SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Once Upon a time in Tokyo.

21 January 2011

Pikiranku menerawang di tahun 1980-an. Sejak usia 9 tahun hingga 12 tahun
aku hidup di kota yang bagiku adalah kota yg penuh kenangan. Suka duka
selama disana hingga kini masih bisa dirasakan, direka ulang, bahkan bau udara
Tokyo pun masih bisa diingat hingga kini. Aku pun tidak tahu daya magis apa
yang menyebabkan aku begitu terkenang di Tokyo.
Awal tahun 1983 aku beserta kedua adikku dan ibuku diboyong oleh ayahku
untuk hidup di Tokyo. Saat itu ayahku sedang melanjutkan pendidikan program
paska sarjananya. Sebelum kami pindah ke Tokyo, ayahku memang sudah
berada terlebih dahulu di sana selama enam bulan. Kemudian beliau
menjemput kami semua untuk ke Tokyo.
Tibalah saatnya kami meninggalkan Samarinda menuju Balikpapan. Semua
saudara dan handaytaulan melepas kami. Dengan Garuda Indonensia Airways
berwarna merah kami menuju Jakarta. Untuk pertama kalinya aku naik
pesawat terbang. Aku masih ingat menu yg aku makan adalah nasi goreng
dalam kotak berwarna putih.
Tepat tengah hari pesawat kami mendarat di lapangan terbang Kemayoran.
Segera kami menuju ke hotel perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur. Tepatnya di jalan Kramat. Yang paling aku ingat hingga kini adalah did
depan hotel itu ada patung orang dayak tari perang. Kini hotel itu tetap
menjadi tempat penginapan pegawai pemerintah Kalimantan Timur.

More Related Content

More from Ery Arifullah

Sistem administrasi negara ri
Sistem administrasi negara riSistem administrasi negara ri
Sistem administrasi negara riEry Arifullah
 
Nasib kedaulatan ekonomi indonesia
Nasib kedaulatan ekonomi indonesiaNasib kedaulatan ekonomi indonesia
Nasib kedaulatan ekonomi indonesiaEry Arifullah
 
Tips dalam presentasi
Tips dalam presentasiTips dalam presentasi
Tips dalam presentasiEry Arifullah
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleEry Arifullah
 
Kerucut pembelajaran
Kerucut pembelajaranKerucut pembelajaran
Kerucut pembelajaranEry Arifullah
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Pola pikir sederhana
Pola pikir sederhanaPola pikir sederhana
Pola pikir sederhanaEry Arifullah
 
Finansial Independent
Finansial IndependentFinansial Independent
Finansial IndependentEry Arifullah
 

More from Ery Arifullah (13)

Sistem administrasi negara ri
Sistem administrasi negara riSistem administrasi negara ri
Sistem administrasi negara ri
 
Korupsi gol 3
Korupsi gol 3Korupsi gol 3
Korupsi gol 3
 
Story telling
Story tellingStory telling
Story telling
 
Revolusi pola pikir
Revolusi pola pikirRevolusi pola pikir
Revolusi pola pikir
 
Nasib kedaulatan ekonomi indonesia
Nasib kedaulatan ekonomi indonesiaNasib kedaulatan ekonomi indonesia
Nasib kedaulatan ekonomi indonesia
 
Tips dalam presentasi
Tips dalam presentasiTips dalam presentasi
Tips dalam presentasi
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simple
 
Kerucut pembelajaran
Kerucut pembelajaranKerucut pembelajaran
Kerucut pembelajaran
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Pola pikir sederhana
Pola pikir sederhanaPola pikir sederhana
Pola pikir sederhana
 
Finansial Independent
Finansial IndependentFinansial Independent
Finansial Independent
 
Aturan Main Berubah
Aturan Main BerubahAturan Main Berubah
Aturan Main Berubah
 

Once upon a time in tokyo

  • 1. Once Upon a time in Tokyo. 21 January 2011 Pikiranku menerawang di tahun 1980-an. Sejak usia 9 tahun hingga 12 tahun aku hidup di kota yang bagiku adalah kota yg penuh kenangan. Suka duka selama disana hingga kini masih bisa dirasakan, direka ulang, bahkan bau udara Tokyo pun masih bisa diingat hingga kini. Aku pun tidak tahu daya magis apa yang menyebabkan aku begitu terkenang di Tokyo. Awal tahun 1983 aku beserta kedua adikku dan ibuku diboyong oleh ayahku untuk hidup di Tokyo. Saat itu ayahku sedang melanjutkan pendidikan program paska sarjananya. Sebelum kami pindah ke Tokyo, ayahku memang sudah berada terlebih dahulu di sana selama enam bulan. Kemudian beliau menjemput kami semua untuk ke Tokyo. Tibalah saatnya kami meninggalkan Samarinda menuju Balikpapan. Semua saudara dan handaytaulan melepas kami. Dengan Garuda Indonensia Airways berwarna merah kami menuju Jakarta. Untuk pertama kalinya aku naik pesawat terbang. Aku masih ingat menu yg aku makan adalah nasi goreng dalam kotak berwarna putih. Tepat tengah hari pesawat kami mendarat di lapangan terbang Kemayoran. Segera kami menuju ke hotel perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Tepatnya di jalan Kramat. Yang paling aku ingat hingga kini adalah did depan hotel itu ada patung orang dayak tari perang. Kini hotel itu tetap menjadi tempat penginapan pegawai pemerintah Kalimantan Timur.