Bupati Badung melakukan panen perdana padi organik di Subak Pangsut Sari, Desa Belok/Sidan, Petang. Panen ini merupakan buah dari kebijakan Bupati meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi pangan secara berkelanjutan dengan membuka lahan sawah baru seluas 100 ha secara bertahap. Bupati berharap daerah ini menjadi sentra produksi beras organik untuk memenuhi permintaan hotel, restoran, dan supermarket
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
Panen perdana padi organik di subak pangsut sari sidan
1. Panen Perdana Padi Organik di Subak Pangsut Sari Sidan
Mangapura (Bisnis Bali)
Kebijakan Bupati Badung AA Gde Agung mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui
ekstensifikasi (membuka sawah baru) membuahkan hasil yang kongkret dan signifikan dalam
upaya menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Badung. Hal ini terbukti pada Rabu (10/6)
kemarin, Bupati Gde Agung melakukan panen perdana padi organik beras merah di Subak
Pangsut Sari, Br. Sidan, Desa Belok/Sidan, Petang.
Usai panen bersama Kadistanbunhut IGAK / Sudaratmaja, Kadispenda dan Pesedahan
Agung Badung I Wayan Adi Arnawa, Camat Petang, Pekaseh Subak Pangsut Sari, Jero Gede
Batur dan Mangku Pura Pucak Mangu, Bupati Gde Agung mengingatkan kepada para petani
khususnya karma Subak Pangsut Sari untuk mempertahankan sawah seluas 100 ha ini dengan
sistem pertanian organik. Produksi padi berkualitas organik akan mampu meningkatkan nilai jual
dipasaran. Harga padi organik jauh lebih mahal dibandingkan padi biasa, “kata Bupati seraya
meminta kepada Dinas Pertanian untuk melakukan pendampingan sehingga hasilnya betul-betul
organik.
“Beras organik memiliki nilai lebih karena sekarang banyak dicari oleh lingkungan
parawisata seperti hotel, restoran maupun supermarket, “imbuhnya.
Untuk itu Bupati mengharapkan di Badung khususnya di kawasan Petang ada sebuah
sentra produksi beras organik. Pemkab Badung melalui Diskoperindag dan Diparda akan
memediasi dengan konsumen yang membutuhkan beras organik.
Bupati menambahkan, panen padi organik ini menurut Bupati sangat sejalan dengan
program pemerintah dalam upaya ketahanan pangan. Bupati menceritakan, untuk mewujudkan
sawah ini membutuhkan perjalanan yang sangat panjang. Mulai dari swadaya krama subak
membuat terowongan yang secara bertahap dibantu oleh Pemkab Badung, sehingga terbangun
terowongan sepanjang 8 km dengan sumber air dari Tukad Bangkung. Dengan terbangunnya
terowongan tersebut, Pemkab Badung melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan membangun
bendungan yang cukup besar dan diikuti pembangunan saluran – saluran primer dan tersier.
Kemudian dari Dinas Pertanian juga mempersiapkan untuk pembukaan lahan sawah baru
sehingga dapat ditanami padi oleh petani. “ Dari perjalanan yang panjang tersebut, kita patut
bersyukur karena mampu membuka sawah baru seluas 100 ha di tengah – tengah tantangan alih
fungsi lahan yang begitu deras dengan tumbuhnya industri pariwisata, “ terang Bupati.
Kata Bupati, Pemkab Badung betul – betul komit untuk meningkatkan ketahanan pangan,
produksi pangan dengan cara di samping intensifikasi juga bisa dengan ekstensifikasi dengan
membuka lahan sawah baru seluas 100 ha.
2. Sementara Pekaseh Subak Pangsut Sari I Wayan Badung merasa bersyukur atas
keberhasilan krama subak yang didukung penuh oleh Pemkab Badung mewujudkan lahan sawah
lengkap dengan irigasinya. Dijelaskan, krama subak Pangsut Sari yang berjumlah 60 orang,
sampai saat ini baru berhasil mencetak sawah seluas 20 ha dan yang siap panen seluas 9 ha.
“Panen perdana padi organik jenis buah butong ini kami perkirakan mampu memproduksi 6,6
ton per ha, “jelasnya.