2. Foto: Tommy Satria, Penulis: Heru Triyono
HANYA TIGA PANTAI YANG
MENYEDIAKAN OMBAK PIPA
DENGAN LORONG PANJANG YANG
STABIL: HAWAII, TAHITI, DAN
MENTAWAI. PARA PESELANCAR
BERTUALANG KE TEPI LAUT
YANG JAUH DARI BENUA
UNTUK MENCARI GELOMBANG
JENIS INI. DI MENTAWAI ADA
99 TEMPAT YANG MEMILIKI
OMBAK PIPA, DENGAN LIDAH
BENA MENJULANG DAN KARANG
BERACUN. SEMENTARA HAWAII
DIKENAL SEBAGAI MEKAH-NYA
PESELANCAR, MENTAWAI ADALAH
YERUSALEM-NYA.
179100 SURGA TERSEMBUNYI
4. SEPERTI penguin, Sandi Slamet menyelam ke ba-
wah gelombang setinggi gedung tiga lantai. Ia meng-
hilang, lalu nyembul ke permukaan dengan badan
membungkuk. Gelombang kemudian berkembang
biak di bawah papannya, membentuk barrel alias te-
rowongan ombak. Ia bertahan di terowongan itu se-
lama delapan detik. ”Yes, I defeated him (ombak),” te-
riaknya dalam bahasa Inggris dengan logat Bali cam-
pur Sunda.
Karena aksinya itu, Sandi memperoleh tepuk ta-
ngan peselancar lain yang sedang nangkring di te-
ngah laut, duduk di atas papan untuk menunggu om-
bak.MerekaberadadiE-Bay, titikombakdibaratlaut
Pulau Masokut (Nyang-Nyang), Kabupaten Kepulau-
an Mentawai, Sumatera Barat.
Awal Oktober lalu, saya dan fotografer Tommy Sat-
ria menjelajahi titik ombak di Mentawai. Khususnya
di sekitar Pulau Siberut dan Masokut. Kami meng-
ajak Sandi, peselancar peringkat ke-10 Asian Surfing
JENIS PAPAN
Guns:
Papanselancaruntuk
ombakbesardan
tenaganyakuat.
Ukurannya7-10kaki.
MiniMalibu:
Papanbuatombak
menengahdan
tenaganyakuat.
Ukurannya6-7kaki.
RetrosingleƤn:
Papanbuatombak
menengah.
Ukurannya6-8kaki.
Semiguns:
Papanbuatombak
menengahdan
tenaganyakuat.
Ukurannya7-8,5
kaki.
Championships (ASC). Ini ketiga kalinya Sandi men-
cicipi ombak di sana.
Sanditerlahirsebagaipeselancar.Sewaktusekolah
dasar, ia sudah menari di atas ombak dengan tripleks
yang ia curi dari toilet umum di pantai. Jarak rumah-
nya dan pantai Sunset, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat,
memangdekat,hinggaiabisaberlatihkapanpun.Ke-
ahliannya berkembang pesat, hingga pada usia 15 ta-
hun dia mendapat sponsor dari Quiksilver. Setahun
berikutnya, ia menyabet posisi pertama kejuaraan
dunia Quiksilver King of the Groms di Kuta, Bali.
Sore itu, setelah mengalahkan ombak di E-Bay, ad-
renalin Sandi masih tersisa. Ia berniat melakukan
threesixty—gaya berputar 360 derajat di udara—sebe-
lum mentari terbenam. Dengan perahu motor kayu
mungil, kami pun menuju Pit Stops, titik ombak yang
berjarak 1 kilometer dari E-Bay.
Sial, di situ gelombang segede bus menggulung
Sandi. Papan sepanjang 5,5 kaki yang dikendarainya
Mentawai
181100 SURGA TERSEMBUNYI
7. terpelanting. Darah mengucur dari bibirnya. Sobek!
”Bagianmenakutkanadalahbukaneluyangmenang-
kap gelombang, tapi elu yang ditangkap gelombang,”
ujarnya tertawa setelah luka di bibirnya diobati di
Puskesmas Pulau Pei-Pei.
Pit Stops terdapat di utara kawasan Playgrounds
(taman bermain), di ujung Pulau Simaimu. Lokasi ini
memiliki garis pantai dua kali lapangan bola. Banyak
pohon kelapa di sisinya dengan air ombak biru kehi-
jauan. Pasirnya putih dengan butiran mirip gula.
Disebut ”taman bermain” karena ada belasan ti-
tik ombak dengan jarak amat dekat. ”Yang seperti
ini cuma ada di Mentawai. Ombak di sini surga,” kata
Pendi Arianto, pemandu kami, yang juga peselancar.
Mentawai bukan cuma surga, melainkan merupa-
kantanahsucipeselancar.SementaraHawaiidikenal
sebagai Mekah-nya peselancar, Mentawai adalah Ye-
rusalem-nya. Peselancar Prancis, Wahid Nafir, 40 ta-
hun, menyatakan Mentawai salah satu kiblat selan-
car di muka bumi. ”Saya muslim, tapi saya menyem-
bah ombak di sini,” ujar Wahid terbahak.
Setiap kali bertandang ke Mentawai, ia selalu men-
dapatkan kekhusyukan berselancar di tempat ter-
pencil dan eksklusif. Di atas papan selancarnya, ia
merasa berada di puncak dunia. ”It makes me high,”
katanya. Baginya, perasaan seperti itu ibarat candu.
Pantai di Mentawai memang masih sepi, bersih,
dan bebas sampah. Sebagian besar daratan masih
hutan yang memiliki spesies endemik yang dilin-
dungi, seperti beruk Mentawai. Hutannya juga masih
didiamisukuasliMentawai,disebutMentawi.Sewak-
tu di Siberut, kami melihat mereka turun gunung un-
tuk bergaul dengan warga. Mereka memakai cawat
dengan bunga di rambut dan telinga.
Tapi keperawanan Mentawai ini ternyata jadi re-
butan. Ada pertempuran di antara peselancar untuk
memperebutkan ombak eksklusif. Meski Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah membatasi
10 peselancar di satu tempat, kenyataan di laut ber-
beda. Saling selak mendapatkan ombak terus terjadi,
bahkan ada yang berujung adu jotos.
Kata Sandi, senggolan antar-peselancar sebenar-
nyaterjadidimana-mana.KetikabermaindiPrancis,
ia bahkan mendapat perlakuan diskriminatif. Ia ha-
nya dikasih pinggir gulungan ombak yang tingginya
tidak seberapa. Sedangkan di posisi tengah, gelom-
bang dikuasai peselancar kulit putih. Di Mentawai, ia
balas dendam dengan menguasai ombak, meski ma-
yoritas yang berada di sana tetap saja berambut pi-
rang.
”Selancar adalah perkelahian jalanan. Satu-satu-
nya cara untuk menang adalah menjadi berengsek.
Tak ada aturan seperti di lapangan sepak bola. Yang
ada hanya antara elu dan gelombang,” kata Sandi
emosional.
Muhammad Ridwan, anggota komunitas
Surfguard Pulau Sipora, mengakui sentimen antar-
peselancar asing dan lokal. Bahkan beberapa loka-
si yang ombaknya bagus sengaja disembunyikannya
dariorangasingagartidakdiserobot.Sebab,kalaudi-
ketahui orang asing, ujar Ridwan, di tempat itu akan
dibangun resor.
Jumlah resor di Mentawai kini 15, kebanyakan mi-
lik orang asing. Itu belum termasuk yang ilegal. Di se-
jumlahresor,hargasewasemalamUS$150-200(seki-
tar Rp 1,5-2 juta). Resor itu, kata Nursyam Saleh, Ko-
misaris Operator Surfing dan
Resort Pulau
180atau360:
Berputar360atau
180derajatdiatas
ombak.
Airatauaerial:
Melompatdiatas
gelombang.
Backdoor:
Memasuki
terowonganombak
daribalikpuncak
gelombang.
Nyang-Nyang,
kebanyakan dibangun
tanpa analisis dampak lingkung-
an dan dibangun dengan membabat pohon bakau.
”Izinnya hanya dari camat,” ujarnya.
Kami sempat mengunjungi Pit Stops Hill, resor po-
puler di Mentawai. Bangunan utamanya didominasi
kayu yang memiliki bar dan ruang tamu. Bentuk la-
ngit-langitnyaberkubahdengankonseprumahpang-
gung. Kapasitas resor ini 10 orang. Untuk menginap
di situ, kita harus merogoh kocek dalam-dalam. ”Pa-
ket sekali main saja Aus$ 7.000 (sekitar Rp 75 juta),”
kata Travis Micale, peselancar asal Australia, yang
menginap di sana.
Biaya main selancar di Mentawai memang tidak
murah. Untuk menyewa perahu motor selama dua
hari, kami dikenakan harga Rp 9 juta. Menurut Pen-
di, sang pemilik perahu, harga itu wajar karena har-
ga Premium per liter di Mentawai Rp 15 ribu. Untuk
mencari ombak, kata dia, perahu menghabiskan
300-an liter sehari.
Jangan bayangkan badan perahu itu terbuat dari
fiberglass berwarna putih mengkilat. Lebih tepatnya
malah seperti kapal poci dalam film Life of Pi, beda-
nya cuma dikasih motor dan atap. Patut disyukuri
kamiselamatdariamukanombakketikadiserangba-
dai saat menyeberang dari Pulau Pei-Pei ke Pulau Si-
pora—selama tiga jam.
Posisi geografis yang langsung menghadap
Samudra Hindia memang membuat ombak di Menta-
waimembengkak.Ituadalahberkahbagipeselancar.
GAYA/
GERAKAN
01
03
02
01
02
03
04
05
184 100 SURGA TERSEMBUNYI
SURFING
8. Barrel:
Masuksemuabadan
danpapankedalam
terowonganombak.
Backsidesnap:
Membelakangi
ombak,semacam
nge-driftdidalam
balapmobil.
Charging:
Berselancarsecara
agresif.
Cutback:
Gerakanmemutar
badandanpapan
untukkembalike
gerakansemula.
Floater:
Menitipuncak
ombak.
Snap:
Memutarbadan
ketikadiujung
ombak.
Stole:Menahan
ombakdengan
tanganuntukmasuk
keterowongan
ombak.
Tapi, kalau terlalu besar, bisa jadi bencana. Jika badai
datang, semua transportasi laut berhenti beroperasi.
Kepulauan ini terletak 150 kilometer dari lepas pan-
tai Sumatera dengan garis pantai sepanjang 758 kilo-
meter. Periode Juni-November, yang bertepatan de-
ngan libur musim panas Eropa, adalah waktu terba-
ik berselancar di sana. Pada periode itu ombak bisa
10 meter.
Karakter ombak Mentawai disukai karena memi-
liki terowongan (barrel) panjang. Jarak antara gu-
lunganpertamadanselanjutnyajugadekat.Makape-
selancar tidak perlu lama menunggu gulungan om-
bak datang.
Pengakuan dunia dapat diukur dari banyaknya ke-
juaraan selancar yang digelar di kepulauan ini. Se-
tiap tahun digelar World Champions Surfing Series
Mentawai pada Agustus. September lalu, digelar juga
Mentawai International Pro Surf Competition, yang
merupakan program Pemerintah Kabupaten Menta-
wai, di area ombak Lance’s Right.
Ada 99 titik ombak katego-
ri internasional di
Men-
an ingin bermain di ombak kiri, Anda harus pandai
berselancar dengan membelakangi ombak. Jika ti-
dak, Anda akan jadi bulan-bulanan ombak.
Di Mentawai, banyak sekali jenis ombak kiri. Kare-
naitu,KellySlaterkesengsembetul.Hampirtiapsete-
ngah tahun sekali, kata Dedi, peselancar legendaris
Amerika Serikat itu mengunjungi Lance’s Left.
Bukan cuma Slater yang tertarik. Pangeran Char-
les, putra Ratu Elizabeth II, bahkan menyambangi
Mentawai setiap tahun, meski tidak ber-
selancar. Rijel Samaloisa,
Wakil Bupati Kepu-
lauan Menta-
wai, mengatakan
orang dariKedutaan
Besar Inggris akan mene-
muinya untuk meminta izin
jika Charles akan datang. ”Jangan-
jangandiamaubuatnegaradisini,”kata
Rijel tertawa.
Budaya selancar di Mentawai muncul baru pada
1990-an. Saat itu, para peselancar asing mulai men-
jelajahi Mentawai dengan menyewa perahu reot ne-
layan lokal, bukan memakai kapal pesiar seperti se-
karang. Mereka tidur di papan, makan nasi di pan-
tai, dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di
laut.
Saat itu, Dedi mengaku ikut-ikutan para bule asal
Australia tersebut. Bersama teman-temannya, ia
membentuk komunitas kecil dan patungan membe-
li bahan bakar untuk perahu. Sedangkan papannya
hibah dari turis atau membuat sendiri dari kayu. Kini
rata-rata 5.000 orang datang tiap tahun ke sana.
Di Mentawai, kita bisa melihat berselancar adalah
pengalaman yang amat menular, paling tidak dari
segi fashion dan filosofi hidup. Anda bisa melihat otot
kotak di perut saat para peselancar berdiri di papan
dan tetap tampak asyik ketika cuma memakai cela-
na pendek belel. Satu lagi: mereka terus mengatakan
segala sesuatu adalah mungkin, termasuk menung-
gangi ombak sebesar rumah di Pondok Indah.
Saya mendapat kabar bahwa Sandi sudah kem-
bali ke laut untuk berselancar lagi—kurang dari tiga
hari setelah kecelakaan yang merobek bibirnya. Dia
membiarkan air asin yang menyembuhkannya, dan
menolak membiarkan rasa takut menang. Sandi se-
lalu bilang, ”Life’s swell.” Hidup itu hebat, seperti ge-
lombang besar.
●
t a w a i .
Area itu tersebar
di daerah Nyang-Nyang, Karang
Bajat, Karoniki, Pananggelat, dan Mainuk (Pulau
Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipora), dan Pagai Utara
(Pulau Sikakap). Setelah tsunami 2010, tidak ada per-
ubahan lokasi ombak. Justru Dinas Pariwisata Kabu-
paten Mentawai mencatat ada 74 tempat ombak yang
baru.
Setiap titik ombak memiliki karakter sendiri. Mi-
salnya di No Kanduis Left—asal kata dari no can do it.
Di sana cocok untuk peselancar Goofy foot alias kidal
karena ombaknya kiri. Artinya, gelombang akan pe-
cah dari kanan ke kiri—dari sudut pandang peselan-
car ketika menghadap ke pantai.
Disebut Goofy foot ya memang karena berasal dari
tokoh kartun Disney: Goofy. Dedi Saraina, peselan-
car Mentawai, mengatakan, dalam film Disney ber-
judul Hawaiian Holiday, Goofy mencoba bermain se-
lancar dengan memakai gaya reguler, tapi ia terjatuh
tigakali.Namun,ketikamemindahkankakikananke
depan papan dan kaki kiri yang mengendalikan, ia
justru jadi mahir. Peselancar yang melegenda di pla-
netini,sepertiKellySlater,AndyIrons,danMickFan-
ning, adalah penganut agama Goofy.
Jika Anda adalah tipe regular foot (kanan) kemudi-
04
10
09
08
07
05
06
06
07
08 09
10
185100 SURGA TERSEMBUNYI
9. MENUJU
’YERUSALEM’
C
ARA termudah untuk ke Mentawai—
Yerusalem-nya selancar—adalah
dengan kapal motor penumpang
Gambolo dari Pelabuhan Bungus,
Padang. Kapal dengan tiket Rp 85 ribu
dipilih karena jadwal penerbangan
perintis tidak jelas. Di bandara Padang
memang tertulis bahwa Susi Air melayani
tiga kali penerbangan dalam seminggu,
yakni Senin, Rabu, dan Jumat, ke Bandara
Rokot, Mentawai. Tapi empat nomor telepon
Susi Air yang tercantum semuanya tidak
bisa dihubungi. Perjalanannya 11 jam. Kapal
berangkat pukul 20.00 dan tiba di Pelabuhan
Muara Siberut pukul 07.00.
Kapal berkecepatan 8,5 knot ini melewati
perairan yang merupakan pertemuan arus
Samudra Hindia. Teror badai pun mulai da-
tang di tengah malam. Ombak menggoyang
dan mengerang kapal. Kata nakhoda KMP
Gambolo, Budi Winaryo, 37 tahun, penyebe-
rangan Padang-Mentawai memang kerap di-
ganggu badai. Bila cuaca tidak memungkin-
kan, biasanya penyeberangan ditutup untuk
alasan keselamatan.
Dari Pelabuhan Muara Siberut, kami me-
lanjutkan perjalanan darat dengan naik ojek
Rp 50 ribu per orang. Padahal perjalanan ke
Hotel Manai Koat, yang per malamnya Rp 175
ribu per orang, jaraknya tidak sampai 3 kilo-
meter.
Di sana tak ada transportasi reguler ke tuju-
anwisata.Angkutanjugacumaadadiibukota
KabupatenMentawaidiTuaPejat,PulauSipo-
ra.Jikainginberselancar,kitaharusmenyewa
perahu kayu bermotor. Harga sewanya mem-
buat mata merem-melek: Rp 9 juta untuk dua
hari. Jika mau cepat, sebenarnya kita bisa me-
nyewa kapal pesiar dan speedboat. Tapi ong-
kosnya selangit, di atas Rp 20 juta.
PAGAIUTARA
PAGAISELATAN
SIPORA
SIBERUT
NoKanduisLeft
Zona:Playgrounds
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★ ★
Tinggi:8-13kaki
PitStops
Zona:Nyang-Nyang
Kualitasgelombang: ★ ★ ★ ★
Tinggi:3-8kaki
Lance’sLeft
Zona:Sipora
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★ ★
Tinggi:2-13kaki
Beng-Beng
Zona:Nyang-Nyang
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★
Tinggi:3-8kaki
E-Bay
Zona:Nyang-Nyang
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★ ★
Tinggi:4-10kaki
Macaroni’s
Zona:PagaiUtara
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★ ★
Tinggi:3-9kaki
A-Frames
Zona:Playgrounds
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★
Tinggi:3-11kaki
Thunders
Zona:PagaiSelatan
KualitasGelombang:★ ★ ★ ★
Tinggi:3-8kaki
Telescopes
Zona:Sipora
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★ ★
Tinggi:4-11Kaki
Nipussi
Zona:Nyang-Nyang
Kualitasgelombang:★ ★ ★ ★
Tinggi:3-13kaki
186 100 SURGA TERSEMBUNYI
SURFING