SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
PERENCANAAN IRIGASI AIR TANAH DI GENDINGAN NGAWI JAWA TIMUR

Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akhir tanaman
pada daerah lahan tadah hujan desa Gendingan, sehingga mampu menjamin ketersediaan air
baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air tanah untuk irigasi
tidak akan lepas dari adanya pembuatan sumur-sumur pompa sebagai salah satu sumber air.
Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan pengujian sumur dan
pengujian akuiter.

Dari perhitungan uji sumur dan uji akuiter dapat menentukan debit optimum sebagai dasar
perencanaan dengan menggunakan metode grafis Sichart.

Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup atau perpipaan dan
sistem jaringan tertutup (loop) di dalam tanah. Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box
pembagi untuk disalurkan ke sawah sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui saluran
terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir. Hal ini disebabkan
volume kebutuhan air (4.234,464 m3/hari) dari luas rencana daerah layanan irigasi (32,5 ha)
adalah lebih besar dibanding dengan volume yang tersedia dari pemompaan (1.350 m3/hari).
Sedangkan untuk mengantisipasi adanya kelebihan air di sawah bagi keamanan tanaman
dibuat saluran pembuang.

Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi, maka dapat menentukan daya
pompa untuk pengaliran air irigasi ke blok-blok bagi.

Deskripsi Alternatif :

Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akhir
tanaman pada daerah lahan tadah hujan desa Gendingan, sehingga mampu menjamin
ketersediaan air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air
tanah untuk irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan sumur-sumur pompa sebagai
salah satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan
pengujian sumur dan pengujian akuiter.

Dari perhitungan uji sumur dan uji akuiter dapat menentukan debit optimum sebagai dasar
perencanaan dengan menggunakan metode grafis Sichart.

Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup atau perpipaan dan
sistem jaringan tertutup (loop) di dalam tanah. Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box
pembagi untuk disalurkan ke sawah sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui saluran
terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir. Hal ini
disebabkan volume kebutuhan air (4.234,464 m3/hari) dari luas rencana daerah layanan
irigasi (32,5 ha) adalah lebih besar dibanding dengan volume yang tersedia dari
pemompaan (1.350 m3/hari). Sedangkan untuk mengantisipasi adanya kelebihan air di
sawah bagi keamanan tanaman dibuat saluran pembuang.

Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi, maka dapat menentukan daya
pompa untuk pengaliran air irigasi ke blok-blok bagi.
1. Latar Belakang
   Terkait pemanfaatan air secara besar-besaran dan tak terkendali, Irigasi merupakan hal
   penting yang perlu diketahui. Mengingat sebagian besar pemanfaatan lahan di Indonesia
   merupakan pertanian. Dengan itu perlu adanya pemahaman terhadap jenis dan
   pemanfaatan air itu sendiri sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

2. Rumusan Masalah
   a. Pengertian Irigasi
   b. Fungsi Irigasi
   c. Macam-macam Irigasi

3. Pengertian Irigasi
   a. Berdasarkan keputusan menteri no. 32 tahun 2007, Irigasi adalah usaha penyediaan,
   pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang meliputi
   permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak.

  b. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, (2009) Irigasi adalah usaha
  penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan air untuk menunjang usaha pertanian,
  termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

4. Fungsi Irigasi
   Fungsi utama:
   a. Memenuhi kebutuhan air tanaman

  Fungsi spesifik:
  a. Mengambil air dari sumber (diverting)
  b. Membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying)
  c. Mendistribusikan air kepada tanaman (distributing)
  d. Mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring)

5. Macam-macam Irigasi
   Menurut cara distribusi di lahan:
   a. Irigasi permukaan
   b. Irigasi curah
   c. Irigasi tetes

  Menurut cara pengambilan airnya:
  a. Pengambilan gravitasi (tradisional)
  b. Pompa

  Menurut cara pengalirannya:
  a. Saluran terbuka (open channel)
  b. Jaringan pipa (pipe network)

  Menurut sumber airnya:
  a. Air permukaan : sungai, danau, waduk
  b. Airtanah : akuifer
Irigasi Permukaan

Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai
melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free
intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan
pertanian.
Terbagi tiga yaitu irigasi sawah/basin, irigasi alur dan irigasi surjan.

Irigasi Curah

Irigasi curah atau biasa disebut Irigasi semprot, hal ini dikatakan karena teknik yang
bekerja adalah teknik penyemprotan. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga
tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke
akar.

Irigasi Tetes

Merupakan suatu sistem untuk memasok air dan pupuk tersaring ke dalam tanah
melalui suatu pemancar. pasokan air yang diberikan mempunyai debit kecil dan
konstan serta tekanan rendah, sehingga air akan menyebar di tanah baik ke samping
maupun ke bawah karena gaya kapiler dan gravitasi.
Bentuk sebarannya tergantung jenis tanah, kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis
tanaman

Irigasi Pengambilan Gravitasi

Irigasi pengambilan gravitasi yang dimaksud yaitu dengan cara tradisional dengan
menggunakan ember.
Dalam hal ini prinsip pengambilan umumnya menggunakan dua metode yaitu :
Metode langsung
Metode katrol

Irigasi Pompa

Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan
dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi
ini dapat terus mengairi sawah.

Irigasi dengan sistem Pompa Air = Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan
melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa
atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

Irigasi Saluran Terbuka

Irigasi saluran terbuka merupakan sistem distribusi air yang berpenampang
terbuka/open channel. Dimana penampang terbagi dengan penampang alami dan
buatan.
Irigasi Saluran Pipa
   Sesuai namanya sistem ini mendistribusikan air melalui pipa-pipa yang terhubung
   dengan debit tertentu. Irigasi pipa ini juga dipengaruhi oleh gravitasi
   Irigasi Air Tanah (Akuifer)

   Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan tanah
   (sub-surface water). Aliran air tanah (akuifer) terbentuk secara alami melalui proses
   hidrologi. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
   tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah
   termasuk bangunan di dalamnya. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan
   irigasi air tanah yang dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diairi.

       1. Contoh irigasi terhadap air tanah yaitu dengan adanya mata air, baik itu mata
          air alami atau pun buatan.

   PENGGUNAAN BIG GUN SPRINKLER PADA IRIGASI AIR TANAH
   Penggunaan air tanah untuk memenuhi berbagai keperluan seperti rumah tangga,
   industri dan pertanian telah lama dilakukan di Indonesia. Pemerintah, melalui
   Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum mulai tahun
   1970 telah mengembangkan pemanfaatan air tanah untuk irigasi diderah cekungan
   Wilis – Lawu di Kabupaten Kediri-Nganjuk Propinsi Jawa Timur, hingga sampai saat
   ini pemanfaatan air tanah untuk irigasi telah berkembang hampir diseluruh Propinsi di
   Indonesia.

   Untuk dapat memanfaatkan air tanah yang keberadaannya pada lapisan pembawa air
   yang disebut “akifer” dimana posisinya berada dibawah permukaan tanah,
   menyebabkan diperlukannya fasilitas sumur serta mengoperasikan mesin pompa
   untuk dapat memanfaatkannya.
   Pada sistim irigasi air tanah, setelah pembangunan sumur selesai, maka setiap kali
   petani membutuhkan air untuk sawahnya, petani tersebut harus mengoperasikan
   mesin pompa agar supaya air yang ada didalam sumur dapat mencapai sawahnya.
   Mengingat biaya operasi mesin pompa ini cukup besar, dibandingkan dengan irigasi
   permukaan yang menngunakan sistim grafitasi untuk mengalirkan air kesawah
   sehingga petani tidak mengeluarkan biaya sama sekali, maka perlu dicarikan sistim
   pengaliran air dengan efisiensi yang tinggi (tidak banyak air yang hilang sebelum
   mencapai sawah yang membutuhkannya), sehingga :

1. Apabila digunakan saluran tanah, akan banyak air yang masuk kedalam tanah akibat
   porositas dari tanah itu sendiri, makin tinggi tingkat porositas tanah, makin banyak
   pula air yang dihisap oleh tanah tersebut.
2. Apabila digunakan saluran yang dilining (misalnya dengan pasangan batu atau plat
   beton), memang kehilangan air akibat porositas tanah dapat direduksi secara
   signifikan akan tetapi kehilangan akibat evaporasi selama proses pengaliran tidak bisa
   dicegah. Selain itu mulai dari ujung saluran yang dililing mungkin harus tetap
   melewati saluran tanah beberapa puluh meter sebelum mencapai sawah petani yang
   membutuhkan air, disini terjadi kehilangan air lagi, beruntung petani yang sawahnya
   persis didepan ujung saluran yang dilining.
3. Apabila digunakan saluran perpipaan PVC, kehilangan air akibat porositas tanah dan
   evaporasi dapat diatasi, tapi dari outlet perpipaan sejauh beberapa puluh meter
sebelum mencapai sawah petani yang membutuhkan air juga tetap melewati saluran
       tanah.




                                           Dengan menggunakan saluran perpipaan PVC
yang dikombinasikan dengan “Big gun sprinkler”, maka kehilangan air sebelum mencapai
sawah petani yang membutuhnkan dapat lebih ditekan lagi.
Big gun sprinkler adalah alat penyemprot air yang dapat memancarkan air sampai sejauh
radius 100 meter atau diameter 200 meter. Secara umum alat ini mirip dengan water canon
yang dipakai polisi untuk membubarkan demo atau yang digunakan oleh pasukan pemadam
kebakaran. Perbedaanya adalah bahwa pada big gun sprinkler untuk irigasi ada tambahan
peralatan yang berfungsi untuk mengatur agar supaya air yang jatuh ketanah didalam areal
radius pancarannya uniform/seragam sehinngga kondisinya mirip hujan, sedangkan pada
water canon yang diutamakan adalah jangkauannya.
Pada waktu beroperasi, posisi big gun sprinkler ini dipindah-pindahkan sedemikian rupa
sehingga seluruh areal yang dilayani dapat menerima air.
Untuk satu mesin pompa pada umumnya memerlukan lebih dari satu big gun sprinkler sesuai
dengan kasitas pompa dan kapasitas dari big gun sprinkler itu sendiri.

Keuntungan yang didapat dari penggunaan big gun sprinkler ini adalah :

       Dapat digunakan pada lahan dengan kondisi topografi yang tidak teratur atau
       bergelombang dan berbukit-bukit.
       Dapat diterapkan pada tekstur tanah pasiran hingga tanah berpasir yang persifat
       porous.
       Kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran kecil.
       Apabila tidak ada masalah, biaya OP untuk jaringan pipa kecil.
       Aman dari gangguan penjebolan secara liar karena pipa ditanam di bawah tanah,
       sehingga tidak perlu pemeliharaan secara khusus.
       Cara pengoperasian penyiraman dapat dilakukan secara bergiliran, sehingga big gun
       sprinkler yang digunakan jumlahnya tidak perlu banyak.
       Dapat mengatur suhu lingkungan di sekitarnya.
       Air dapat dicampur dengan pupuk organik.
       Tidak perlu saluran pembuangan karena air akan meresap ke dalam tanah.
Kendala pada penggunaan big gun sprinkler adalah :

       Pemasangan awal diperlukan biaya besar karena peralatan cukup mahal.
       Biaya eksploitasi tinggi karena menggunakan bahan bakar untuk pompa air.
       Jika ada masalah kerusakan mekanik akan menyebabkan masalah, yang besarnya
       sesuai dengan tingkat kerusakan.
       Pemberian air dipengaruhi oleh angin.
       Pekerjaan tanah harus dalam kondisi normal supaya mudah dalam pelaksanaan.

        Penggunaan big gun sprinkler untuk irigasi air tanah pertama kali dilaksanakan di
Propinsi Nusa Tengara Barat, didesa Akar-akar kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara
pada tahun 2007 dalam rangka kerja sama antara Departemen Pekerjaan Umum cq Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dengan Universitas Mataram. Saat ini daerah-
daerah lain mulai mengadopsi teknologi tersebut, diantaranya Propinsi Jawa Timur yang
mulai mencoba dikabupaten Mojokerto dan kabupaten Madiun.
Semoga penggunaan big gun sprinkler ini dapat meningkatkan kesejahteraan para petani air
tanah.

More Related Content

Viewers also liked

Irigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airIrigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airabufaiza
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiArizki_Hidayat
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 

Viewers also liked (9)

Irigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airIrigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan air
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
 
Mekanika fluida
Mekanika fluidaMekanika fluida
Mekanika fluida
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Manajemen organisasi full
Manajemen organisasi fullManajemen organisasi full
Manajemen organisasi full
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi
 

Irigasi air tanah

  • 1. PERENCANAAN IRIGASI AIR TANAH DI GENDINGAN NGAWI JAWA TIMUR Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akhir tanaman pada daerah lahan tadah hujan desa Gendingan, sehingga mampu menjamin ketersediaan air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air tanah untuk irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan sumur-sumur pompa sebagai salah satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan pengujian sumur dan pengujian akuiter. Dari perhitungan uji sumur dan uji akuiter dapat menentukan debit optimum sebagai dasar perencanaan dengan menggunakan metode grafis Sichart. Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup atau perpipaan dan sistem jaringan tertutup (loop) di dalam tanah. Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box pembagi untuk disalurkan ke sawah sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui saluran terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir. Hal ini disebabkan volume kebutuhan air (4.234,464 m3/hari) dari luas rencana daerah layanan irigasi (32,5 ha) adalah lebih besar dibanding dengan volume yang tersedia dari pemompaan (1.350 m3/hari). Sedangkan untuk mengantisipasi adanya kelebihan air di sawah bagi keamanan tanaman dibuat saluran pembuang. Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi, maka dapat menentukan daya pompa untuk pengaliran air irigasi ke blok-blok bagi. Deskripsi Alternatif : Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akhir tanaman pada daerah lahan tadah hujan desa Gendingan, sehingga mampu menjamin ketersediaan air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air tanah untuk irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan sumur-sumur pompa sebagai salah satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan pengujian sumur dan pengujian akuiter. Dari perhitungan uji sumur dan uji akuiter dapat menentukan debit optimum sebagai dasar perencanaan dengan menggunakan metode grafis Sichart. Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup atau perpipaan dan sistem jaringan tertutup (loop) di dalam tanah. Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box pembagi untuk disalurkan ke sawah sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui saluran terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir. Hal ini disebabkan volume kebutuhan air (4.234,464 m3/hari) dari luas rencana daerah layanan irigasi (32,5 ha) adalah lebih besar dibanding dengan volume yang tersedia dari pemompaan (1.350 m3/hari). Sedangkan untuk mengantisipasi adanya kelebihan air di sawah bagi keamanan tanaman dibuat saluran pembuang. Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi, maka dapat menentukan daya pompa untuk pengaliran air irigasi ke blok-blok bagi.
  • 2. 1. Latar Belakang Terkait pemanfaatan air secara besar-besaran dan tak terkendali, Irigasi merupakan hal penting yang perlu diketahui. Mengingat sebagian besar pemanfaatan lahan di Indonesia merupakan pertanian. Dengan itu perlu adanya pemahaman terhadap jenis dan pemanfaatan air itu sendiri sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. 2. Rumusan Masalah a. Pengertian Irigasi b. Fungsi Irigasi c. Macam-macam Irigasi 3. Pengertian Irigasi a. Berdasarkan keputusan menteri no. 32 tahun 2007, Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang meliputi permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak. b. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, (2009) Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. 4. Fungsi Irigasi Fungsi utama: a. Memenuhi kebutuhan air tanaman Fungsi spesifik: a. Mengambil air dari sumber (diverting) b. Membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying) c. Mendistribusikan air kepada tanaman (distributing) d. Mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring) 5. Macam-macam Irigasi Menurut cara distribusi di lahan: a. Irigasi permukaan b. Irigasi curah c. Irigasi tetes Menurut cara pengambilan airnya: a. Pengambilan gravitasi (tradisional) b. Pompa Menurut cara pengalirannya: a. Saluran terbuka (open channel) b. Jaringan pipa (pipe network) Menurut sumber airnya: a. Air permukaan : sungai, danau, waduk b. Airtanah : akuifer
  • 3. Irigasi Permukaan Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Terbagi tiga yaitu irigasi sawah/basin, irigasi alur dan irigasi surjan. Irigasi Curah Irigasi curah atau biasa disebut Irigasi semprot, hal ini dikatakan karena teknik yang bekerja adalah teknik penyemprotan. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar. Irigasi Tetes Merupakan suatu sistem untuk memasok air dan pupuk tersaring ke dalam tanah melalui suatu pemancar. pasokan air yang diberikan mempunyai debit kecil dan konstan serta tekanan rendah, sehingga air akan menyebar di tanah baik ke samping maupun ke bawah karena gaya kapiler dan gravitasi. Bentuk sebarannya tergantung jenis tanah, kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis tanaman Irigasi Pengambilan Gravitasi Irigasi pengambilan gravitasi yang dimaksud yaitu dengan cara tradisional dengan menggunakan ember. Dalam hal ini prinsip pengambilan umumnya menggunakan dua metode yaitu : Metode langsung Metode katrol Irigasi Pompa Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah. Irigasi dengan sistem Pompa Air = Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah. Irigasi Saluran Terbuka Irigasi saluran terbuka merupakan sistem distribusi air yang berpenampang terbuka/open channel. Dimana penampang terbagi dengan penampang alami dan buatan.
  • 4. Irigasi Saluran Pipa Sesuai namanya sistem ini mendistribusikan air melalui pipa-pipa yang terhubung dengan debit tertentu. Irigasi pipa ini juga dipengaruhi oleh gravitasi Irigasi Air Tanah (Akuifer) Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan tanah (sub-surface water). Aliran air tanah (akuifer) terbentuk secara alami melalui proses hidrologi. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diairi. 1. Contoh irigasi terhadap air tanah yaitu dengan adanya mata air, baik itu mata air alami atau pun buatan. PENGGUNAAN BIG GUN SPRINKLER PADA IRIGASI AIR TANAH Penggunaan air tanah untuk memenuhi berbagai keperluan seperti rumah tangga, industri dan pertanian telah lama dilakukan di Indonesia. Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum mulai tahun 1970 telah mengembangkan pemanfaatan air tanah untuk irigasi diderah cekungan Wilis – Lawu di Kabupaten Kediri-Nganjuk Propinsi Jawa Timur, hingga sampai saat ini pemanfaatan air tanah untuk irigasi telah berkembang hampir diseluruh Propinsi di Indonesia. Untuk dapat memanfaatkan air tanah yang keberadaannya pada lapisan pembawa air yang disebut “akifer” dimana posisinya berada dibawah permukaan tanah, menyebabkan diperlukannya fasilitas sumur serta mengoperasikan mesin pompa untuk dapat memanfaatkannya. Pada sistim irigasi air tanah, setelah pembangunan sumur selesai, maka setiap kali petani membutuhkan air untuk sawahnya, petani tersebut harus mengoperasikan mesin pompa agar supaya air yang ada didalam sumur dapat mencapai sawahnya. Mengingat biaya operasi mesin pompa ini cukup besar, dibandingkan dengan irigasi permukaan yang menngunakan sistim grafitasi untuk mengalirkan air kesawah sehingga petani tidak mengeluarkan biaya sama sekali, maka perlu dicarikan sistim pengaliran air dengan efisiensi yang tinggi (tidak banyak air yang hilang sebelum mencapai sawah yang membutuhkannya), sehingga : 1. Apabila digunakan saluran tanah, akan banyak air yang masuk kedalam tanah akibat porositas dari tanah itu sendiri, makin tinggi tingkat porositas tanah, makin banyak pula air yang dihisap oleh tanah tersebut. 2. Apabila digunakan saluran yang dilining (misalnya dengan pasangan batu atau plat beton), memang kehilangan air akibat porositas tanah dapat direduksi secara signifikan akan tetapi kehilangan akibat evaporasi selama proses pengaliran tidak bisa dicegah. Selain itu mulai dari ujung saluran yang dililing mungkin harus tetap melewati saluran tanah beberapa puluh meter sebelum mencapai sawah petani yang membutuhkan air, disini terjadi kehilangan air lagi, beruntung petani yang sawahnya persis didepan ujung saluran yang dilining. 3. Apabila digunakan saluran perpipaan PVC, kehilangan air akibat porositas tanah dan evaporasi dapat diatasi, tapi dari outlet perpipaan sejauh beberapa puluh meter
  • 5. sebelum mencapai sawah petani yang membutuhkan air juga tetap melewati saluran tanah. Dengan menggunakan saluran perpipaan PVC yang dikombinasikan dengan “Big gun sprinkler”, maka kehilangan air sebelum mencapai sawah petani yang membutuhnkan dapat lebih ditekan lagi. Big gun sprinkler adalah alat penyemprot air yang dapat memancarkan air sampai sejauh radius 100 meter atau diameter 200 meter. Secara umum alat ini mirip dengan water canon yang dipakai polisi untuk membubarkan demo atau yang digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran. Perbedaanya adalah bahwa pada big gun sprinkler untuk irigasi ada tambahan peralatan yang berfungsi untuk mengatur agar supaya air yang jatuh ketanah didalam areal radius pancarannya uniform/seragam sehinngga kondisinya mirip hujan, sedangkan pada water canon yang diutamakan adalah jangkauannya. Pada waktu beroperasi, posisi big gun sprinkler ini dipindah-pindahkan sedemikian rupa sehingga seluruh areal yang dilayani dapat menerima air. Untuk satu mesin pompa pada umumnya memerlukan lebih dari satu big gun sprinkler sesuai dengan kasitas pompa dan kapasitas dari big gun sprinkler itu sendiri. Keuntungan yang didapat dari penggunaan big gun sprinkler ini adalah : Dapat digunakan pada lahan dengan kondisi topografi yang tidak teratur atau bergelombang dan berbukit-bukit. Dapat diterapkan pada tekstur tanah pasiran hingga tanah berpasir yang persifat porous. Kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran kecil. Apabila tidak ada masalah, biaya OP untuk jaringan pipa kecil. Aman dari gangguan penjebolan secara liar karena pipa ditanam di bawah tanah, sehingga tidak perlu pemeliharaan secara khusus. Cara pengoperasian penyiraman dapat dilakukan secara bergiliran, sehingga big gun sprinkler yang digunakan jumlahnya tidak perlu banyak. Dapat mengatur suhu lingkungan di sekitarnya. Air dapat dicampur dengan pupuk organik. Tidak perlu saluran pembuangan karena air akan meresap ke dalam tanah.
  • 6. Kendala pada penggunaan big gun sprinkler adalah : Pemasangan awal diperlukan biaya besar karena peralatan cukup mahal. Biaya eksploitasi tinggi karena menggunakan bahan bakar untuk pompa air. Jika ada masalah kerusakan mekanik akan menyebabkan masalah, yang besarnya sesuai dengan tingkat kerusakan. Pemberian air dipengaruhi oleh angin. Pekerjaan tanah harus dalam kondisi normal supaya mudah dalam pelaksanaan. Penggunaan big gun sprinkler untuk irigasi air tanah pertama kali dilaksanakan di Propinsi Nusa Tengara Barat, didesa Akar-akar kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara pada tahun 2007 dalam rangka kerja sama antara Departemen Pekerjaan Umum cq Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dengan Universitas Mataram. Saat ini daerah- daerah lain mulai mengadopsi teknologi tersebut, diantaranya Propinsi Jawa Timur yang mulai mencoba dikabupaten Mojokerto dan kabupaten Madiun. Semoga penggunaan big gun sprinkler ini dapat meningkatkan kesejahteraan para petani air tanah.