SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Pencurian Konten ; Bukan Sekedar CD Bajakan Dan Unduh File.
Pencurian konten ? Apaan tuh? Istilah pencurian konten atau content theft belum familiar b
agi masyarakat. Jika disebut pembajakan, baru pada ngeh. Ya, pencurian konten sama denga
n pembajakan, yaitu menggunakan sebuah konten tanpa izin dari pemegang/pemilik hak ko
nten tersebut.
Mengunggah atau mengunduh film tanpa izin, menyebar film secara ilegal adal jenis pencuri
an konten yang kita ketahui. Sebenarnya masih ada lagi jenis pencurian konten lainnya. Mot
ion Picture Association (MPA) membagi pencurian konten menjadi 9 jenis.
1. Pencurian Via Streaming
Pencurian konten tipe ini paling mudah dan banyak dilakukan. Koneksi internet kuat memud
ahkan orang bisa mengunduh sambil menontonnya. Beberapa situs penyedia file ilegal seng
aja menggunakan logo studio terkenal atau distributor film supaya konsumen mengira mere
ka legal. Bahkan ada situs mewajibkan pelanggan membayar untuk akses file.
2. Pencurian Peer To Peer (P2P)
Sistem torrent masuk dalam jenis pencurian P2P. Pengguna torrent bisa mengakses file di ko
mputer orang lain dan mengunduhnya. Bahayanya P2P adalah kemungkinan orang yang me
ngunduh file bisa juga mencuri data pribadi kita seperti data bank, foto, password, dan lain-l
ain. Tidak menutup kemungkinan kita dikirim virus komputer juga.
3. Pencurian Sinyal
Terkadang ada acara khusus di saluran TV tertentu dan berbayar. Pencuri konten mengguna
kan kabel decoder ilegal atau mencuri sinyal satelit supaya bisa mengaksesnya. Masalah ini
semakin besar ketika acara yang hanya tersedia di suatu negara "dicuri" dan disiarkan di TV
berbayar atau jaringan TV nasional negara lain.
4. Pencurian Screener
Screener adalah copy filmyang digunakan untuk post-production, screening, atau kepenting
an marketing. Beberapa kali terjadi film belum tayang resmi namun sudah bocor duluan. Ini
terjadi karena oknum yang menggandakan atau malah menyebarkan screener tersebut.
5. Pencurian Disk Optikal
Sering lihat DVD atau blu-ray bajakan dijual di lapak atau emperan jalan ? Nah, itu termasuk
pencurian disk optikal atau bootlegging. Ada juga yang menjual bootleg di internet.
Ada bukti bahwa bootlegging dilakukan oleh organisasi kejahatan yang menjual narkoba dan
perdagangan manusia.
6. Pencurian Via Camcorder
Pernah lihat kan file filmyang terlihat orang lagi jalan di depan layar atau kameranya goyang
-goyang. Biasanya file itu didapat dari merekam filmmenggunakan camcorder atau ponsel.
Dalamhitungan jam setelah premier, film tersebut sudah menyebar di internet dan dibuat b
ootleg.
Pihak bioskop dan studio melakukan pengawasan lebih ketat untuk mencegah hal ini. Misaln
ya periksa tas dan deteksi metal bagi penonton yang menghadiri premier atau advance scre
ening. Petugas bioskop mengenakan kacamata khusus guna mengawasi penonton di dalam
studio.
MPA sedang mengembangkan Forensic Watermarking yang memungkinkan penyelidik dan
penegak hukum dapat mengetahui waktu, tanggal. dan tempat rekaman camcorder dibuat.
7. Penampilan Ilegal di Depan Publik
Contohnya filmyang dipertunjukkan di umum tanpa izin. Meski tidak mengambil untung ata
u gratis, tetap dianggap ilegal jika tidak mengantongi izin dari pemilik hak. Ada pengecualian
misalnya memutar filmuntuk belajar di kelas.
8. Pencurian Theatrical Film
Pencurian film(35 atau 16 mm) atau file digital dilakukan untuk mendapat master filmyang
nantinya diduplikasi dengan hasil kualitas tinggi. Pencurian tipe ini semakin sulit dilakukan k
arena tingkat pengamanan yang semakin tinggi oleh pihak studio dan bioskop.
9. Pencurian Siaran
Menyiarkan film atau program acara tanpa izin pemegang copyright.
Ternyata pencurian konten lebih luas dari selama ini yang kita ketahui ya. Pencurian konten
ini merupakan momok yang menghantui industri film. Sheila Timothy dalam pidato pembuk
aan seminar Proteksi & Monetisasi Hak Kekayaan Intelektual DalamIndustri Film mengutara
kan bahwa saat ini sulit menjual filmdalam bentuk CD-DVD dikarenakan maraknya pembaja
kan tersebut. Minat masyarakat nonton film ke bioskop menurun karena lebih memilih men
unggu bajakan di internet atau lapak CD - DVD. Hal ini sangat memukul film yang 70% penda
patannya dari hasil pemutaran di bioskop. Salman Aristo juga mengungkapkan kekecewaan
melihat filmnya yang diunggah ilegal di Youtube lebih banyak penontonnya daripada waktu
diputar di bioskop.
Topik ini memang tidak ada habisnya kalau dibicarakan. Siapa yang bertanggung jawab? Bag
aimana mencegah dan menghentikannya?
Setiap orang punya porsi kewajiban dan tanggung jawab dalam masalah ini. Pemerintah, pe
negak hukum, pelaku industri film, dan masyarakat punya peran masing-masing. Lalu apa ya
ng harus kita lakukan sebagai anggota masyarakat yang senang film Indonesia?
Gampang kok. Mulai dari hal yang gampang dengan mengajak orang-orang nonton filmIndo
nesia di bioskop. Satu langkah kecil yang jika dilakukan bersama-sama pasti membawa damp
ak besar.
Tunggu apa lagi? Ayo! Nonton Film Indonesia ke bioskop.
Sumber : Buklet Promoting & Protecting. The Screen Community In Asia Pacific (MPA - Moti
on Picture Association
ditulis oleh : qamadhieta (social media enthusiast dan penggemar film)

More Related Content

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Pencurian Konten

  • 1. Pencurian Konten ; Bukan Sekedar CD Bajakan Dan Unduh File. Pencurian konten ? Apaan tuh? Istilah pencurian konten atau content theft belum familiar b agi masyarakat. Jika disebut pembajakan, baru pada ngeh. Ya, pencurian konten sama denga n pembajakan, yaitu menggunakan sebuah konten tanpa izin dari pemegang/pemilik hak ko nten tersebut. Mengunggah atau mengunduh film tanpa izin, menyebar film secara ilegal adal jenis pencuri an konten yang kita ketahui. Sebenarnya masih ada lagi jenis pencurian konten lainnya. Mot ion Picture Association (MPA) membagi pencurian konten menjadi 9 jenis. 1. Pencurian Via Streaming Pencurian konten tipe ini paling mudah dan banyak dilakukan. Koneksi internet kuat memud ahkan orang bisa mengunduh sambil menontonnya. Beberapa situs penyedia file ilegal seng aja menggunakan logo studio terkenal atau distributor film supaya konsumen mengira mere ka legal. Bahkan ada situs mewajibkan pelanggan membayar untuk akses file. 2. Pencurian Peer To Peer (P2P) Sistem torrent masuk dalam jenis pencurian P2P. Pengguna torrent bisa mengakses file di ko mputer orang lain dan mengunduhnya. Bahayanya P2P adalah kemungkinan orang yang me ngunduh file bisa juga mencuri data pribadi kita seperti data bank, foto, password, dan lain-l ain. Tidak menutup kemungkinan kita dikirim virus komputer juga. 3. Pencurian Sinyal Terkadang ada acara khusus di saluran TV tertentu dan berbayar. Pencuri konten mengguna kan kabel decoder ilegal atau mencuri sinyal satelit supaya bisa mengaksesnya. Masalah ini semakin besar ketika acara yang hanya tersedia di suatu negara "dicuri" dan disiarkan di TV berbayar atau jaringan TV nasional negara lain. 4. Pencurian Screener Screener adalah copy filmyang digunakan untuk post-production, screening, atau kepenting an marketing. Beberapa kali terjadi film belum tayang resmi namun sudah bocor duluan. Ini terjadi karena oknum yang menggandakan atau malah menyebarkan screener tersebut.
  • 2. 5. Pencurian Disk Optikal Sering lihat DVD atau blu-ray bajakan dijual di lapak atau emperan jalan ? Nah, itu termasuk pencurian disk optikal atau bootlegging. Ada juga yang menjual bootleg di internet. Ada bukti bahwa bootlegging dilakukan oleh organisasi kejahatan yang menjual narkoba dan perdagangan manusia. 6. Pencurian Via Camcorder Pernah lihat kan file filmyang terlihat orang lagi jalan di depan layar atau kameranya goyang -goyang. Biasanya file itu didapat dari merekam filmmenggunakan camcorder atau ponsel. Dalamhitungan jam setelah premier, film tersebut sudah menyebar di internet dan dibuat b ootleg. Pihak bioskop dan studio melakukan pengawasan lebih ketat untuk mencegah hal ini. Misaln ya periksa tas dan deteksi metal bagi penonton yang menghadiri premier atau advance scre ening. Petugas bioskop mengenakan kacamata khusus guna mengawasi penonton di dalam studio. MPA sedang mengembangkan Forensic Watermarking yang memungkinkan penyelidik dan penegak hukum dapat mengetahui waktu, tanggal. dan tempat rekaman camcorder dibuat. 7. Penampilan Ilegal di Depan Publik Contohnya filmyang dipertunjukkan di umum tanpa izin. Meski tidak mengambil untung ata u gratis, tetap dianggap ilegal jika tidak mengantongi izin dari pemilik hak. Ada pengecualian misalnya memutar filmuntuk belajar di kelas. 8. Pencurian Theatrical Film Pencurian film(35 atau 16 mm) atau file digital dilakukan untuk mendapat master filmyang nantinya diduplikasi dengan hasil kualitas tinggi. Pencurian tipe ini semakin sulit dilakukan k arena tingkat pengamanan yang semakin tinggi oleh pihak studio dan bioskop. 9. Pencurian Siaran Menyiarkan film atau program acara tanpa izin pemegang copyright. Ternyata pencurian konten lebih luas dari selama ini yang kita ketahui ya. Pencurian konten ini merupakan momok yang menghantui industri film. Sheila Timothy dalam pidato pembuk aan seminar Proteksi & Monetisasi Hak Kekayaan Intelektual DalamIndustri Film mengutara
  • 3. kan bahwa saat ini sulit menjual filmdalam bentuk CD-DVD dikarenakan maraknya pembaja kan tersebut. Minat masyarakat nonton film ke bioskop menurun karena lebih memilih men unggu bajakan di internet atau lapak CD - DVD. Hal ini sangat memukul film yang 70% penda patannya dari hasil pemutaran di bioskop. Salman Aristo juga mengungkapkan kekecewaan melihat filmnya yang diunggah ilegal di Youtube lebih banyak penontonnya daripada waktu diputar di bioskop. Topik ini memang tidak ada habisnya kalau dibicarakan. Siapa yang bertanggung jawab? Bag aimana mencegah dan menghentikannya? Setiap orang punya porsi kewajiban dan tanggung jawab dalam masalah ini. Pemerintah, pe negak hukum, pelaku industri film, dan masyarakat punya peran masing-masing. Lalu apa ya ng harus kita lakukan sebagai anggota masyarakat yang senang film Indonesia? Gampang kok. Mulai dari hal yang gampang dengan mengajak orang-orang nonton filmIndo nesia di bioskop. Satu langkah kecil yang jika dilakukan bersama-sama pasti membawa damp ak besar. Tunggu apa lagi? Ayo! Nonton Film Indonesia ke bioskop. Sumber : Buklet Promoting & Protecting. The Screen Community In Asia Pacific (MPA - Moti on Picture Association ditulis oleh : qamadhieta (social media enthusiast dan penggemar film)