tersebut digunakan lampu dengan tipe instalasi highbay untuk ruangan warehouse dan workshop,
recessed mounted pada ruang kerja, dan lampu dengan tipe instalasi downlight untuk toilet. Dalam perancangan ini didapat
hasil dimana rancangan pencahayaan buatan pada setiap ruangan telah sesuai dengan standar API 540.
Gorontalo adalah warehouse. Warehouse PLTG Gorontalo
dibagi menjadi 10 buah ruangan antara lain 1 ruang
warehouse, 1 ruangan workshop, 2 ruang kantor, 2 ruang
meeting dan 4 toilet.
II. Metode dan Perancangan
Pekerjaan ini menerapkan 2 metode yaitu secara perhitungan
dan simulasi komputer. Perhitungan secara manual
menggunakan Lumen Method. Simulasi computer
menggunakan perangkat lunak DiaLux.
2.1 Rancangan Bangunan Warehouse PLTG Gorontalo
Dalam perancangannya, terdapat beberapa blok bangunan di
dalam PLTG Gorontalo, salah satunya adalah bangunan
Warehouse atau pergudangan. Pada umumnya Warehouse
atau pergudangan berfungsi menyimpan barang untuk
produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang
waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang
dituju berdasarkan permintaan. Berikut merupakan rancangan
denah ruangan dalam bentuk CAD
(a)
(b)
Gambar 1. Denah bangunan Warehouse PLTG Gorontalo
Tabel 1. Data ruangan pada bangunan warehouse
Ruangan Jumlah Luas Tinggi
Pemasangan
lampu
Warehouse 1 8x12 m 6.2 m 6 m
Workshop 1 8x12 m 6.2 m 6 m
Ruang
Kantor
2 4x4 m 3.5 m 2.8 m
Ruang
Meeting
2 5x4 m 3.5 m 2.8 m
Toilet 4 3x2 m 3.5 m 2.8 m
Pencahayaan pada bangunan warehouse harus sesuai
1. Fluorescent (FL).
2. Metal Halides.
3. High Pressure Sodium (HPS).
dengan standar yang telah ditentukan. Perkeja pada harus
dapat melihat dengan jelas kendaraan yang datang masuk
ataupun keluar, pejalan kaki, lantai licin, dan benda lainnya
yang bersifat bahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan
kerja. Terdapat tiga tipe pencahayaan yang pada umumnya
digunakan pada Warehouse antara lain: [4]
Sesuai dengan referensi [4] dipilih lampu HPS dengan fitting
high bay untuk dipasang pada ruang Warehouse dan
Workshop dengan alasan ketinggian ruangan. Ruang
penunjang yaitu ruang kantor dan ruang meeting masing-
masing akan menggunakan jenis lampu fluorescent TL
dengan fitting recessed mounted, sedangkan untuk toilet akan
menggunakan lampu fluorescent SL dengan fitting down light
[4].
2.2 Spesifikasi Instalasi Berdasarkan API 540
Tabel 2. Standar API 540 untuk pencahayaan
Area of Activity
Lighting Illumination Level (Lux)
In-Service Measurement Point
General Subtstation 50 Floor
Switch Racks 50 1200mm
Plant Road lighting
frequent use (trucking) 4 Ground
infrequent use 2 Ground
Plant parking lots 1 Ground
Buildings
Administration building and offices
Prolonged difficult task 1000 760mm
Difficult task (accounting, bussines machines) 750 760mm
Normal office work (reading, files, mail room) 500 760mm
Reception areas, stairways, washrooms 200 760mm
Hallways 200 760mm
Equipment and service rooms 150 760mm
Laboratories 300 900mm
Warehouse and Stockrooms 200 760mm
Repair shop
Large fabrication 200 Floor
Bench and machine work 500 760mm
Crane way, aisles 150 Floor
Small machine 300 760mm
Shreet metal 200 760mm
Sesuai data pada Tabel 2. Kebutuhan lux pada tiap ruangan
antara lain :
1. Warehouse : 200 Lux dengan titik pengukuran 0.76m
dari lantai.
2. Workshop : 200 Lux dengan titik pengukuran pada
lantai.
3. Ruang kantor : 500 Lux dengan titik pengukuran
0.76m dari lantai.
4. Ruang Meeting : 500 Lux dengan titik pengukuran
0.76m dari lantai.
5. Toliet : 100 Lux dengan titik pengukuran pada
lantai.
Selain faktor kuat intensitas penerangan (lux), dibutuhkan
beberapa faktor untuk menentukan coefficient of utilization (cu)
antara lain: [3]
 Floor Reflection Factor : 20%
 Ceiling Reflection Factor : 70%
 Wall Reflection Factor : 50%
Setelah pengunaan, tingkat iluminasi awal akan menurun ke
tingkat yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar
lampu. Faktor penurunan tersebut adalah maintenance factor
atau light loss factor. Pada perancangan ini ditetapkan
Maintenance Factor : 80% [3]
2.3 Pemilihan Jenis Lampu
A. Warehouse dan Workshop
Lamp : CDM-T70W/830
Luminous Flux : 6600 lm
Power : 70 W Correction
Factor : 1
Gambar 2. PHILIPS 4ME350 1xCDM- T70W
+9ME100 R-CHID GC D350
B. Ruang Kantor dan Ruang Meeting
Pencahayaan ruang kantor dan meeting dirancang
menggunakan lampu TL dengan kode armature TBS3xx.
TBS3xx digunakan untuk penerangan dalam di kantor-kantor
dan gedung- gedung pertemuan. Bentuknya sangat dekoratif dan
terdiri dari berbagai model. Lampu yang dipakai adalah TL
40 watt, TLD 36 watt, TLDHF 18-36 watt. Lampu yang
digunakan pada perancangan adalah PHILIPS TBS318 C 2xTL-
D36W HFE C2 dengan data sebagai berikut:
Lamp : TL-D36W/840
Luminous Flux : 2 x 3350 lm
Power : 36 W Correction
Factor : 1
Gambar 3. PHILIPS TBS318 C 2xTL- D36W HFE C2
C. Toilet
Toliet membutuhkan level penerangan yang tidak
terlalu tinggi yaitu 200 lux, sehingga perancagan
penerangannya cukup dengan lampu tipe instalasi downlight,
dengan alasan lux yang tidak terlalu tinggi, instalasi mudah
dan effisien. Jenis lampu yang akan digunakan adalah jenis
lampu PL, PHILIPS FBH024 2xPL-C/4P18W FRG dengan
data sebagai berikut :
Lamp : PL-C /4P18W/840
Luminous Flux : 2 x 1200lm
Power : 18 W
Gambar 4. PHILIPS FBH024 2xPL- C/4P18W FRG
Pencahayaan Warehouse yang dirancang
menggunakan jenis lampu HPS dengan tipe instalasi high-bay.
Jenis lampu HPS dengan instalasi high bay mampu
menghasilkan lumen yang tinggi sehingga jumlah lampu yang
akan digunakan tidak terlalu banyak, serta jangkauan dari
lampu tersebut lebih jauh mengingat tinggi ruangan warehouse
dan workshop cukup tinggi yaitu 6.2 m. Lampu yang akan
digunakan adalah PHILIPS
4ME350 1xCDM-T70W +9ME100 R-CHID GC D350,
dengan data sebagai berikut :
SERVICE
ROOM
AREA
(A)
Hrc =
h-0.76
(m)
In
Service
IL (lux)
MF ROOM
INDEX
CU LUMEN
FIX
FIXTURE
NO.
Eav
(Lux)
Bulb
No. Lumen
Warehouse 96 5.24 200 0.8 0.92 0.52 1 6600 8 229
Office 1 16 2.04 500 0.8 0.98 0.50 2 3350 3 503
Office 2 16 2.04 500 0.8 0.98 0.50 2 3350 3 503
Meeting Room 1 20 2.04 500 0.8 1.09 0.52 2 3350 4 557
Meeting Room 2 20 2.04 500 0.8 1.09 0.52 2 3350 4 557
Toilet 1 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128
Toilet 2 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128
Toilet 3 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128
Toilet 4 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128
Workshop 96 6 200 0.8 0.8 0.50 1 6600 8 220
3.1 Pengujian dan Hasil Simulasi
Pengujian dilakukan dengan menjalankan
simulasi pada dialux dan didapatkan hasil berupa gambar
visualisasi 3D setiap ruangan berikut visualisasi
pencahayaanya serta data intensitas penerangan rata-rata
setiap ruangan. Dari pengujian yang telah dilakukan
didapatkan hasil sebagai berikut
a
b
c
Gambar 5. Visualisasi 3D bangunan warehouse beserta pencahayaan (a) Workshop dan Warehouse (b)
Toilet, Ruang Meeting, dan Ruang Kerja (c) keseluruhan
Tabel 3 Perhitungan iluminasi Warehouse menggunakan lumen method
III. Hasil Kerja
Tabel 4. Data kuat intensitas penerangan hasil simulasi dan perhitungan
No. Ruangan Tipe Grid
Eav Simulasi
(lux)
Eav Perhitungan
(lux)
1 office 2 perpendicular 64 x 64 510 503
2 Meeting Room 2 perpendicular
128 x
128
557
557
3 Meeting Room 1 perpendicular
128 x
128
565
557
4 office 1 perpendicular 64 x 64 500 503
5 Warehouse perpendicular
128 x
128
278
229
6 Workshop perpendicular
128 x
128
278
220
7 Toilet 1 perpendicular 16 x 16 117 128
8 Toilet 2 perpendicular 16 x 16 113 128
9 Toilet 3 perpendicular 16 x 16 113 128
10 Toilet 4 perpendicular 16 x 16 118 128
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
1. Desain pencahayaan untuk bangunan
warehouse berhasil dibuat. Masing masing
lampu yang digunakan adalah tipe HPS dengan
fitting high bay pada ruangan warehose dan
workshop, lampu TL dengan fitting recessed
mounted untuk ruangan kerja dan meeting, dan
lampu SL dengan fitting downlight untuk
toilet.
2. Hasil simulasi menggunakan perangkat lunak
Dialux dan perhitungan manual dengan metode
lumen menghasilkan nilai lux yang berbeda
pada setiap ruangan. Hal ini disebabkan
kondisi penempatan lampu pada software
DiaLux sedangkan pada perhitungan manual
tidak memperhatikan posisi penempatan lampu
dengan mengasumsikan lampu berada pada
pusat ruangan.
4.2 Saran
1. Dalam hal pemilihan jenis lampu untuk mendesain
penerangan hendaknya memilih jenis lampu yang
menyertakan atau menyediakan lampiran
photometric lampu tersebut sehingga memudahkan
dalam kalkulasi.
2. Untuk menentukan Coefficient of Utilization (CU)
hendaknya menggunakan data photometric dari
setiap lampu agar hasil perhitungan lebih akurat.
3. Dalam merancang sistem pencahayaan, harus
dilakukan dengan penuh ketelitian untuk
mendapatkan hasil yang optimal namun efisien
sesuai standar.
Daftar Pustaka
1.A.Pl RP 540 - Electrical installations in
petroleum processing plants
2.SNI 16-7062-2004.
3.IESNA standard of lighting.
4.Walia. Anil. 2000. Designing with Light• A
lighting Handbook. International Lighting
Academy.
5.Santosa, Adi. 2006. Jumal Dirnensi Interior
Volume 4: Pencahayaan pada Interior Rumah
Sakit Studi Kasus pada Ruang Rawat Inap
Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta. Surabaya: Pusat
Penelitian, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Kristen Petra.
6.Photometric of TBS318
7.Photometric of FBH024
8.Photometric of 4ME350
9.Phillips lighting catalogue
Tabel 4 Menunjukan hasil kuat intensitas
penerangan rata-rata setiap ruangan pada bangunan
warehouse. Perbandingan tersebut menunjukan adanya
perbedaan hasil antara Eav hasil perhitungan dan
simulasi, namun perbedaan tersebut tidak terpau jauh
contoh pada office 1 Eav antara perhitungan dan simulasi
hanya terpaut 3 lux. Perbedaan nilai tersebut terjadi
karena penempatan lampu pada simulasi menyebabkan
nilai Eav berubah-ubah sedangkan pada perhitungan
mengasumsikan posisi lampu berada tepat ditengah
ruangan.
BIODATA
Panji Tawakal dilahirkan di Tasikmalaya 27 Juli 1994.
Telah menempuhstudi mulai dari SDN Hara pan Jaya 8,
SMPN5 Bekasi, SMAN 4 Bekasi dan sekarang
sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik
Elektra Universitas Diponegoro, Semarang.
Semarang, 17 November 2015
Tr. Tejo Sukmadi, MT Panji Tawakal

More Related Content

Similar to Internship Assessment (7)

Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatan
 
Sni 03 6197 2000
Sni 03 6197 2000Sni 03 6197 2000
Sni 03 6197 2000
 
HVAC Noise Control Consultation
HVAC Noise Control ConsultationHVAC Noise Control Consultation
HVAC Noise Control Consultation
 
Final Presentation 2010 (Building Services)
Final Presentation 2010 (Building Services)Final Presentation 2010 (Building Services)
Final Presentation 2010 (Building Services)
 
306645_1871023003940006_58465_1712213916.pptx
306645_1871023003940006_58465_1712213916.pptx306645_1871023003940006_58465_1712213916.pptx
306645_1871023003940006_58465_1712213916.pptx
 
Penerangan buatan
Penerangan buatanPenerangan buatan
Penerangan buatan
 

Internship Assessment

  • 1. Makalah Seminar Kerja Praktek PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN PENCAHAYAAN BUATAN PADA BANGUNAN WAREHOUSE PLTG GORONTALO 100MW Panji Tawakal (21060112140165).1, Ir. Tejo Sukmadi, MT (196111171988031001) .2, 1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp (024) 7460053, 746055 Fax. (024) 746055 Email: panjitawakal@gmail.com ABSTRAK Kata Kunci : warehouse, API 540, Iluminasi dan instalasi listrik. I. PENDAHULUAN Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang untuk menunjang kenyamanan pengguna. Ruang dengan sistem pencahayaan yang baik dapat mendukung aktifitas yang dilakukan didalamnya. Untuk melakukan segala aktifitas yang berada dalam suatu ruangan maka diperlukan suatu intensitas pencahayaan yang cukup memadai yaitu sesuai dengan standar pencahayaan yang telah ditentukan, maka dalam perancangan penerangan suatu ruangan harus dilakukan dengan penuh ketelitian antara lain dalam hal pemilihan lampu, dan perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk menerangi ruangan tersebut.[5] PLTG Gorontalo merupakan pembangkit listrik bertenaga gas berkapasitas 100 MW yang pada saat ini sedang dalam proses pembangunan. Dalam perancangannya, PLTG Gorontalo dibagi menjadi beberapa blok bangunan sebagai penunjang aktifitasnya, salah satu bangunan yang terdapat pada PLTG Namun, karena masih dalam proses pembangunan maka untuk itu perlu adanya perhitungan dan perancangan sistem pencahayaan sebagai kebutuhan penerangan bangunan tersebut. Sistem pencahayaan yang dirancang pada bangunan PLTG Gorontalo tersebut harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan yaitu standar API 540 (American Petroluem Institute). Perancangan pencahayaan tersebut harus dilakukan dengan penuh ketelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal namun efisien sesuai standar. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang untuk menunjang kenyamanan pengguna. Ruang dengan sistem pencahayaan yang baik dapat mendukung aktifitas yang dilakukan didalamnya. Untuk melakukan segala aktifitas yang berada dalam suatu ruangan maka diperlukan suatu intensitas pencahayaan yang cukup memadai yaitu sesuai dengan standar pencahayaan yang telah ditentukan, maka dalam perancangan penerangan suatu ruangan harus dilakukan dengan penuh ketelitian antara lain dalam hal pemilihan lampu, dan perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk menerangi ruangan tersebut. Proyek PLTG Gorontalo 100MW milik PT. PLN (persero) merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Rekayasa Engineering dan PT. PP (persero) Tbk salah satu tahap pengerjaanya adalah merancang tingkat intensitas pencahayaan buatan pada bangunan warehouse. Warehouse PLTG Gorontalo dibagi menjadi 10 buah ruangan antara lain 1 ruang warehouse, 1 ruangan workshop, 2 ruang kantor, 2 ruang meeting dan 4 toilet. Dalam perancangan tersebut digunakan lampu dengan tipe instalasi highbay untuk ruangan warehouse dan workshop, recessed mounted pada ruang kerja, dan lampu dengan tipe instalasi downlight untuk toilet. Dalam perancangan ini didapat hasil dimana rancangan pencahayaan buatan pada setiap ruangan telah sesuai dengan standar API 540. Gorontalo adalah warehouse. Warehouse PLTG Gorontalo dibagi menjadi 10 buah ruangan antara lain 1 ruang warehouse, 1 ruangan workshop, 2 ruang kantor, 2 ruang meeting dan 4 toilet.
  • 2. II. Metode dan Perancangan Pekerjaan ini menerapkan 2 metode yaitu secara perhitungan dan simulasi komputer. Perhitungan secara manual menggunakan Lumen Method. Simulasi computer menggunakan perangkat lunak DiaLux. 2.1 Rancangan Bangunan Warehouse PLTG Gorontalo Dalam perancangannya, terdapat beberapa blok bangunan di dalam PLTG Gorontalo, salah satunya adalah bangunan Warehouse atau pergudangan. Pada umumnya Warehouse atau pergudangan berfungsi menyimpan barang untuk produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Berikut merupakan rancangan denah ruangan dalam bentuk CAD (a) (b) Gambar 1. Denah bangunan Warehouse PLTG Gorontalo Tabel 1. Data ruangan pada bangunan warehouse Ruangan Jumlah Luas Tinggi Pemasangan lampu Warehouse 1 8x12 m 6.2 m 6 m Workshop 1 8x12 m 6.2 m 6 m Ruang Kantor 2 4x4 m 3.5 m 2.8 m Ruang Meeting 2 5x4 m 3.5 m 2.8 m Toilet 4 3x2 m 3.5 m 2.8 m Pencahayaan pada bangunan warehouse harus sesuai 1. Fluorescent (FL). 2. Metal Halides. 3. High Pressure Sodium (HPS). dengan standar yang telah ditentukan. Perkeja pada harus dapat melihat dengan jelas kendaraan yang datang masuk ataupun keluar, pejalan kaki, lantai licin, dan benda lainnya yang bersifat bahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Terdapat tiga tipe pencahayaan yang pada umumnya digunakan pada Warehouse antara lain: [4] Sesuai dengan referensi [4] dipilih lampu HPS dengan fitting high bay untuk dipasang pada ruang Warehouse dan Workshop dengan alasan ketinggian ruangan. Ruang penunjang yaitu ruang kantor dan ruang meeting masing- masing akan menggunakan jenis lampu fluorescent TL dengan fitting recessed mounted, sedangkan untuk toilet akan menggunakan lampu fluorescent SL dengan fitting down light [4].
  • 3. 2.2 Spesifikasi Instalasi Berdasarkan API 540 Tabel 2. Standar API 540 untuk pencahayaan Area of Activity Lighting Illumination Level (Lux) In-Service Measurement Point General Subtstation 50 Floor Switch Racks 50 1200mm Plant Road lighting frequent use (trucking) 4 Ground infrequent use 2 Ground Plant parking lots 1 Ground Buildings Administration building and offices Prolonged difficult task 1000 760mm Difficult task (accounting, bussines machines) 750 760mm Normal office work (reading, files, mail room) 500 760mm Reception areas, stairways, washrooms 200 760mm Hallways 200 760mm Equipment and service rooms 150 760mm Laboratories 300 900mm Warehouse and Stockrooms 200 760mm Repair shop Large fabrication 200 Floor Bench and machine work 500 760mm Crane way, aisles 150 Floor Small machine 300 760mm Shreet metal 200 760mm Sesuai data pada Tabel 2. Kebutuhan lux pada tiap ruangan antara lain : 1. Warehouse : 200 Lux dengan titik pengukuran 0.76m dari lantai. 2. Workshop : 200 Lux dengan titik pengukuran pada lantai. 3. Ruang kantor : 500 Lux dengan titik pengukuran 0.76m dari lantai. 4. Ruang Meeting : 500 Lux dengan titik pengukuran 0.76m dari lantai. 5. Toliet : 100 Lux dengan titik pengukuran pada lantai. Selain faktor kuat intensitas penerangan (lux), dibutuhkan beberapa faktor untuk menentukan coefficient of utilization (cu) antara lain: [3]
  • 4.  Floor Reflection Factor : 20%  Ceiling Reflection Factor : 70%  Wall Reflection Factor : 50% Setelah pengunaan, tingkat iluminasi awal akan menurun ke tingkat yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar lampu. Faktor penurunan tersebut adalah maintenance factor atau light loss factor. Pada perancangan ini ditetapkan Maintenance Factor : 80% [3] 2.3 Pemilihan Jenis Lampu A. Warehouse dan Workshop Lamp : CDM-T70W/830 Luminous Flux : 6600 lm Power : 70 W Correction Factor : 1 Gambar 2. PHILIPS 4ME350 1xCDM- T70W +9ME100 R-CHID GC D350 B. Ruang Kantor dan Ruang Meeting Pencahayaan ruang kantor dan meeting dirancang menggunakan lampu TL dengan kode armature TBS3xx. TBS3xx digunakan untuk penerangan dalam di kantor-kantor dan gedung- gedung pertemuan. Bentuknya sangat dekoratif dan terdiri dari berbagai model. Lampu yang dipakai adalah TL 40 watt, TLD 36 watt, TLDHF 18-36 watt. Lampu yang digunakan pada perancangan adalah PHILIPS TBS318 C 2xTL- D36W HFE C2 dengan data sebagai berikut: Lamp : TL-D36W/840 Luminous Flux : 2 x 3350 lm Power : 36 W Correction Factor : 1 Gambar 3. PHILIPS TBS318 C 2xTL- D36W HFE C2 C. Toilet Toliet membutuhkan level penerangan yang tidak terlalu tinggi yaitu 200 lux, sehingga perancagan penerangannya cukup dengan lampu tipe instalasi downlight, dengan alasan lux yang tidak terlalu tinggi, instalasi mudah dan effisien. Jenis lampu yang akan digunakan adalah jenis lampu PL, PHILIPS FBH024 2xPL-C/4P18W FRG dengan data sebagai berikut : Lamp : PL-C /4P18W/840 Luminous Flux : 2 x 1200lm Power : 18 W Gambar 4. PHILIPS FBH024 2xPL- C/4P18W FRG Pencahayaan Warehouse yang dirancang menggunakan jenis lampu HPS dengan tipe instalasi high-bay. Jenis lampu HPS dengan instalasi high bay mampu menghasilkan lumen yang tinggi sehingga jumlah lampu yang akan digunakan tidak terlalu banyak, serta jangkauan dari lampu tersebut lebih jauh mengingat tinggi ruangan warehouse dan workshop cukup tinggi yaitu 6.2 m. Lampu yang akan digunakan adalah PHILIPS 4ME350 1xCDM-T70W +9ME100 R-CHID GC D350, dengan data sebagai berikut :
  • 5. SERVICE ROOM AREA (A) Hrc = h-0.76 (m) In Service IL (lux) MF ROOM INDEX CU LUMEN FIX FIXTURE NO. Eav (Lux) Bulb No. Lumen Warehouse 96 5.24 200 0.8 0.92 0.52 1 6600 8 229 Office 1 16 2.04 500 0.8 0.98 0.50 2 3350 3 503 Office 2 16 2.04 500 0.8 0.98 0.50 2 3350 3 503 Meeting Room 1 20 2.04 500 0.8 1.09 0.52 2 3350 4 557 Meeting Room 2 20 2.04 500 0.8 1.09 0.52 2 3350 4 557 Toilet 1 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128 Toilet 2 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128 Toilet 3 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128 Toilet 4 6 2.8 100 0.8 0.8 0.20 2 1200 2 128 Workshop 96 6 200 0.8 0.8 0.50 1 6600 8 220 3.1 Pengujian dan Hasil Simulasi Pengujian dilakukan dengan menjalankan simulasi pada dialux dan didapatkan hasil berupa gambar visualisasi 3D setiap ruangan berikut visualisasi pencahayaanya serta data intensitas penerangan rata-rata setiap ruangan. Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut a b c Gambar 5. Visualisasi 3D bangunan warehouse beserta pencahayaan (a) Workshop dan Warehouse (b) Toilet, Ruang Meeting, dan Ruang Kerja (c) keseluruhan Tabel 3 Perhitungan iluminasi Warehouse menggunakan lumen method III. Hasil Kerja
  • 6. Tabel 4. Data kuat intensitas penerangan hasil simulasi dan perhitungan No. Ruangan Tipe Grid Eav Simulasi (lux) Eav Perhitungan (lux) 1 office 2 perpendicular 64 x 64 510 503 2 Meeting Room 2 perpendicular 128 x 128 557 557 3 Meeting Room 1 perpendicular 128 x 128 565 557 4 office 1 perpendicular 64 x 64 500 503 5 Warehouse perpendicular 128 x 128 278 229 6 Workshop perpendicular 128 x 128 278 220 7 Toilet 1 perpendicular 16 x 16 117 128 8 Toilet 2 perpendicular 16 x 16 113 128 9 Toilet 3 perpendicular 16 x 16 113 128 10 Toilet 4 perpendicular 16 x 16 118 128 IV. Penutup 4.1 Kesimpulan 1. Desain pencahayaan untuk bangunan warehouse berhasil dibuat. Masing masing lampu yang digunakan adalah tipe HPS dengan fitting high bay pada ruangan warehose dan workshop, lampu TL dengan fitting recessed mounted untuk ruangan kerja dan meeting, dan lampu SL dengan fitting downlight untuk toilet. 2. Hasil simulasi menggunakan perangkat lunak Dialux dan perhitungan manual dengan metode lumen menghasilkan nilai lux yang berbeda pada setiap ruangan. Hal ini disebabkan kondisi penempatan lampu pada software DiaLux sedangkan pada perhitungan manual tidak memperhatikan posisi penempatan lampu dengan mengasumsikan lampu berada pada pusat ruangan. 4.2 Saran 1. Dalam hal pemilihan jenis lampu untuk mendesain penerangan hendaknya memilih jenis lampu yang menyertakan atau menyediakan lampiran photometric lampu tersebut sehingga memudahkan dalam kalkulasi. 2. Untuk menentukan Coefficient of Utilization (CU) hendaknya menggunakan data photometric dari setiap lampu agar hasil perhitungan lebih akurat. 3. Dalam merancang sistem pencahayaan, harus dilakukan dengan penuh ketelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal namun efisien sesuai standar. Daftar Pustaka 1.A.Pl RP 540 - Electrical installations in petroleum processing plants 2.SNI 16-7062-2004. 3.IESNA standard of lighting. 4.Walia. Anil. 2000. Designing with Light• A lighting Handbook. International Lighting Academy. 5.Santosa, Adi. 2006. Jumal Dirnensi Interior Volume 4: Pencahayaan pada Interior Rumah Sakit Studi Kasus pada Ruang Rawat Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Surabaya: Pusat Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra. 6.Photometric of TBS318 7.Photometric of FBH024 8.Photometric of 4ME350 9.Phillips lighting catalogue Tabel 4 Menunjukan hasil kuat intensitas penerangan rata-rata setiap ruangan pada bangunan warehouse. Perbandingan tersebut menunjukan adanya perbedaan hasil antara Eav hasil perhitungan dan simulasi, namun perbedaan tersebut tidak terpau jauh contoh pada office 1 Eav antara perhitungan dan simulasi hanya terpaut 3 lux. Perbedaan nilai tersebut terjadi karena penempatan lampu pada simulasi menyebabkan nilai Eav berubah-ubah sedangkan pada perhitungan mengasumsikan posisi lampu berada tepat ditengah ruangan.
  • 7. BIODATA Panji Tawakal dilahirkan di Tasikmalaya 27 Juli 1994. Telah menempuhstudi mulai dari SDN Hara pan Jaya 8, SMPN5 Bekasi, SMAN 4 Bekasi dan sekarang sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektra Universitas Diponegoro, Semarang. Semarang, 17 November 2015 Tr. Tejo Sukmadi, MT Panji Tawakal