1. Sejarah PT PLN (Persero) dimulai sejak era prakemerdekaan, ketika beberapa perusahaan swasta Hindia Belanda membangun pembangkit listrik untuk keperluan operasional mereka.
2. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia merebut fasilitas listrik dari Jepang dan Belanda, kemudian membentuk berbagai badan pengelola listrik negara hingga akhirnya membentuk PT PLN pada 1961.
3. PT PLN terus berke
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
bab 2.docx
1. 4
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)
Sejarah PLN terbentang jauh hingga era prakemerdekaan Indonesia.
Pada akhir abad ke-19, beberapa perusahaan swasta Hindia Belanda yang
mengoperasikan pabrik gula dan perkebunan teh membangun pembangkit
listrik untuk keperluan operasional mereka sendiri. Kemudian dengan
masuknya Imperium Jepang antara tahun 1942-1945, terjadi peralihan
pengelolaan perusahaan tersebut, dari korporasi Hindia Belanda kepada
pemerintah Jepang.
Kekalahan Jepang dari Sekutu pada akhir masa Perang Dunia II
dijadikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Bersama dengan itu, Pemerintah
Indonesia berniat untuk merebut pembangkit-pembangkit listrik yang
sebelumnya dikelola Jepang tersebut. Delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan
Gas bersama dengan Pimpinan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
menemui Presiden Soekarno untuk menyerahkan fasilitas-fasilitas tersebut
kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas yang
berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga oleh Presiden
Soekarno. Kala itu total daya pembangkit listrik yang dimiliki Indonesia
hanya sebesar 157,5 MW. Pada 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas
berubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-
PLN) dengan cakupan usaha meliputi penyediaan listrik, gas, dan kokas. Pada
1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan, lalu dibentuklah dua perusahaan
negara yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga
listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 tahun 1972, status
PLN berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara dan
bertindak sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
2. 5
Politeknik Negeri Sriwijaya
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Pada 1994,
pemerintah memberikan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk
menjalankan bisnis penyediaan listrik di Indonesia. Pada tahun yang sama,
PLN beralih menjadi Perusahaan (Persero) dengan tetap bertindak sebagai
PKUK dalam penyediaan listrik bagi kepentingan umum.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 30 tahun 2009, PLN tidak lagi
bertindak sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bertugas sebagai penyedia tenaga listrik untuk kepentingan
umum. PLN terus berkembang dan kini menjadi salah satu korporasi dengan
aset terbesar di dunia. Total daya pembangkit milik PLN yang dikelola
sampai akhir tahun 2019 telah berkembang menjadi 43.857 MW. Selain itu,
PLN juga mengelola 17.136 MW Pembangkit Milik Independent Power
Producer dan 1.840 pembangkit sewa.
Sejatinya listrik membawa banyak sekali manfaat bagi para
penggunanya, akan tetapi hal yang kerap kali dilupakan bahwa di samping
manfaat tersebut listrik juga memiliki bahaya yang tersembunyi. Masyarakat
atau konsumen yang awam sering kali menganggap remeh bahkan lupa
tentang bahaya itu. Akibatnya, banyak sekali terjadi insiden ataupun
kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian dan ketidaktahuan masyarakat.
Rugi materi bahkan ancaman kehilangan nyawa pun menjadi momok terbesar
dari bahaya tersebut.
Untuk itu PT PLN (Persero) sebagai BUMN yang mempunyai hak
dan wewenang untuk mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di
Indonesia wajib melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik atau biasa
disingkat P2TL kepada konsumen atau masyarakat luas untuk menghindari
bahaya listrik yang dapat terjadi di sekeliling mereka. Selain sebagai
sosialisasi pentingnya bahaya listrik, pelaksanaan P2TL ini dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan serta menekan terjadinya susut, di mana salah satu
penyumbang terbesar susut itu sendiri adalah tindakan tidak jujur yang
dilakukan oleh sebagian konsumen listrik yang memiliki maksud tidak baik
terhadap penggunaan listrik.
3. 6
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pelaksanaan P2TL ini dilakukan di seluruh Unit Layanan Pelanggan
yang ada di Indonesia salah satunya PT PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Muara Enim. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk
membahas proses pelaksanaan P2TL ini, mulai dari tahap pra pemeriksaan
sampai dengan tahap pasca pemeriksaan. Laporan ini penulis buat dengan
judul “Laporan Kerja Praktik Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
di PT PLN (Persero) ULP Muara Enim”.
2.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan
Bengkulu
1. Periode Tahun 1927 s.d. 1942
Pada tahun 1942 sudah berdiri perusahaan swasta Belanda
yang mengelola kelistrikan di kota Palembang yaitu NV.
NederlandIndischi Gas Maatschapij yang disingkat menjadi NV.
NIGEM yang memiliki mesin pembangkit tenaga listrik merk
SULZER sebanyak 2 unit yang mulai dioperasikan pada tahun
1927 mempunyai anak perusahaan di Tanjung Karang berdiri
pada tahun 1927 dan dioperasikan tahun 1929.
Mesin pembangkit listrik tenaga gas yang dimiliki adalah
SLM WINTHERTOUR 4 DN sebanyak 2 unit dengan daya
terpasang 180 kW kemudian ditambah dengan mesin KLM
WINTHERTOUR 6 DN daya terpasang 400 kW yang mulai
dioperasikan 1939. Lahat tahun 1931, Baturaja dan Bengkulu
1931 (Berdasarkan data-data tanah yang dimiliki perusahaan
tersebut). Sebelum pecah Perang Dunia II NV. NIGEM berubah
namanya menjadi NV. Overzeeche Gas En Electricities
Maatshapij yang disingkat NV. OGEM, daerah kerjanya tidak
berubah (Pusat perusahaannya berada di Amsterdam, Belanda).
2. Periode Tahun 1942 s.d. 1945
4. 7
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pada masa Perang Dunia II dimana tentara Jepang banyak
mendapatkan kemenangan dalam peperangan di Asia termasuk
Indonesia dapat dikuasai, dengan demikian perusahaan listrik di
Kota Palembang dikuasai oleh Jepang dan diberi nama Denky
Kyoky. Denky Kyoky tidak bertahan lama sebab Jepang menyerah
ketika Kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh Amerika. Selama
dikuasai Jepang kelistrikan di daerah Sumatera Bagian Selatan
tidak mengalami perkembangan kecuali di Tanjung Karang
dimana Sentral pembangkit listrik yang diledakkan belanda dapat
diperbaiki oleh Jepang. Belanda kembali masuk ke Indonesia dan
perusahaan Denky Kyoko diserahkan kepada Belanda dengan
nama NV. OGEM.
3. Periode Tahun 1945 s.d. 1959
Setelah Indonesia merdeka dan berdaulat penuh sejak
tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih menguasai dan
mengelola perusahaan listrik (NV. OGEM). Pada tahun 1958
pemerintah RI menerbitkan UU No. 86 tahun 1968 tanggal 27
Desember 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda
termasuk NV. OGEM diambil oleh RI yang dikelola oleh P3LG
pemerintah Indonesia dan langsung di bawah pengawasan
Perusahaan Listrik dan Gas Sumatera Selatan dan diatur dalam
PP No. 16 tahun 1959 kemudian P3LG dialihkan di bawah
naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
(DPUTL). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Listrik (PUTL) Nomor. Ment. I/U/24 tanggal 16 Juni
1959 Listrik dikelola oleh Perusahaan Negara Djakarta.
4. Periode Tahun 1960
Setelah terbit Keputusan Menteri DPUT No. Menteri 16/4/10
tanggal 6 Juni 1960 maka terbentuklah Struktur Organisasi
5. 8
Politeknik Negeri Sriwijaya
Perusahaan Umum Listrik Negara Eksploitasi yang meliputi
daerah kerja Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Riau.
5. Periode Tahun 1965
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
pada tahun 1965 diadakan perubahan daerah kerja PLN
Eksploitasi II yaitu meliputi Sumatera Selatan, Lampung,
Bengkulu, Jambi sedangkan Riau diserahkan kepada PLN
Eksploitasi XIV yang berkedudukan di Sumatera Barat. Listrik di
daerah Jambi setelah dinasionalisasikan dikelola oleh kota praja
Jambi.
6. Periode Tahun 1972
Dalam rangka lebih memantapkan operasional PLN maka
pada tahun 1972 Pemerintah RI menerbitkan PP No. 18 tahun
1972 yang menegaskan nama Perusahaan Listrik menjadi
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) yang masih di bawah
naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Sehubungan PP No. 18/1972 diadakan perubahan suasana
kerja dimana PLN Eksploitasi II diubah menjadi PLN Eksploitasi
IV dengan wilayah kerja yang sama.
7. Periode Tahun 1975 s/d 1994
Nama PLN Eksploitasi IV ini pun tidak bertahan lama
dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umun dan
Tenaga Listrik nomor: 013/PRT/1075 tanggal 9 September 1975
merubah PLN Eksploitasi IV menjadi PLN Wilayah IV dengan
wilayah kerja yang meliputi Sumatera Selatan, Lampung,
Bengkulu, Jambi. Dengan kantor wilayah berkedudukan di
Palembang dan satuan kerjanya terdiri dari: PLN Cabang
Palembang, PLN Tanjung Karang, PLN Cabang Bengkulu, PLN
6. 9
Politeknik Negeri Sriwijaya
Cabang Lahat, PLN Cabang Jambi, PLN Cabang Tanjung
Pandan.
Kebutuhan listrik di masyarakat terus meningkat, hal ini juga
memicu PLN untuk meningkatkan dirinya. Hal ini terbukti
dengan bertambahnya satuan-satuan kerja PLN Wilayah IV yaitu
PLN Cabang Bangka, PLN Sektor Bukit Asam, Unit Pengatur
Beban Sistem Sumatera Selatan dan yang terakhir adalah PLN
Sektor Bandar Lampung.
8. Periode tahun 1996 s/d 2001
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Nomor: 079.K/023/DIR/1996 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan, bahwa sebagai tindak
lanjut Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.
022.K.023/DIR/1995 tentang organisasi dan tata kerja
perusahaan perseroan PT. PLN (Perseroan), maka dipandang
perlu membentuk Perorganisasian Unit Bisnis Operasional.
Bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi perusahaan
tenaga listrik maka dipandang perlu membentuk Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan ditetapkan sebagaimana
telah diputuskan dengan Surat Keputusan di atas yang
memutuskan: membentuk Pembangkitan dan Penyaluran
Sumatera Bagian Selatan di Lingkungan PT. PLN (Persero).
Tugas pokok dari Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera
Bagian Selatan adalah melaksanakan kegiatan perencanaan
pengusahaan dan pengembangan sarana penyedia tenaga listrik
untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan sistem dan pelaksanaan konstruksi
b. Perusahaan pembekalan penyediaan tenaga listrik.
7. 10
Politeknik Negeri Sriwijaya
c. Pengelolaan SDM, keuangan dan administrasi.
d. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penyedia tenaga listrik.
Berdasarkan Surat Keputusan tersebut di atas maka:
a. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Sektor Keramasan
b. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Unit Pengaturan Beban
c. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Sektor Bukit Asam
d. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Bandar Lampung
Berdasarkan di bawah koordinasi PT. PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan. Dengan
adanya pengambilalihan tersebut maka PT. PLN (Persero),
Wilayah IV Sumatera Bagian Selatan membawahi tujuh Cabang
Unit yaitu:
a. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Palembang
b. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Tanjung Karang
c. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Jambi
d. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Bengkulu
e. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Tanjung Pandan
f. PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Bangka
9. Periode Tahun 2001 s/d 2002
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.
114.K/DIR/2001 PT. PLN (Persero) Wilayah IV berubah menjadi
PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, Bangka-Belitung, dan Lampung. Dengan misi
meningkatkan jumlah dan mutu yang memadai untuk
memberikan kontribusi dalam Pembangunan Nasional,
melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat,
memperhatikan kepentingan stock holder serta meningkatkan
kepuasan pelanggan.
8. 11
Politeknik Negeri Sriwijaya
10. Periode Tahun 2002 s/d 2004
Sejak dikeluarkannya Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)
No. 089.K/010/DIR/2002 terjadi lagi perubahan
pengorganisasian Unit Bisnis di Lingkungan PT. PLN (Persero)
antara lain:
a. PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang berada di bawah
koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Lampung.
b. PT. PLN (Persero) Cabang Bangka dan Cabang Belitung di
bawah koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Bangka
Belitung.
c. PT. PLN (Persero) Cabang Palembang, Cabang Jambi,
Cabang Bengkulu, dan Cabang Lahat berada di bawah
koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan,
Jambi, dan Bengkulu.
11. Periode Tahun 2004 s/d 2008
Berdasarkan Keputusan General Manager PT. PLN (Persero)
WS2JB No. 118.K/021/GM.WS2JB/2004, pada tanggal 25 Mei
2004 tentang bagan struktur organisasi di lingkungan PT. PLN
(Persero) WS2JB, antara lain: PT. PLN (Persero) Cabang
Palembang, Cabang Jambi, Cabang Bengkulu, dan Cabang Lahat.
12. Periode 2008 s/d Sekarang
Berdasarkan Keputusan General Manager PT. PLN
(Persero) Wilayah S2JB No. 169.K/482/GM.S2JB/2008, pada
tanggal 23 Desember 2008 tentang susunan organisasi tanggung
jawab dan tugas pokok di lingkungan PT. PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu, antara lain:
PT. PLN (Persero) Cabang Palembang, Cabang Jambi, Cabang
Bengkulu, Cabang Lahat, dan Cabang Muara Bungo.
9. 12
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.1.2 Latar Belakang Perusahaan
Sebagaimana dikemukakan oleh PT. PLN (Persero) dalam
situsnya www.pln.co.id, Visi, Misi, Motto dan Logo PT. PLN
(Persero) adalah sebagai berikut:
a. Visi PT PLN (Persero)
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara
dan 1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.
b. Misi PT PLN (Persero)
1) Menjalankan bsinis kelistrikan dan bidang lain
yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
c. Motto PT PLN (Persero)
Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity For
a Better Life).
d. Logo PT PLN (Persero)
Bentuk logo dan warna perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada lampiran surat keputusan
direksi perusahaan umum listrik Negara No:031/DIR/76
tanggal1 Juni 1976, mengenai pembakuan logo perusahaan
umum listrik negara.
10. 13
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2. 1 Logo PT PLN (Persero)
Elemen-elemen dasar logo terdiri dari:
1) Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen
lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN
(Persero) merupakan wadah organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan
PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan
bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan
semagat yang menyala-nyalayang dimiliki tiap insan
yang berkaryadi perusahaan ini.
Gambar 2. 2 Bidang Persegi Panjang Vertikal
2) Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung
didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan
11. 14
Politeknik Negeri Sriwijaya
oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) yang
memberikan solusi terbaik bagi pelanggannya. Warnanya
yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai
perusahaan listrik pertamadi Indonesia dan
kedinaminsan gerak laju perusahaan besertatiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan zaman.
Gambar 2. 3 Petir atau Kilat
3) Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang
dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti
perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan
distribusi yang sejalan dengan kerja keras para insan
PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (suatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan
manusia. Disamping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
12. 15
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2. 4 Tiga Gelombang
e. Nilai-Nilai PT PLN (Persero)
Nilai-nilai perusahaan PT PLN (Persero) yang dapat
digunakan sebagai prinsip dalam menjalankan roda
organisasi antara lain:
1) Saling Percaya (Mutual Trust)
2) Integritas (Integrity)
3) Peduli (Care)
4) Pembelajaran (Continuos Learning)
2.2 Ruang Lingkup Usaha PT PLN (Persero)
2.3.1 Bidang Usaha Berdasarkan Anggaran Dasar
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan usaha
Perusahaan adalah:
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik, yang meliputi
kegiatan: Pembangkitan, Penyaluran, dan Distribusi, serta
melakukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan
tenaga listrik serta pengembangan penyediaan tenaga listrik,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang meliputi
kegiatan:
a. Konsultasi yang berhubungan dengan ketenagalistrikan;
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan
ketenagalistrikan;
13. 16
Politeknik Negeri Sriwijaya
c. Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan;
d. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang
penyediaan tenaga listrik.
3. Selain melakukan usaha-usaha tersebut di atas, Perseroan dapat:
a. Turut dalam kegiatan usaha dan pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber energi lainnya yang terkait dengan
penyediaan ketenagalistrikan, antara lain: energi tidak
terbarukan (antara lain batubara, gas alam, minyak bumi),
energi terbarukan (antara lain air, panas bumi, matahari,
angin, biomas, bahan bakar, nabati, hibrida, gelombang air
laut), dan sumber energi lainnya seperti nuklir yang dapat
dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;
b. Melakukan pemberian jasa operasi dan pengaturan
(dispatcher) pada bidang pembangkitan, penyaluran,
distribusi, dan retail tenaga listrik;
c. Menjalankan kegiatan perindustrian perangkat keras dan
perangkat lunak bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain
yang terkait dengan listrik;
d. Melakukan kerja sama dengan badan lain atau pihak lain
atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik
dari dalam negeri maupun luar negeri di bidang
pembangunan, operasional telekomunikasi, dan informasi
yang berkaitan dengan ketenagalistrikan, keuangan, sumber
daya manusia, penelitian dan pengembangan sesuai dengan
lapangan usahanya ataupun bidang-bidang lain yang
dianggap perlu untuk menunjang usaha perseroan, baik
dalam bentuk kerja sama usaha patungan, kerja sama bagi
hasil, kontrak manajemen, dan bentuk lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
14. 17
Politeknik Negeri Sriwijaya
e. Melakukan usaha jasa yang menyangkut bidang
ketenagalistrikan termasuk konsultasi, konstruksi,
pendidikan, dan pelatihan manajemen jasa enjinering,
penelitian dan pengembangan tehnik ketenagalistrikan dan
jasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2.3.2 Kegiatan Usaha yang Dijalankan
Bidang usaha PLN, meliputi:
1. Kegiatan perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik
(pembangkitan, transmisi dan distribusi umum) dan
penunjang, rencana pendanaan, pengembangan usaha,
pengembangan organisasi, dan SDM.
2. Kegiatan pembangunan konstruksi sarana penyediaan tenaga
listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk.
3. Kegiatan pengusahaan/operasi pusat-pusat pembangkit
tenaga listrik misalnya: Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU); Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA);
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG-gas turbin);
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP); Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) serta
pengoperasian transmisi dan distribusi listrik pada pelanggan.
PLN juga menjalankan kegiatan sewa pembangkit dan
pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-tenaga
listrik swasta.
4. Kegiatan riset dan penunjang berkaitan dengan bidang
kelistrikan.
Produk dan jasa yang dihasilkan:
1. Jasa layanan dan penyediaan tenaga listrik.
15. 18
Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Jasa sertifikasi peralatan dan instalasi ketenagalistrikan.
3. Jasa konsultasi ketenagalistrikan.
4. Jasa pembangunan, pemeliharaan dan pemasangan peralatan
ketenagalistrikan.
5. Jasa pengembangan ketenagalistrikan (riset dan penunjang).
6. Jasa lainnya di bidang ketenagalistrikan.
Jasa-jasa yang disebutkan di atas dilaksanakan oleh PLN
melalui 15 Unit Wilayah, 7 Unit Distribusi, 3 Unit Pembangkitan,
3 Unit Transmisi, 2 Unit Pembangkitan & Penyaluran, 18 Unit
Induk Pembangunan, 2 Unit Pusat Pengatur Beban dan 6 Unit
Pusat/Jasa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
2.3.3 Proses Penyaluran dan Penditribusian Energi Listrik PT PLN
(Persero)
Gambar 2. 5 Proses Penyaluran dan Pendistribusian Energi Listrik PT PLN (Persero)
Berikut adalah unit-unit bisnis PT. PLN (Persero) dalam
melaksanakan aktivitas bisnisnya, yaitu:
1. Pembangkit
Pembangkit tenaga listrik adalah bagian dari alat
industri yang dipakai untuk memproduksi dan
membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
Jenis-jenis Pembangkit yaitu:
16. 19
Politeknik Negeri Sriwijaya
a. PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air),
b. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi),
c. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas),
d. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),
e. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap),
f. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel),
g. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir),
h. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya),
i. PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro),
j. PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu).
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah
generator, yakni mesin berputar yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini
diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang
sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik.
2. Transmisi
Transmisi adalah unit bisnis selanjutnya dari PT, PLN
(Persero) yang mempunyai fungsi sebagai penyalur tegangan
yang berasal dari berbagai unit pembangkit tenaga listrik.
Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat
bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan
disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan generator
pembangkit relatif rendah (6 kV-24 kV). Maka tegangan ini
dinaikin dengan transformator daya ke tegangan yang lebih
tinggi antara 150kV-500 kV. Tujuan peningkatan tegangan
ini, selain mempebesar daya hantar dari saluran (berbanding
lurus dengan kuadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi
daya dan susut tegangan pada saluran transmisi.
17. 20
Politeknik Negeri Sriwijaya
Penurunan tegangan dari jaringan tegangan tinggi/ekstra
tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang
pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan
dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Yang kedua
dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV
atau dari 70 kV ke 20 kV.
3. Distribusi
Unit bisnis selanjutnya dari PT PLN (Persero) adalah
distribusi. Distribusi dimulai dari suplai tenaga listrik Gardu
Induk yang mempunyai tegangan sebesar 20 kV, atau yang
biasa kita kenal dengan Jaringan Tegangan Menengah.
Kemudian, tegangan 20 kV tersebut ditransformasikan
menjadi tegangan rendah sebesar 380/220 V dengan
menggunakan tranformasi daya step-down. Kemudian,
tegangan rendah tersebut didistribusikan sampai kepada APP
setiap konsumen dari PT PLN (Persero).
2.3 Ruang Lingkup Usaha PT PLN (Persero) UP3 Lahat
PT. PLN (Persero) UIW S2JB UP3 Lahat merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang penjualasan jasa tenaga listrik. Dalam ruang lingkup
usaha ini dapat dibedakan menjadi :
1. Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik,
pelayanan pelanggan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan
jaringan distribusi teanaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien
sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk
menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung pelayanan , mutu
dan keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, serta
melakukan pembinaan, dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.
18. 21
Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Unit Layanan Pelanggan (ULP)
Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik.
Pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan
jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai
tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk
menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung pelayanan, serta
melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.
2.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Muara Enim
Gambar 2. 6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Muara Enim
Dari struktur organisasi PT PLN (Persero) WS2JB UP3 Lahat ULP
Muara Enim, berikut akan diuraikan tugas dan wewenang masing-masing
bagian sebagai berikut :
a. Manager ULP
1. Membimbing dan membagi tugas kepada bawahan
2. Merumuskan sasaran kerja Rayon/Ranting berdasarkan target
pengusahaan dengan berpedoman kepada ketentuan PLN Area,
MANAGER
MEIDHA NUR ARAFAH
Spv. TEKNIK
PUNJUNG SIDIK
BINTORO
STAFF
ARIEF SUTRISNO
STAFF
NOVI KRISTIANI S
Spv. TE
RIA KURNIATI
STAFF
M. RIZKY PUTRA
STAFF
AGATHA LD GUMAY
Spv. PA
ULLY UTAMI
STAFF
EGGY PRADANA
Pejabat K3
AGI PRIKA
NUGRAHA
19. 22
Politeknik Negeri Sriwijaya
petunjuk serta kebijakan pelaksanaan pekerjaan dari unit
pengusahaan Induk.
3. Menyusun konsep kebijakan teknis Rayon/Ranting berdasarkan
program kerja unit pengusahaan Area.
4. Menyusun usulan Rencana Anggaran Operasi dan Investasi
Rayon/Ranting untuk disampaikan kepada Manajer Area sebagai
bahan rencana kerja tahun yang akan datang.
5. Menganalisa dan mengevaluasi kinerja Rayon/Ranting dalam
rangka pencapaian target-target yang telah ditetapkan.
6. Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan operasi
pembangkitan dan distribusi sesuai jadual dan target yang
ditetapkan.
7. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan
pembangkitan dan distribusi sesuai target yang telah ditetapkan dan
penanganan pencurian tenaga listrik secara terpadu sebagai upaya
mengurangi susut kwh teknis maupun non teknis.
8. Mengarahkan dan mengendalikan pelayanan pelanggan dan
pelaksanaan penjualan tenaga listrik.
9. Mengkoordinasikan pelayanan dan pembangunan kelistrikan
dengan Pemda setempat atau instansi terkait.
10. Memeriksa dan menanda tangani bukti bukti pengesahan ,
penerimaan dan pengeluaran uang Rayon/Ranting, surat perintah
kerja, surat dinas resmi lainya yang menyangkut area sebagai upaya
untuk melaksanakan pengawasan dan penbgendalian.
11. Merencanakan system pengawasan pelaksanaan dan penyerahan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga untuk menghindari
penyimpangan penyimpangan.
12. Mengarahkan dan membina rekanan yang bergerak dalam bidang
kelistrikan agar dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan
20. 23
Politeknik Negeri Sriwijaya
pemeliharaan jaringan serta penanganan gangguan memenuhi
standart mutu pekerjaan yang sudah ditetapkan.
13. Membuat pedoman Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) di
lingkungannya.
14. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.
15. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainya yang sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawab pokoknya
b. Bagian Teknik
1. Menyusun langkah kegiatan sesuai rencana kerja Supervisor
Operasi Distribusi sebagai pedoman kerja
2. Membuat jadwal kegiatan Operasi Distribusi dalam rangka
pelaksanaan tugas.
3. Mengawasi pelaksanaan pengaturan manuver jaringan dan gardu
sesuai SOP.
4. Memantau pelaksanaan perbaikan gangguan dilokasi pengaduan
/gangguan.
5. Memonitor pemeliharaan gardu distribusi
6. Memonitor pemeliharaan penyulang
7. Memonitor pelaksanaan pengaturan jaringan sehubungan dengan
jadwal pemasangan gardu baru, modifikasi jaringan comissioning.
8. Memonitor rehabilitasi kabel tua / rantas / rawan gangguan
9. Memonitor susut teknis jaringan
10. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidangnya.
11. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawab pokoknya.
c. Bagian Pelayanan Pelanggan dan Administrasi
1. Memberi tugas dan petunjuk kepada bawahan hal-hal yang
berkaitan dengan Pelayanan Pelanggan, Administrasi dan
Keuangan.
21. 24
Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Menyusun rencana kerja keuangan sesuai rencana kerja mingguan
3. Memonitor penambahan pelanggan baru.
4. Mengawasi pendapatan penjualan tenaga listrik.
5. Mengawasi migrasi ke listrik pintar
6. Memonitor kecepatan Pelayanan Administrasi pasang baru dan
tambah daya ( 5 hari ).
7. Memeriksa permintaan barang ATK dan material instalasi dan
barang gudang sebagai dasar pemberian barang kepada seksi terkait
8. Memeriksa berkas kepegawaian yang meliputi absen pegawai,
penilaian KPI, biaya perawatan kesehatan
9. Memeriksa bukti pembayaran baik kepada pegawai maupun kepada
pihak ke tiga sesuai data yang ada untuk kelancaran pembayaran.
10. Memeriksa Petty cash harian baik penerimaan maupun pengeluaran
sesuai dengan ketentuan.
11. Memonitor Tindak lanjut Aduan Call Center 123
12. Memonitor ketersediaan Deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan di
unitbuat laporan sesuai bidang tugasnya
13. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan kewajiban
dan tanggung jawab pokoknya.
14. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawab pokoknya
.
d. Pejabat K3
1. Melaksanakan fungsi kontrol / kesiapan K3 dan alat pengamanan
dan pemadaman kebakaran.
2. Mennyusun rencana kerja K3 sesuai rencana bagian sebagai
pedoman kerja.
3. Menerima dan menanggapi setiap ada laporan tentang kecelakaan
dinas / kecelakaan masyarakat umum yang berhubungaan dengan
PLN serta ikut membantu penyelesaiannya.
22. 25
Politeknik Negeri Sriwijaya
4. Melaksanakan penyuluhan Bidang K3 yang meliputi antara lain
pengamanan Instalasi PLN serta penanggulangan bahaya
kebakaran.
5. Melaksanakan fungsi kontrol sarana / pasarana kantor.
6. Melaksanakan pemeliharaan sarana / pasarana kantor.
7. Melaksanakan fungsi kontrol ruangan kerja / tata ruang.
8. Melaksanakan fungsi kontrol pengamanan / satuan pengamanan.
9. Mengawasi / mendata peralatan inventaris kantor .
10. Mengatur pelaksanaan peenyelenggaraan latihan tentang bahaya
kebakaran dilingkungan kerja.
11. Mengadakan pemeriksaan terhadap alat-alat pemadam kebakaran
yang terpasang secara berkala.
12. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.
13. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawab pokoknya
e. Bagian Transaksi Energi
1. Memonitor Susut Non Teknis.
2. Merekonsiliasi Energi
3. Memonitor Manajemen Billing Rekening
4. Mengawasi Akurasi Manajemen Cater Pelanggan.
5. Mengawasi Pemutusan dan Penyambungan P2TL.
6. Memonitor Tagihan Susulan, Piutang Aliran Listrik, Piutang Ragu
- Ragu.
7. Memonitor pelaksanaan penggantian Kwh Meter Macet/ Rusak
8. Memonitor pelaksanaan penertiban PJU Legal dan Ilegal.
9. Monitoring dan Evaluasi Alat Pembatas Pengukur.
10. Monitoring dan Evaluasi Pelanggan VIP & Potensial