SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAGIAN 1 ASPAL DAUR ULANG…………………………………………….. 1
1.1. Pengembangan Teknologi Campuran Aspal Daur Ulang.............................1
1.2. Bahan Peremaja ............................................................................................1
1.3. Pengertian Aspal...........................................................................................2
1.4. Beton Aspal ..................................................................................................2
1.5. Karakteristik Campuran Beton Aspal...........................................................2
1.6. Pengujian Marshall .......................................................................................3
1.7. Gradasi Campuran Aspal dan Agregat .........................................................3
1.8. Daur Ulang Perkerasan Jalan........................................................................3
BAGIAN 2 KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG MATERIAL RAP………….5
2.1 Perkerasan Jalan............................................................................................5
2.2 Cara Mendesai Campuran Aspal Daur Ulang ..............................................5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 7
iii
1
BAGIAN 1
ASPAL DAUR ULANG
1.1. Pengembangan Teknologi Campuran Aspal Daur Ulang
Peningkatan nilai struktural setelah lapis permukaan perkerasan jalan setelah
mencapai masa layannya dilakukan dengan suatu metode yang dikenal dengan nama
Metode Overlay (lapis tambahan). Pelapisan ulang konstruksi perkerasan yang telah
ada yang dilakukan setiap masa layan perkerasan jalan tersebut dicapai akan
menimbulkan suatu masalah-masalah yang baru. Masalah-masalah tersebut
dampaknya bisa terhadap aspek lingkungan di sepanjang ruas jalan itu dan bisa
berdampak kepada aspek ekonomi berupa pemborosan biaya konstruksi. Masalah
lingkungan yang sering menyertai pada kegiatan pelapisan ulang konvensional
khususnya di daerah perkotaan adalah makin tingginya elevasi jalan terhadap elevasi
lahan hunian, perkantoran dan bangunan lain disepanjang jalan yang bersangkutan.
Dimana kondisi ini sangat merugikan lingkungan baik dari segi estetika maupun
fungsional dari bangunan hunian dan perkantoran, serta bangunan lain yang
dimaksud. Permasalahan pada sisi ekonomi terletak kepada hal-hal berikut:
1. Mengandung unsur over design karena pelapisan dengan tebal uniform,
meskipun tingkat kerusakannya tidak sama.
2. Perubahan elevasi jalan akibat lapis ulang mengurangi keamanan bangunan
pelengkap jalan dari bahaya lalu lintas sehingga memerlukan penyesuaian
elevasi (penambahan) dari beberapa bangunan perlengkapan dan pelengkap
jalan yang seringkali kondisinya masih baik, dan kegiatan ini merupakan
pemborosan.
Salah satu alasan pengembangan teknologi campuran aspal daur ulang
(recycle asphalt) adalah kepada masalah-masalah tersebut di atas. Berdasarkan hal
tersebut maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran
beton aspal lama yang telah didaur ulang apakah masih memenuhi persyaratan
spesifikasi campuran beton aspal ditinjau dari karakteristik stabilitas dan
durabilitasnya. Manfaat dari penulisan topik ini adalah memberikan informasi
bagaimana karakteristik campuran beton aspal daur ulang ditinjau dari sisi stabilitas
dan durabilitasnya sehingga dapat menjadi solusi yang baik terhadap permasalahan
yang telah dikemukakan di atas.
1.2. Bahan Peremaja
Tujuan dari bahan peremaja dalam perkerasan daur ulang aspal adalah :
1) Memperbaiki/mengembalikan sifat-sifat daur ulang atau aspal lama ke
suatu tetapan batasan yang tepat untuk tujuan pembangunan dan akhir
dari campuran.
2) Memperbaiki/mengembalikan daur ulang aspal pada sifat kimia
optimal untuk durabilitas.
3) Memberikan tambahan binder yang cukup untuk memenuhi keperluan
perencanaan campuran.
2
Bahan-bahan peremaja untuk daur ulang adalah disebut softening agent,
reclaiming agent, recycling agent, fluxing oils, extender oils, aromatic oils. Untuk
penelitian ini digunakan bahan peremaja yakni minyak solar. Minyak Solar
(Automotive Diesel Oil), merupakan bahan bakar kendaraan bermotor bermesin diesel
seperti bis, truk dan bahan bakar industri. Sama seperti jenis bensin, solar juga
merupakan hasil pengolahan dari minyak bumi. Karakteristik solar antara lain
berwarna gelap dan berbau khas, tidak terlalu mudah menguap dalam temperatur
normal, titik bakar bila disulut api pada suhu 40 – 100 derajad celcius. Rentang rantai
karbon C21-C30, titik didih 105-135oC. Sementara flash point (temperatur menyala
dengan sendirinya tanpa ada pengaruh api) sekitar 3500oC. Bila dibandingkan dengan
bensin, solar memiliki kandungan belerang yang lebih banyak. Solar pada dasarnya
merupakan campuran dari hasil olahan minyak bumi yang disebut juga middle
distillates (memiliki berat jenis lebih berat dari bensin namun lebih ringan dari
minyak pelumas), dan umumnya tidak memiliki bahan additif tambahan.
1.3. Pengertian Aspal
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam
atau coklat tua pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat
termoplastis yaitu bila dipanaskan sampai suhu tertentu aspal dapat menjadi lunak
atau cair dan akan kembali membeku bila temperatur turun sehingga dapat
membungkus partikel agregat.
1.4. Beton Aspal
Beton aspal (AC) merupakan salah satu jenis lapis perkerasan lentur yang
terdiri dari campuran aspal dan agregat bergradasi menerus (dense graded) yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Suhu
pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang digunakan. Karena digunakan
aspal beton maka suhu pencampuran umumnya antara 145˚C-155˚C sehingga dikenal
dengan beton aspal campuran panas (hotmix). Material agregatnya terdiri dari
campuran agregat kasar, agregat halus dan filler yang bergradasi baik yang dicampur
dengan aspal.
1.5. Karakteristik Campuran Beton Aspal
Karakteristik yang harus dimiliki oleh campuran beton aspal antara lain :
stabilitas, keawetan (durabilitas), kelenturan (fleksibilitas), ketahanan terhadap
kelelahan (fatique resistance), kekesatan / tahanan geser (skid resistance), kedap air
(impermeabilitas) dan kemudahan pelaksanaan (workability).
3
1.6. Pengujian Marshall
Konsep uji Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall dan dikembangkan di
Mississippi State Highway Department sekitar tahun 1939. Kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh U.S Army Corps of Engineering sehingga kini telah menjadi uji
standar pada American Society for Testing and Materials (ASTM), yaitu ASTM
D1559, Resistance to Plastic Flow of Bituminous Mixtures Using Marshall
Apparatus. Metode ini digunakan hanya untuk menguji campuran beton aspal panas
yang menggunakan aspal keras dengan penetrasi tertentu dan agregat yang memiliki
ukuran maksimum 1 inci (The Asphalt Institute, 1993). Parameter-parameter yang
dihasilkan dari pengujian dengan metode Marshall harus memenuhi semua kriteria.
1.7. Gradasi Campuran Aspal dan Agregat
Dalam campuran beraspal yang akan digunakan dengan memperhatikan
persyaratan gradasi dan target rongga udara yang akan dicapai. Untuk penentuan
gradasi digunakan dengan metode Trial Mix, mengingat stone crusher hanya
memproduksi material sesuai dengan ukuran yang diminta oleh konsumen. Pada
metode Trial Mix ini, analisa saringan dilakukan pada tiap fraksi agregat yang diambil
dari stone crusher. Penyaringan dilakukan menurut susunan saringan sesuai
spesifikasi, guna mengetahui gradasi atau komposisi butiran yang dikandungnya.
Langkah pertama diawali dengan fraksi terbesar dengan ukuran nominal agregat 19
mm (¾”) diikuti ⅜”, pasir dan abu batu. Setelah ditentuka komposisi butiran maka
dapat dilanjutkan dengan melakukan penentuan persentase setiap fraksi agregat
tersebut hingga memenuhi syarat spesifikasi seperti pada Tabel 2.
1.8. Daur Ulang Perkerasan Jalan
Di “dunia” daur ulang konstruksi perkerasan jalan dikenal ada 7 jenis atau
metode daur ulang yaitu hot-mix recycle, cold-mix recycle, surface recycle,
reconstruct with all new material, patch and thick overlay, patch and thin overlay, dan
patch pada rutin maintenance. Beberapa dari metode tersebut sudah pernah diterapkan
di Indonesia baik dalam skala kecil maupun skala sedang dan besar. Pemilihan dari
metode daur ulang yang akan diterapkan sangat tergantung pada beberapa faktor yang
antara lain adalah :
1) tingkat daur ulang yang akan dilaksanakan (tebal, tipis)
2) tingkat kerusakan dan jenis dari konstruksi yang ada
3) kondisi lalu lintas
4) ketersediaan peralatan
Yang dimaksud dengan daur ulang aspal campuran panas atau asphalt
hotmix recycling adalah proses penggunaan kembali bahan perkerasan lama beraspal
maupun bahan agregat perkerasan lama yang ditambah atau dikombinasikan dengan
campuran agregat atau aspal baru, dengan atau tanpa bahan aditif yang
pencampurannya dilakukan di alat pencampur terpusat (central mixing plant) ataupun
in-situ dengan produk campuran aspal (dengan agregat) panas.
4
Yang dimaksud dengan daur ulang pencampuran ditempat atau in-situ
recycling adalah daur ulang yang proses pengupasan, pencampuran dan penggelaran
serta pemadatan dilakukan ditempat yang sama atau tempat asalnya. Daur ulang in-
situ biasanya hanya dilakukan bilamana tingkat ketebalan daur ulang (pengupasan dan
pengelaran kembali) yang dilakukan dan dibutuhkan tidak terlalu tebal (sekitar 2,5
cm).
Daur ulang pencampuran terpusat biasanya diterapkan bilamana bahan yang
didaur ulang dan digelar kembali dalam jumlah yang cukup banyak baik dalam
ketebalan maupun volume.
5
BAGIAN 2
KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG MATERIAL RAP
2.1 Perkerasan Jalan RAP
RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) atau bongkaran lapisan aspal
merupakan limbah tidak berguna yang menimbulkan permasalahan baru. Isu
lingkungan dalam konstruksi perkerasan jalan mendorong kuat penggunaan RAP
dengan teknologi daur ulang (recycling). Recycling diartikan sebagai proses daur
ulang dengan memanfaatkan bahan bekas untuk diolah menjadi barang baru yang
memiliki nilai guna. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba meneliti RAP untuk
bahan perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai
sifat fisis dan mekanis RAP yaitu tentang properties RAP maupun daya dukungnya.
Mengetahui cara memanfaatkan RAP untuk perkerasan jalan. Membuat
rekomendasi berdasar hasil pengujian dan cara pengolahannya untuk dimanfaatkan
sebagai material perkerasan jalan. Metode penelitian ini melalui serangkaian
pengujian, yaitu keausan agregat (abrasi), analisa saringan (gradasi), kadar aspal
dengan ektraxsi, kepadatan (modified), California bearing ratio (CBR) dengan
mengacu pada standar ASTM dan prosedur pengujian di Laboratorium Mekanika
Tanah dan Bahan Perkerasan Jalan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil
penelitian sifat fisis RAP yaitu hasil uji gradasi material RAP yang diteliti lolos
diameter 4,75mm sebesar 60%. Nilai abrasi 57%, ekstraksi rata-rata 4,55%.
Hasil penelitian sifat mekanis RAP yaitu uji pemadatan dengan Modified
Compaction Test didapat berat isi kering 2,88 g/cm3 dan kadar air optimum 7,5%.
Hasil uji CBR unsoaked 37,06%. Dan hasil pemadatan RAP + agregat baru dengan
Modified Compaction Test didapat berat isi kering 2,45 g/cm3 dan kadar air optimum
4,9%. Hasil CBR unsoaked 36,6%. RAP dapat digunakan untuk lapis pondasi bawah
dengan bahan tambah agregat kasar dan filler sedangkan RAP tanpa bahan tambah
juga bias digunakan untuk lapis pondasi bawah. Adapun cara pengolahannya
mengunakan metode cold mix recycling. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa
RAP tanpa bahan tambah lebih efektif dan efisien digunakan untuk lapis pondasi
bawah karena tidak menambah biaya untuk pembelian bahan tambah.
2.2 Cara Mendesai Campuran Aspal Daur Ulang
Dalam mendesain campuran aspal daur ulang, disamping memperhatikan
dengan baik persentase bahan peremaja yang memenuhi semua karakteristik
campuran aspal daur ulang, hendaknya juga memperhatikan kajian-kajian aspek
ekonominya Metode daur ulang dibedakan menjadi dua, yaitu Cold Mix Recycling
yaitu proses daur ulang tanpa dipanaskan, bisa juga ditambah semen dan pengikat
aspal imulsi, dan Hot Mix Recycling yaitu yaitu proses daur ulang yang dipanaskan di
AMP. Dalam penelitian ini material RAP digunakan untuk lapis perkerasan jalan
dengan metode Cold mix Recycling. Untuk mengetahui sifat jenis material RAP,
dilakukan penelitian karakteristik kepadatan dan daya dukung material RAP sehingga
dapat digunakan untuk lapis perkerasan jalan. Apabila RAP tidak memenuhi
spesifikasinya untuk
lapis perkerasan jalan maka material RAP perlu bahan tambah misal material
baru dan juga bisa menambahkan filler kedalam material RAP, agar material RAP
tersebut dapat memenuhi sepesifikasi untuk lapis perkerasan jalan. Untuk memenuhi
6
spesifiksi lapis perkerasan jalan tidak mudah karena bahan dasar yang digunakan
adalah RAP. RAP merupakan agregat kasar yang diselimuti aspal sehingga perlu cara
pencampuaran proporsi antara RAP dan bahan tambah yang sesuai. Untuk pengujian
kepadatan dan daya dukung material RAP menggunakan CBR (California Bearing
Ratio). Kemudian akan dilakukan analisis hasil sifat jenis material RAP, kepadatan
dan daya dukungnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Anas, 2007, Teknik Dasar dan Potensi Daur Ulang Konstruksi Jalan, Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan,
Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta
Prasetyo, Eko, 2006, Penambahan Serbuk Ban Bekas terhadap Karakteristik
Campuran Latasir, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung
Sukirman, Silvia, 2003, Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Bandung
Yanti, Hilda, 2006, Efek Pemanasan Berulang Aspal dengan Penambahan Serbuk Ban
Bekas terhadap Karakteristik Beton Aspal, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tadulako, Palu
Yusdarmin, 2003, Studi Kerusakan Lapis Permukaan pada Ruas Jalan Propinsi
Maleni Kota Donggala, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

More Related Content

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Tppj

  • 1. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………. Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii BAGIAN 1 ASPAL DAUR ULANG…………………………………………….. 1 1.1. Pengembangan Teknologi Campuran Aspal Daur Ulang.............................1 1.2. Bahan Peremaja ............................................................................................1 1.3. Pengertian Aspal...........................................................................................2 1.4. Beton Aspal ..................................................................................................2 1.5. Karakteristik Campuran Beton Aspal...........................................................2 1.6. Pengujian Marshall .......................................................................................3 1.7. Gradasi Campuran Aspal dan Agregat .........................................................3 1.8. Daur Ulang Perkerasan Jalan........................................................................3 BAGIAN 2 KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG MATERIAL RAP………….5 2.1 Perkerasan Jalan............................................................................................5 2.2 Cara Mendesai Campuran Aspal Daur Ulang ..............................................5 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 7
  • 2. iii
  • 3. 1 BAGIAN 1 ASPAL DAUR ULANG 1.1. Pengembangan Teknologi Campuran Aspal Daur Ulang Peningkatan nilai struktural setelah lapis permukaan perkerasan jalan setelah mencapai masa layannya dilakukan dengan suatu metode yang dikenal dengan nama Metode Overlay (lapis tambahan). Pelapisan ulang konstruksi perkerasan yang telah ada yang dilakukan setiap masa layan perkerasan jalan tersebut dicapai akan menimbulkan suatu masalah-masalah yang baru. Masalah-masalah tersebut dampaknya bisa terhadap aspek lingkungan di sepanjang ruas jalan itu dan bisa berdampak kepada aspek ekonomi berupa pemborosan biaya konstruksi. Masalah lingkungan yang sering menyertai pada kegiatan pelapisan ulang konvensional khususnya di daerah perkotaan adalah makin tingginya elevasi jalan terhadap elevasi lahan hunian, perkantoran dan bangunan lain disepanjang jalan yang bersangkutan. Dimana kondisi ini sangat merugikan lingkungan baik dari segi estetika maupun fungsional dari bangunan hunian dan perkantoran, serta bangunan lain yang dimaksud. Permasalahan pada sisi ekonomi terletak kepada hal-hal berikut: 1. Mengandung unsur over design karena pelapisan dengan tebal uniform, meskipun tingkat kerusakannya tidak sama. 2. Perubahan elevasi jalan akibat lapis ulang mengurangi keamanan bangunan pelengkap jalan dari bahaya lalu lintas sehingga memerlukan penyesuaian elevasi (penambahan) dari beberapa bangunan perlengkapan dan pelengkap jalan yang seringkali kondisinya masih baik, dan kegiatan ini merupakan pemborosan. Salah satu alasan pengembangan teknologi campuran aspal daur ulang (recycle asphalt) adalah kepada masalah-masalah tersebut di atas. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran beton aspal lama yang telah didaur ulang apakah masih memenuhi persyaratan spesifikasi campuran beton aspal ditinjau dari karakteristik stabilitas dan durabilitasnya. Manfaat dari penulisan topik ini adalah memberikan informasi bagaimana karakteristik campuran beton aspal daur ulang ditinjau dari sisi stabilitas dan durabilitasnya sehingga dapat menjadi solusi yang baik terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas. 1.2. Bahan Peremaja Tujuan dari bahan peremaja dalam perkerasan daur ulang aspal adalah : 1) Memperbaiki/mengembalikan sifat-sifat daur ulang atau aspal lama ke suatu tetapan batasan yang tepat untuk tujuan pembangunan dan akhir dari campuran. 2) Memperbaiki/mengembalikan daur ulang aspal pada sifat kimia optimal untuk durabilitas. 3) Memberikan tambahan binder yang cukup untuk memenuhi keperluan perencanaan campuran.
  • 4. 2 Bahan-bahan peremaja untuk daur ulang adalah disebut softening agent, reclaiming agent, recycling agent, fluxing oils, extender oils, aromatic oils. Untuk penelitian ini digunakan bahan peremaja yakni minyak solar. Minyak Solar (Automotive Diesel Oil), merupakan bahan bakar kendaraan bermotor bermesin diesel seperti bis, truk dan bahan bakar industri. Sama seperti jenis bensin, solar juga merupakan hasil pengolahan dari minyak bumi. Karakteristik solar antara lain berwarna gelap dan berbau khas, tidak terlalu mudah menguap dalam temperatur normal, titik bakar bila disulut api pada suhu 40 – 100 derajad celcius. Rentang rantai karbon C21-C30, titik didih 105-135oC. Sementara flash point (temperatur menyala dengan sendirinya tanpa ada pengaruh api) sekitar 3500oC. Bila dibandingkan dengan bensin, solar memiliki kandungan belerang yang lebih banyak. Solar pada dasarnya merupakan campuran dari hasil olahan minyak bumi yang disebut juga middle distillates (memiliki berat jenis lebih berat dari bensin namun lebih ringan dari minyak pelumas), dan umumnya tidak memiliki bahan additif tambahan. 1.3. Pengertian Aspal Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat tua pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis yaitu bila dipanaskan sampai suhu tertentu aspal dapat menjadi lunak atau cair dan akan kembali membeku bila temperatur turun sehingga dapat membungkus partikel agregat. 1.4. Beton Aspal Beton aspal (AC) merupakan salah satu jenis lapis perkerasan lentur yang terdiri dari campuran aspal dan agregat bergradasi menerus (dense graded) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang digunakan. Karena digunakan aspal beton maka suhu pencampuran umumnya antara 145˚C-155˚C sehingga dikenal dengan beton aspal campuran panas (hotmix). Material agregatnya terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus dan filler yang bergradasi baik yang dicampur dengan aspal. 1.5. Karakteristik Campuran Beton Aspal Karakteristik yang harus dimiliki oleh campuran beton aspal antara lain : stabilitas, keawetan (durabilitas), kelenturan (fleksibilitas), ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance), kekesatan / tahanan geser (skid resistance), kedap air (impermeabilitas) dan kemudahan pelaksanaan (workability).
  • 5. 3 1.6. Pengujian Marshall Konsep uji Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall dan dikembangkan di Mississippi State Highway Department sekitar tahun 1939. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh U.S Army Corps of Engineering sehingga kini telah menjadi uji standar pada American Society for Testing and Materials (ASTM), yaitu ASTM D1559, Resistance to Plastic Flow of Bituminous Mixtures Using Marshall Apparatus. Metode ini digunakan hanya untuk menguji campuran beton aspal panas yang menggunakan aspal keras dengan penetrasi tertentu dan agregat yang memiliki ukuran maksimum 1 inci (The Asphalt Institute, 1993). Parameter-parameter yang dihasilkan dari pengujian dengan metode Marshall harus memenuhi semua kriteria. 1.7. Gradasi Campuran Aspal dan Agregat Dalam campuran beraspal yang akan digunakan dengan memperhatikan persyaratan gradasi dan target rongga udara yang akan dicapai. Untuk penentuan gradasi digunakan dengan metode Trial Mix, mengingat stone crusher hanya memproduksi material sesuai dengan ukuran yang diminta oleh konsumen. Pada metode Trial Mix ini, analisa saringan dilakukan pada tiap fraksi agregat yang diambil dari stone crusher. Penyaringan dilakukan menurut susunan saringan sesuai spesifikasi, guna mengetahui gradasi atau komposisi butiran yang dikandungnya. Langkah pertama diawali dengan fraksi terbesar dengan ukuran nominal agregat 19 mm (¾”) diikuti ⅜”, pasir dan abu batu. Setelah ditentuka komposisi butiran maka dapat dilanjutkan dengan melakukan penentuan persentase setiap fraksi agregat tersebut hingga memenuhi syarat spesifikasi seperti pada Tabel 2. 1.8. Daur Ulang Perkerasan Jalan Di “dunia” daur ulang konstruksi perkerasan jalan dikenal ada 7 jenis atau metode daur ulang yaitu hot-mix recycle, cold-mix recycle, surface recycle, reconstruct with all new material, patch and thick overlay, patch and thin overlay, dan patch pada rutin maintenance. Beberapa dari metode tersebut sudah pernah diterapkan di Indonesia baik dalam skala kecil maupun skala sedang dan besar. Pemilihan dari metode daur ulang yang akan diterapkan sangat tergantung pada beberapa faktor yang antara lain adalah : 1) tingkat daur ulang yang akan dilaksanakan (tebal, tipis) 2) tingkat kerusakan dan jenis dari konstruksi yang ada 3) kondisi lalu lintas 4) ketersediaan peralatan Yang dimaksud dengan daur ulang aspal campuran panas atau asphalt hotmix recycling adalah proses penggunaan kembali bahan perkerasan lama beraspal maupun bahan agregat perkerasan lama yang ditambah atau dikombinasikan dengan campuran agregat atau aspal baru, dengan atau tanpa bahan aditif yang pencampurannya dilakukan di alat pencampur terpusat (central mixing plant) ataupun in-situ dengan produk campuran aspal (dengan agregat) panas.
  • 6. 4 Yang dimaksud dengan daur ulang pencampuran ditempat atau in-situ recycling adalah daur ulang yang proses pengupasan, pencampuran dan penggelaran serta pemadatan dilakukan ditempat yang sama atau tempat asalnya. Daur ulang in- situ biasanya hanya dilakukan bilamana tingkat ketebalan daur ulang (pengupasan dan pengelaran kembali) yang dilakukan dan dibutuhkan tidak terlalu tebal (sekitar 2,5 cm). Daur ulang pencampuran terpusat biasanya diterapkan bilamana bahan yang didaur ulang dan digelar kembali dalam jumlah yang cukup banyak baik dalam ketebalan maupun volume.
  • 7. 5 BAGIAN 2 KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG MATERIAL RAP 2.1 Perkerasan Jalan RAP RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) atau bongkaran lapisan aspal merupakan limbah tidak berguna yang menimbulkan permasalahan baru. Isu lingkungan dalam konstruksi perkerasan jalan mendorong kuat penggunaan RAP dengan teknologi daur ulang (recycling). Recycling diartikan sebagai proses daur ulang dengan memanfaatkan bahan bekas untuk diolah menjadi barang baru yang memiliki nilai guna. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba meneliti RAP untuk bahan perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai sifat fisis dan mekanis RAP yaitu tentang properties RAP maupun daya dukungnya. Mengetahui cara memanfaatkan RAP untuk perkerasan jalan. Membuat rekomendasi berdasar hasil pengujian dan cara pengolahannya untuk dimanfaatkan sebagai material perkerasan jalan. Metode penelitian ini melalui serangkaian pengujian, yaitu keausan agregat (abrasi), analisa saringan (gradasi), kadar aspal dengan ektraxsi, kepadatan (modified), California bearing ratio (CBR) dengan mengacu pada standar ASTM dan prosedur pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah dan Bahan Perkerasan Jalan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian sifat fisis RAP yaitu hasil uji gradasi material RAP yang diteliti lolos diameter 4,75mm sebesar 60%. Nilai abrasi 57%, ekstraksi rata-rata 4,55%. Hasil penelitian sifat mekanis RAP yaitu uji pemadatan dengan Modified Compaction Test didapat berat isi kering 2,88 g/cm3 dan kadar air optimum 7,5%. Hasil uji CBR unsoaked 37,06%. Dan hasil pemadatan RAP + agregat baru dengan Modified Compaction Test didapat berat isi kering 2,45 g/cm3 dan kadar air optimum 4,9%. Hasil CBR unsoaked 36,6%. RAP dapat digunakan untuk lapis pondasi bawah dengan bahan tambah agregat kasar dan filler sedangkan RAP tanpa bahan tambah juga bias digunakan untuk lapis pondasi bawah. Adapun cara pengolahannya mengunakan metode cold mix recycling. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa RAP tanpa bahan tambah lebih efektif dan efisien digunakan untuk lapis pondasi bawah karena tidak menambah biaya untuk pembelian bahan tambah. 2.2 Cara Mendesai Campuran Aspal Daur Ulang Dalam mendesain campuran aspal daur ulang, disamping memperhatikan dengan baik persentase bahan peremaja yang memenuhi semua karakteristik campuran aspal daur ulang, hendaknya juga memperhatikan kajian-kajian aspek ekonominya Metode daur ulang dibedakan menjadi dua, yaitu Cold Mix Recycling yaitu proses daur ulang tanpa dipanaskan, bisa juga ditambah semen dan pengikat aspal imulsi, dan Hot Mix Recycling yaitu yaitu proses daur ulang yang dipanaskan di AMP. Dalam penelitian ini material RAP digunakan untuk lapis perkerasan jalan dengan metode Cold mix Recycling. Untuk mengetahui sifat jenis material RAP, dilakukan penelitian karakteristik kepadatan dan daya dukung material RAP sehingga dapat digunakan untuk lapis perkerasan jalan. Apabila RAP tidak memenuhi spesifikasinya untuk lapis perkerasan jalan maka material RAP perlu bahan tambah misal material baru dan juga bisa menambahkan filler kedalam material RAP, agar material RAP tersebut dapat memenuhi sepesifikasi untuk lapis perkerasan jalan. Untuk memenuhi
  • 8. 6 spesifiksi lapis perkerasan jalan tidak mudah karena bahan dasar yang digunakan adalah RAP. RAP merupakan agregat kasar yang diselimuti aspal sehingga perlu cara pencampuaran proporsi antara RAP dan bahan tambah yang sesuai. Untuk pengujian kepadatan dan daya dukung material RAP menggunakan CBR (California Bearing Ratio). Kemudian akan dilakukan analisis hasil sifat jenis material RAP, kepadatan dan daya dukungnya.
  • 9. 7 DAFTAR PUSTAKA Ali, Anas, 2007, Teknik Dasar dan Potensi Daur Ulang Konstruksi Jalan, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta Prasetyo, Eko, 2006, Penambahan Serbuk Ban Bekas terhadap Karakteristik Campuran Latasir, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung Sukirman, Silvia, 2003, Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Bandung Yanti, Hilda, 2006, Efek Pemanasan Berulang Aspal dengan Penambahan Serbuk Ban Bekas terhadap Karakteristik Beton Aspal, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu Yusdarmin, 2003, Studi Kerusakan Lapis Permukaan pada Ruas Jalan Propinsi Maleni Kota Donggala, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu