1. CATATAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG TAS
PLASTIK (baca = kresek)
Oleh : Lili Andajani
Ketika mau libur sekolah, mendapatkan pinjaman buku dari seorang teman yang
judulnya kalau tidak keliru adalah "KAPAL JATIM". Yang kalau tidak keliru pula, kependekan
dari Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan. Berhari-hari, buku pinjaman itu tidak jelas
juntrungannya diletakkan di mana. Yang terpikir justru....liburan kali ini, paling enak dipakai
survey : "Seberapa banyakah sampah plastik ( Baca = tas kresek) yang bisa kuhindari dan
kukurangi pamakaiannya ?"
Pada suatu pagi, hari libur ketiga, kesempatan untuk survey datang. Dimulai dari
persiapan belanja ke pasar. “Sebentar-sebentar.... harus dipikir dulu kalau mau ke pasar”. Mau
belanja : tempe, tahu, ayam potong, sayur sup, tomat, dan kerupuk. Itu artinya harus membawa
kertas untuk bungkus tempe, tepak makan plastik milik anak untuk tempatnya tahu, rantang
plastik dan tutupnya untuk tempat ayam potong, dan tas untuk semua belanjaan. (Beberapa
waktu setelah belanja, baru menyesal karena lupa bawa kaleng untuk kerupuk...:) ). Nah....
berangkat ke pasar cukup dengan berjalan kaki..... biar langsing dan hemat BBM. Biar asam urat
pergi menjauh.....
Sesampai dipasar, pertama-tama belanja ke tukang ayam. Apa kata tukang ayam ketika
disodori rantang plastik untuk tempat ayam potong? Begini katanya dalam bahasa Suroboyoan,
"Wah.... sak jan’e yo ngene enak, nek sa'ben wong sing tuku nggowo wadah dewe....ngirit gak
tuku kresek...he....he...he..." Jawaban : mringis.co.id. :>
Tujuan ke-dua adalah belanja ke tukang tahu dan tempe. Ketika disodori tepak makan
plastik untuk tempat tahu, penjual no comment. Tetapi ketika disodori kertas bekas untuk tempat
tempe, kertasnya dipelototi, dan penjualnya tetap saja mau menempatkan tempe di tas
kreseknya. "Hei, pak... tidak pakai kresek.... taruh di kertas ini saja, Pak." Commentnya,
"Halah buk..... gak manteb.... " sambil mau naruh tempe di dalam tas kreseknya. Waduh..... tidak
pakai lama diambil saja tempe itu dan ditaruh di kertas, kresek dikembalikan. Penjual :
Mringis.co.id. :>
2. Tujuan ke-tiga, belanja ke lapak tukang sayur. Wah, yang ini biarkan saja dulu, beliau
beri tas kresek, sebab kalau terlalu banyak komplain, pasti ibu-ibu lain seperti melihat mahluk
dari bulan.....malu juga saya.... Sesudah didapat sayur sop, dan tomat, semua barang langsung
ditumpahkan isinya ke tas milik sendiri, yang tadi telah disiapkan dan kreseknya dikembalikan
kepada tukang sayur. Penjual : angkat alis.co.id :<.>
Tujuan ke-empat, ke penjual krupuk...... ,"Masya Awooooh..... yang ini lupa bawa
tempatnya.....biarkan saja sudah..... 1 kresek saja kan..... di maafkan ya...."
Sudah selesai belanja, sekarang waktunya untuk pulang. Jalan kaki lagi. Berkeringat lagi.
Lumayan, berat badan turun beberapa gram ya…..hehehe…..
Ternyata, mau menghindari plastik itu harus pakai perencanaan dulu, lalu dibiasakan,
walau agak merepotkan.
Kesempatan membaca buku KAPAL JATIM, baru datang setelah berada di mobil dalam
perjalanan mudik ke Probolinggo. Ooooo.... dalam buku ini banyak tulisan dari para aktivis
lingkungan tentang apa saja yang sudah mereka lakukan. Tulisan ini bisa memberikan inspirasi
dan motivasi bagi pembaca untuk turut berbuat sesuatu agar alam ini bisa terjaga. Tulisan dari
Prigi Arisandi-nya ECOTON sangat mengesankan. Juga ada tulisan dari aktivis Nol Sampah.
Bisa tidak ya, sebuah rumah tangga tidak menghasilkan sampah alias nol sampah ? Uh.....! pasti
harus ada perencanaan dan pemikiran ekstra untuk ini. Tapi.... bolehlah dicoba.....mungkin
jangan nol sampah-lah.....mungkin 0,01 gitu.... (tawar-menawar).
Pada hari libur ke-7, waktunya untuk memikirkan kembali ke Surabaya. Maka ini adalah
saatnya untuk belanja oleh-oleh. Kali ini belanja tanpa perencanaan nol sampah. Pokoknya
belanja saja ke pasar di Probolinggo, cukup membawa uang saja.
Apa saja belanjaannya ? Ini dia : Ikan asin 3 kg = 3 tas plastik. Manggis 5 kg = 2 tas
plastik. Mentimun 2 kg = 1 tas plastik. 2 pak terasi = 1 tas plastik. Ikan panggang 13 ekor = 2 tas
plastik. Berapa total tas plastiknya dari belanja kali ini ? 3 + 2 + 1 + 1 + 2 = 9 tas plastik......
Wow !!!! 1 x belanja = 45 menit = 9 tas plastik.
3. Pada hari libur ke-8 di Surabaya, mulai memikirkan, “ Oleh-oleh begini banyak harus
segera didistribusikan.” Kalau terlambat mendistribusikan, oleh-oleh ini malah menjadi
sampah tambahan. Distibusi oleh-oleh tidak perlu jauh-jauh, cukup sebelah kiri dan kanan rumah
radius 10 meter saja. Nah, berikutnya, oleh-oleh dikeluarkan dari 9 tas plastik. Terpikir mau
mendistribusi dengan menambah tas plastik .... tetapi...tidak…tidak…..Oleh-oleh ini cukup
ditempatkan di mangkuk dan piring, lalu diantar. Silahkan para tetangga mengambil
isinya....piring dan mangkuknya harap kembalikan lagi....Nah, seperti itu saja. Akhirnya tugas
mendistribusikan oleh-oleh telah selesai, tanpa harus menambah sampah berupa tas plastik. Nol
sampah…!
Hari libur ke-9 sudah lewat, hari libur ke-10 sudah akan berlalu pula. Sampai hari ini
belum belanja lagi, jadi belum memikirkan tas plastik lagi. JADI.... kesimpulannya ???? Ah !!!
tidak pakai kesimpulan.... tolong disimpulkan saja sendiri ya…. Katanya tulisan yang dimuat di
buku KAPAL JATIM, tas plastik terurai dalam waktu 500 tahun. Jadi, layakkah kita pikirkan
pemakaian tas plastik ini ? Ataukah kita diamkan saja tanah dan bumi kita dipenuhi oleh plastik-
plastik yang setiap hari kita buang ? (Cheers....Lili A)
Penulis : Lili Andajani, S.Pd, M.Pd
Penulis adalah :
Guru di SMP Katolik St Stanislaus dan SD Katolik Yohannes Gabriel Surabaya
Pemerhati dan penggiat lingkungan hidup di sekolah.
Alamat : Griya Candramas AA-27 Sidoarjo Telp. 031-78256933
Alamat kantor : Residen Sudirman 5 Surabaya (031. 5032259)