Sukanto Tanoto menjadi bukti bahwa siapa pun dapat meraih kesuksesan asal mau bekerja keras. Sukanto Tanoto ● Lahir di Belawan pada 25 Desember 1949, Sukanto Tanoto merupakan pengusaha sukses di Indonesia. ● Ia berhasil mendirikan grup Royal Golden Eagle. ● Kesuksesannya dalam bisnis membuatnya mendapat julukan Raja Sumber Daya. Royal Golden Eagle ● Korporasi skala internasional dengan aset senilai 15 miliar dollar Amerika Serikat. ● Bergerak dalam bidang sumber daya alam dengan anak perusahaan APRIL Group, Asia Symbol (pulp & paper), Asian Agri, Apical (palm oil), Bracell (selulosa spesial), Sateri (viscose fibre), dan Pacific Oil & Gas (energi). ● Beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Tiongkok, Brasil, Finlandia, dan Kanada dan mempekerjakan 50 ribu karyawan. Sukanto Tanoto Saat Muda ● Terlahir sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara dari sebuah keluarga sederhana. ● Untuk menyambung hidup, keluarganya berjualan minyak, bensin, dan onderdil kendaraan kecil-kecilan. ● Bercita-cita menjadi dokter. ● Gemar membaca khususnya kisah tentang Revolusi Amerika Serikat dan Perang Dunia. ● Senang bermain di laut hingga lupa waktu. Kehidupan Keras ● Putus sekolah pada 1966 karena sekolahnya ditutup. ● Tidak dapat bersekolah lagi karena ayahnya masih berstatus warga negara asing. ● Terpaksa mengelola usaha keluarga sesudah sang ayah sakit keras pada usia 18 tahun demi menyambung hidup. Pantang Menyerah Terhadap Keadaan ● Putus sekolah, Sukanto Tanoto tetap semangat belajar. Ia terus rajin membaca apa saja mulai dari surat kabar, majalah, hingga buku. ● Sukanto Tanoto mau belajar apa pun secara otodidak. Contohnya mempelajari bahasa Inggris dengan kamus Inggris-Tiongkok. ● Tidak malu bertanya tentang apa pun yang tidak diketahuinya termasuk kepada pegawainya sendiri. ● Pindah dari Belawan ke Medan untuk meneruskan usaha keluarga. Sukanto Tanoto tetap tekun menjalankannya. ● Pada usia 20 tahun mendapat kesempatan membuka usaha general contractor & supllier. Ia menerimanya meski belum tahu seluk-beluknya. ● Tidak takut menerima tantangan. Semua halangan malah dijadikan sebagai sarana belajar dan mengasah kemampuan. Berani Terjun Ke Bidang Baru ● Mendirikan pabrik kayu lapis pada 1972. Sukanto Tanoto mau melakukannya karena menilai Indonesia tidak pantas mengimpor kayu lapis. ● Mendirikan Royal Golden Eagle pada 1973. Ia memulainya sebagai pionir industri kelapa sawit di Indonesia. ● Kembali menjadi perintis industri pulp and paper di Indonesia. ● Sukanto Tanoto selalu berani terjun ke bidang yang tidak diketahuinya sama sekali sebelumnya. Ia justru memandang hal tersebut sebagai kesempatan belajar.