Makalah Zakat Emas dan Perak terdiri dari 8 slide, mulai dari pembahasan tentang definisi, dasar hukum zakat hingga perhitungan nishab zakat emas dan perak
1. MAKALAH
ZAKAT EMAS DAN PERAK
OLEH:
ILYAS ISMAIL
(Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
Pascasarjana IAIN Langsa)
Mata Kuliah: Hukum Zakat dan Wakaf
Dosen: Dr. Early Ridho Kismawadi, MA.
2. Zakat Uang
• Menurut pendapat ulama Hanafiyah dan Malikiyah, zakat uang merupakan zakat emas dan
perak karena uang pada zaman rosul terbuat dari emas dan perak. Jika pada saat ini Negara
Indonesia memberlakukan uang kertas dan logam, dalam jumlah tertentu tetap dianggap
senilai dengan uang emas dan perak sehingga kewajiban zakat tetap berlaku.
• Menurut ulama’ Syafi’iyah, “tidak wajib zakat karena uang kertas adalah hawalah (tanda
penukaran) yang tidak shahih, karena tidak ada ijab dan qabul, kecuali apabila telah ditukar
dengan emas atau perak dan telah berlalu waktu setahun”. Menurut ulama’ Hanbaliyah, “tidak
wajib zakat melainkan apabila telah ditukar dengan emas atau perak”. Pendapat yang tidak
mewajibkan zakat berdasarkan ‘illat (alasan hukum) yang mereka kemukakan, yakni tak ada
ijab dan qabul yang sangat lemah itu, mengakibatkan hak fakir miskin dari tumpukan
kekayaan orang-orang kaya terambil atau tertahan di kantong orang-orang kaya.
• Zakat uang wajib dikeluarkan jika sudah mencapai nishab dan haul. Nishab uang adalah
seharga 90 gram atau perak seharga 600 gram dan kadar zakatnya 2,5%, yang dikeluarkan tiap
satu tahun sekali.
3. Uang Pada Masa Rasulullah SAW
Bangsa Arab di Hejaz pada masa Jahiliyah tidak memiliki mata uang sendiri. Mereka
menggunakan mata uang yang mereka peroleh berupa Dinar emas Hercules, Byzantium dan
Dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq, dan sebagian mata uang bangsa Himyar, Yaman.
Penduduk Mekah tidak memperjual belikannya kecuali sebagai emas yang tidak ditempa
dan tidak menerimanya kecuali dalam ukuran timbangan. Rasulullah kemudian menetapkan
apa yang sudah menjadi tradisi penduduk Mekah, dan beliau memerintahkan penduduk
Madinah untuk mengikuti ukuran timbangan penduduk Mekah. Munculnya perintah itu
karena adanya tiga bentuk cetakan uang dengan ukuran Dirham Persia yang berbeda, yaitu
20 karat, 12 karat, dan 10 karat. Kemudian ditetapkan Dirham Islam sebesar 14 karat
dengan mengambil 1/3 dari semua Dirham Persia yang ada (20+12+10 = 42/3 = 14). Selain
barter, mata uang telah dipergunakan dalam aktifitas ekonomi pada zaman Rasulullah Saw.
Dinar dan Dirham yang terbuat dari emas dan perak digunakan sebagai alat transaksi sehari-
hari. Sejumlah hadis Rasulullah berikut ini menunjukkan akan hal tersebut.
4. Hikmah Zakat dan Keutamaannya
• Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir
dan bakhil.
• Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirka nasib manusia dalam
suasana persaudaraan.
• Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri ; sifat
mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam.
• Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan, yaitu
murah hati, penderma, dan penyayang.
• Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki, iri hatai dan menghilangkan jurang
pemisah antara si miskin dan si kaya.
• Zakat nersifat sosialistis, karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan
nikmat Allah yang diberikan kepada manusia
5. Landasan Disyariatkannya Zakat
Emas, Perak dan Perhiasan
• Q.S. At-Taubah ayat 34-35
• Hadis dari Abu Hurairah
• Hadis dari Amr bin Syu’aib
• Hadis dari Abdullah bin Syadad
6. Nishab Zakat Emas
• Nishab zakat emas adalah 20 mitsqal
atau 20 dinar. Satu dinar setara dengan
4,25 gram emas. Sehingga nishab
zakat emas adalah 85 gram emas
(murni 24 karat) . Jika emas mencapai
nishab ini atau lebih dari itu, maka ada
zakat. Jika kurang dari itu, tidak ada
zakat kecuali jika seseorang ingin
bersedekah sunnah
7. Nishab Zakat Perak
• Nishab zakat perak adalah 200 dirham
atau 5 uqiyah. Satu dirham setara
dengan 2,975 gram perak. Sehingga
nishab zakat perak adalah 595 gram
perak (murni). Jika perak telah
mencapai nishab ini atau lebih dari itu,
maka ada zakat. Jika kurang dari itu,
tidak ada zakat kecuali jika seseorang
ingin bersedekah sunnah.
8. Cara Menghitung Zakat Emas dan
Perak
• Cara pertama: Membeli emas atau perak sebesar
zakat yang harus ia bayarkan, lalu
memberikannya langsung kepada siapa saja yang
berhak menerimanya.
• Cara kedua: Ia membayar zakat emas dan perak
dengan uang yang berlaku di negerinya sejumlah
harga zakat (emas atau perak) yang harus ia
bayarkan pada saat itu. Sehingga yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah menanyakan
harga beli emas atau perak per gram saat
dikeluarkannya zakat. Jika ternyata telah
mencapai nishab dan haul, maka dikeluarkan
zakat sebesar 2,5% (1/40) dari berat emas atau
perak yang dimiliki dan disetarakan dalam mata
uang di negeri tersebut.