1. 1
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG
NASKAH KHOTBAH
TEMPAT : GKim Hossana cabang Ciumbuleuit Nama : James Theopilus
ACARA : Persekutuan Doa NIM : 2012 11 202
NATS: 1 Samuel 30: 1-6
Judul; Mempercayai Tuhan di Saat Sulit
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Hidup manusia punya dinamika yang beragam. Ada kalanya kita menghadapi hari-hari yang
menyenangkan, dan adakalanya menghadapi sebaliknya. Umumnya kita tidak menginginkan
datangnya kesulitan dalam hidup, kita berusaha mengatur agar hidup kita bisa terhindar dari padanya.
Namun faktanya kita tidak dapat menghindari bahwa suatu saat kita akan menghadapinya. Kita tidak
dapat menentukan apakah hidup kita ke depan akan selalu baik. Apakah itu kesedihan, kecemasan,
peristiwa-peristiwa yang menegangkan, dan lain sebagainya.
Namun sebagai orang percaya kita dapat mempersiapkan diri kita menghadapi saat-saat sulit.
Sebab sekalipun kita pasti akan berhadapan dengannya, hal yang lebih penting adalah apakah kita
menghadapinya dengan baik. Bagaimana sikap kita terhadap kesulitan hidup?
Judul yang saya berikan adalah mempercayai Tuhan di saat sulit. Kita akan belajar dari
kehidupan Daud, seorang raja Israel yang termasyur, juga seorang yang memberikan kepada kita kitab
Mazmur yang sering kita kutip dalam berbagai kebutuhan hidup termasuk pelayanan kita. Marilah kita
membaca dari 1 Samuel 30:1-6
Jika kita memperhatikan cerita ini maka kita dapat menemukan bagaimana peristiwa ini
menjadi pengalaman yang buruk dan menyulitkan bagi Daud. Sebagai seorang pelarian, yang
berusaha keluar dari kejaran Saul, raja Israel yang ditolak Tuhan, yang adalah mertuanya sendiri, Daud
memilih untuk lari ke daerah kekuasaan bangsa Filistin. Keputusannya ini membawa konsekuensi yang
tidak mudah, karena dengan diterimanya Daud, sesungguhnya sekarang secara otomatis ia akan
berhadapan dengan Saul karena bangsa Filistin berniat menyerang Israel.
Saya yakin bukan tidak mungkin Daud akan bertemu dengan Saul, ayah mertua dan rajanya,
juga dengan Yonatan, kakak iparnya yang telah menjadi sahabat karibnya. Namun Alkitab mencatat,
bahwa kemudian Daud tidak diijinkan oleh para panglima Filistin yang tetap tidak mempercayainya
dengan alasan nanti Daud akan berbalik menyeran g Filistin. Setidaknya satu kesulitan telah
terlewatkan.
Fokus pada perang terhadap Israel, telah mengakibatkan kekosongan di daerah kediaman
Daud yaitu Ziklag dan membuat mereka yang ttinggal sebagai orang yang lemah, tidak terlindung dari
serangan musuh, dan ini dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Amalek. Mereka menyerang Ziklag
2. 2
dan membakar habis daerah/kota itu. Kondisi ini menjadi semakin sulit karena perempuan dan anak-
anak dibawa sebagai tawanan.
Pada kondisi seperti ini dapat kita bayangkan bagaimana ketika Daud dan pasukannya pulang,
menyaksikan kondisi kota seperti itu. Dengan tubuh yang lelah akibat perjalanan pulang, mereka
kemudian menyaksikan bahwa semuanya habis. Alkitab mencatat mereka menangis dengan nyaring
sampai tak kuat lagi menangis. Ini merupakan pukulan mental yang sangat melumpuhkan. Bukan itu
saja, mereka dicatat, menjadi pedih karena kehilangan keluarga.
Bukan hanya kehilangan keluarga, Daud juga terancam kepemimpinannya karena
pengikutnya mengatakan hendak melemparinya dengan batu. Sekarang Daud menghadapi
perlawanan dari anak buahnya yang kecewa, dan kemungkinan besar menyalahkan Daud sebagai
penyebab semuanya itu. Alkitab mencatat bahwa Daud dalam posisi terjepit.
Pada situasi yang sulit ini apa yang dilakukan Daud? Alkitab mencatat bahwa Daud
menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Kondisi yang sulit dan penuh tekanan tidak jarang
membuat kita memutuskan sesuatu hal tidak secara tepat. Juga bias mempengaruhi kestabilan emosi
kita. Namun Daud memilih untuk mempercayai Tuhan.
Ketika Alkitab berkata bahwa Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, kita dapat
memahami beberapa hal; pertama, Daud mengenal Allah dengan baik. Alkitab menjelaskan relasi
Daud dengan Tuhan, bahwa Tuhan adalah Allah-nya. Daud mengenal Tuhan dan mengakui-Nya
sebagai Allahnya. Dalam Mazmur 31:14 Daud berkata; Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN,
aku berkata: "Engkaulah Allahku!" Daud mengandalkan Tuhan dalam kesulitannya. Ketika Ia hampir
ditangkap, di hadapan Akhis Daud harus berpura-pura menjadi orang gila, Dia mengatakan dalam Maz
56:4, Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.
Daud mempercayai Tuhan, bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, dan Daud
menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Dia kemudian meminta tuntunan Tuhan untuk langkah
selanjutnya. Alkitab mencatat, dengan bantuan efod, Daud diyakinkan bahwa Tuhan akan
menyertainya dan mereka akan memenangkan perang serta mendapatkan kembali milik mereka
termasuk anak dan isteri mereka. Dan benar, Daud berhasil.
Saudara-saudara sekalian, apa yang dilakukan Daud yaitu menguatkan kepercayaan kepada
Tuhan, Allahnya adalah suatu contoh tindakan iman. Bagi Daud, Tuhan adalah pribadi yang dapat
dipercaya, pribadi yang berkuasa, pribadi yang memberikan apa yang baik, sehingga dalam situasi apa
pun, termasuk dalam kesulitan, Daud tetap percaya kepada Tuhan.
Saudara-saudaraku,
Apa yang dilakukan Daud, mempercayai Allah di saat sulit, juga dilakukan Yesus Kristus Tuhan
kita, ketika situasi sulit Ia menyerahkan diri-Nya kepada Bapa. Tuhan Yesus tunduk dan menyerahkan
3. 3
diri-Nya kepada Bapa, sekalipun demikian berat pencobaan itu menyebabkan Ia berseru, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? Yesus menang atas dosa dan maut, dan Dia telah memberi
jaminan bahwa Dia yang berkuasa di sorga dan di bumi, tidak pernah akan meninggalkan kita
sekalipun. Dalam Matius 28: 20 Dia berkata, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
jaman.
Saya tidak tahu seberapa besar dan berat pergumulan saudara, mungkin sakit penyakit,
mungkin masalah di kantor, atau di kampus, atau juga di rumah, tetapi dalam setiap situasi, kita dapat
mempercayai Tuhan Allah kita. Karena Dia tidak pernah meninggalkan kita. Marilah datang pada-Nya,
serahkan kekuatiran dan semua masalah kita pada-Nya. Dalam Mat 11:28 Tuhan Yesus berkata;
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. Marilah tetap percaya kepada Tuhan sekalipun dalam kesulitan. Tuhan kiranya
menguatkan kita. Amin