Dokumen tersebut membahas alasan penambahan bahan-bahan pada sediaan suntik seperti natrium klorida, air untuk injeksi, dan natrium hidroksida. Natrium klorida ditambahkan untuk meningkatkan isotonisitas dan stabilisasi pH larutan. Air untuk injeksi digunakan sebagai pelarut karena merupakan pengantar untuk cairan tubuh dan harus memenuhi standar kemurnian. Natrium hidroksida digunakan untuk menyesuaikan pH pada
1. III. Alasan penambahan Bahan
1. Natrium Klorida
a. Menurut farmokopi edisi III Hal. 403
Larut dalam 2,0bagian air dalam 2,7 bagiaqn air mendidih dan 18
bagian gliserol p.sukar larut dalam etanol ( 95 % p ).
b. Menurut lachman 3, Hal. 1299 dan 1302
Senyawa yang membantu isonisitas suatu produk mengurangi salat
pada daerah injeksi yang berakhir kesaraf. Dapat bertindak
sebagai pembantu isotonisitas penstabil pH larutan. Contoh zat
pembuat baik atau pemodifikasi tonisitas yaitu natrium klorida,
gliserin, lactosa, sorbital, dekstrosa.
c. Menurut execipient Hal 478
Kontrasi natrium klorida untuk memberikan larutan ketonik
intravena atau ophthalmic sampai sampai 0,9 %.
2. Aqua proinjeksi
a. Menurut farmokopi Edisi III, Hal 97
Air untuk injeksi adalah air suling segala yang disuling kembali di
Strelikan memenuhi uji piroginitas dan sterilisasi.
b. Lachman 3 Hal. 1294
Sejauh ini penbawa yang paling sering digunakan untuk produk
steril adalah air, karna air merupakan penbawa untuk semua cairan
2. tubuh. Keunggulan kualitas yang disyaratkan untuk penggunaan
tersebut diuraikan dalam monograf tentabg air untuk injeksi.
c. Ansel Hal 406
Pelarut yang sering digunakan pada pembuatan obat suntik secara
besar-besaran adalah air untuk obat suntik (water for
injection,USP)
d. Ilmu resep,Hal 198
Umunya digunakan air untuk injeksi,menurut farmakope Indonesia
IV, zat pembawa yang mengandung air untuk injeksi, harus
memenuhi syarat uji pirogen dan uji endotoksin bakteri.
3. Natrium klorida
a. Menurut FI. V Hal.134
Pada furosemid injection, perlu ditambahkan natrium hidroksida
secukupnya hingga pH 8,9 – 9,3.
3. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. C. 1989 “ Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi ke IV”
Universitas Indonesia press; Jakatra
Departemen farmakologi dan terapeutik. 2007 “ Farmakologi dan terapi edisi
V “ Gaya baru ; Jakarta
Dirjen POM. 1979 “ Farmakope Indonesia Edisi III “ DEPKES RI ; Jakarta
Hardjasaputra, purwanto. 2002 “ Teori dan praktek Industri Edisi 2 “
Universitas Indonesia Press; Jakarta
Rowe Raywand C. dkk. 2009 “ Pharmaceutical excipient sixth Editior “ The
Pharmaceutical Press; Jakarta
Siraut median. 2012 “ Iso Indonesia “ PT. Ikran Mandiri abadi; Jakarta
Sukandar, ellin yuliah dkk. 2009. “ Iso farmakoterapi ISFI Penerbitan; Jakarta
Syamsuni A. 2007 “ Ilmu Resep Penerbitan buku Kedokteran” EGC; Jakarta
Tjay Tanhoan dan Rahardja, Kirana. 2007 “ Obat - obat Penting Edisi V”
Media kompotindo kelompok Gramedia; Jakatra