Balikpapan sangat bergantung pada industri migas dan pendukungnya, yang mendominasi perekonomian kota. Namun, sumber daya migas akan habis suatu hari nanti, sehingga Balikpapan perlu mereview visinya untuk tidak hanya mengandalkan migas. Visi baru Balikpapan adalah menjadi kota jasa, perdagangan, dan investasi untuk agribisnis dan pertambangan dari kabupaten sekitarnya. Hal ini penting agar Balikpapan tidak menjadi k
1. Halaman 1 of 2 Apriadi Djamhurie Gani
Tribun Hotline Halaman 5
Balikpapan Setelah Migas Habis ?
Apriadi Djamhurie Gani*
*Pengamat Kota Balikpapan
Terbayangkanlah oleh anda bahwa kota Balikpapan dibangun oleh migas, industri
pendukungnya dan ekonomi yang tumbuh berkembang dari keberadaan migas ? Dimulai dari
perusahaan minyak Belanda BPM, yang diambil alih oleh Pertamina, dan tahukah anda tahu
bahwa 25% wilayah Balikpapan adalah milik Pertamina ? Kemudian masuklah TOTAL
Indonesie E&P, Unocal, Vico Indonesia, dan dengan masuknya perusahaan minyak dunia ini,
, juga menarik industri dan perusahaan raksasa dunia pendukung migas. Maka bergeraklah
ekonomi Balikpapan, terciptalah banyak lapangan kerja, dan mau tidak mau Balikpapan
harus berbenah menyediakan jasa dan sarana guna menunjang kebutuhan industri migas, dan
ternyata sarana & prasarana yang ada menarik pula perusahaan tambang dan pendukungnya
seperti batubara, emas dan lainnya untuk berkantor di Balikpapan. Mau bukti ? Susurilah
sepanjang jalan Sudirman, Sepinggan, Batakan, dan Manggar, lihatlah kiri kanan, adalah
gedung-gedung perusahaan jasa migas & tambang. Mau bukti lagi ? hotel-hotel di Balikppan
selalu penuh oleh orang-orang dari migas dan pendukungnya, jasa-jasa pendukungnya
bergerak cepat dan maju karena adanya migas dan industrinya. Perubahan fisik Balikpapan
semakin nyata dikala otonomi daerah mulai dilaksanakan. Ternyata 40-70% APBD Kaltim
berasal dari dana perimbangan sumbangan sektor migas. Dalam tahun 2003 saja, Industri
migas dan pendukungnya, mendominasi ekonomi Kaltim sebesar 75% (LPEM-UI, 2005).
Tetapi sayangnya, industri migas hanya mengabsorbsi tenaga kerja sebesar 1%, bandingkan
dengan pertanian yg menyerap 34% tenaga kerja. Tahun 2003-2004, 30% pendapatan
Balikpapan adalah dari dana perimbangan migas. Itu baru dari dana perimbangan, belum lagi
dari pendapatan dari industri migas, dan jasa-jasa pendukungnya serta dampak ganda lainnya.
Balikpapan sebagai kota jasa saat ini adalah kota jasa untuk melayani industri migas maupun
kegiatan pendukungnya. Artinya ketergantungan Balikpapapan sangatlah besar pada migas.
Bisa terbayangkan apa yang terjadi dengan Balikpapan jika migas habis ? Maka perusahaan-
perusahaan pendukung migas pun akan habis pula, maka ekonomi pun akan lesu, maka
banyaklah PHK, maka sepi lah hotel-hotel itu, maka sepi lah tempat-tempat hiburan itu.
Akankah Balikpapan ke depan akan menjadi kota hantu ? Akan kah Balikpapan menjadi kota
pengangguran ? Akankah Balikpapan menjadi kota kumuh, akankah Balikpapan menjadi kota
miskin seperti ramalan anggota DPR Pusat ? Mau bukti? Tengoklah, kota kecil Sanga-sanga,
Loa kulu di Kaltim, Dabo Singkep, Bangka Belitung di Sumatera.
Dengan demikian mulai sekarang, Balikpapan harus meninjau ulang visinya kedepan agar
tidak lagi menggantungkan hidupnya hanya dari migas. Harus ada rethinking, reorientasi,
dan review Visi balikapan. Balikpapan tidak punya lahan yang luas untuk agribisnis, tetapi
dikelilingi oleh kabupaten/kota yang visinya pada agribisnis, seperti Penajam, Kutai
Kertanegara, dan Samarinda dan pintu gerbang Kaltim. Saya tetap setuju Balaikpapan
menetapkan vsisinya sebagai Kota Jasa, Perdagangan, Industri dan Pariwisata, tetapi tidak
tergantung hanya pada migas & industri pendukungnya saja. Jadi visi Balaikpapan
sebaiknya ditingkatkan. Visi Balikpapan ke depan adalah menjadi kota perdagangan, jasa
dan pendukung serta kota investasi untuk agribisnis dan agri-industri dari hasil pertanian
kota/kabupaten sekitarnya, seperti mengolah bahan pertanian menjadi bahan setengah jadi,
2. Halaman 2 of 2 Apriadi Djamhurie Gani
packing, pergudangan dan kota pelabuhan, kotanya dan surga para pemilik modal, investor,
broker agribisnis, coal mining dll, kotanya para SDM yang handal untuk mendukung visi tsb.
Saya memimpikan Balikpapan sebagai kota Investasi, surganya para investor dan
perdagangan di bidang agribisnis, pertambangan, dll. Strateginya adalah memanfaatkan
potensi dan kelemahan kota dan kabupaten di sekitarnya yang belum siap sebagai kota
investasi, kota jasa, kota perdagangan dan kota pariwisata. Balikpapan menjadi Singapur nya
Kalimantan. Ke depan Balikpapan adalah kota tempat bertemunya para investor dan buyer
serta kota jasa melayani tidak hanya migas, tetapi jasa mendukung pertambangan batubara
(memang sudah terjadi), agribisnis dan agri-industri, sama seperti Singapore, kota yg hidup
dari jasanya menjualkan produk-produk dari Indonesia, Malaysia, maupun dari negara
Eropa/Amerika ke Asia dan Australia.
Balikpapan ke depan harus mampu menarik dan menjadi surga yang nyaman bagi para
investor & SDM di bidang agriindustri, semi industri untuk produk agribisnis, dan
pertambangan lainnya, kota jasa dan investasi untuk pengolahan dan pemasaran agribisnis
dan pertambangan dari kabupaten/kota sekitarnya. Jika tidak, nasibnya akan sama, menjadi
kota hantu, kumuh, miskin dan akan ditinggalkan orang.