SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Kendatipun penanaman modal (investasi) tersebut mendatangkan hasil, tetapi
masih terdapat perbedaan pendapat para ulama:
1. Para ulama yang tidak mewajibkan zakat
Sebagian ulama memandang, bahwa investasi dalam bentuk
gedung-gedung, pabrik dan sebagainya yang telah disebutkan di atas tidak
dikenakan zakat, karena di masa Rasulullah, para sahabat tidak pernah
menetapkan ketentuan hukumnya. Kelompok ini, berpegang kepada lahiriah
nash (Al-Qur’an dan Sunnah). Pendapat ini dianut oleh mazhab lahiriah
(Ibnu Hazm). Dalam zaman modern ini dianut pula oleh Syaukani dan
Shahik Hasan Khan.
Hukum Zakat Investasi
2. Para ulama yang mewajibkan zakat
Sebagian ulama berpendapat, bahwa penanaman modal dalam berbagai
bentuk kegiatan dikenakan zakatnya, karena hal itu merupakan kekayaan
dan setiap kekayaan ada hak orang lain di dalamnya.
Pendapat ini dianut oleh ulama-ulama mazhab Maliki, Hambali, dan
mazhab Zaidiyah. Ulama-ulama mutaakhirin, seperti Abu Zahrah, Abd.
Wahab Khallaf dan Abd. Rahman Hasan sependapat pula dengan pendapat
yang kedua ini.
Menurut pendapat kelompok kami, pendapat yang kedua ini cukup logis bila
kita berpikir secara cermat sebab yang wajib dikeluarkan zakat adalah zakat
kekayaan yang dikembangkan, apapun jenis usahanya asal halal, tidak haram
seperti pabrik minuman keras, sebagai landasannya kita dapat melihat kembali
dalil-dalil yang telah dikemukakan terdahulu seperti surat at-Taubah ayat 103 :
Cara Menetapkan Zakat Investasi
Ada dua cara dalam perhitungan zakat investasi:
1. menghitung modalnya (pabrik, hotel) dan keuntungannya
sekaligus. Kemudian baru diperhitungkan zakatnya.
2. hanya menghitung keuntungannya saja dan keuntungan
itulah yang diperhitungkan zakatnya.
Lanjutan..........
1. Sebagian ulama menghitung modal dan keuntungannya, dan zakatnya
dikeluarkan sebesar 2,5% sebagaimana zakat perdagangan. Dalam
perhitungan modalnya ada penyusutan tiap tahunnya, disamping biaya
pemeliharaan dan biaya lain-lain.
2. Sebagian ulama menghitung keuntungannya saja, tidak modalnya, seperti
rumah yang disewakan, hotel, dan sebagainya.Hal ini berarti sama dengan
zakat pertanian yang dihitung hanya hasilnya saja, tidak tanahnya. Dengan
demikian, zakatnya apakah 10% atau 5%, menurut kedua pendapat ini,
penyusutan tidak perlu dihitung, karena yang diperhitungkan hanya
keuntungannya saja,setelah dikeluarkan biaya pemeliharaan dan biaya-
biaya lainnya.
Menurut pendapat Syeikh Abdurrahman Isa
dalam kitabnya “Al-Muamalah al- Haditsah
wa Akhmuha” mengatakan bahwa yang
harus diperhatikan sebelum mengeluarkan
zakat adalah status perusahaannya.
• Sedangkan menurut Abu Zahrah, saham wajib untuk dizakatkan
tanpa harus melihat status perusahannya karena saham adalah
harta yang beredar dan dapat diperjual belikan. Dan pemiliknya
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tersebut. Ini
termasuk kategori komoditi perdangan dengan besaran zakat 2,5
persen dari harga pasarnya. Caranya adalah setiap akhir tahun, yang
bersangkutan melakukan penghitungan harga saham pada pasar,
lalu menggabungkannya dengan deviden (keuntungan) yang
diperoleh. Jika besarnya harga saham dan keuntugannya tersebut
mencapai nishab maka saham tersebut wajib dizakatkan.
Sekian terima kasih

More Related Content

Similar to Kelompok 10

Similar to Kelompok 10 (9)

1kljka
1kljka1kljka
1kljka
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
 
Zakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiZakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawi
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
 
FIQH ZAKAT Materi 5 : Sumber-sumber zakat pada ekonomi modern
FIQH ZAKAT Materi 5 : Sumber-sumber zakat pada ekonomi modernFIQH ZAKAT Materi 5 : Sumber-sumber zakat pada ekonomi modern
FIQH ZAKAT Materi 5 : Sumber-sumber zakat pada ekonomi modern
 
Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal SyariahPasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
 
Perhitungan zakat profesi
Perhitungan zakat profesiPerhitungan zakat profesi
Perhitungan zakat profesi
 
Makalah psak 105
Makalah psak 105Makalah psak 105
Makalah psak 105
 

More from dwi_rahmamosa

More from dwi_rahmamosa (20)

Jalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneterJalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneter
 
Sistem dan perhitungan bagi hasil
Sistem dan perhitungan bagi hasilSistem dan perhitungan bagi hasil
Sistem dan perhitungan bagi hasil
 
Manajemen modal kerja
Manajemen modal kerjaManajemen modal kerja
Manajemen modal kerja
 
Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3
 
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamRuang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah
 
PASAR
PASARPASAR
PASAR
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
3 penjas kelas 1
3 penjas kelas 13 penjas kelas 1
3 penjas kelas 1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Ipa kelas 3 bab 1
Ipa kelas 3 bab 1Ipa kelas 3 bab 1
Ipa kelas 3 bab 1
 
Pkn kls 3
Pkn kls 3Pkn kls 3
Pkn kls 3
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 
Pkn kls 2
Pkn kls 2Pkn kls 2
Pkn kls 2
 
Kelas 2 ipa
Kelas 2 ipaKelas 2 ipa
Kelas 2 ipa
 
Kelas 2 fiqih ibadah
Kelas 2 fiqih ibadahKelas 2 fiqih ibadah
Kelas 2 fiqih ibadah
 
Riwayat pendidikan
Riwayat pendidikanRiwayat pendidikan
Riwayat pendidikan
 
Ppt akidah akhlak kls.1
Ppt akidah akhlak kls.1Ppt akidah akhlak kls.1
Ppt akidah akhlak kls.1
 
Kelas ii sd ipa_erni zebua
Kelas ii sd ipa_erni zebuaKelas ii sd ipa_erni zebua
Kelas ii sd ipa_erni zebua
 

Kelompok 10

  • 1.
  • 2.
  • 3. Kendatipun penanaman modal (investasi) tersebut mendatangkan hasil, tetapi masih terdapat perbedaan pendapat para ulama: 1. Para ulama yang tidak mewajibkan zakat Sebagian ulama memandang, bahwa investasi dalam bentuk gedung-gedung, pabrik dan sebagainya yang telah disebutkan di atas tidak dikenakan zakat, karena di masa Rasulullah, para sahabat tidak pernah menetapkan ketentuan hukumnya. Kelompok ini, berpegang kepada lahiriah nash (Al-Qur’an dan Sunnah). Pendapat ini dianut oleh mazhab lahiriah (Ibnu Hazm). Dalam zaman modern ini dianut pula oleh Syaukani dan Shahik Hasan Khan. Hukum Zakat Investasi
  • 4. 2. Para ulama yang mewajibkan zakat Sebagian ulama berpendapat, bahwa penanaman modal dalam berbagai bentuk kegiatan dikenakan zakatnya, karena hal itu merupakan kekayaan dan setiap kekayaan ada hak orang lain di dalamnya. Pendapat ini dianut oleh ulama-ulama mazhab Maliki, Hambali, dan mazhab Zaidiyah. Ulama-ulama mutaakhirin, seperti Abu Zahrah, Abd. Wahab Khallaf dan Abd. Rahman Hasan sependapat pula dengan pendapat yang kedua ini.
  • 5. Menurut pendapat kelompok kami, pendapat yang kedua ini cukup logis bila kita berpikir secara cermat sebab yang wajib dikeluarkan zakat adalah zakat kekayaan yang dikembangkan, apapun jenis usahanya asal halal, tidak haram seperti pabrik minuman keras, sebagai landasannya kita dapat melihat kembali dalil-dalil yang telah dikemukakan terdahulu seperti surat at-Taubah ayat 103 :
  • 6.
  • 7. Cara Menetapkan Zakat Investasi Ada dua cara dalam perhitungan zakat investasi: 1. menghitung modalnya (pabrik, hotel) dan keuntungannya sekaligus. Kemudian baru diperhitungkan zakatnya. 2. hanya menghitung keuntungannya saja dan keuntungan itulah yang diperhitungkan zakatnya.
  • 8. Lanjutan.......... 1. Sebagian ulama menghitung modal dan keuntungannya, dan zakatnya dikeluarkan sebesar 2,5% sebagaimana zakat perdagangan. Dalam perhitungan modalnya ada penyusutan tiap tahunnya, disamping biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain. 2. Sebagian ulama menghitung keuntungannya saja, tidak modalnya, seperti rumah yang disewakan, hotel, dan sebagainya.Hal ini berarti sama dengan zakat pertanian yang dihitung hanya hasilnya saja, tidak tanahnya. Dengan demikian, zakatnya apakah 10% atau 5%, menurut kedua pendapat ini, penyusutan tidak perlu dihitung, karena yang diperhitungkan hanya keuntungannya saja,setelah dikeluarkan biaya pemeliharaan dan biaya- biaya lainnya.
  • 9. Menurut pendapat Syeikh Abdurrahman Isa dalam kitabnya “Al-Muamalah al- Haditsah wa Akhmuha” mengatakan bahwa yang harus diperhatikan sebelum mengeluarkan zakat adalah status perusahaannya.
  • 10. • Sedangkan menurut Abu Zahrah, saham wajib untuk dizakatkan tanpa harus melihat status perusahannya karena saham adalah harta yang beredar dan dapat diperjual belikan. Dan pemiliknya mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tersebut. Ini termasuk kategori komoditi perdangan dengan besaran zakat 2,5 persen dari harga pasarnya. Caranya adalah setiap akhir tahun, yang bersangkutan melakukan penghitungan harga saham pada pasar, lalu menggabungkannya dengan deviden (keuntungan) yang diperoleh. Jika besarnya harga saham dan keuntugannya tersebut mencapai nishab maka saham tersebut wajib dizakatkan.