Beras "DEARICE" adalah varietas baru dengan indeks glikemik rendah (44,4) yang dibudidayakan secara alami tanpa pupuk kimia atau pestisida, dan memiliki proses produksi bersertifikasi ISO yang menjamin kualitas dan tes indeks glikemik berkelanjutan. Beras ini cocok untuk pengganti nasi bagi penderita diabetes atau diet karena tidak mengandung aroma bekatul dan mudah diadaptasi. Strategi pengembangan varietas ini memberikan keuntun
3. Adalah beras yang
berasal dari varietas
unggul baru yang
secara alamiah memiliki Indeks
Glikemik (IG) rendah (44,4). Dibudidaya secara
alami, tanpa menggunakan pupuk kimia dan
pestisida sintetis (racun) di lahan sawah dengan
sumber mata air sebagai irigasi utamanya.
4. Proses produksi (mulai dari penggunaan benih,
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan,
panen dan pasca panen hingga pengemasan)
dilakukan dengan pengawasan internal dan
eksternal sesuai standar ISO-9001 2008 melalui
Sertifikasi Jaminan Mutu Varietas, diikuti pengujian
nilai indeks glikemik secara berkala dan
berkelanjutan oleh Pusat Studi Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
5. Berbeda dengan produk lain,
“DEARICE” memiliki bentuk,
rasa dan warna sebagaimana
beras pada umumnya. Jika
dalam produk lain terdapat
aroma bekatul oleh sebab proses pratanak
(steaming rice), “DEARICE” sama sekali
meninggalkan aroma tersebut sehingga produk ini
mudah diadaptasi sebagai substitusi makanan
utama (nasi) bagi penderita Diabetes maupun
untuk kebutuhan diet.
6. Strategi pengembangan beras IG rendah dengan
memilih varietas lebih menguntungkan petani.
Pemilihan strategi ini telah terbukti menjadi
motivasi petani untuk memproduksi beras
berkualitas dengan harga gabah yang lebih
tinggi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan
sawah mereka. Jika petani lain hanya menjual
gabah kering panen (GKP) Rp. 3.200 – Rp. 3.500
perkilogram gabah biasa, petani yang tergabung
dalam kelompok akan memperoleh harga GKP
Rp. 5.000 – Rp. 7.000 per kilogram.