Macet Total dicipanas Galunggung Ketika Moment tahun baru 2015” itu dirayakan warga dari berbagai Wilayah terdekat ke-Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya.
Hanya kata-kata itulah yang mungkin pantas diucapkan oleh beberapa penulis Berita (Media Koran Harian Lokal,Mingguan,Online ,TV dan media-media warga lainnya) .
Ketika penulis melihat dan meliput dari dekat suasana “langganan macet itu ” pada suasana (moment-moment) penting hari libur nasional , terlampaui warga yang ingin sekali Moment Liburannya itu dinikmati diwahana wisata salahsatu yang terkenal diseantero Jawa Barat tersebut.
Bosan?
Ya…terkadang jemari ini “bosan juga” untuk mengabarkan (ngabarin hal-itu) ketika ingin menuliskan sesuatu yang terjadi “kata yang sama tersebut sebagai langganan tulisan macet total” dilokasi Wisata Cipanas dan Kawah Galunggung tersebut.
Namun (mungkin) kabar tersebut jelas terlihat dan terpantau dialami penulis ketika moment tahun baru 2015 itu sempat membawa keluarga tercinta ketempat liburan murah-meriah yang dikelola Dinas Pariwisata dan PT Perhutani Kabupaten setempat itu.
Nampak terlihat ribuan kendaraan memasuki lokasi Wisata , dengan menggunakan jalur jalan yang sama ,yaitu ; berupa jalur jalan kecil yang teraspal -Hotmix sampai ke Pintu Gerbang (Karcis masuk) Lokasi Wisata yang tersedia beberapa paket , dari mulai Pemandian Air Panas alamiah yang (harus membeli karcis kembali) sampai ke pemandian yang tanpa harus membeli karcis masuk lagi.
Namun semua penikmat bisa “Berjamaah/bersama-sama” Mandi bareng-bareng berendam diair “Buatan Khusus sang Pencipta Alam” yang terasa panas membara dan dipercaya warga bisa menyembuhkan berbagai penyakit Rhematik dan gatal-gatal itu yang keluar dari Pori-pori tanah Alamiah gunung Galunggung yang agung tersebut.
Suasana macet disiang tadi (Kamis 1/1/2015) itupun semakin tidak terkendali lagi ketika terlihat sebuah Bus Pariwisata yang “badan kendarannnya” terlihat Extra Besar masuk ke –tanjakan jalur jalan yang berukuran Kecil yaitu jalur Utama Masuk para Wisatawan yang membawa kendaraan keluar dan masuk lokasi Wisata.
Tak ayal lagi Laju Bus Sebuah Perusahaan Pariwisata dengan plat nomor Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tersebut terhalang kendaraan Bermotor yang datang tepat pada Jam yang sama dengan jumlah yang susah untuk terkatakan.
Penulis katakana saja “Ribuan” kendaraan Bermotor dan Mobil-mobil yang keluar dan masuk kelokasi Wisata sempat terhalangi oleh Badan Bus yang besar tersebut.
Kemacetan langganan tersebut itupun Nampak terlihat sama suasananya ketika Moment-moment Liburan seperti Liburan Hari Raya dan Moment Liburan pergantian tahun yang suka dipakai Warga Indonesia untuk sama-sama menikmati Moment tersebut sebagai bagian Moment yang tak-harus terlewatkan.
Murahnya biaya dan Pilihan yang lainnya mungkin jadi sebuah pilihan Menarik untuk para Wisatawan Lokal .
Salah seorang Warga Pengunjung (wisatawan local) yang mengaku berasal dari Kota Jak
1. Warung Kopi;http://warungkopi.okezone.com
Private Message Dump for User aseprizal; 14th December 2014 20:28 -->
################################################################################
Folder : Sent Items
################################################################################
================================================================================
From : aseprizal
To : warungkopi1
Date : 2014-12-14 20:17
Title : Cerita Tukang Pecel Di Cipanas Galunggung Kabupaten TasikmalayaHujan
rintik-rintik si
--------------------------------------------------------------------------------
[IMG]http://warung[/IMG]Hujan rintik-rintik sisa Hujan besar yang mengguyur
Wilayah Cipanas Galunggung Kabupaten Tasikmalaya siang tadi (Minggu 14/12/2014)
mengharuskan para pemotor memberhentikan Motornya di Warung-warung kecil di
pinggiran jalan arah ke lokasi Wahana Wisata tersebut.
Anginpun bertiup kencang menarpa para pelancong pencari “kenyamanan“ di liburan
Minggu ini , begitupun penulis sengaja merapatkan badan yang basah kuyup terkena
hujan bareng para pelancong yang mencoba menepis/merapat karena Air Hujan itu
sempat membasahi Jaket dan Bajunya para Wisatawan local tersebut.
Sepotong “Leupeut“ (Uras) di sambar penulis, lalu di dinginnya hari terasa
angin menerpa , sepoi-sepoi basah dan penulispun sempat memesan seporsi Pecel
yang dipikir bisa menjadi Teman Dingin ketika cacing di perut ini meminta
“Jatahnya“.
“Mak“bikini pecel duaoong sepiring saja ,,,!“ Ucap penulis kepada Emak Warung
yang sigap ,dan langsung menuangkan beberapa keperluan bahan pecel ke
Cowet/Cobek Batu sebuah Alat punya si Emak Warung yang telah menemaninya selama
6 Tahun terakhir ini “Ngewarung“ Pecel dan Makanan Kecil dari berbagai panganan
khas Warungan pinggir jalan.
Seingat penulis Warung di Pinggir Jalan Arah menuju Wahana Wisata Cipanas/Kawah
Galunggung Kabupaten Tasikmalaya itu tetap berdiri Kokoh di sana , warung itu
terbuat dari bambu dan kayu dengan Design Khusus khas Warungan .
Kita bisa melirik ke sebelah kiri jalan ketika kita akan masuk merapat ke
pintu Gerbang Karcis Cipanas/Kawah Galunggung disanalah warung Pecel itu berada.
Gurat wajahnya Emak tetap tak berubah dari Dulu ketika penulis berhenti empat
(4) tahun yang lalu “Dia tetap ceria melayani pembeli musiman yang mampir ke
warungnya“ Gumam penulis dalam hati.
“Ah“emak mah tak lagi punya keinginan membesarkan (membangun-Pen) warung ini ,
capek lah Nak ,,emak sudah tua dan anak-anakpun telah pada punya usaha yang
semuanya mendirikan warung di dalam lokasi Wisata Cipanas Galunggung,yang satu
di pasarnya yang satu lagi di lokasi *Tonggoh,,(*Bhs Sunda Artinya di Atas)
untuk kegiatan sehari-hari emak mah diam saja di rumah , hanya hari Sabtu dan
Minggu saja emak dagang disini,,!“ Terang emak ketika penulis mencoba bertanya
tentang keseharian Emak tak kala tidak dagang di warungnya , karena menurut Emak
dia hanya Dua Hari datang ke Warungnya menggelar dagangannya yaitu antara Hari
Sabtu (Week End) dan pada Hari Minggu atau ketika tanggal Merah (Liburan)
datang.
Hujanpun telah mulai reda Nampak para Anak Muda pelancong dan yang lainnya yang
ikut merapatkan tubuhnya ke Warung Emak ketika hujan membesar tersebut ada yang
sambil jajan namun adapula yang hanya nyambi berteduh saja.
Setelah hujan itu reda angin di sana bertiup sepoi-sepoi basah menerpa tubuh
yang lumayan “telah“ sedikit hangat ketika perut penulis mencoba isi dengan
Pecel di Warung Emak Cipanas Galunggung yang lezat dan sedikit Pedas itu.
Salah sebuah “Rencana“ Usaha yang demikianlah yang penulis Kagumi ketika
Memaknai cara bertahan Hidup warga Masyarakat kelas bawah di Republik Indonesia
ini.
Barangkali hal ini tidak terprediksi oleh Para Usahawan Kelas Besar yang Rentan
terkena imbas Naiknya Harga Dolar , mereka adalah contoh kecil saja dari
Kehidupan Warga Indonesia yang tetap bertahan dari Deraan gonjang-ganjing Harga
Rupiah yang terus di hantam/di kalahkan oleh harga Dolar Amerika, Emak warung
Pecel itulah Benteng Penangkal “Perang Moneter“ yang tidak akan hancur dan
terkalahkan oleh gerakan apapun dari cara bertahan hidup Warga Indonesia .
2. Walaupun Harga Dolar terus merangsek dan mencoba mengalahkan System yang
dibangun oleh Bangsa Indonesia Ribuan Emak-emak Warung Pecel lainnya tetap akan
Bertahan dari Hantaman itu ,para Emak-emak Warung Pecel itu masih banyak
tersebar di seantero Jagat Nusantara, jadi tak usah di ragukan lagi Pola Hidup
Usaha mereka itu sebetulnya hanya saja mereka itu Wajib di Perhatikan secara
berkala oleh Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Secara spesipikasi mungkin hal tersebut telah di bahas para “Orang Pintar“ di
Jakarta sana bersama DPR & MPR Pusat di sana (barangkali) .
Namun para “Orang“ Pintar itu hanya bicara dan membahas saja keberadaan para
Emak-emak Warung Pecel itu dengan tanpa memprioritaskan Anggaran Negara (APBN)
itu khusus untuk Ratusan Ribu Emak-emak Tukang Pecel di seantero Wilayah
Nusantara.
Hanya saja (mungkin) para Emak-emak itu di pakai Pilar Dialog tentang Kemiskinan
saja untuk di sematkan kedalam Anggaran Bansos (Bantuan Social) yang kita
ketahui bersama banyak yang kurang dan banyak pula yang tidak mengena sasaran
realisasi Bansos tersebut.
[B]Asep Rizal.[/B]