SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
MENCARI ILMU
asuhan keperawatan, artikel kedoktoran, kumpulan lagu mp3
Beranda
ILMU KEBIDANAN
KEPERAWATAN
KUMPULAN LAGU MP3
o
o

Uncategorized

PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA
KESEHATAN NON-MEDIS
Tinggalkan Komentar Go to comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan
kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait
dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat
bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibid an bayinya dalam masa nifas.
Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun
temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat pangglan tugas ini. Pengetahuan
tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh
karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak
menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang
professional. Berbagai kasus sering menimpa seoarang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi
sampai pada kematian ibu dan anak.
Dalam uasaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak maka tenaga kesehatan
seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun bayi yag ada
harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalm
mengurangi angka kematian dan angka kesakitan (Prawirohardjo, 2005).
B. TUJUAN
Tujuan umum
Mengetahui gambaran tentang pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis.
Tujan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
2. Untuk mengetahui cara-cara pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
3. Untu mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa masyarakat lebih banyak yang meminta
pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
4. untuk mengethui usaha-uasa yang dilakukan untuk menjalin kerjasama antara tenaga medis
dan non-medis dalam menolong persalinan
5. untuk mengetahui masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan ditolong oleh tenaga
non-medis
6. untuk mengitahui pelayanan apasaja yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis.
C. MANFAAT
1. Untuk Masyarakat
a. Masyarakat lebih mengetahui tentang bagaimana pertolongan persalinan oleh tenaga nonmedis.
b. Masyarakat lebih bisa mengetahui apa keuntungan dan kerugian pertolongan persalinan oleh
non-medis.
2. Untuk Peraji
Peraji menyadari kelemahan dari pertolongan yang diberikannya dan bersedia untuk menerima
pelatihan dan menambah pengetahuan.
3. Untuk Tenaga Medis
Kerjasam antara tenaga medis dan non-medis terus terjalin untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan teutama di desa
4. Untuk Pemerintah
AKI dan AKB bisa diturunkan karena mutu pelayanan bisa ditingkatkan.
BAB II
ISI
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA KESEHATAN NON-MEDIS
A. Pengertian
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang
yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin
diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah
turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke
atas ( Prawirohardjo, 2005).
Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan
kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara
teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang
digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk
mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang
B. Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis
Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan pemeriksaan kehamilan melalui
indri raba (palpasi). Biasanya perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan
selalu berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang mengandunglah yang
datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi. Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling
dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control dilakukan
lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap ibu dan
janinnya. Agar janin lahir normal, dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam
kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut)disertai doa
Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran katanya janin mulai
memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus. Pada usia kandungan
7 bulan, dukun melakukan upacara tingkeban. Katanya janin mulai bergerak meninggalkan alam
rahim menuju alam dunia, melalui kelahiran. Calon ibu mendapat perawatan khusus, selain
perutnya dielus-elus, badannya juga dipijat-pijat, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah
disisir dan di bedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun perutnya makan lama makin besar
C. Fakto-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong Bersalin Dengan
tenaga Kesehatan Non-medis
Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan non- medis
daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
A. Kemiskinan
Tersedianya berbagai jenis pelayanan public serta persepsi tentang nilai dan mutu pelayanan
merupakan faktor penentu apakah rakyat akan memilih kesehatan atau tidak. Biasanya,
perempuan memilih berdasakan penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan
pilihan mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh masyarakat miskin.
Sekitar 65% dari seluruh masyarakat miskin yang diteliti menggunakan penyesia layanan
kesehatan rakyat seperti bidan di desa, puskesmas atau puskesmas pembantu(pustu), sementara
35% sisanya menggunakan dukun beranak yang dikenal dengan berbagai sebutan. Walaupun
biaya merupakan alasan yang menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah faktor yang
membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang
diberikan oleh bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar daripada penghasilan RT
miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai. Sebaliknya,
pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tariff
dukun hanya sepersepuluh atau seperlima dari tariff bidan dea. Dukun juga bersedia pembayaran
mereka ditunda atau dicicil(Suara Merdeka, 2003).
B. Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman
Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskkipun sebetulnya belum punah sama sekali
bahkan disebagian besar kabupaten, dukun beranak masih eksis dan dominant. Menurut data
yang diperoleh Dinas Kesehatan Jawa Barat jumlah bidan jaga di Jawa Barat sampai tahun 2005
ada 7.625 orang. Disebutkan pada data tersebut, junlah dukun di perkotaan hanya setengah
jumlah bidan termasuk di kota Bandung. Namun, di 9 daerah (kabupaten) jumlah dukun lebih
banyak (dua kali lipat) jumlah bidan. Malah di Jawa Barat masih ada 10 kabupaten yang tidak
ada bidan (Ketua Mitra Peduli/Milik Jabar).
C. Kultur budaya masyarakat
Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada dukun beranak daripada
kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit maih melekat pada kebanyakan
kaum perempuan. Kalaupun terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai
musibah yang bukan ditentukan manusia
Selain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak membenarkan pemeriksaan
kandungan, apalagi persalinan oleh dokter atau para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan
agama seperti itu, kebanyakan kaum perempuan di padesaan tetap memilih dukun beranak
sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi.
D. Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Apabila Persalinan Ditolong Oleh Non-medis
Menurut sinyalemen Dinkes AKI cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas
memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih
ditangani oleh dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.
Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang
melahirkan, tidak dapat dilakukan.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan dukun
beranak. Sementara itu, definisi merekatentang mutu pelayanan berbeda dengan definisi standar
medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis
oleh para dukun beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan
sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut). Riwayat kasus
kematian ibu dan janin dalam penelitian ini menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak
gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa kehamilan dan persalinan serta rujukan yang
terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beeranak akan tandatanda bahaya kehamilan yang tidak dikenal(Suara Merdeka, 2003).
Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan, diantaranya
kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa keluar atau partus macet, itu
disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut kurang profesional dan hanya berdasarkan
kepada pengalaman.
E. Usaha Untuk Menjalin Kerjasama Antara Tenaga Medis dan Non-medis Dalam Menolong
Persalinan
Berdasarkan dukun di Indonesia masih mempunyai peranan dalam menolong suatu persalinan
dan tidak bisa dipungkiri, masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun beranak, walaupun
dalam menolong persalinan dukun tidak berdasarkan kepada pengalaman dan berbagai kasus
persalinan oleh dukun seringkali terjadi dan menimpa seorang ibu dan atau bayinya. Tetapi
keberadaan dukun di Indonesia tidak boleh dihilangkan tetapi kita bisa melakukan kerjasama
dengan dukun untuk mengatasi hal-hal atau berbagai kasus persalinan oleh dukun.
Seperti di daerah pedesaan Paminggir, Alas Kokon, Kertajayadan daerah perkotaan Soklat
setelah dua dari empat dukun beranak yang diwawacarai telah menerima pelatihan dari dokterdokter puskesmas pada tahun 1990-1991. Mereka merasa pelatihan dan peralatan persalinan
yang diberikan saat pelatihan sangat bermanfaat. Para dukun juga dilatih tentang pencatatan dan
pelaporan. Setiap dukun dilatih membaca sampai mengerti bagaimana cara pengisian kolom
tersebut. Pelatihan untuk perawatan ibu hamil, pertolongan pada diare, makanan bergizibagi
bayi, balita dan ibu hamil juga dilakukan. Membina hubungan baik dengan dukun juga dilakukan
agar kita bisa lebih gampang menjalin kerjasama dengan dukun.
F. Pelayanan yang Dapat Diberikan Oleh Tenaga Non-medis
Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis oleh para dukun, seperti
dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang
hidung bayi baru lahir dengan mulut).
Layanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis misalnya:
1. Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
2. Dukun mematok harga muruh, kadang bisa disertai atau diganti dengan sesuatu barang
misalnya beras, kelapa, dan bahan dapur lainnya.
3. Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk 1-44 hari pasca melahirkan dengan sabar
memanjakan ibu dan bayinya misalkan dia mencuci dan membersihkan ibu setelah melahirkan.
4. Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan memulihkan diri, sebaliknya
bidan seringkali tidak bersedia saat dibutuhkan atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil.
BAB III
PEMBAHASAN
Tentang Keberadaan Dukun
Walaupun sekarang sudah jaman moderen kita masih memerlukan tenaga dukun sebagai
pendamping dalam mengawasi kehamilan disaat tenaga bidan tidak bisa melakukan pengawasan
secara penuh dan disuatu daerahyang masih kurang nya tenagqa bidan. Cara pertolongan
persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak jauh berbeda dari cara pertolongan persalinan oleh
bidan, hanya saja dalam penerapannya mereka kurang memperhatikan kesterilan dan alat-alat
yang digunakan masih seadanya. Para dukun juga melakukan pengawasan kepada ibu hamil
semenjak para dukun tahu tentang kehamilan ibu, hal ini sama dengan lebih mengarah ke
spiritual. Dan keberadaan dukun ini tidak bisa dihilangkan dalam pemberian pertolongan
persalinan. Dan kita sebagai bidan harus menjalin kerjasama dengan dukun dalam meningkatkan
mutu pelayanan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah kematian ibu dan janin serta
kecacatan yang mungkin terjadi.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kita bisa melakukan pelatihan-pelatihan kepada dukun
sehingga para dukun diharapkan bisa mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan
persalinan. Selain itu diharapkan pula agar para peraji dalam menolong persalinan diajarkan
supaya menggunakan prinsip steril untuk menghindari infeksi dimana infeksi itu sering sebagai
penyebab kematian ibu dan janin. Dalam mewujudkan dukun yang terlatih, pemerintah harus
ikut berpartisipasi memberi dukungan dan membantu dalam memberikan bantuan peralatan
persalinan gratis kepada para dukun untuk meminimalkan komplikasi pada saat persalinan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa dihilangkan karena sudah merupakan
suatu kepercayaan dan sudah melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan non-kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah yang masih minimnya tenaga
kesehatan khususnya bidan.
Kerjasam antar bidan dan pemerintah dengan tenaga kesehatan non-medis sangat diperlukan
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. kerjasama yang bisa dilakukan seperti misalnya
dalam pemberian pelatihan kepada para tenaga kesehatan non-kesehatan atau keikut sertaan
pemerintah sangat penting untuk menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan alatalat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga infeksi saat pemotongan tali
pusat bisa diturunkan
B. Saran
1. Untuk masyarakat
- Diharapkan masyarakat ikut lebih memperhatkan tentang kesehatan atau ibu terutama dalam
proses persalinannya.
- Diharapkan masyarakat lebih menyeleksi dalam memilih penolong persalinannya.
2. Untuk pemerintah
- Diharapkan pemerintah ikut serta dalam memberikan dukungan seperti pelatihan dan
pemberian alat-alat pertolongan peralinan gratis kepada dukun.
- Diharapkan pemerintah bisa membantu alam pemerataan bidan atau tenaga kesehatan sampai
daerah pedalaman sehingga mutu kesehatan meningkat sampai daerah-daerah terpencil.
3. Untuk Peraji
Diharapkan para dukun memiliki kesadara untuk meningkatkan pengetahuannya dan menerima
pelatihan-pelatihan yang diberikan.
4. Untuk Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil tidak hanya memeriksakan kehamilannya di dukun tetapi jugs di bidan
agar bisa mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.
5. Untuk Tenaga Medis
Diharapkan tenaga medis bersedia menjalin kerjasamadan atau berbagi ilmu dengan para dukun
beranak atau peraji.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Sofia. 2004. Kerjasama Dukun dan Bidan Desa untuk Menekan AKI dan AKB.
http://www.jurnalperempuan.com
Ketua Mitra Peduli Kependudukan/Milik Jabar. 2006. Pikiran Rakyat Bandung
http://www.pikiranrakyatbandung.com
prawirahardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Rate this:
Rate This

Like this:
Suka
Be the first to like this.
Komentar (0) Lacak Balik (0) Tinggalkan Komentar Lacak balik
1. Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

umpan RSS

my facebook
Darwis M Amin

Buat Lencana Anda

HALAMAN
Artikel
o
o
o
o
o

Amenore
Fisiologi Proses Persalinan Normal
Konsep Umum Nyeri
PEMFIGUS VULGARIS
TUMOR ORBITA
Asuhan keperawatan
o ANESTESI UMUM
o Askep Integumen Disorder
o ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TETANUS
o ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN HIDRONEFROSIS
o DIAGNOSIS MALARIA
o Hiperemesis Gravidarum
o Jangan Sembarang Gunakan Antiseptik
o KELAINAN HAID
o KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONTRASEPSI
o kematian ibu
o KONSEP DASAR SKIZOFRENIA DAN PENYEBABNYA
o Manajemen Persalinan
o Mengenal aneka alat KONTRASEPSI
o Nutrisi dalam Kehamilan
o Perlu Dibuat Payung Hukum bagi Profesi Perawat
o Persalinan Kurang Bulan
o PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA KESEHATAN NONMEDIS
o prinsip enam benar pemberian obat
o sistemreproduksi wanita
o

Terapi Suntik vitamin C
farmakologi
o Dopamin
o Memberikan Obat Sublingual
o Obat pada sistem syaraf pusat
o PEMBERIAN OBAT
gizi
o Pembagian karbohidrat
o Zat gizi dikelompokkan berdasarkan beberapa hal
kumpulan pantun
sig up ziddu

4Shared
Join 4Shared Now!

komentar
Call of Duty on KELAINAN HAID
Sujatno Farm on Kanker Payudara (Breast Cancer…
wirnasti nina on Komplikasi Pada Masa Nifa…
RAHMATIA on Pembagian karbohidrat
aliya menda on PEMFIGUS VULGARIS
Puncak WordPress
Blog pada WordPress.com. Tema: INove oleh NeoEase.
Ikuti

Follow “MENCARI ILMU”
Get every new post delivered to your Inbox.
Powered by WordPress.com

More Related Content

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 
Kop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqahKop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqah
 
Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2
 
Shynta
ShyntaShynta
Shynta
 
Undangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katuluUndangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katulu
 
Soal agama smp
Soal agama smpSoal agama smp
Soal agama smp
 
Soal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budayaSoal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budaya
 
Tang kriping
Tang kripingTang kriping
Tang kriping
 

Dukun

  • 1. MENCARI ILMU asuhan keperawatan, artikel kedoktoran, kumpulan lagu mp3 Beranda ILMU KEBIDANAN KEPERAWATAN KUMPULAN LAGU MP3 o o Uncategorized PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA KESEHATAN NON-MEDIS Tinggalkan Komentar Go to comments BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji. Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibid an bayinya dalam masa nifas. Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat pangglan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional. Berbagai kasus sering menimpa seoarang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai pada kematian ibu dan anak. Dalam uasaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun bayi yag ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalm mengurangi angka kematian dan angka kesakitan (Prawirohardjo, 2005).
  • 2. B. TUJUAN Tujuan umum Mengetahui gambaran tentang pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis. Tujan Khusus 1. Untuk mengetahui apa itu pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis 2. Untuk mengetahui cara-cara pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis 3. Untu mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa masyarakat lebih banyak yang meminta pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis 4. untuk mengethui usaha-uasa yang dilakukan untuk menjalin kerjasama antara tenaga medis dan non-medis dalam menolong persalinan 5. untuk mengetahui masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan ditolong oleh tenaga non-medis 6. untuk mengitahui pelayanan apasaja yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis. C. MANFAAT 1. Untuk Masyarakat a. Masyarakat lebih mengetahui tentang bagaimana pertolongan persalinan oleh tenaga nonmedis. b. Masyarakat lebih bisa mengetahui apa keuntungan dan kerugian pertolongan persalinan oleh non-medis. 2. Untuk Peraji Peraji menyadari kelemahan dari pertolongan yang diberikannya dan bersedia untuk menerima pelatihan dan menambah pengetahuan. 3. Untuk Tenaga Medis Kerjasam antara tenaga medis dan non-medis terus terjalin untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan teutama di desa 4. Untuk Pemerintah AKI dan AKB bisa diturunkan karena mutu pelayanan bisa ditingkatkan. BAB II ISI PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA KESEHATAN NON-MEDIS A. Pengertian Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas ( Prawirohardjo, 2005). Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang
  • 3. B. Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi. Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal, dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut)disertai doa Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran katanya janin mulai memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus. Pada usia kandungan 7 bulan, dukun melakukan upacara tingkeban. Katanya janin mulai bergerak meninggalkan alam rahim menuju alam dunia, melalui kelahiran. Calon ibu mendapat perawatan khusus, selain perutnya dielus-elus, badannya juga dipijat-pijat, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah disisir dan di bedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun perutnya makan lama makin besar C. Fakto-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong Bersalin Dengan tenaga Kesehatan Non-medis Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan non- medis daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: A. Kemiskinan Tersedianya berbagai jenis pelayanan public serta persepsi tentang nilai dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan memilih kesehatan atau tidak. Biasanya, perempuan memilih berdasakan penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan pilihan mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh masyarakat miskin. Sekitar 65% dari seluruh masyarakat miskin yang diteliti menggunakan penyesia layanan kesehatan rakyat seperti bidan di desa, puskesmas atau puskesmas pembantu(pustu), sementara 35% sisanya menggunakan dukun beranak yang dikenal dengan berbagai sebutan. Walaupun biaya merupakan alasan yang menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah faktor yang membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar daripada penghasilan RT miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai. Sebaliknya, pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tariff dukun hanya sepersepuluh atau seperlima dari tariff bidan dea. Dukun juga bersedia pembayaran mereka ditunda atau dicicil(Suara Merdeka, 2003). B. Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskkipun sebetulnya belum punah sama sekali bahkan disebagian besar kabupaten, dukun beranak masih eksis dan dominant. Menurut data yang diperoleh Dinas Kesehatan Jawa Barat jumlah bidan jaga di Jawa Barat sampai tahun 2005 ada 7.625 orang. Disebutkan pada data tersebut, junlah dukun di perkotaan hanya setengah jumlah bidan termasuk di kota Bandung. Namun, di 9 daerah (kabupaten) jumlah dukun lebih banyak (dua kali lipat) jumlah bidan. Malah di Jawa Barat masih ada 10 kabupaten yang tidak ada bidan (Ketua Mitra Peduli/Milik Jabar).
  • 4. C. Kultur budaya masyarakat Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada dukun beranak daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit maih melekat pada kebanyakan kaum perempuan. Kalaupun terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah yang bukan ditentukan manusia Selain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak membenarkan pemeriksaan kandungan, apalagi persalinan oleh dokter atau para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu, kebanyakan kaum perempuan di padesaan tetap memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi. D. Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Apabila Persalinan Ditolong Oleh Non-medis Menurut sinyalemen Dinkes AKI cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak dapat dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi merekatentang mutu pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut). Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian ini menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beeranak akan tandatanda bahaya kehamilan yang tidak dikenal(Suara Merdeka, 2003). Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman. E. Usaha Untuk Menjalin Kerjasama Antara Tenaga Medis dan Non-medis Dalam Menolong Persalinan Berdasarkan dukun di Indonesia masih mempunyai peranan dalam menolong suatu persalinan dan tidak bisa dipungkiri, masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun beranak, walaupun dalam menolong persalinan dukun tidak berdasarkan kepada pengalaman dan berbagai kasus persalinan oleh dukun seringkali terjadi dan menimpa seorang ibu dan atau bayinya. Tetapi keberadaan dukun di Indonesia tidak boleh dihilangkan tetapi kita bisa melakukan kerjasama dengan dukun untuk mengatasi hal-hal atau berbagai kasus persalinan oleh dukun. Seperti di daerah pedesaan Paminggir, Alas Kokon, Kertajayadan daerah perkotaan Soklat setelah dua dari empat dukun beranak yang diwawacarai telah menerima pelatihan dari dokterdokter puskesmas pada tahun 1990-1991. Mereka merasa pelatihan dan peralatan persalinan yang diberikan saat pelatihan sangat bermanfaat. Para dukun juga dilatih tentang pencatatan dan pelaporan. Setiap dukun dilatih membaca sampai mengerti bagaimana cara pengisian kolom tersebut. Pelatihan untuk perawatan ibu hamil, pertolongan pada diare, makanan bergizibagi
  • 5. bayi, balita dan ibu hamil juga dilakukan. Membina hubungan baik dengan dukun juga dilakukan agar kita bisa lebih gampang menjalin kerjasama dengan dukun. F. Pelayanan yang Dapat Diberikan Oleh Tenaga Non-medis Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis oleh para dukun, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi baru lahir dengan mulut). Layanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis misalnya: 1. Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. 2. Dukun mematok harga muruh, kadang bisa disertai atau diganti dengan sesuatu barang misalnya beras, kelapa, dan bahan dapur lainnya. 3. Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk 1-44 hari pasca melahirkan dengan sabar memanjakan ibu dan bayinya misalkan dia mencuci dan membersihkan ibu setelah melahirkan. 4. Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan memulihkan diri, sebaliknya bidan seringkali tidak bersedia saat dibutuhkan atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil. BAB III PEMBAHASAN Tentang Keberadaan Dukun Walaupun sekarang sudah jaman moderen kita masih memerlukan tenaga dukun sebagai pendamping dalam mengawasi kehamilan disaat tenaga bidan tidak bisa melakukan pengawasan secara penuh dan disuatu daerahyang masih kurang nya tenagqa bidan. Cara pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak jauh berbeda dari cara pertolongan persalinan oleh bidan, hanya saja dalam penerapannya mereka kurang memperhatikan kesterilan dan alat-alat yang digunakan masih seadanya. Para dukun juga melakukan pengawasan kepada ibu hamil semenjak para dukun tahu tentang kehamilan ibu, hal ini sama dengan lebih mengarah ke spiritual. Dan keberadaan dukun ini tidak bisa dihilangkan dalam pemberian pertolongan persalinan. Dan kita sebagai bidan harus menjalin kerjasama dengan dukun dalam meningkatkan mutu pelayanan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah kematian ibu dan janin serta kecacatan yang mungkin terjadi. Dalam meningkatkan mutu pelayanan kita bisa melakukan pelatihan-pelatihan kepada dukun sehingga para dukun diharapkan bisa mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Selain itu diharapkan pula agar para peraji dalam menolong persalinan diajarkan supaya menggunakan prinsip steril untuk menghindari infeksi dimana infeksi itu sering sebagai penyebab kematian ibu dan janin. Dalam mewujudkan dukun yang terlatih, pemerintah harus ikut berpartisipasi memberi dukungan dan membantu dalam memberikan bantuan peralatan persalinan gratis kepada para dukun untuk meminimalkan komplikasi pada saat persalinan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa dihilangkan karena sudah merupakan suatu kepercayaan dan sudah melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga
  • 6. kesehatan non-kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah yang masih minimnya tenaga kesehatan khususnya bidan. Kerjasam antar bidan dan pemerintah dengan tenaga kesehatan non-medis sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. kerjasama yang bisa dilakukan seperti misalnya dalam pemberian pelatihan kepada para tenaga kesehatan non-kesehatan atau keikut sertaan pemerintah sangat penting untuk menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan alatalat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga infeksi saat pemotongan tali pusat bisa diturunkan B. Saran 1. Untuk masyarakat - Diharapkan masyarakat ikut lebih memperhatkan tentang kesehatan atau ibu terutama dalam proses persalinannya. - Diharapkan masyarakat lebih menyeleksi dalam memilih penolong persalinannya. 2. Untuk pemerintah - Diharapkan pemerintah ikut serta dalam memberikan dukungan seperti pelatihan dan pemberian alat-alat pertolongan peralinan gratis kepada dukun. - Diharapkan pemerintah bisa membantu alam pemerataan bidan atau tenaga kesehatan sampai daerah pedalaman sehingga mutu kesehatan meningkat sampai daerah-daerah terpencil. 3. Untuk Peraji Diharapkan para dukun memiliki kesadara untuk meningkatkan pengetahuannya dan menerima pelatihan-pelatihan yang diberikan. 4. Untuk Ibu Hamil Diharapkan ibu hamil tidak hanya memeriksakan kehamilannya di dukun tetapi jugs di bidan agar bisa mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. 5. Untuk Tenaga Medis Diharapkan tenaga medis bersedia menjalin kerjasamadan atau berbagi ilmu dengan para dukun beranak atau peraji. DAFTAR PUSTAKA Kartika, Sofia. 2004. Kerjasama Dukun dan Bidan Desa untuk Menekan AKI dan AKB. http://www.jurnalperempuan.com Ketua Mitra Peduli Kependudukan/Milik Jabar. 2006. Pikiran Rakyat Bandung http://www.pikiranrakyatbandung.com prawirahardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP Rate this:
  • 7. Rate This Like this: Suka Be the first to like this. Komentar (0) Lacak Balik (0) Tinggalkan Komentar Lacak balik 1. Belum ada komentar. Tinggalkan Balasan umpan RSS my facebook
  • 8. Darwis M Amin Buat Lencana Anda HALAMAN Artikel o o o o o Amenore Fisiologi Proses Persalinan Normal Konsep Umum Nyeri PEMFIGUS VULGARIS TUMOR ORBITA Asuhan keperawatan o ANESTESI UMUM o Askep Integumen Disorder o ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TETANUS o ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN HIDRONEFROSIS o DIAGNOSIS MALARIA o Hiperemesis Gravidarum o Jangan Sembarang Gunakan Antiseptik o KELAINAN HAID o KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONTRASEPSI o kematian ibu o KONSEP DASAR SKIZOFRENIA DAN PENYEBABNYA o Manajemen Persalinan o Mengenal aneka alat KONTRASEPSI o Nutrisi dalam Kehamilan o Perlu Dibuat Payung Hukum bagi Profesi Perawat o Persalinan Kurang Bulan o PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENEGA KESEHATAN NONMEDIS o prinsip enam benar pemberian obat o sistemreproduksi wanita
  • 9. o Terapi Suntik vitamin C farmakologi o Dopamin o Memberikan Obat Sublingual o Obat pada sistem syaraf pusat o PEMBERIAN OBAT gizi o Pembagian karbohidrat o Zat gizi dikelompokkan berdasarkan beberapa hal kumpulan pantun sig up ziddu 4Shared
  • 10. Join 4Shared Now! komentar Call of Duty on KELAINAN HAID Sujatno Farm on Kanker Payudara (Breast Cancer… wirnasti nina on Komplikasi Pada Masa Nifa… RAHMATIA on Pembagian karbohidrat aliya menda on PEMFIGUS VULGARIS Puncak WordPress Blog pada WordPress.com. Tema: INove oleh NeoEase. Ikuti Follow “MENCARI ILMU” Get every new post delivered to your Inbox. Powered by WordPress.com