This document proposes research on the influence of product quality and price on customer satisfaction of sorghum at Ira Sorghum in Kimakamak Village. It begins with background that competition in the food business is increasing, so companies must understand customer needs and create strong marketing strategies to satisfy customers. Previous research found that product quality and service quality positively influence customer satisfaction. This proposed study aims to determine the effect of product quality and price on customer satisfaction of Ira Sorghum. It formulates three research questions and hopes the results can provide theoretical and practical benefits for customers, companies, and the government. It then reviews previous related studies and concepts of customer satisfaction.
1. PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN SORGUM PADA KONSUMEN IRA SORGUM
DI DESA KIMAKAMAK)
ARNOLDUS BOLI LAMAWATO
1601080065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021
2. 1
A. Judul: Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen Ira Sorgum Di Desa Kimakamak
B. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal
ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat memaksimalkan kinerja
perusahaannya agar mampu bersaing di pasar. Perusahaan harus mampu
memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya. Oleh karena itu, perusahaan
harus merancang strategi pemasaran yang kuat agar dapat menciptakan kepuasan
bagi konsumennya dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis.
Salah satu bisnis yang berkembang pesat dan merasakan ketatnya persaingan
saat ini adalah bisnis dalam bidang makanan. Persaingan yang semakin ketat
tersebut di tandai dengan banyaknya bisnis dalam bidang makanan yang
menghasilkan produk dengan jenis yang sama akan tetapi kualitas dan harga yang
beraneka ragam, dengan demikian para pelaku bisnis makanan di tuntut untuk
menciptakan strategi yang dapat menarik para konsumen untuk mengkonsumsi
hasil produksi yang ditawarkan agar dapat bersaing dan unggul dibanding
pesaingnya. Para pelaku bisnis makanan harus selalu melakukan perubahan atau
inovasi yang terbaik kepada konsumen agar konsumen merasa puas terhadap
barang yang telah mereka beli.
Kepuasan konsumen senantiasa menjadi suatu keharusan untuk diperhatikan
oleh setiap perusahaan khususnya bidang makanan dalam menjalankan kegiatan
usahanya saat ini banyak bisnis makanan yang semakin memahami arti penting
dari kepuasan konsumen dan menyusun stretegi untuk memberikan kepuasan bagi
konsumennya. Menurut Mowen dan Minor (2002:89) mendefinisikan kepuasan
konsumen sebagai sikap yang di tunjukan oleh konsumen dengan memberikan
penilaian setelah memperoleh dan mengkonsumsi barang. Persaingan yang sangat
ketat memaksa setiap perusahaan saling bersaing dalam memberikan kepuasan
kepada konsumen.
Kepuasan konsumen akan memberiakan manfaat bagi perusahaan khususnya
usaha dalam bidang makanan. Dengan mempertahankan dan memberikan
3. 2
kepuasan kepada konsumen maka mereka cenderung untuk membeli ulang barang
yang telah mereka konsumsi kepuasan juga akan mendorong adanya komunikasi
dari mulut ke mulut yang bersifat positif. Komunikasi yang di sampaikan oleh
konsumen merasa puas dapat berupa rekomendasi kepada calon konsumen lain
dan mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahan (Daryanto dan Setyobudi,
2014: 39-40).
Kepuasan konsumen merupakan suatu indikator kedepan akan keberhasilan
bisnis perusahaan, yang mengukur bagaimana baiknya tanggapan pelanggan
terhadap masa depan bisnis perusahaan (Assauri, 2012:11). Dengan
memperhatikan kepuasan konsumen, maka perusahaan akan dapat
mempertahankan keberadaan konsumennya (Kotler dan Keller, 2009:140). Hal
tersebut akan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan tak
terkecuali usaha dalam bidang makanan.
Faktor-faktor yang dapat mendorong kepuasan konsumen menurut Daryanto
dan Setyobudi (2014:53-54) di antaranya yaitu kualitas produk, harga, kualitas
pelayanan, faktor selera, biaya dan kemudahan. Diharapkan para pemilik
perusahaan khususnya dalam bidang makanan benar-benar memperhatikan faktor
pendorong kepuasan tersebut, hal ini akan menciptakan kepuasan bagi konsumen
setelah mengkonsumsi barang atau jasa suatu perusahaan.
Kualitas produk menjadi faktor penentu perusahaan, terutama bisnis makanan
dalam mencipatakan kepuasan konsumen setelah mekakukan pembelian dalam
menciptakan suatu produk. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterandalan, ketepatan
dan kemudahan dalam penggunaan. Kualitas produk menggambarkan sejauh
mana kemampuan produk tersebut dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen ( Kotler dan Amstrong, 2008:273).
Selain kualitas produk yang harus diperhatikan setiap perusahaan dalam
bersaing, terutama usaha dalam bidang makanan yaitu kebijakan penetapan harga.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345), harga adalah sejumlah nilai yang di
bebankan atau suatu produk yang diberikan konsumen untuk memperoleh
keuntungan dari memiliki atau menggunakan produk. Harga tergantung pada
4. 3
kebijakan perusahaan dengan mempertimbangkan berbagai hal, murah atau
mahalnya harga suatu barang sangat relatif sifatnya. Perusahaan harus selalu
memantau harga yang ditetapkan oleh pesaing agar harga yang ditentukan oleh
perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Bagi konsumen, harga sering dikaitkan dengan manfaat yang di peroleh dari
suatu barang. Pembeli mempertimbangkan harga tidak hanya pada ukuran
pengorbanan, tetapi juga di gunakan sebagai indikator kualitas produk (Assauri,
2012:194). Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang
berkualitas yang memiliki nilai lebih dengan memberikan harga yang sesuai
dengan kualitas produk yang ditawarkan. Kepuasan konsumen juga menjadi
prioritas dalam bisnis industri rumah tangga, Ira Sorgum di Desa Kimakamak,
terdapat berbagai macam jenis olahan Sorgum seperti kue kering, kue tar, beras
sorgum tepung, sereal, dan susu bubuk dengan berbagai varian rasa dan bentuk.
Sorghum Bicolor [L. Moench) adalah tanaman serealia yang potensial untuk
dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan
kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi
yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, memerlukan input lebih
sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan
lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi,
sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan
ternak alternatif (Sirappa, 2003).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data
bahwa penjualan sorgum dari tahun 2018-2020 sebagai berikut:
Tabel 1.1 ingkat penjualan sorgum Tahun 2018-2020
Tahun Penjualan Harga
2018
2019
2020
2 ton
1 ton
500 kg
20 jta
15 jta
5 jta
Sumber: Data dari Ira Sorgum yang telah diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa penjualan sorgum ini
mengalami penurununan setiap tahunnya. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan
5. 4
karena dapat mengacam keberlangsungan bisnis Ira Sorgum. Oleh karena itu
peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kualitas produk
dan harga terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan latar belakang penelitian maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul: Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Kepuasan
Konsumen Ira Sorgum di Desa Kimakamak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diteliti
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap kepuasn konsumen Ira
Sorgum di Desa Kimakamak?
2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen Ira Sorgum
di Desa Kimakamak?
3. Apakah kualitas produk dan harga secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen Ira Sorgum di Desa Kimakamak?
D.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Ira Sorgum di Desa
Kimakamak.
2. Untuk mengetahui pengaruh
harga terhadap kepuasan konsumen Ira Sorgum di Desa Kimakamak
3. Untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk dan harga terhadap kepuasan konsumen Ira Sorgum di
Desa Kimakamak
E. Manfaat Penelitian
1). Kegunaan Teoritik
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang bernilai. Selain itu, penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui dan
6. 5
memahami secara mendalam mengenai jual beli karna kualitas produk dan harga
merupakan bagian yang tak terpisahkan pada jual beli. Kualitas produk melekat
pada objek atau barang yang dijual, sedangkan harga merupakan salah satu rukun
jual beli. Adapun kepuasan konsumen merupakan bagian dari pemasaran yang
nantinya berguna sebagai bahan untuk kajian menyusun hipotesis bagi penelitian
selanjutnya.
2). Kegunaan Praktis
a) Bagi konsumen
Memberikan sumber pengaruh umum, rujukan serta acuan bagi semua
pihak yang ingin memahami perilaku konsumen dalam kepuasannya
berbelanja.
b) Bagi pihak perusahan
Memberikan manfaat dalam mengambil langkah strategi pemasarannya
terutama dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam kepuasannya.
c) Bagi pemerintah
Sebagai bahan masukan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian
daerah.
d) Bagi peneliti yang akan datang
Sebagai bahan untuk membantu menyusun penelitian selanjutnya.
7. 6
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian tedahulu yang mendukung penelitan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
1.
2.
3.
Yutisa, T.
C. (2015)
Yuliastuti,
S. A.
Wahyu Tri
(2013)
Anisa
Shalis
Shahbi
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruh
Pengambilan
Keputusan Menjadi
Nasabah Pada Bank
Bri Syariah KCP
Ponorogo.
Pengaruh Kualitas
Produk Dan
Pelayanan
Terhadap Kepuasan
Nasabah Pada
Produk Pembiayaan
Di BMT Surya
Mandiri Mlarak
Ponorogo.
Pengaruh Harga,
Produk, Pelayanan,
Lokasi Dan
Promosi Terhadap
Keputusan
Konsumen
Berbelanja Busana
Muslim.
Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
konsumen,
antara lain
kualitas pelyan,
produk dan
budaya. Faktor
yang paling
dominan adalah
budaya sebesr
90%.
Hasil penelitian
dengan
menggunakan
analisis regresi
menunjukan
bahwa kualitas
produk dan
kualitas
pelayanan
berpengaruh
positif terhadap
kepuasan
nasabah.
Menjelskan
yang paling
mempengruhi
keinginan
konsumen
untuk
berbelanja.
Adanya faktor
produk yang
mempengaruhi
kepuasan
kosumen.
Kualitas produk
berpenaruh
positif terhadap
kepuasan
(kosumen)
Kualitas produk
yang
ditawarkan
berpengaruh
secara
signifikan
Faktor yang
lebih
dominan
mempengaru
hi adalah
faktor
budaya
Adanaya
kualitas
pelayanan
yang
mempengauh
i kepuasan
nasabah
(kosumen)
Adanya
pengaruh
pelayanan,
lokasi, dan
promosi yang
8. 7
mempengaru
hi keinginan
kosumen.
2. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen menurut Kotler merupakan sejauh mana suatu
tingkatan produk dipersiapkan sesuai dengan harapan pembeli. Kepuasan
konsumen diartikan sebagai keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu
produk sesuai dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen. Kepuasan
konsumen diukur dari seberapa besar harapan konsumen tentang produk, harga
dan pelayanan sesuai dengan kinerja produk, harga dan pelayanan yang aktual.
Secara umum, kepuasan diartikan sebagai adanya kesamaan antara kinerja produk
dan pelayanan yang diterima dengan kinerja produk dan pelayanan yang
diharapkan konsumen.
Kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas
penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan.
Dengan kata lain kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil
evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapan. Dari
definisi tersebut, perusahaan harus terus berusaha mengetahui apa yang
diharapkan pelanggan dari produk dan jasa yang dihasilkan.
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa
suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Singkatnya, alternatif tersebut setidaknya bekerja sebaik yang anda harapkan.
Kepuasan konsumen menurut Tse dan Wilton (dalam Nasution 2014)
adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara
harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual pada produk
yang dirasakan setelah pemakaian. Wilkie (dalam Tjiptono 2004:349)
mendefinisikan kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan emosional pada
evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, at al
(dalam Tjiptono 2006:146) mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan
9. 8
merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara presepsi kesannya terhadap kinerja (hasil)
suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan konsumen menurut Juran (dalam
Priansa 2017) adalah keadaan yang dicapai bila produk sesuai dengan kebutuhan
atau harapan konsumen dan bebas dari kekurangan. Kepuasan dapat didefinisikan
pula sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan
dapat dipenuhi melalui produk yang dikonsumsi.
Mowen dan Minor (2002:1989) mendefinisikan kepuasan konsumen
sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukan konsumen atas barang dan jasa setelah
mereka memperoleh dan menggunakannya. Hal ini merupakan penilaian evaluatif
pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman
menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
Brown (1992) berpendapat bahwa kepuasan konsumen adalah suatu
kondisi dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap sebuah
produk atau jasa, sesuai atau terpenuhi dengan penampilan dari produk dan jasa.
Konsumen yang puas akan mengonsumsi produk tersebut secara terus menerus,
mendorong konsumen untuk loyal terhadap produk atau jasa tersebut dan dengan
senang hati mempromosikan produk atau jasa kepada orang lain dari mulut ke
mulut. Sedangkan menurut Wells dan Prensky (1996), kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen merupakan sikap konsumen terhadap suatu produk atau
jasa sebagai hasil evaluasi konsumen setelah menggunakan suatu produk atau
jasa. Konsumen akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan produk atau jasa
menyenangkan hati.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencangkup perbedaan antara harapan
dan kinerja atau hasil yang dirasakan setelah mempertimbangkan atau hasil dari
evaluasai barang yang telah dipakai atau dikonsumsi.
10. 9
3. Kualitas Produk
Kotler dan Amstrong (2014) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut
lainnya”. Suatu produk bila telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat
dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Peningkatan kualitas
produk perusahaan dapat diterapkan program “Total Quality Managemen (TQM)”
selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk
meningkatkan nilai konsumen.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan keinginan
konsumen yang secara keunggulan produk sudah layak diperjualkan sesuai
harapan dari pelanggan.
Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar.
Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerjaproduk atau jasa, oleh karena
itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas
dalam arti yang lebih sempit, bisa didefinisikan sebagai “bebas dari kerusakan”
tetapi sebagian besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan melangkah jauh
melampaui definisi sempit ini, Justru, mereka mendefinisikan kualitas
berdasarkan penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan.
Menurut Wibowo (2014), kualitas didefinisikan sebagai memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan Heizer dan Render (2015)
mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan produk atau jasa memenuhi
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk
menjalankan tugasnya yang mencangkup daya tahan, kehandalan atau kemajuan,
kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri
lainnya. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
11. 10
melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Produk dapat pula didefinisikan
sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Menurut Tjiptono(2008), kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas
suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensidimensinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu
cara perusahaan untuk memberikan kepada konsumen, memenuhi apa saja yang
diinginkan atau dikehendaki oleh konsumen tersebut. Konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan kualitas yang terbaik. Dalam konteks kualitas produk
telah tercapai konsensus bahwa harapan konsumen memiliki peranan yang besar
sebagai standar perbandingan dalam evaluasi kualitas
4. Harga Produk
Dalam arti sempit, harga (price) adalah jumlah yang ditagih atas suatu
produk atau jasa. Harga dalam pengertian yang lebih luas lagi merupakan jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari
memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga adalah salah satu
variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh menejemen perusahaan, karena
harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang
dicapai oleh perusahaan. Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang
ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat
yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka makin tinggi nilai
tukar suatu barang atau jasa tersebut dimatanya dan makin besar pula alat
penukaran yang bersedia dikorbankan.
Kotler dan Amstrong (2011:345) mendefinisikan harga adalah sebagai
sejumlah uang yang diminta untuk suatu produk atau suatu jasa. Secara lebih luas
dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang diberikan oleh
konsumen untuk memperoleh keuntungan atas kepemlikan atau penggunaan suatu
12. 11
produk dan jasa. Secara historis, harga merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pilihan seorang pembeli. Namun, pada dekade ini faktor-faktor
non harga dinilai penting. Meskipun demikian, harga masih merupakan salah satu
elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar an tingkat keuntungan
perusahaan.
Harga (price), nilai (value), dan manfaat (utility) merupakan konsep yang
saling berkaitan. Manfaat adalah atribut sebuah item / barang yang mempunyai
kemampuan untuk memuasakan keinginan. Harga adalah nilai yang disebutkan
dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainya sebagai alat tukar. Harga
adalah alat pengukur dasar sebuah sistem ekonomi karena harga mempengaruhi
alokasi faktor-faktor produksi. Harga dalam ilmu ekonomi adalah nilai tukar suatu
barang yang dinyatakan dengan uang. Harga adalah suatu nilai tukar untuk
manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin
tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka
makin tinggi nilai tukar barang atau jasa tersebut di matanya dan makin besar pula
alat menukar yang bersedia dikorbankanya.
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu (Deliyanti
Oentoro, 2012:216) ). Harga berintraksi dengan seluruh elemen lain dalam bauran
pemasaran untuk menentukan efektivitas setiap elemen dan keseluruhan elemen.
Harga adalah pencerminan dari nilai. Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan
faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah merupakan
atribut barang yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah
ungkapan secara kuantitatif tentang kemampuan barang agar dapat menarik dalam
pertukaran. Karena pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita
menggunakan uang. Istilah tersebut yang dipakai adalah harga. Jadi harga adalah
nilai yang dinyatakan dalam rupiah.
Harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainya (termaksud barang dan
jasa lainya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemiilikan atau penggunaan
suatu barang atau jasa. Grewel dan Levy (dalam Tjiptono dan Diana 2016)
13. 12
merumuskan definisi harga sebagai pengorbanan keselurhan yang bersedia
dilakukan konsumen dalam rangka mendapatkan produk atau jasa spesifik.
Pengorbanan tersebut biasanya mencakup uang yang harus dibayarkan kepada
pemasar agar bisa endapatkan produk, serta pengorbanan lainnya, baik dalam
bentuk non-moneter (seperti nilai waktuyang dibutukan untuk mendapatkan
produk atau jasa) maupun moneter (seperti biaya transportasi, pajak, biaya
pengiriman, dan seterusnya). Harga merupakan komponen yang berpengaruh
langsung terhadap laba perusahaan.
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dari definisi tersebut kita dapat
mengetahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termaksud
pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga menginginkan
sejumlah keuntungan dari harga tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga adalah unsur yang
penting yang menjadi alat dalam proses pertukaran barang atau jasa oleh
konsumen.
G. Kerangka Pemikiran
Setiap kegiatan penelitian, kerangka pemikiran menjadi dasar untuk
menentukan alur sebuah penelitian tersebut agar penelitian dapat tersusun dengan
sistematis dan konseptual, berikut kerangka pemikiran pada penelitian ini:
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Keterangan :
X1 = Kualitas Produk
Kepuasan
Konsumen
(Y)
Harga
(X2)
Kualitas Produk
(X1)
14. 13
X2 = Harga
Y1 = Kepuasan Konsumen
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara yang
masih harus diuji kebebnarannya. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka
teori maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
1. H0= Tidak terdapat pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan
konsumen.
Ha= Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
2. H0= Tidak terdapat pengaruh harga produk terhadap kepuasan konsumen.
Ha= Terdapat pengaruh harga produk terhadap kepuasan konsumen.
3. H0= Tidak terdapat pengaruh kualitas produk dan harga produk
secara
bersama-sama terhadap kepuasan konsumen
Ha= Terdapat pengaruh kualitas produk dan harga produk secara bersama-
sama terhadap kepuasan konsumen
15. 14
I. METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian yang terdiri dari, jenis penelitian dan pendekatan
penelitian. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
yang mana penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan.
Instrumen yang digunakan juga hanya berisi tentang pedoman wawancara.
Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada
dilapangan. Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang analisisnya
menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode
statistika.
Dalam pendekatan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda yang dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas
(independen) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(dependen). Data diperoleh dari konsumen sorgum, sehingga untuk mendapatkan
data primer, peneliti menggunakan angket yang diberikan kepada konsumen
Sorgum, sehingga peneliti dalam hal ini datang dan menyebar angket kepada
konsumen.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang diteliti. Variabel tersebut
yaitu:
a. Variabel Independent (Variabel X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel x adalah kualitas produk dan
harga
b. Variabel Dependent (Variabel Y)
16. 15
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tentang kepuasan
konsumen.
Tabel 3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Dimensi Indikator
Kepuasan
Konsumen
(Y)
Evaluasi pasca pe
mbelian dengan s
ejauh mana
tingkatan produk
dan keseluruhan s
ikap atas barang a
tau jasa, sesuaide
ngan kebutuhan
konsumen yang
dibandingkan ant
ara
presepsi terhadap
kinerja suatu
produk dan
harapan dimana k
onsumen yang
puas akan
bersedia mereko
mendasikan
1. Harapan konsumen
2. Kebutuhan konsumen
3. Hasil yang dirasakan
4. Sikap atas barang dan
jasa
1. Kesesuaian
harapan
2. Kesesuaian
dengan kebutuha
3. Minat
berkunjung
kembali
4. Bersedia
merekomendasik
an
Kualitas
Produk
(X1)
Suatu kemampua
n produk yang
melakukan
tugasnya meliputi
daya tahan,
kehandalan,
ketepatan,
kekuatan,
kemudahan
pengemasan,
operasi,
perbaikan
reprepsi produk
dan lain-lainnya
1. Kemampuan produk
2. Kualitas barang dan jas
a yang baik
1. Terdapat produk y
ang berkualitas
2. Banyak ragam
pilihan
3. Tersedia barang
dan produk baru
4. Kejelasan fungsi
5. Keragaman ukuran
produk
6. Bahan yang diguna
kan
Harga
(X2)
Jumlah yang dita
gih atau nilai yan
g disebutkan dala
m rupuiah, sebag
ai nilai tukar untu
k manfaat yang di
timbulkan bagi se
seorag
1. Jumlah yang ditagih
2. Nilai tukar
3. Kombinasi produk dan p
elayanan
1. Keterjangkauan
harga
2. Kesesuaian dengan
kualitas
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga d
engan manfaat
5. Potongan harga
17. 16
atau kelompok da
n
dibutuhkan sebag
ai kombinasi
produk dan
pelayanan
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan (keseluruhan) unsur atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan menurut
Restu Kartiko Widi (2010:197), populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang
merupakan subyek penelitian. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan
dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Populasi dari penelitian ini adalah
konsumen Sorgum. Penelitian ini menggunakan populasi rata-rata per hari yaitu
50 konsumen.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili). Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian
menggunakan acidental sampling. Accidental sampling merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti disaat peneliti melakukan penelitian, dan konsumen
tersebut dapat dijadikan sampel apabila konsumen tersebut cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2009).
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data aslinya yang
berupa wawancara, jejak pendapat dari individu atau kelompok responden,
maupun hasil observasi dari objek, kejadian atau suatu pengujian. Data sekunder
diperoleh dari jurnal-jurnal, buku dan referensi lainnya.
E. Instrumen Pengumpulan Data
18. 17
Intrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuesioner (angket)
adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti, dengan alat ini orang dapat diketahui
tentang keadaan data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-
lain. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Adapun pelaksanaannya, angket diberikan kepada pelanggan Sorgum agar
mereka mengisi sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya. Sedangkan skala yang
digunakan adalah skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok terhadap fenomena atau gejala
sosial yang telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian disebut sebagai variabel
penelitian. Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya
menunjukkan sikap terhadap suatu obek tertentu yang akan diukur. Untuk setiap
pertanyaan akan disediakan sejumlah alternatif yang berjenjang atau bertingkat.
Nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumahkan sehingga mendapatkan
nilai total. Dalam penelitian ini jawaban responden diberi skor berdasarkan skala
likert sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
TS : Tidak Setuju = 2
S : Setuju = 3
SS : Sangat Setuju = 4
Kuesioner dalam penelitian ini sebelum digunakan, akan diuji cobakan
terlebih dahulu dan di uji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas
Dalam uji validitas yang diukur adalah pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkap tentanglingkungan eksternal dan internal. Menurut Noor
(2014:19) Penyusunan sebuah kuesioner harus menggambarkan tujuan dari
penelitian tersebut (valid). Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan
taraf signifikasi (α) sebesar 5%.Apabila r hitung > rtabel, maka kuesioner
sebagai alat pengukuran dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel
19. 18
maka alat pengukuran dikatan tidak valid.Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan nilai rtabel.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Noor (2014:24) Keandalan pengukuran dengan menggunakan Alfa
Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baiknya item
butir dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Pada
penelitian ini untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach,
yaitu :
Keterangan:
= Reliabilitas instrument
= Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah butir pertanyaan
= Varians totalAnalisis
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi
asumsi klasik. Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53) Uji asumsi klasik sangat
diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Penelitian ini memiliki model
persamaan regresi linear berganda, adapun uji asumsi klasik untuk regresi linear
berganda terdiri atas:
a) Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang dimiliki
dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama
dengan data yang dimiliki (Sarjono dan Julianita, 2011:53). Uji normalitas
menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian uji parametrik adalah data
harus berdistribusi normal.
Dasar Pengambilan keputusan
20. 19
jika nilai signifikansi >0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
jika nilai signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b) Uji Linearitas
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:323) uji linearitas dapat dipakai untuk
mengetahui apakah variabel terikat dengan variabel bebas memiliki hubungan
linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dapat dilakukan melalui test of
linearity.
Dasar Pengambilan Keputusan
jika nilai signifikansi >0,05 maka data tersebut Linear
jika nilai signifikansi <0,05 maka data tersebut Tidak Linear
c) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di
antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikolinieritas
adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan
di antara variabel bebas. Uji multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel
independen lebih dari satu. Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita
2011:70) Multikolinieritas dapat dilihat menggunakan tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Jika VIF < 10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.
Dasar pengambilan keputusan:
1) Melihat tolerance:
Tidak terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance >0,10
Terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance <0,10 atau =0,10.
2) Melihat nilai VIF:
Tidak terjadi multikolinearitas jika nilai VIF <10,00,
Terjadi multikolinearitas jika nilai VIF >10,00 atau =10,00.
d) Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi linier berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak
varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain.
Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2011:66). Heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua
pengamatan/observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan
21. 20
yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. Model regresi adalah yang baik
adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
melihat gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik scatterplot.
Heteroskedastisitas akan muncul jika terdapat pola tertentu, seperti bergelombang,
melebar kemudian menyempit. Sampel yang bersifat homokedastisitas apabila
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada
sumbu Y.
Dasar Pengambilan Keputusan
jika nilai signifikansi >0,05 maka data tersebut tidak terjadi Heteroskedastisitas
jika nilai signifikansi <0,05 maka data tersebut terjadi Heteroskedastisitas
2. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:210) menyatakan bahwa “analisis regresi berganda
merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk memprediksikan berubahnya
nilai variabel tertentu bila variabellain berubah”. Jumlah variabel independen
yang diteliti lebih dari satu, sehingga dikatakan regresi berganda. pengaruh antara
variabel tersebut dapat dicirikan melalui model matematika yang disebut dengan
model regresi. Model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel yang diteliti.Analisis regresi linier
berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan dari variabel yang diteliti. Analisis regresi linier berganda dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variable X1
(kualitas produk) dan X2 (harga produk) dan Y (kepuasan konsumen). Rumus
yang digunakan yaitu :
Y = a + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2
Dimana :
Y = variable terikat (kinerja karyawan)
a = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = kualitas produk
X2 = harga produk
22. 21
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :
a= (Σy)(Σx²)– (Σx)(Σxy)
n(Σx²) – (Σx)²
b=n(Σxy)–(Σx)(Σy)
n(Σx²) – (Σx)²
Dasar Pengambilan Uji Hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Membandingkan Nilai Sig. dengan 0,05
– Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka Hipotesis Nol ditolak,
artinya Hipotesis Alternatif diterima
– Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka Hipotesis Nol diterima
dan Hipotesis Alternatif ditolak
2. Membandingkan Nilai F Hitung dengan F Tabel
– Jika F Hitung > F Tabel maka Hipotesis Nol ditolak, artinya
Hipotesis Alternatif diterima
– Jika F Hitung < F Tabel maka maka Hipotesis Nol diterima dan
Hipotesis Alternatif ditolak
23. 22
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2012). Strategi Marketing. Cetakan 1. Edisi satu. Rajagrafindo
Persada. Depok
Daryanto, & Setyobudi, I. (2014). Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta:
Gava Media
Fandi dan Tjiptono dan Anastasia diana, Total Quality Management (TQM),
(Yogyakarta: ANDI OFFESET, 2003), 102
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Pemasaran, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET,
2016), 218
Kotler, P, dan Amstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12.
(Terjemahan Bob Sabran). Jakarta: Erlangga. ( Edisi asli diterbitkan tahun
2006 oleh Pearson Education Inc, Perason Prentice Hall)
Kotler, Philip (2004). Marketing Manajement, The Millenium Edition. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2011). 10th Edition. “ Marketing an
Introdution”. Indonesia: Perason
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga
Noor, Alif Anna. 2014. Analisis Potensi Limpasan Permukaan (Run Off)
Menggunakan Model Cook’S di DAS Penyangga Kota Surakarta Untuk
Pencegahan Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo. Prosiding Seminar
Nasional 2014 Pembangunan Berkelanjutan di DAS Bengawan Solo. UMS.
24. 23
Purnomo Edwin Setyo, Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Kepuasan Konsumen” BEST AUTOWORKS” Jurnal Manajemen dan Start-
Up Bisnis, N0 6, Volume 1, Februari 2017, 755-764
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian ( Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010),197.
Rina Dwiastuti, Agustina Shinta, Riyanti Isaskar, Ilmu Perilaku Konsumen,
(Malang: Universitas Brawijaya Press(UB Press), 2012), 150
Sarjono dan Julianita. (2011) SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi Untuk
Riset. Penerbit Salemba empat, Jakarta.
Sirappa, M.P. 2003. Prospeek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai
Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan dan Industri. Jurnal Litbang
Pertanian 22:133-140
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran , Edisi III, Yogyakarta: CV. Andi
Offset
Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen, (Bandung:PUSTAKA SETIA, 2015),
233.
Yuliastuti, S. A. Wahyu Tri.“Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah Pada Produk Pembiayaan Mudharabah di BMT Surya
Mandiri Mlarak Ponorogo”. Skripsi. Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2013.
25. 24
Yutisa, T. C. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
menjadi nasabah pada bank BRI Syariah KCP Ponorogo (Doctoral
dissertation, STAIN Ponorogo).