Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Berjaya di usia senja
1. Berjaya di Usia Senja
Oleh Wiyanto Suud
Orang yang lanjut usia sering kali dianggap beban bagi keluarga daripada tumpuan.
Kita juga sering mendengar dan menyaksikan, baik dari media cetak maupun elektronik -
-bahkan dalam kehidupan sehari-hari-- ulah dan kenakalan para lansia. Semakin tua,
semakin buruk perangainya. Padahal, bagi mereka itu telah banyak kenikmatan yang
dikurangi oleh Allah SWT.
Syahdan, suatu ketika Ma'an bin Zaidah mendatangi Al-Makmun. Al-Makmun
bertanya, “Bagaimana keadaanmu di usia tua renta ini?” Ia menjawab, “Aku bisa jatuh
hanya karena tersandung kotoran unta, dan cukup diikat hanya dengan sehelai rambut.”
Al-Makmun bertanya lagi, “Bagaimana tanggapanmu terhadap makanan,
minuman, dan tidurmu?” Ia menjawab, “Bila lapar, aku marah; dan bila makan, aku
merasa jengkel; bila berada di antara orang-orang, aku mengantuk; dan bila di atas
kasur, aku terjaga.”
'Bagaimana pendapatmu tentang para wanita?” Ia menjawab, “Kalau wanita yang
buruk rupa, aku tidak menginginkan mereka; sedangkan para wanita yang cantik,
mereka tidak menginginkanku.” Al-Makmun berkata, “Kalau begitu, tidak pantas orang
sepertimu dianggap muda.”
Sungguh amat keterlaluan bagi orang-orang yang sudah lanjut usia, tapi masih juga
melakukan maksiat. Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tidak akan menerima dalih
seseorang sesudah Dia memanjangkan usianya hingga 60 tahun.” (HR Bukhari).
Oleh karena itu, Allah memberi pujian kepada mereka yang berusia senja, tapi
masih tetap menjaga keimanannya. Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah
menyampaikan firman Allah SWT, “Demi kemuliaan-Ku, keagungan-Ku, dan kebutuhan
Dimuat di “Hikmah” Republika, 13 April 2010.
2. hamba-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik laki-
laki maupun perempuan, yang telah beruban karena tua dalam keadaan Muslim.”
Tua dalam keadaan Muslim yang dimaksud dalam hadis Qudsi di atas adalah orang
yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-
baik orang di antara kalian ialah yang panjang umurnya dan baik pula amalannya.” (HR
Tirmidzi).
Dengan demikian, kebahagiaan di akhirat harus dicapai dengan bekal pahala yang
banyak dari amal saleh yang sebanyak-banyaknya. Rasulullah telah memberikan resep
tentang amal yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah meninggal
dunia.
Rasul SAW bersabda, “Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka
terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim).
Inilah rahasia keberkahan usia yang terus bertambah, dan tetap mengalir pahala
kebaikannya. Ibarat sebuah aset, kita tinggal menikmati keuntungan dan kejayaan kita.