Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
TANJUNG PRIOK 2010
1. TUGAS SOSIOLOGI
TRAGEDI TANJUNG PRIOK
JAKARTA 2010
Anggota Kelompok :
1. Putri Yuni W. (01)
2. Dany Dwi Ngastiawan (09)
3. Ismi Meidy Novtya (15)
4. Vidia Maghfiroh Fadlilah (25)
2. Makam Hasan M Hadad atau Mbah Priok, seorang ulama besar yang menyebarkan
islam di daerah Jakarta Utara, yang saat ini, makamnya dianggap keramat (bagi yang
percaya), sehingga banyak orrang yang berziarah dan mengadakan pengajian dan doa
secara rutin di lokasi tersebut.
Bentrokan ini dipicu oleh rencana eksekusi yang dilakuan oleh petugas Satpol
PP Jakarta Utara yang dibantu oleh polisi, terhadap tanah makam Mbah Priok, karena
PT Pelindo telah memenangkan sengketa tanah pemakaman tersebut di Pengadilan.
Ada satu factor lagi yang mungkin tidak terpikirkan oleh Pemerintah, yaitu
adanya efek psikologis “Peristiwa Tanjung Priok” beberapa tahun yang lalu di zaman
Pemerintahan Soeharto yang banyak menewaskan orang-orang Islam yang ditembaki
oleh Abai waktu itu Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kerusuhan Tanjung Priok ( KOJA )
Terjadi pada 14 April 2010 yang dipicu
oleh rencana eksekusi tanah kawasan makam
Mbah Priok yang ada di dalam area Terminal Peti
Kemas Tanjung Priok oleh Pemerintah Daerah DKI
Jakarata. Tindakan ini ditentang oleh warga yang
kemudian berubah menjadi bentrokan antara
warga dengan Satpol PP.
3. Kejadian Yang Terjadi
Di pagi hari, masyarakat belum begitu banyak, dan tampaknya petugas Satpol PP akan
dengan mudah dan cepat melakukan eksekusi tanah makam tersebut. Sebagian besar warga
terdesak masuk ke dalam kompleks pemakaman.
Warga yang sebagian besar terdiri dari pemuda bahkan pelajar ini, tampaknya sudah
menyiapkan berbagai macam senjata tajam termasuk bom Molotove, melempari para petugas
Satpol PP yang dilindungi dengan alat pelindung. Masayarakat melempari mereka dengan kayu dan
batu, sehingga Satpol PP mulai terpancing, dan balik menyerang. Terjadilah saling serang yang
menyebaknan banyak yang luka-luka dari kedua belah pihak. Bentrokan fisik sempat berhenti saat
shalat Zuhur dan makan siang. Rupanya kedua-belah pihak kelelahan dan kehausan, dan mudah-
mudahan juga tidak lupa shalat Zuhur.
Semakin lama warga yang datang semakin banyak, tidak hanya dari daerah Koja, tapi dari
seluruh wilayah Jakarta bahkan mungkin dari luar Jakarta. Dilaporkan oleh wartawan MetroTV,
bahwa yang datang termasuk dari Front Pembela Islam (FPI), yang dikenal suka melakukan
kekerasan itu.
Dengan semakin banyaknya warga masyarakat, dan mungkin mereka dimanipulasi dengan
teriakan-teriakan “Allahu Akbar” dan salawat Badar, maka pertarungan itu semakin hebat dan
brutal. Tidak kurang dari Wakil Gubernur DKI, Parjitano, ikut meminta agar keberutalan itu dapat
dihentikan. Dari Komaas Ham juga mencoba untuk memenangkan kedua-belah pihak.
Karena warga semakin lama semakin banyak, sedangkan petugas Satpol PP tidak
bertambah, akhirnya petugas tersebut terdesak. Beberapa orang diantaranya, tampak jatuh
terjerembab, dan langsung dipukuli dan diinjak-injak oleh anak-anak muda dengan sadis, yang
beberapa di antaranya memakai kopiah putih (kpiah haji).
4. Enam buah mobil Satpol PP yang diparkir di RS Koja, dipaksa ditarik keluar,
dan dibakar di jalan raya. Tampak api yang sedang menyala hebat, padahal Polda
Metro Jaya telah menyiapkan 400 personil Polri, namun tidak tampak di layer TV.
Sampai jam 02.00 Rabu dini hari di daerah tempat terjadinya kerusuhan
Koja, masih mencekam. Kedatangan Kapolri dan Menteri jam 23.30, bukan
menenangkan masa, malah memicu kembali aksi anarkis. Terpaksa pagar RS Koja
ditutup untuk mencegah serbuan masa.
5. Menurut Polda Metro Jaya, ada 134 korban pada kedua belah pihak, dua
di antaranya dalam keadan kritis, yang harus dirawat di RSCM, sedangkan yang
lainnya dirawat di RS terdekat, RS Koja, yang merawat 130 korban. RS ini
menggratiskan biaya perawatan terhadap seluruh korban. Sebagian korban juga
dirawat di RS Tarakan. Semua biaya ditanggung Pemerintah. Ditemukan juga
seorang petugas Satpol PP yang diketemukan tewas, yang bernama W.Supono.
Hal ini tidak aneh, karena di tengah kehidupan yang semakin sulit ini,
warga masyarakat sangat mudah diprovokasi. Apalagi bila dikaitkan dengan faktor
fanatisme Agama, dimana yang diisukan akan digusur adalah makam Mbah Priok,
padahal tidak. Hanya sebagian lahan yang akan digunakan untuk pembuatan jalan
tol, demi kelancaran keluar-masuknya truk-truk kontainer peti kemas.
Disamping korban manusia, kerugian materi adalah dibakarnya 46 mobil
polisi dan mobil Satpol PP, yang diperkirakan ratusan juta rupiah. Bila dihitung
kerugian karena terhambatnya kegiatan ekspor impor di pelabuhan Peti Kemas itu,
maka kerugian diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Kerugian