1. .: Kompetisi Konstitusi :.
Cerdas Cermat UUD NRI Tahun 1945 Bengkulu
Kontribusi Dari Administrator
Thursday, 03 April 2008
Hanya Bangsa Yang Besar Menghargai Konstitusinya Penyelenggaraan Cerdas Cermat tingkat Provinsi Bengkulu
dinilai bisa menjadi contoh yang baik. Pertanyaan tidak hanya dijawab oleh jurubicara, tapi semua peserta bisa
menjawab.Cut.. cut.. cut .... begitu aba-aba yang diberikan oleh pengarah dari TVRI dalam acara final lomba Cerdas
Cermat (CC) tingkat SMA di Provinsi Bengkulu, 23 Februari 2008. Suasana yang tadi meriah dan menegangkan itu
mendadak terhenti. Ada apa? Ternyata sang pengarah acara itu menginginkan agar adegan babak rebutan itu diulang.
Tindakan pengarah acara itu cukup mengagetkan. Apa pasal? Soalnya, waktu itu terjadi keributan kecil antarregu
peserta. Soalnya, ketiga regu (A, B, dan C) saling mengklaim telah memencet bel lebih dulu dari regu pesaingnya.
Karena acara ini untuk materi siaran TVRI, maka pengarah acara menganulir adegan itu, seraya meminta seluruh
peserta memperhatikan bunyi bel masing-masing.
Agaknya ada ketidakpahaman dari para peserta soal bel tersebut. Pengarah acara TVRI itu lalu menjelaskan bahwa
bel sudah di-setting sedemikian rupa, sehingga apabila salah satu regu telah memencet bel maka -- dalam waktu
bersamaan -- bel tidak akan berbunyi bila dipencet rugi lain. Setelah para peserta menyadari kekeliruan itu, acara dapat
dilanjutkan kembali. Lomba CC yang berlangsung di Hotel Raffles City Bengkulu cukup seru. Di babak final itu tampil
regu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kepehiang, SMA Negeri 4 kota Bengkulu, dan SMA Negeri I Bengkulu Selatan.
Setelah melalui pertarungan sengit akhir keluar sebagai juara I MAN Kepahiang dengan nilai 125, disusul SMA Negeri 4
Kota Bengkulu juara II dengan nilai 95, dan juara III diraih SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan dengan nilai 88. Sedangkan
lomba yel dimenangkan oleh SMAN I Bengkulu Selatan. Kualitas MAN I Kepahiang memang tidak diragukan. Terbukti
regu yang berasal dari kabupaten penghasil kopi di wilayah Bengkulu ini dapat menjawab soal-soal tentang konstitusi
dengan cerdas dan cermat. Itu tercermin dari total nilai yang diperoleh madrasah aliyah ini jauh meninggalkan regu
pesaing. Sedangkan untuk lomba yel dimenangkan oleh SMAN I Bengkulu Selatan. Ni Gusti Ayu Sukmadewi Djakse,
anggota MPR selaku dewan juri menyatakan, lomba CC ini merupakan inovasi yang efektif untuk mensosialisasikan
UUD NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR di tingkat SMU. ”Sebaiknya lomba ini tidak hanya diadakan di tingkat
SMU, kalau perlu juga diselenggarakan untuk tingkat SMP. Karena, usia pertumbuhan anak di mulai pada umur 10
tahun,” ujar Dewi, panggilan Sukmadewi. Dewi yang juga menjabat wakil ketua Bendahara DPP-PDI
Perjuangan ini mengungkapkan, lomba CC tingkat SMU di Bengkulu merupakan hasil dari proses yang bisa dicapai
terhadap pemahaman UUD NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR. ”Departemen Pendidikan Nasional berhasil
mendidik putra-putri bangsa yang dapat memahami UUD NRI Tahun 1945. Hanya bangsa yang berhasil dan besarlah
yang dapat menghargai konstitusi yang dibuatnya sendiri, ” ungkap Dewi.
Ketua Umum ”Srikandi Demokrasi Indonesia” itu lebih lanjut menjelaskan, argumentasi para peserta
dalam menjawab soal tematik cukup taktis. Di sini terbangun suasana – dalam satu tim -- bahwa jawaban atas
pertanyaan tidak hanya dijawab oleh jurubicara, tetapi seluruh peserta ikut menjawab. ”Itulah sesungguhnya
cerminan dari pemahaman UUD NRI Tahun 1945,” tegas Dewi. Diakui Dewi yang kini duduk di Komisi VI dan
BURT DPR bahwa CC sangat surprise, karena semangat para peserta, guru pembimbing, dan masyarakat yang
menonton sangat antusias. ”Cukup baik pelaksanaan lomba CC di Bengkulu ini, dan evaluasi dapat dilakukan
apabila pelaksanaan sudah selesai di 33 provinsi, supaya lebih konfrehensif kita memandangnya, ”jelas Dewi.
Ke depan, katanya, sosialisasi terhadap UUD NRI 1945 sebaiknya dicarikan upaya yang lebih familiar dan lebih
memasyarakat, agar masyarakat mudah memahami UUD NRI Tahun 1945. Oleh karena itu Sekretariat Jenderal MPR
RI, Depdiknas dan TVRI sebagai penyelenggara dituntut untuk menciptakan inovasi yang terbaik melalui buku-buku
bacaan, CC, kuis, dan sebagainya. Dewi berharap, penyelenggaraan sosialisasi pada masa mendatang tidak lagi one
way traffic, tapi harus two way traffic. Dengan demikian, masyarakat dapat berdialog langsung dengan narasumber,
sehingga yang bersangkutan dapat memahami semangat kebatinan terbentuknya konstitusi. Diungkapkan Dewi,
apabila masyarakat memahami UUD NRI 1945 maka masyarakat akan memahami dan mengerti mengapa sampai saat
ini Indonesia tetap utuh dari Sabang sampai Merauke. Di Indonesia, proses menjadikan Indonesia berdemokrasi hanya
memerlukan waktu 50 tahun. Berbeda dengan negara lain yang memerlukan waktu ratusan tahun. ”Dengan
amandemen UUD 1945, kita berhasil melakukan pemilihan presiden langsung dan pemilihan kepada daerah (pilkada)
walaupun banyak yang meragukan dan mengkhawatirkan akan terjadi pertumpahan darah, ” ujar Dewi.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin dalam sambutannya menyatakan, lomba CC ini
merupakan langkah maju untuk mengetahui seberapa banyak pelajar, khususnya di tingkat SMA, yang memahami UUD
1945. ”Lomba CC ini sekaligus juga dijadikan studi kelayakan, sejauhmana pemahaman peserta terhadap UUD
NRI Tahun 1945,” katanya. Pada kesempatan itu, Gubernur mengajak para kepala Pendidikan Nasional
(Diknas) dan Walikota Bengkulu untuk menjadikan lomba CC sebagai tolak ukur pemahaman terhadap hasil perubahan
UUD 1945. ”Kita wajib memberitahukan kepada anak-anak kita bahwa konstitusi kita, yaitu UUD NRI Tahun 1945
sudah tidak sama dengan UUD 1945,” ujar Agusrin. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras para peserta,
gubernur menjanjikan kepada seluruh regu peserta (sembilan regu) bantuan uang untuk masing-masing Rp1.000.000,
baik yang menang mau pun yang kalah. Janji gubernur ini disambut dengan tepuh tangan meriah dari para siswa.
Hasil kerja keras MAN 1 Kepahiang memang pantas bangga dengan kemenangan ini. Apalagi sekolah lanjutan yang
berasal wilayah habitat bunga Raflesia ini akan mewakili provinsi bekas jajahan Inggris ini dalam lomba CC tingkat
nasional yang akan berlangsung di Jakarta, Agustus 2008. ”Kemenangan yang hakiki adalah kemenangan
mengalahkan kebodohan itu sendiri. Kemenangan adalah kemampuan untuk mengalahkan emosi diri sendiri, bukan
mengalahkan lawan, ” ungkap Sutrisno selaku jurubicara MAN 1 Kepahiang mengomnetari kemenangan
http://cermat.mpr.go.id Menggunakan Joomla! Generated: 4 February, 2011, 18:25
2. .: Kompetisi Konstitusi :.
sekolahnya tersebut. Sebagai pemenang lomba, kata Sutrisno, memang terpancar rasa kebahagian dan bangga,
namun tidak harus dengan kesombongan, Kemenangan ini bisa diraih karena didukung oleh tekad dan motivasi yang
kuat pada diri kami, peserta. Seperti kata M. Syarif, guru pembimbing MAN I Kepahiang, dengan bermodalkan tekad
yang besar telah menjadikan MAN I Kepahiang terbaik – dalam hal cerdas cermat -- di Propinsi Bengkulu. Bagi
M. Syarif, kemenangan ini adalah pengalaman terindah buat peserta, khususnya MAN I Kepahiang. Indah bukan
disebabkan kemenangan ini diraih dengan penuh ketegangan, namun untuk sebagian peserta inilah buat pertama
kalinya mereka bisa merasakan menginap di hotel berbintang, yang selama ini kenimatan itu hanya dapat dirasakan oleh
mereka yang meiliki duit. Kemenangan yang diperoleh MAN I Kepahiang ini, menurut M. Syarif, tidak diperoleh dengan
mudah, tapi melalui perjuangan keras. Hampir setiap hari pulang dari sekolah siswa peserta meluangkan waktunya
untuk dengan sungguh-sungguh belajar membahas materi soal. Meski berasal dari sekolah berbasis agama, tapi mereka
berusaha memahami UUD NRI Tahun 1945. M. Syarif menyarankan, agar lomba CC berikutnya dapat
mengikutsertakan panitia di daerah kabupaten. Lalu, untuk menghadapi semifinal lomba CC tingkat nasional yang
rencananya berlangsung di Jakarta, M. Syarif miliki kiat khusus, yaitu menumbuhkan rasa percaya diri para siswa untuk
menjadi yang terbaik.
Lomba CC Bengkulu patut dijadikan contoh, karena antarpelajar terbangun solidaritas dan kebersamaan. Peserta
yang kalah memberikan suport dan motivasi kepada pemenang—sebagai wakil provinsi Bengkulu -- agar tampil
lebih baik lagi di babak final lomba CC tingkat nasional. Dan, sebagai pemenang, MAN I Kepahiang terpacu untuk lebih
giat lagi belajar guna memberikan yang terbaik bagi sekolah dan provinsinya. Dengan berakhirnya lomba CC di
Provinsi Bengkulu ini bearti sampai saat ini terdapat 12 pemenang yang akan tampil di lomba CC tingkat nasional.
Mereka itu berasal dari: Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,
Jambi, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kendari, dan Bengkulu. Itu artinya, masih ada 21 provinsi
yang belum memiliki wakilnya. Menurut rencana babak grand final lomba CC diadakan di Jakarta, bertepatan dengan
HUT MPR pada 29 Agustus 2008. Juga, menurut rencana, acara ini akan dihadiri presiden dan wakil presiden dan
ditayangkan langsung dari gedung MPR, Jakarta. Para pemenang (wakil dari setiap provinsi) juga mendapat
kesempatan bertatap muka dengan presiden dan wakil presiden, ketua MPR, dan pimpinan lembaga negara. Dan, ada
wisata pendidikan untuk peserta yang rencananya Juni 2008.
http://cermat.mpr.go.id Menggunakan Joomla! Generated: 4 February, 2011, 18:25